“2 mug” balas Hyun Jin tanpa menatap wajah Taehyung. Ia yakin wajah Taehyung menyeramkan pada situasi seperti ini.
“Mwoo?!!” teriak Taehyung.
“Apa menu makan malammu?” interogasi taehyung lagi.
“Aku tidak mood makan.”wajah Hyun Jin datar menjawab pertanyaan Taehyung semenjak tadi.
Taehyung langsung berdiri menarik kuat tangan Hyun Jin masuk ke dalam mobil. Bahkan perjalanannya untuk masuk ke dalam mobil ia bumbui dengan ocehan.
“Apa kau gila?”
“Kau ingin mati sia-sia?”
“Kau tidak menyayangi orang yang menyangimu?”
“Kau bahkan tidak menyayangi kesehatanmu?”
“Apa yang salah denganmu, Hyun Jin ah?”
Di dalam mobil mereka saling terdiam, wajah Taehyung memerah menahan marah. Sedangkan Hyun Jin menatap pemandangan jalanan yang cepat berubah saking cepatnya Taehyung mengemudi.
“Kau..”ucap Hyun Jin lirih.
“Aku?” tanya Taehyung bingung masih dengan cepat mengemudi.
“Kau yang salah.” Lanjut Hyun Jin.
“Baiklah aku minta maaf. Letak kesalahanku dimana?”Taehyung mencoba mengalah.
“Kau tidak tulus.” Balas Hyun Jin ketus.
“Tidak tulus apa Hyun Jin ah?” tanya Taehyung melembut.
Tidak tulus menyukaiku, apa benar?. Batin Hyun Jin.
“Tidak tulus meminta maaf” lirih Hyun Jin.
Taehyung mendesah pasrah.
“Baiklah, aku tulus meminta maaf padamu. Maafkan aku.. aku salah bagian mana? Biarkan aku memperbaikinya” sesabar mungkin Taehyung membalas perkataan Hyun Jin.
Hyun Jin lama terdiam, mencari letak kesalahan Taehyung yang tak kunjung ia temukan. Sampai beberapa kata ingin ia sampaikan.
“Demi aku, jauhilah Hana” pinta Hyun Jin takut-takut.
“Mwo? Apa maksudmu” raut wajah Taehyung terkejut dengan penuturan Hyun Jin.
“Jauhi Hana, Tae” ulang Hyun Jin lagi.
“Dia temanku Hyun Jin. Kau cemburu? Hentikan sikap kekana-kanakanmu itu!” suara Taehyung sedikit naik tak terima.
“Tapi...” bela Hyun Jin terputus mengingat pekataan Hana tadi.
Kumohon jangan ceritakan kalau kita bertemu, Hyun Jinah.
“Memang ada masalah apa sampai kau seperti membencinya?” Taehyung semakin menginjak gas mempercepat perjalanannya.
“Aku... aku.. aku tidak membencinya.” Lirih Hyun Jin. Ia tidak ingin memperpanjang masalah lagi, perutnya semakin menyiksa.
Beberapa menit hening, tak ada yang bersuara sampai Hyun jin membuka mulutnya lagi.
“Tapi kau memintaku menjauh dari Seokjin!” lontar Hyun Jin masih tak ingin kalah.
“Hana hanya temanku!” balas Taehyung.
“Seokjin juga temanku!” teriak Hyun Jin.
“Tetapi dia tidak baik untukmu!” bentak Taehyung juga tak ingin kalah.
Tetapi Hana tidak menyukai hubungan kita, Tae. Batin Hyun Jin.
Taehyung mengambil sesuatu dalam laci dasboardnya dan memberikan benda itu pada Hyun Jin.
“Minumlah ini untuk meredakan mag-mu. Jangan coba-coba lagi meminum kopi disaat perut kosong mengerti?” Taehyung memarkirkan mobilnya di depan restoran buka 24 jam.
“Makanlah setelah meminum itu. Jangan sakit, aku khawatir. Kau tahu?” ucap Taehyung lagi sambil menggenggam tangan Hyun Jin masuk menuju ke dalam resto.
“Aku pulang saja” lirih Hyun Jin lemah. Ia tak punya tenaga lagi untuk memberontak.
“No, No. Kau makan dulu. Kalau tidak aku akan menghukummu.” Taehyung mendorong Hyun Jin agar duduk di kursi yang disediakan.
Hyun Jin sedang tidak napsu makan, sesuap pun ia ingin memuntahkannya. Tapi, demi Taehyung agar tidak marah ia rela memakannya bulat-bulat walau isi perutnya memberontak keluar. Sedangkan Taehyung menjadi teduh kembali melupakan masalah percecokan mereka di mobil beberapa menit yang lalu.
Taehyung menyentuh dahi Hyun Jin menggunakan punggung tangannya.
“Kau sakit? Kau masih pucat, Jin ah.” Hyun jin hanya terdiam menatap Taehyung yang mulai khawatir kembali.
“Aku tidak apa-apa”balas Hyun Jin kemudian.
“Berhenti berbohong. Katakan iya jika iya, dan tidak jika tidak. Suhu badanmu panas sekali, kalau begitu istirahatlah dirumahku” Taehyung memegang tangan kiri Hyun Jin membandingkkan dengan suhu tubuhnya sendiri.
“Ta-tapi...” ucapan Hyun jin terpotong ucapan Taehyung.
“Rumahku lebih dekat dari sini. Jadi jangan tolak, ehm?” Taehyung yang melihat Hyun Jin menyelesaikan makannya langsung menarik tangan Hyun Jin untuk pergi. Pergi ke dalam mobilnya yang terparkir di depan restoran.
“Tidurlah selama di perjalanan, Hyun Jin ah. Nanti aku akan membangunkanmu” Taehyung menginjakkan kakinya pada pedal gas.
“Kau tidak menculikku kan?” tanya Hyun Jin polos dibalas kekehan dari Taehyung.
“Memangnya aku penculik seperti yang ada di film-film?” balas Taehyung masih terkekeh.
Hyun Jin sebenarnya tidak ingin tidur, tetapi matanya berat sekali sangat ingin mengatupkan kelopak mata. Apa Taehyung memberiku obat tidur? Pikir Hyun Jin.
Taehyung tersenyum menatap wajah teduh Hyun Jin yang sedang tertidur. Tenang sekali dan anggun, beda ketika dirinya sadarkan diri alias terbangun. Sesekali tangannya mengelus surai cantik Hyun Jin lembut agar tidak terbangun. Cantik dan manis. Batin Taehyung.
“Cepat sembuh Hyun jin ah.”gumam Taehyung belum melunturkan senyumannya.
Membawa Hyun Jin ke rumah Taehyung lebih tepat daripada membawa gadis manis itu ke apartemennya. Apalagi ada Jungkook yang ijin menginap, jadi akan berbahaya menidurkan Hyun Jin disana.