Sampailah Hyun Jin pada kamar bernuansa hitam dan abu-abu. Tak terlihat menyeramkan, tapi terkesan glamour. Cocok sekali untuk pria yang tampan setampan Taehyung. Disekeliling dinding kamar Taehyung dipenuhi dengan foto-foto pemandangan yang indah bahkan juga lukisan abstrak yang terkesan penuh makna di dalamnya.
“Cantik-cantik sekali pemandangannya. Aku suka.” Kagum Hyun Jin bahkan matanya mulai berkaca-kaca melihat desain kamar yang indah dengan campur tangan pemiliknya sendiri, Taehyung.
Ceklek..
Hyun Jin langsung menoleh kebelakang terkejut saat pintu kamar tertutup. Dilihatnya Taehyung memutar benda besi yang menempel pada daun pintu.
“Tae.. kenapa kau..” lirih Hyun Jin. Degup jantungnya mulai tak karuan, bahkan otaknya tak bisa berfikir apa yang harus ia lakukan.
Taehyung memberikan semyum smirknya pada Hyun Jin yang mempertahankan mimik terkejutnya, ia berjalan mendekati Hyun Jin yang masih berdiri tak bergerak.
“Tadi ‘kan kau yang penasaran dengan kamarku” Taehyung perlahan mendekati Hyun Jin yang berdiri kaku di hadapannya.
“Tae..” lirih Hyun Jin kebingungan.
“Kau sudah masuk kandang macan, Jin ah. “ niat Taehyung masih kuat untuk mendekat pada Hyun Jin.
“Tapi kau bukan macan, Tae.” balas Hyun Jin polos membuat Taehyung menghentikan langkahnya dengan wajah yang datar.
“Kau kenapa? Kok kusut?” tanya Hyun Jin lagi.
Wajah Taehyung masih datar, tak ingin mengubah mimik wajahnya.
“Aku gagal menakutimu. Kenapa kau tidak takut padaku? Bisa saja aku melakukan hal aneh, ‘kan?” balas Taehyung cemberut karena niat menakuti Hyun Jin gagal. Hyun Jin tak terlihat takut sedikitpun, ia hanya kebingungan.
“Aku tau kau orang baik, Tae. Mana mungkin aku takut, hm?” balas Hyun tersenyum.
Taehyung tertegun mendengar jawaban Hyun Jin yang benar-benar tulus. Ia mulai menundukkan wajahnya malu sampai salah tingkah, walau tak disadari oleh Hyun Jin.
“jangan menilai orang dengan cepat, Jin ah. Aku bukan orang baik seperti yang kau fikirkan” balas Taehyung membuka kunci pintu kamar. Sedangkan seseorang di depan pintu terkejut melihat putranya bersama gadis di dalam kamar dengan keadaan terkunci.
“Astaga, apa yang kau lakukan pada gadis manis itu nak?” wajah sang Ibu terkejut sedangkan wajah sang anak datar biasa saja.
“Jangan berfikir aneh, Eomma.” Jawabnya asal.
“nak, kau sudah sembuh? Turunlah kita sarapan bersama ya.” Tutur Ibu berumur sekitar setengaj abad itu tersenyum pada gadis di belakang Taehyung. Hyun Jin membalas senyuman dari sang calon ibu mertua. Ia sangat cantik dan anggun, pantas saja anaknya tampan. Batin Hyun Jin.
Hyun Jin berlari mendekati Taehyung dan mulai berjalan manyamai langkah Taehyung.
“Lihatlah, eommaku saja yang sudah mengenalku bertahun-tahun mengira aku melakukan hal aneh padamu.” Ketus Taehyung berbisik pada Hyun Jin.
“Kau lucu, Tae.” Hyun Jin terkekeh nyaring.
Taehyung semakin mengerucutkan bibirnya melihat Hyun Jin tertawa puas.
Taehyung dan Hyun Jin duduk bersebelahan di meja makan, di depannya sudah duduk Eomma dan Appa Taehyung.
“Pagi, kau sudah baikan?” sapa Appa Taehyung pada Hyun Jin.
“Pagi, paman. Terimakasih sudah mengijinkanku menginap” Hyun Jin tersenyum. Ia merasa hangat.
Selama sarapan, tak ada lagi yang berbicara. Appa Taehyung sangat sibuk memainkan tabnya. Mungkin urusan pekerjaan. Sedangkan eomma Taehyung sedang menjauh dari meja makan, ingin angkat telpon dulu katanya. Kata Taehyung telepon itu biasanya berhubungan dengan urusan bisnisnya.
“Appa mu tampan, eommamu cantik. Pantas saja terlahir orang sepertimu.”bisik Hyun Jin pada Taehyung di sebelahnya.
“Appamu tampan, eommamu juga cantik” puji balik dari Taehyung tak ingin kalah.
“Hei, kau bahkan belum bertemu mereka kan?” balas Hyun Jin masih berbisik seraya menyantap sarapannya.