Read More >>"> Mamihlapinatapai (05) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mamihlapinatapai
MENU
About Us  

Kansa melirik vas bunga di meja kecil samping ranjangnya. Vas itu berisikan bunga mawar merah yang semalam diberikan oleh Fauzan. Walaupun ia belum menjawab, bukan berarti bunga pemberian Fauzan tidak diurus. Karena bunga juga makhluk hidup yang ingin hidup.

"Waa ... ada bunga baru nih!" sahut Ana tiba-tiba.

"Jangan bikin kaget deh, Na," ucap Kansa dengan fokus yang masih tertuju pada vas bunga, dan tentu saja bunga nya.

"Bunga dari siapa lagi tuh? Perasaan kemarin dapet mawar peach, eh taunya sekarang dapet mawar merah." Ana kemudian duduk di samping Kansa. "Dari siapa sih, Kan?"

"Dari orang lah," jawab Kansa tak acuh.

"Yaelah, gue juga tahu itu mah. Nama orang yang ngasihnya siapa?" tanya Ana gemas.

"Kalau gue ngasih tahu, lo bakal ngasih apa?" Kansa malah balik bertanya. 

Ana menepuk jidatnya. "Fauzan ya? Bunga itu dari Fauzan kan?" tanya Ana lagi.

Namun, orang yang diajak bicara masih bergeming di tempatnya. Ana menyikut badan Kansa yang membuat gadis itu meringis.

"Fauzan kayanya naksir berat sama lo deh, Kan."

"Maksudnya?" respon Kansa yang membuat Ana menghela napas.

"Ya ... selama ini gue perhatiin, Fauzan tuh diem-diem merhatiin lo, Kan. Lo nya aja yang ga peka!"

"Tunggu ... tunggu ... tunggu ...."

"Lo enggak pernah ngerasa gitu, kalau selama ini Fauzan tuh ngasih perhatian yang lebih sama lo?

"Dia yang rela ngegendong lo walaupun dia tau lo tuh ga seringan itu. Dia yang awalnya ngasih mawar peach terus ngasih mawar merah. Lo ngerti enggak sih, arti dari warna mawar itu?" tanya Ana lagi dan lagi.

Kansa terdiam.

"Mawar peach itu untuk mengutarakan rasa pertemanan, kehangatan ikatan yang terjalin. Sementara mawar merah, ya, gue rasa lo juga tahu." Ana kembali melirik Kansa. "Mawar merah melambangkan rasa sayang dan cinta kasih yang sangat besar."

"Jadi?"

"Astaga Kansa. Lama-lama gue cubit muka lo. Dari tadi gue ngomong panjang lebar, dan lo cuma ngerespon 'jadi?'. Duh, itu sakitnya tuh di sini," jelas Ana sembari menunjuk dadanya. "Lo temuin Ojan. Dan lo harus jawab apa yang disampein Ojan semalem. Kasian kali digantungin mulu, cowok juga butuh kepastian."

"Na, lo ... tau?" tanya Kansa hati-hati.

"Tau lah. Orang nembaknya tengah gor dan dimasukin ke Insta story-nya banyak orang."

Mata Kansa membulat. Mukanya harus ditaruh di mana?!

"Terus kenapa tadi lo nanya ke gue, kalau bunga itu punya siapa?"

"Iseng aja, biar lo salting. Eh enggak taunya itu enggak mempan buat lo," ucap Ana diiringi kekehan kecil.

"Emm ... Jadi, harus gue duluan yang nyemperin Ojan gitu?"

"Iya Kansa sayang ... enggak mungkin Ojan yang harus datang ke sini dan nagih-nagih jawaban lo."

"Tunggu besok aja deh. Tapi itupun gue enggak janji ya sama lo," ucapan Kansa sekaligus penutup percakapan mereka berdua.

***

Mentari mulai mengintip malu-malu dari tempat persembunyiannya. Membawa suasana hangat nan syahdu. Membangunkan seluruh makhluk di muka bumi ini untuk beraktifitas seperti biasanya.

Namun, cahaya mentari itu telat membangunkan Kansa, karena ia sudah bangun jauh sebelum mentari mengintip malu-malu. 

Sebenarnya karena suatu alasan, yang membuat Kansa bisa bangun di pagi buta. Fauzan. Seorang cowok pecinta basket yang baru-baru ini meminta Kansa untuk menjadi pendampingnya. Pendamping hidup malah katanya. Namun Kansa tidak siap, karena di hatinya masih menyimpan satu nama yang tidak bisa diduakan oleh apapun. Dan ia tidak ingin berjumpa dengan Fauzan pagi ini. 

Baru saja beberapa langkah ia keluar dari asrama wanita.

Grep...

Seorang meraih pergelangan tangan Kansa dan memutar tubuh Kansa, sehingga Kansa menghadap sosok tersebut.

"Ojan? Nga-pain?" tanya Kansa sedikit tergagap.

"Gue mau minta jawaban dari lo, hati gue enggak bisa tenang soalnya."

"Gue tau yang mau lo denger dari gue itu jawaban 'iya', tapi yang bisa gue jawab cuma 'belum siap Jan', dan untuk saat ini rasanya sulit mengucapkan kata iya."

"Kenapa?" 

"Ojan, lo cakep, lo keren, lo dikagu-"

"To the point!" potongnya.

"Di hati gue bukan lo, ada orang lain," ucap Kansa pelan.

"Gue engga peduli, mau dihati lo ada siapapun itu, tapi gue tetep mau lo jadi pacar gue!" Fauzan teguh pada tekadnya.

"Buat apa status? Yang ada lo yang tersakiti, gue enggak siap komitmen, gue enggak suka komitmen, lo masih mau jadi pacar gue?"

"Masih! Gue masih mau jadi pacar lo! Terserah lo mau bilang gue ngebet banget atau apa, yang pasti status penting buat gue! Karna itu buat ngiket kalo lo milik gue!" jawab Fauzan, yang membuat Kansa tak percaya.

Setelah beberapa menit Kansa berpikir dan mempertimbangkannya, akhirnya Kansa memuntuskan untuk....

***

Sepertinya Fauzan nembak Kansa menjadi trending topik, buktinya baik siswa atau siswi di kelasnya membicarakannya, bahkan saling membuat hipotesis masing-masing,

"Eh gue kira si Kansa bakalan sama gue," celetuk salah seorang siswa.

"Gue kira sih Kansa suka Kevin, cinta bertepuk sebelah tangan gitu."

"Kalo Kansa nerima Fauzan, sold out dong stok cogan dilist gue."

"Tapi Kansa cocok sih sama Fauzan, sama-sama cakep. Mana Fauzan itu enggak suka ngumbar perasaan lagi, tau sendiri kan sedingin apa Fauzan?" 

"Iya, bener-bener," semua siswi mengiyakan hipotesis temannya.

Kuping Kansa rasanya panas sekali mendengar teman-temannya meng-gibahkan tentang dirinya dengan Fauzan.

Sepertinya seorang provokator ada di kelas Kansa. Bagaimana tidak? Suasana di kelasnya sangat tidak kondusif. Namun, ada satu siswa yang duduk dengan tenang di bangkunya, tanpa menghiraukan desas-desus antara Kansa-Fauzan. 

Siapa lagi jika bukan Kevin. Rasanya Kevin tidak tertarik sedikit pun membahas soal itu. Yang lebih menyakitkan, ketika Kansa melirik ke arah Kevin, ia membuang muka begitu saja.

Sakit? Jangan ditanyakan, tentu saja 'iya'.

***
S

aat bel pulang sekolah dibunyikan, Fauzan sudah stay didepan pintu kelas Kansa, ketika Kansa dan kevin keluar secara bersamaan.

"Kansa pulang bareng yuk," pinta Fauzan tiba-tiba, yang membuat langkah Kevin terhenti dan melirik kearah Fauzan yang sudah menghadang langkah Kansa.

"Enggak mau."

"Gue -eh aku gendong mau?" tawarnya.

"Enggak mau."

"Terus maunya apa cantik?" tanyanya.

"Mau-pulang-sendiri-ke-asrama," jawab Kansa ketus.

"Kok gitu? Aku kan pacar kamu."

Kansa sedari tadi sadar Kevin memperhatikannya, sedikit risih melihat tatapan Kevin yang intensif.

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 2 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • viseeee

    Plis next cepet-cepet????????????????

    Comment on chapter 06
  • yulisss

    Baper

    Comment on chapter 06
Similar Tags
Petrichor
4109      1380     2     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
320      219     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Perjalanan Kita: Langit Pertama
1332      655     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
Rêver
5503      1642     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
THE WAY FOR MY LOVE
406      311     2     
Romance
Mencintaimu di Ujung Penantianku
4206      1158     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Sanguine
4434      1449     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
ALVINO
4140      1839     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
in Silence
392      268     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
complicated revenge
17281      2761     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."