Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mamihlapinatapai
MENU
About Us  

"Kok gitu? Aku kan pacar kamu," ucap Fauzan.

Entah mengapa Kevin sangat terganggu dengan perkataan Fauzan itu. Namun di sisi lain, ia ingin melihat bagaimana interaksi kedua pasang insan yang ada di hadapannya ini.

Ada Kansa yang bersikukuh dengan argumennya. Dan ada Fauzan yang tidak ingin kalah dari Kansa.
Melihat mereka berdua, hati Kevin bagai teriris oleh sembilu. Sakit. Maka ia memutuskan untuk berjalan memutar untuk keluar dari sekolah. Namun di koridor seberang Kansa dan Fauzan, Kevin masih mendengar mereka beradu argumen. Untuk sementara, rasa gengsi yang ada dalam diri Kevin dibuang jauh-jauh demi rasa penasarannya yang ingin terpenuhi.

Kevin melihat Fauzan mulai mundur teratur dari tempatnya, ia kira itu adalah akhir dari perbincangan Fauzan dan Kansa. Namun itu salah.
Fauzan yang mundur secara teratur itu untuk, mengambil tas Kansa yang berada di kursi koridor, dan tanpa se-ijin si pemilik, Fauzan membawa tas Kansa begitu saja.

"Ishhh." Kansa mendesis kesal. "Ojan, tas gue! Pokoknya gue engga mau balik bareng lo!"

"Kenapa?" tanya Fauzan.
Tanpa menjawab pertanyaan Fauzan, Kansa lebih memilih berjalan mendahului Fauzan.

'Ya kalau engga mau, engga usah dipaksa kali,' batin Kevin yang masih setia menunggu interaksi mereka. 

Kevin memilih jalur yang berbeda yang dilalui oleh Fauzan dan Kansa. Namun, entah mengapa Kevin dipertemukan  dengan Kansa, tanpa ada Fauzan, baik disisinya, disampingnya, ataupun dibelakangnya.

Kevin mendesis sebal, begitu pula dengan Kansa, yang entah mengapa keduanya merasa tidak suka dipertemukan.

Kevin kira, Kansa akan menyapanya, begitupun apa yang ada dibenak Kansa, ia kira Kevin akan menyapanya, ternyata hanya melewatinya begitu saja.

Kevin semakin kesal dengan Kansa, begitu pula sebaliknya.

'Sebel banget si Kevin,' batin Kansa. 
'Sebel banget si Kansa,' batin Kevin. 

Tiba-tiba 3 langkah setelah mereka berpapasan begitu saja, Kansa mendapatlan line dari Kevin.

Kevin : Rooftop

Ya. Hanya satu kata, membuat dirinya berpikir macam-macam, Kansa mencoba mengabaikan pesan dari nya.
Kansa berjalan kembali, tiba-tiba baru satu langkah ia lalui, ponselnya bergetar. Kevin memanggil. Meskipun jarah antara Kevin dan Kansa hanya kurang dari 1 meter, yang dengan suara semut berbisikpun akan terdengar.

Tapi, Kansa memutuskan untuk mengangkatnya, hanya menganggkat, tidak bersuara.

"Tempat biasa," sahut Kevin di sebrang sana. 

"Lo bisa dengerkan? Tempat biasa, rooftop, sekarang!" ulang Kevin. 

"Kansa."

"Kan."

"Sa.

"Lo dengerkan?"

"Hmm," gumam kansa sebagai jawaban.

--------

"Ada apa?" tanya Kansa setibanya di rooftop.

Kevin sepertinya tidak berniat menjawab pertanyaan Kansa, ia hanya memandangi Kansa dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Ada apa Vin?" tanyanya lagi.
Kali ini, yang Kevin lakukan adalah mempersempit jarak antara dirinya dan Kansa

"Vin."

Deg.

Kansa specless, Kevin tiba-tiba memeluknya. Hal ini memang sering Kevin lakukan, tapi kali ini rasanya sungguh asing, tak seperti biasanya, pelukan hangatnya entah mengapa menghilangkan rasa cemas dan gelisahnya.

"Kansa," panggil Kevin. 

"Hmm," gumam Kansa. 

"Gue kangen," bisiknya pelan, tapi Kansa masih dapat mendengarnya.

"Gue juga, Vin".  Andai saja Kansa dapat menggungkapkan isi hatinya.

"Lo berubah." Kevin menatap Kansa dalam. "Lo bukan Kansa gue lagi."

"Gue ngerasa separuh dari diri gue kosong, semenjak lo punya Ojan, lo engga peduli lagi sama gue, bahkan saat gue sakit, lo engga ada disisi gue, lo ngejauh dari gue, gue salah apa, Sa?" ungkap Kevin yang masih betah memeluk Kansa.

Kansa tidak berniat mengelak ucapan Kevin, memang benar dirinya membuat dinding kasat mata antara dirinya dengan Kevin, hal itupun ia lakukan untuk kebaikan dirinya, ditambah lagi, sikap Kevin yang seakan mendukung dengan keputusan Kansa.

"Vin lepas." Kansa berusaha melepaskan pelukan Kevin, tapi sayangnya tenaganya tak sebanding dengan Kevin.

"Sebentar lagi."

Ya. Kansa akhirnya pasrah.

"Lo masih temen gue kan? Lo masih Kansa gue yang dulukan?" tanya Kevin, yang masih betah memeluk Kansa. 

"Lepas dulu, baru gue jawab."
Walaupun berat, dengan raut wajah kecewa, akhirnya Kevin melepaskan pelukannya.

"Jawab," dengan wajah memelasnya.


Kansa tersenyum. "Masih kok, gue masih temen lo."

"Tapi lo bukan Kansa gue lagi," ungkap Kevin dengan raut muka yang sangat kacau, matanya memancarkan isi hatinya yang sedang tidak baik itu.

"Apasih Vin, omongan lo kalo orang lain denger bikin ambigu tau." Kansa tertawa pelan.

"Kansa gue serius!"

"Gue juga serius Vin, apanya yang bukan 'Kansa gue lagi'?" tanya Kansa.

"Lo berubah 360°," jawab Kevin hiperbola.

"Engga, Vin. Gue masih tetep Kansa."

"Masih tetep Kansa? Bullshit! Jelas-jelas lo menghindar dari gue!"

"Gue bukan menghindar Vin, jaga jarak."

"Sama aja bego!"

"Beda Vin!"

"Sama!"

"Beda!"

"Sama!!"

"Beda!!"

"Sama!!!"

"Beda!!!"

"Sama!! sama!! sama!!"

"Beda!! Beda!! Beda!!"

Mereka saling berpandangan terjadi kontak mata cukup lama, seperti menyalurkan kerinduan yang mendalam. 

"Hahahahaha." entah apa yang lucu, setelah perdebatan merela tertawa lepas bersamaan.

"Intinya gue engga berubah Vin, gue cuma jaga jarak, lo punya Ana, gue punya Ojan, engga enak juga kalo gue sama lo rasa pacar, gue sama Ojan rasa temen, kan galucu, belum lagi apa kata orang?"
Kevin tertawa, membuat Kansa murka seketika dan mencubit pinggang Kevin.

"Kok ketawa sih?"

"Ya gue ngakak aja, seorang Kansa, peduli sama apa kata orang?"

"Vin!!" cubitan yang Kansa berikan ia datangkan bertubi-tubi

"Ampun-ampun"

"Lo sih, rese jadi cowo!"

"Maaf maaf," ucapnya sambil mengacak-ngacak rambut Kansa.

"Kevin!"

"Iya iya, marah-marah mulu sih, kaya Ibu Nia, cepet tua lo nanti"

"Vin! Gue serius, gaenak juga kan sama Ana, lo pacar Ana."

"Iya gue tau, tapi gue nyaman sama lo," ungkap Kevin.

"Terus?" tanya Kansa. 

"Kok terus?" Kevin malah balik bertanya. 

"Emang lo mengharapkan gue jawab apa?" tanya Kansa, lagi. 

"Engga ada sih." Kevin menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Jawaban gue juga nyaman sama lo? Dih, males banget," ucap Kansa.

"Ngeselin lo ya, belum tau rasanya elus sayang dari gue ya?" ucapnya sambil mengelus sayang kepala Kansa dengan kekerasan.

"Kevin sakit!" bentak Kansa.

"Lo sih!" balas Kevin. 

"Apa?!" jawab Kansa sewot.

"Gue serius," kata Kevin. 

"Serius apa?" tanya Kansa pura-pura tidak tahu. 

"Rasa nyaman gue sama lo beda sama rasa nyaman gue ke Ana, gue nyaman sama dia, tapi engga senyaman sama lo," jelas Kevin. 

"Najong, kesambet apa lo? Dasar bucin!"

"Sini lo mau gue elus sayang lagi?" Kevin maju mendekati kansa. 

Namun Kansa berlari, dan Kevin mengejarnya, begitu lah saling mengejar, saling meneriaki nama satu sama lain. Lalu tetawa bersama, begitu terus hingga tak terasa matahari sudah tergantikan oleh bulan.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • viseeee

    Plis next cepet-cepet????????????????

    Comment on chapter 06
  • yulisss

    Baper

    Comment on chapter 06
Similar Tags
Hati Yang Terpatahkan
2176      986     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Dunia Gemerlap
21085      3144     3     
Action
Hanif, baru saja keluar dari kehidupan lamanya sebagai mahasiswa biasa dan terpaksa menjalani kehidupannya yang baru sebagai seorang pengedar narkoba. Hal-hal seperti perjudian, narkoba, minuman keras, dan pergaulan bebas merupakan makanan sehari-harinya. Ia melakukan semua ini demi mengendus jejak keberadaan kakaknya. Akankah Hanif berhasil bertahan dengan kehidupan barunya?
Night Wanderers
18035      4222     45     
Mystery
Julie Stone merasa bahwa insomnia yang dideritanya tidak akan pernah bisa sembuh, dan mungkin ia akan segera menyusul kepergian kakaknya, Owen. Terkenal akan sikapnya yang masa bodoh dan memberontak, tidak ada satupun yang mau berteman dengannya, kecuali Billy, satu roh cowok yang hangat dan bersahabat, dan kakaknya yang masih berduka akan kepergiannya, Ben. Ketika Billy meminta bantuan Julie...
That Snow Angel
14006      2783     4     
Romance
Ashelyn Kay Reshton gadis yang memiliki kehidupan yang hebat. Dia memiliki segalanya, sampai semua itu diambil darinya, tepat di depan matanya. Itulah yang dia pikirkan. Banyak yang mencoba membantunya, tetapi apa gunanya jika dia sendiri tidak ingin dibantu. Sampai akhirnya dia bertemu dengannya lagi... Tapi bagaimana jika alasan dia kehilangan semuanya itu karena dia?
Enigma
1695      913     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
16703      2073     4     
Romance
Mala dan Malto dua anak remaja yang selalu memperdebatkan segala hal, Hingga akhirnya Valdi kekasih Mala mengetahui sesuatu di balik semua cerita Mala tentang Malto. Gadis itu mengerti bahwa yang ia cintai sebenarnya adalah Malto. Namun kahadiran Syifa teman masa kecil malto memperkeruh semuanya. Kapur biru dan langit sore yang indah akan membuat kisah cinta Mala dan Malto semakin berwarna. Namu...
An Invisible Star
2187      1107     0     
Romance
Cinta suatu hal yang lucu, Kamu merasa bahwa itu begitu nyata dan kamu berpikir kamu akan mati untuk hidup tanpa orang itu, tetapi kemudian suatu hari, Kamu terbangun tidak merasakan apa-apa tentang dia. Seperti, perasaan itu menghilang begitu saja. Dan kamu melihat orang itu tanpa apa pun. Dan sering bertanya-tanya, 'bagaimana saya akhirnya mencintai pria ini?' Yah, cinta itu lucu. Hidup itu luc...
Abay Dirgantara
6879      1562     1     
Romance
Sebenarnya ini sama sekali bukan kehidupan yang Abay inginkan. Tapi, sepertinya memang semesta sudah menggariskan seperti ini. Mau bagaimana lagi? Bukankah laki-laki sejati harus mau menjalani kehidupan yang sudah ditentukan? Bukannya malah lari kan? Kalau Abay benar, berarti Abay laki-laki sejati.
Warna Jingga Senja
4396      1214     12     
Romance
Valerie kira ia sudah melakukan hal yang terbaik dalam menjalankan hubungan dengan Ian, namun sayangnya rasa sayang yang Valerie berikan kepada Ian tidaklah cukup. Lalu Bryan, sosok yang sudah sejak lama di kagumi oleh Valerie mendadak jadi super care dan super attentive. Hati Valerie bergetar. Mana yang akhirnya akan bersanding dengan Valerie? Ian yang Valerie kira adalah cinta sejatinya, atau...
School, Love, and Friends
19547      3001     6     
Romance
Ketika Athia dihadapkan pada pilihan yang sulit, manakah yang harus ia pilih? Sekolahnya, kehidupan cintanya, atau temannya?