"merryna..." mas veri membuka pintu UKS sambil terengah-engah.
dion mengerutkan alisnya menatap mas veri. tapi mas veri tak memperdulikanya. dia bergegas mendatangiku dan melihat balutan kasa di pergelangan kakiku.
"Mas dikasih tau nita.. dasar teledor" mas veri lalu menempelkan jarinya ke kekeningku dan menyentilnya keras-keras sehingga terasa sedikit sakit.
"awww!! sakit tau gak." aku berseru
"ayo pulang, naik ke punggung. mas gendong" mas veri membalikkan badanya, membentangkan punggungnya yang lebar.
aku berdehem, sepertinya mas veri tidak menyadari kehadiran dion. mas veri lalu menoleh dan menatap curiga dion yang duduk menghadap kami berdua.
"siapa lo?" tanya mas veri datar. sontak aku langsung mencubit lenganya.
"temen adek.. dia yang bantu aku bawa ke uks"
"oh..." mas veri menaikkan wajahnya
dion lalu berdiri dan mengulurkan tanganya. "kenalin kak, ardion arifin dari X-3"
kak veri membalas jabatannya.
"xaveri lesmana, tingkat akhir. thanks ya udah mau direpotin sama adek gue."
"oh.. enggak kok" dion melambaikan tanganya
"laen kali panggil gue aja. dia ini emang suka ngrepotin orang laen soalnya"
"maas!!" aku kembali berseru, mas veri lalu meraih tanganku dan menggendongku di punggungnya. kami berdua pulang meninggalkan dion yang masih berada di UKS.
********
"Dingiin..." kakiku sedikit membeku ketika mas veri menempelkan kantong es ke pergelangan kakiku.
Mas veri hanya diam. Dia lalu memangku kakiku dan perlahan menempelkan kantong es.nya. aku merasa sakit yang kualami sedikit berkurang.
Mas veri adalah kakak yang pengertian, sabar dan peduli. Bahkan dia juga mengajari anak-anak panti. Meskipun hanya sekedar baca tulis hitung, setiap dabtu sore mas selalu mengunjungi panti.
"Mas nggak ke panti dulu" kata mas veri sambil memindahkan kakiku ke sofa.
"Kenapa? Biasanya sore-sore mas langsung berangkat"
"Mas nggak mau ninggalin kamu kayak gini"
Aku tersenyum kecil. Yess!! Akhirnya malam minggu ini aku nggak sendirian. sebab malam minggu sebelum-sebelumnya aku selalu sendiri dirumah, itu membuat predikat 'jomblo' ku semakin lengkap
Meskipun kadang mas adalah kakak yang super nyebelin, tapi ada kalanya dia adalah kakak yang super pengertian, itulah yang membuatku selalu nyaman disisi mas veri. dan meskipun juga jarak umur kita hanya dua tahun, tapi aku merasa mas veri adalah seorang kakak yang sifatnya 'dewasa banget'
"Dia.. gebetanmu?" Tanya mas veri sambil membuka novel kesukaanya, time travel : majapahit empire. Dan duduk disampingku.
Pandanganya tertuju pada lembaran-lembaran novel, tak menatapku.
"Eng.. nggak kok mas. cuma temen aja."
"Oh.." jawab mas veri datar.
Kemudian suasana menjadi hening. Aku terus menatap mas veri yang membuka lembaran demi lembaran novelnya. Aku merasa mas veri sedikit tidak nyaman ketika ada orang yang lebih memperhatikanku daripadanya.
Mas veri lalu mencubit pipiku sambil tersenyum gemas,
"Apaan liat-liaaatt..."
"Aw.. sakittt... kenapa sih mas selalu aja gangguin nana.. sebel tau"
Aku pun berusaha melepaskan tangan mas veri di pipiku. Tapi tanganya terlalu kuat memegang pipiku, aku membalasnya dengan mencubit pipinya.
"Nah nah.. lu juga rese kan?" Kata mas veri sambil melirik tanganku.
"Hahahaha..." aku tertawa puas.