Rumah Taehyung terlihat sepi. Ayah dan Ibunya pasti sudah tidur. Taehyung memiliko seorang adik, sedang melanjutkan studi di luar negeri. Jadi hanya ada tiga orang dalam rumah mewah itu, terkadang berisi belasan orang kalau asisten rumah tangga Taehyung tidak libur kerja.
“Baiklah, kita pelan-pelan.. hhh..”
“Aku tidak akan menyakitimu”
“Sedikit lagi..”
“Satu... dua... tiga.. “
“Aaaarggh...” Taehyung memegang pinggangnya setelah berhasil menggendong Hyun Jin menuju kasur di kamar lantai dua.
Taehyung memegang dahi Hyun Jin.
“Astaga panas sekali” Taehyung panik berjalan ke kanan dan ke kiri.
“bagaimana ini?” ia berlari keluar kamar mencari sapu tangan di kamarnya dan baskom berisi air lalu kembali ke kamar tempat Hyun Jin berbaring.
“Beginikah caranya?” Taehyung meletakkan handuk kecil basah itu ke dahi Hyun Jin.
“Cepat sembuh, Jin ah.” Keluhnya mengelus pipi Hyun Jin.
Ia melirik tubuh Hyun Jin dan langsung menutupinya dengan selimut.
“Pakai selimutmu dengan benar, jangan menggodaku!” gumamnya lagi sedikit berbisik.
Taehyung menggenggam tangan Hyun Jin sampai-sampai ia tertidur dengan pose duduk disamping ranjang. Sedangkan, seseorang tersenyum menyaksikan tingkah laku Taehyung dari balik pintu.
@@@
Secercah cahaya terang memaksa masuk ke dalam kamar melalui jendela yang sedikit tertutup tirai soft gold mengganggu penghuni yang sedang nyaman dengan tidur nyenyaknya. Ia membuka kedua mata beningnya perlahan hingga dapat menatap langit-langit yang terlihat asing baginya. Ia mulai mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba mengembalikan kesadaran setelah tidur nyenyak entah di ruang mana ia berbaring.
“Enggh..” Hyun Jin meregangkan badannya seraya memandang sekeliling ruangan sampai lirikannya berhenti pada pria tampan yang kelihatan manis saat tidur. Hyun Jin tersenyum melihat wajah damai Taehyung ketika tidur pulas, terlihat seperti anak kecil. Mereka berdua sedang berada di dalam suatu ruangan yang mungkin disebut kamar. Si gadis menatap si pria walau si pria tidak berniat menatapnya pula. Sampai beberapa detik gadis itu tersenyum, ia mulai tersadar.
“Huaa!! Dimana ini? Kenapa kau terlihat nyata?” teriak Hyun Jin tepat di dekat gendang telinga Taehyung membuat tidur damai Taehyung buyar seketika.
“Akamjagiya!” teriakan balik dari Taehyung mendengar seseorang meneriakinya.
“Siapa yang kau bilang nyata?” tambah Taehyung yang masih belum membuka matanya sempurna.
“Kau!” tunjuk Hyun Jin pada Taehyung menggunakan jari telunjuknya.
“Aku? Hey, aku nyata Jin ah” jawab Taehyung tak percaya dengan ucapan Hyun Jin.
“Bagaimana bisa?” Hyun Jin merasa penasaran. Ia belum ingat tentang kejadian semalam yang membuatnya tertidur pulas tak terbangun sekalipun Taehyung menggendongnya.
“Kau sakit semalam..” tutur Taehyung lembut.
Tangan kanan Taehyung terangkat menyentuh kening Hyun jin, membandingkan dengan suhu punggung tangannya. Lalu ia tersenyum cerah pada Hyun Jin.
“Kau sudah baikan ternyata” tak hilang senyumnya, bahkan ia menampilkan box smile andalannya yang membuat Hyun Jin tak tahan untuk ikut tersenyum.
“Akhirnya kau tersenyum juga.. hehe” tutur Taehyung lagi tak ingin menghentikan pembicaraan. Ia terlihat cerewet dari biasanya. Banyak topik yang masih ingin ia bicarakan dengan Hyun Jin kekasihnya.
“Ini rumahmu?” tanya Hyun Jin yang masih menatap sekeliling.
“Iya, ini rumahku. Aku sudah menghubungi kakakmu semalam, jadi jangan khawatir.” Taehyung mengacak rambut Hyun Jin pelan. Sedangkan Hyun Jin melototkan matanya seolah-olah sangat terkejut mendengar berita besar.
“Apa?! Bisa-bisa dia semakin marah padaku” oceh Hyun Jin memelas, kedua ujung bibirnya pun tertarik ke bawah.
“Tidak akan, Ibuku yang menelpon. Bukan aku” Taehyung terkekeh melihat kekhawatiran Hyun Jin.
“Memang kenapa? Kau terlihat takut sekali pada kakakmu.” Tambah Taehyung penasaran.
“Bukan begitu. Aku tak ingin Oppaku menilaimu yang tidak-tidak. Aku tidak mau.” Wajah Hyun Jin lega melihat penuturan Taehyung.
“Ini kamarmu? Hmmmpfftt..” tanya Hyun Jin di lanjut ia menahan tawanya.
“Hmmpfft.. bagai- hahahaha.. bagaimana bisa- haha kamarmu terlihat feminim begini? Dinding pink, apa kau suka aurora?” telunjuk Hyun Jin mengarah pada dinding bergambar Aurora dari Disney.
Mata Taehyung ikut terarah pada telunjuk Hyun Jin. Ia menautkan kedua alisnya.
“Itu juga.. kau suka ballet?” tunjuknya lagi pada kartun yang sedang menari ballet.
“Ya! Hebat sekali nalarmu. Mana bisa ini kamarku? Ini kamar adikku.” Taehyung mendengus melihat Hyun Jin yang tertawa geli.
“Adikmu? Kalau aku tidur disini, lalu dia tidur dimana semalam?” Hyun Jin merasa tak enak.
“Dia sedang sekolah di luar negeri. Jadi kamar ini kosong. Sesekali dia pulang ketika libur semester.” Cerita Taehyung yang masih setia duduk disamping ranjang.
“Bukannya kau juga punya kakak, Tae?” tanya Hyun Jin lagi.
“Oh, Namjoon Hyung. Dia sudah punya apartemen. Jadi dia jarang kesini, selalu sibuk bekerja” jelas Taehyung.
“Wah, jadi hanya bertiga saja disini?”
“Tidak juga. Aku jarang pulang ke rumah. Aku kan sudah biasa tidur di apartemen. Kasihan juga Jungkook, tidak ada teman tidur.”
“Kau tidur bersamanya?” Hyun Jin melototkan matanya.
“Hei, apa maksudmu? Bahasamu ambigu.” Taehyung ikut ternganga dengan pertanyaan Hyun jin.
“Ceritamu yang ambigu, Tae” bela Hyun Jin tak ingin kalah.
“Bukan tidur bersama begitu, dia sering menginap di apartemenku”
“Wah, jadi begitu. Ternyata banyak yang belum ku tahu darimu.” Hyun Jin mengangguk-anggukkan kepalanya paham.
“Tanyalah kalau kau ingin, aku akan menjawabnya.” Taehyung tersenyum.
“Aku hanya tau aktivitasmu ketika kuliah saja. Rasanya aku terlihat tidak peduli padamu” celoteh Hyun Jin sambil memanyunkan bibirnya membuat taehyung terkekeh gemas.
“Kiyowo” Taehyung terkekeh menarik hidung Hyun Jin lembut.
“Ah matta! Sepertinya kau penasaran dengan kamarku!” Taehyung menarik pergelangan tangan Hyun Jin membuat Hyun Jin turun dari kasur dan mengikuti jalan Taehyung. Taehyung mengeluarkan smirknya selagi menarik tangan Hyun Jin.