“Kapan kau memanggilku dengan sebutan itu?” pertanyaan terlontar dari mulut Jin Young.
Persahabatan yang sempurna. Tak pernah ada di dunia. Saling melengkapi, melengkapi kegilaan mereka masing-masing.
“Taehyung ah, kau disini?” suara Hyun Jin semakin mendekat kearah Taehyung cs.
“Kau.. tak marah?” tanya Taehyung ragu-ragu.
“Tidak apa-apa. Aku mengerti kau tertidur dan tidak ingin membalasnya di saat tengah malam kau terbangun. Takut kau mengganggu tidurku kan?” Hyun Jin memang peka sekali. Padahal pertanyaan Taehyung belum men-detail. Hyun Jin tipe orang yang mempunyai kepekaan yang tinggi walau tak terkalahkan oleh rasa percaya dirinya.
“Aa.. Ah iya.. sebagai gantinya ayo kita jalan-jalan nanti malam.”tawar Taehyung merasa tak enak.
“Kalian tidak pesan apa-apa selain ini?” Hyun Jin menunjuk hidangan yang ada di atas meja.
“Iya kami cuma mampir, jin ah.. kau ingin aku pesankan hmm? Sekali-kali aku ingin mentraktirmu.” Ucap Jin Young terlihat akrab dengan Hyun Jin. Mereka telah mengenal cukup lama, sekitar 5 bulan. Bahkan mereka telah saling mengenal sebelum Taehyung mengenal Hyun Jin.
“Tidak usah Jin Young, aku sedang tidak ingin. Lagian kan, aku kan sudah memiliki kekasih yang tajir” balas Hyun Jin tenang.
“Lantas, Noona ada apa pergi kesini?” akhirnya Jungkook buka suara juga.
“Ahh, itu. Aku sedang ada urusan dengan kakakku. Dia yang memanggilku kesini.”jawab Hyun Jin ikut duduk di dekat Taehyung.
Taehyung menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seperti mencari seseorang. Ia sedang mencari keberadaan kakak Hyun Jin.
“Jin ah.. sepertinya kakakmu belum sampai ya?” Taehyung belum berhenti mencari-cari keberadaan kakak dari kekasihnya itu.
“Dia sudah datang tadi katanya” Hyun Jin setia menatap wajah Taehyung yang menyesap kopi panasnya.
“Tapi, dimana noona?”tanya Jungkook memperpanjang percakapan mereka.
“Disana..” tunjuk Hyun Jin pada ruangan yang tertutup rapat. Ruangan tempat persembunyian bos-nya Jungkook. Bos yang sempat jadi topik lucu antara Taehyung dan Jungkook.
Burrrrrrrrr..
Kopi hangat kira-kira setengah cangkir yang telah masuk ke dalam.mulut Taehyung tersembur begitu saja mengenai wajah tampan Jin Young. Setengah cangkir kopi hangat yang sia-sia.
“Kau!!!” teriak Jin Young sambil mengelap wajahnya dengan tangan.
Sedangkan wajah Jungkook dan Taehyung sama-sama terkejutnya. Merasa dunia sangat sempit, seperti telapak tangan bayi.
Matilah kau taehyung, pria kaku yang kau bicarakan tadi adalah kakak dari kekasihmu sendiri. Teriak Taehyung dalam hati.
“Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku baru tahu?” Taehyung pindah pada topik lain. Lupakan topik sahabatnya yang tersembur kopi hangat tadi.
“Karena kau tak menanyakannya Tae. Appa baru membelikannya cafe beberapa bulan lalu, daripada ia hanya berdiam di rumah dengan aktivitas tidur, makan, dan menonton tv. Mungkin appaku bosan melihat wajahnya” penuturan Hyun Jin panjang. Padahal tidak ada yang bertanya.
“Mengapa kau berbeda dengannya, Noona? Kau lebih terlihat fleksibel” tanya Jungkook asal.
Hyun Jin terkekeh. “mungkin aku anak pungut, makanya beda” canda Hyun Jin mencoba mencairkan suasana.
Suasana lebih cair sedikit, walau candaan Hyun Jin tidak ada lucunya sama sekali. Hanya menghargai yang pelawak. Beda dengan Jin Young, ia belum melupakan kejadian semburan kopi hangat langsung dari mulut manis Taehyung.
“Ha-hai.. lama tidak bertemu” suara halus nan lembut menghampiri mereka. Jelas itu suara gadis tulen, tidak seperti suara Hyun Jin yang sedikit amat cempreng.
“Hana..” sapa Jin Young tak percaya. Mereka semua dipertemukan seperti telah diatur bagaimana mestinya.
Sedangkan Taehyung, tak mampu berkata-kata hanya menatap Hana yang setia berdiri disampingnya.