Read More >>"> Mamihlapinatapai (06) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mamihlapinatapai
MENU
About Us  

"Kok gitu? Aku kan pacar kamu," ucap Fauzan.

Entah mengapa Kevin sangat terganggu dengan perkataan Fauzan itu. Namun di sisi lain, ia ingin melihat bagaimana interaksi kedua pasang insan yang ada di hadapannya ini.

Ada Kansa yang bersikukuh dengan argumennya. Dan ada Fauzan yang tidak ingin kalah dari Kansa.
Melihat mereka berdua, hati Kevin bagai teriris oleh sembilu. Sakit. Maka ia memutuskan untuk berjalan memutar untuk keluar dari sekolah. Namun di koridor seberang Kansa dan Fauzan, Kevin masih mendengar mereka beradu argumen. Untuk sementara, rasa gengsi yang ada dalam diri Kevin dibuang jauh-jauh demi rasa penasarannya yang ingin terpenuhi.

Kevin melihat Fauzan mulai mundur teratur dari tempatnya, ia kira itu adalah akhir dari perbincangan Fauzan dan Kansa. Namun itu salah.
Fauzan yang mundur secara teratur itu untuk, mengambil tas Kansa yang berada di kursi koridor, dan tanpa se-ijin si pemilik, Fauzan membawa tas Kansa begitu saja.

"Ishhh." Kansa mendesis kesal. "Ojan, tas gue! Pokoknya gue engga mau balik bareng lo!"

"Kenapa?" tanya Fauzan.
Tanpa menjawab pertanyaan Fauzan, Kansa lebih memilih berjalan mendahului Fauzan.

'Ya kalau engga mau, engga usah dipaksa kali,' batin Kevin yang masih setia menunggu interaksi mereka. 

Kevin memilih jalur yang berbeda yang dilalui oleh Fauzan dan Kansa. Namun, entah mengapa Kevin dipertemukan  dengan Kansa, tanpa ada Fauzan, baik disisinya, disampingnya, ataupun dibelakangnya.

Kevin mendesis sebal, begitu pula dengan Kansa, yang entah mengapa keduanya merasa tidak suka dipertemukan.

Kevin kira, Kansa akan menyapanya, begitupun apa yang ada dibenak Kansa, ia kira Kevin akan menyapanya, ternyata hanya melewatinya begitu saja.

Kevin semakin kesal dengan Kansa, begitu pula sebaliknya.

'Sebel banget si Kevin,' batin Kansa. 
'Sebel banget si Kansa,' batin Kevin. 

Tiba-tiba 3 langkah setelah mereka berpapasan begitu saja, Kansa mendapatlan line dari Kevin.

Kevin : Rooftop

Ya. Hanya satu kata, membuat dirinya berpikir macam-macam, Kansa mencoba mengabaikan pesan dari nya.
Kansa berjalan kembali, tiba-tiba baru satu langkah ia lalui, ponselnya bergetar. Kevin memanggil. Meskipun jarah antara Kevin dan Kansa hanya kurang dari 1 meter, yang dengan suara semut berbisikpun akan terdengar.

Tapi, Kansa memutuskan untuk mengangkatnya, hanya menganggkat, tidak bersuara.

"Tempat biasa," sahut Kevin di sebrang sana. 

"Lo bisa dengerkan? Tempat biasa, rooftop, sekarang!" ulang Kevin. 

"Kansa."

"Kan."

"Sa.

"Lo dengerkan?"

"Hmm," gumam kansa sebagai jawaban.

--------

"Ada apa?" tanya Kansa setibanya di rooftop.

Kevin sepertinya tidak berniat menjawab pertanyaan Kansa, ia hanya memandangi Kansa dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Ada apa Vin?" tanyanya lagi.
Kali ini, yang Kevin lakukan adalah mempersempit jarak antara dirinya dan Kansa

"Vin."

Deg.

Kansa specless, Kevin tiba-tiba memeluknya. Hal ini memang sering Kevin lakukan, tapi kali ini rasanya sungguh asing, tak seperti biasanya, pelukan hangatnya entah mengapa menghilangkan rasa cemas dan gelisahnya.

"Kansa," panggil Kevin. 

"Hmm," gumam Kansa. 

"Gue kangen," bisiknya pelan, tapi Kansa masih dapat mendengarnya.

"Gue juga, Vin".  Andai saja Kansa dapat menggungkapkan isi hatinya.

"Lo berubah." Kevin menatap Kansa dalam. "Lo bukan Kansa gue lagi."

"Gue ngerasa separuh dari diri gue kosong, semenjak lo punya Ojan, lo engga peduli lagi sama gue, bahkan saat gue sakit, lo engga ada disisi gue, lo ngejauh dari gue, gue salah apa, Sa?" ungkap Kevin yang masih betah memeluk Kansa.

Kansa tidak berniat mengelak ucapan Kevin, memang benar dirinya membuat dinding kasat mata antara dirinya dengan Kevin, hal itupun ia lakukan untuk kebaikan dirinya, ditambah lagi, sikap Kevin yang seakan mendukung dengan keputusan Kansa.

"Vin lepas." Kansa berusaha melepaskan pelukan Kevin, tapi sayangnya tenaganya tak sebanding dengan Kevin.

"Sebentar lagi."

Ya. Kansa akhirnya pasrah.

"Lo masih temen gue kan? Lo masih Kansa gue yang dulukan?" tanya Kevin, yang masih betah memeluk Kansa. 

"Lepas dulu, baru gue jawab."
Walaupun berat, dengan raut wajah kecewa, akhirnya Kevin melepaskan pelukannya.

"Jawab," dengan wajah memelasnya.


Kansa tersenyum. "Masih kok, gue masih temen lo."

"Tapi lo bukan Kansa gue lagi," ungkap Kevin dengan raut muka yang sangat kacau, matanya memancarkan isi hatinya yang sedang tidak baik itu.

"Apasih Vin, omongan lo kalo orang lain denger bikin ambigu tau." Kansa tertawa pelan.

"Kansa gue serius!"

"Gue juga serius Vin, apanya yang bukan 'Kansa gue lagi'?" tanya Kansa.

"Lo berubah 360°," jawab Kevin hiperbola.

"Engga, Vin. Gue masih tetep Kansa."

"Masih tetep Kansa? Bullshit! Jelas-jelas lo menghindar dari gue!"

"Gue bukan menghindar Vin, jaga jarak."

"Sama aja bego!"

"Beda Vin!"

"Sama!"

"Beda!"

"Sama!!"

"Beda!!"

"Sama!!!"

"Beda!!!"

"Sama!! sama!! sama!!"

"Beda!! Beda!! Beda!!"

Mereka saling berpandangan terjadi kontak mata cukup lama, seperti menyalurkan kerinduan yang mendalam. 

"Hahahahaha." entah apa yang lucu, setelah perdebatan merela tertawa lepas bersamaan.

"Intinya gue engga berubah Vin, gue cuma jaga jarak, lo punya Ana, gue punya Ojan, engga enak juga kalo gue sama lo rasa pacar, gue sama Ojan rasa temen, kan galucu, belum lagi apa kata orang?"
Kevin tertawa, membuat Kansa murka seketika dan mencubit pinggang Kevin.

"Kok ketawa sih?"

"Ya gue ngakak aja, seorang Kansa, peduli sama apa kata orang?"

"Vin!!" cubitan yang Kansa berikan ia datangkan bertubi-tubi

"Ampun-ampun"

"Lo sih, rese jadi cowo!"

"Maaf maaf," ucapnya sambil mengacak-ngacak rambut Kansa.

"Kevin!"

"Iya iya, marah-marah mulu sih, kaya Ibu Nia, cepet tua lo nanti"

"Vin! Gue serius, gaenak juga kan sama Ana, lo pacar Ana."

"Iya gue tau, tapi gue nyaman sama lo," ungkap Kevin.

"Terus?" tanya Kansa. 

"Kok terus?" Kevin malah balik bertanya. 

"Emang lo mengharapkan gue jawab apa?" tanya Kansa, lagi. 

"Engga ada sih." Kevin menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Jawaban gue juga nyaman sama lo? Dih, males banget," ucap Kansa.

"Ngeselin lo ya, belum tau rasanya elus sayang dari gue ya?" ucapnya sambil mengelus sayang kepala Kansa dengan kekerasan.

"Kevin sakit!" bentak Kansa.

"Lo sih!" balas Kevin. 

"Apa?!" jawab Kansa sewot.

"Gue serius," kata Kevin. 

"Serius apa?" tanya Kansa pura-pura tidak tahu. 

"Rasa nyaman gue sama lo beda sama rasa nyaman gue ke Ana, gue nyaman sama dia, tapi engga senyaman sama lo," jelas Kevin. 

"Najong, kesambet apa lo? Dasar bucin!"

"Sini lo mau gue elus sayang lagi?" Kevin maju mendekati kansa. 

Namun Kansa berlari, dan Kevin mengejarnya, begitu lah saling mengejar, saling meneriaki nama satu sama lain. Lalu tetawa bersama, begitu terus hingga tak terasa matahari sudah tergantikan oleh bulan.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • viseeee

    Plis next cepet-cepet????????????????

    Comment on chapter 06
  • yulisss

    Baper

    Comment on chapter 06
Similar Tags
Petrichor
4109      1380     2     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
320      219     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Perjalanan Kita: Langit Pertama
1332      655     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
Rêver
5503      1642     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
THE WAY FOR MY LOVE
406      311     2     
Romance
Mencintaimu di Ujung Penantianku
4203      1157     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Sanguine
4434      1449     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
ALVINO
4140      1839     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
in Silence
392      268     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
complicated revenge
17278      2761     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."