Loading...
Logo TinLit
Read Story - If Is Not You
MENU
About Us  

“Semalam kau darimana?”

            Mereka di dalam mobil menuju ke bandara Incheon untuk menghadari acara penghargaan di Jeju sore ini. Semalam Seong Woo menginap di apartemen Yura, melepas kerinduan yang ia bendung demi kepadatan jadwal.

            “Kenapa? Bukankah semalam adalah jam liburku?” sahut Seong Woo sekenanya.

            “Kau minum-minum?”

            “Tidak.”

            “Lalu kenapa bajumu bau Soju? Kau tahu kan kalau hari ini ada acara penghargaan? Bagaimana jika mereka membicarakanmu? Aku tidak bisa menoleransi masalah barumu. Hidup di industri hiburan itu bukan hanya milikmu, tapi milik dunia, semesta berhak tahu apapun tentangmu. Apalagi yang menggajimu itu bukan satu, tapi jutaan ribu fansmu, kamu ngerti kan?”

            Seong Woo tidak menjawab, membiarkan hyungnya berceloteh satu arah.

            “Aku yakin kau paham betul aturan dan tata tertib dunia hiburan, jadi tolong kita saling menyelamatkan.”

            Laju mobil yang semakin kencang membuat angin terbelah. Untuk beberapa saat mereka berbicara dalam hatinya. Bukan tentang kebencian, hanya usaha saling mempertahankan. Benar, seharusnya Seong Woo cukup tahu diri dengan rentetan kasus yang sudah menerpanya. Jadi ayo hidup normal, seperti sedia kala. Tapi bagaimana bisa? Sementara Seong Woo sudah cinta mati-matian pada Park Yoo Ra.

            “Hyung, bagaimana jika aku berkencan?”

            Jae Min menoleh kaget, “Maksudmu memiliki pacar? Begitu?”

            Ong Seong Woo mengangguk samar, “Aku sangat mencintainya, hyung. Tak bisakah aku memilikinya? Sembunyi-sembunyi, tanpa dicium oleh media.”

           
            “Bagaimana jika fansmu tahu? Apa menurutmu mereka tidak kecewa? Merasa dibohongi setelah mengabdikan diri pada ‘oppa’-nya. Kalau kau tanya pendapatku maka jawabannya tidak, dan aku yakin betul kalau agency juga sependapat.”

            “Tapi aku tidak bisa hidup tanpanya, hyung.”

            “Pikirkan masa depanmu, hidup tidak melulu tentang cinta, Seong-woo~yaa. Terlalu muda untukmu memusingkan hal sepicis itu. Dan kalau kau tetap bersikeras mengencaninya, aku menyerah.”

            Tidak ada percakapan lagi. Pikiran Seong Woo kini melayang-layang pada wajah Yura yang tersenyum cerah. Apa jadinya jika ia mengakhiri hubungan mereka secara mendadak dan sepihak? Akankah Yura mampu tersenyum selebar sekarang? Ataukah ia kembali meratap seperti pertama kali mereka berjumpa? Tak kuasa rasanya membayangkan keadaan Yura. Lagi-lagi Seong Woo harus diragukan oleh pilihan.

***

            Pagi ini agency heboh, berisik, dipenuhi desas desus yang menyebabkan tatapan sinis. Iya, tiba-tiba saja Seong Woo mendapatkan telpon dari direktur Baek dan memintanya datang secepat mungkin. Ia sendiri tidak mengerti apa yang terjadi, yang jelas sepertinya bukan kabar baik.

            “Salah seorang fans mengirimkan foto ini,” direktur Baek melemparkan kumpulan foto Ong Seong Woo dengan Yura di gedung bioskop tempo hari. Kejadian itu sudah lama, tapi entah mengapa baru sampai ke agency sekarang. “Aku sudah lelah dengan segala tingkah bodohmu ini, aku membesarkan namamu bukan untuk melakukan kecerobohan gila lagi dan lagi. Siapa dia?”

            Ong Seong Woo menunduk frustasi, tidak tahu harus berkata apa karena ia terlanjur takut setengah mati.

            “Jawab!!”

            “Yeojachingu.”

            “Kau berkencan?” nada bicara direktur Baek mencibir, “Dengar ya Ong Seong-woo~Ssi, aku sudah memblokir semua issue tentang foto ini. Sekarang aku hanya bisa memberikanmu dua pilihan, tetap di sini dan putuskan kekasihmu itu, atau keluar dan hidup semaumu seperti sebelum trainee. Bagaimana? Berada dititik ini bukan mimpiku, semua ini milikmu, dan jangan buat aku kecewa dengan pilihan bodohmu. Mengerti?!”

            “Ne.”

            “Pergilah, dan berikan aku jawabanmu besok lusa.”

            Ong Seong Woo keluar ruangan, mendapati wajah Jae Min dan rasa penasaran yang tercetak jelas. “Ada apa? Apa kau membuat masalah lagi?” pertanyaan itu terus mengikutinya. Sampai bosan, sampai ia muak dan merasa ingin berlari ke arah Yura sambil berlinang air mata.

***

            “Kau mau kemana?” Jung Jae Min meraih pergelangan tangan Ong Seong Woo berhasil membuatnya berhenti, “Menemui perempuan itu dan mengabaikan jadwalmu hari ini? Iya?”

            Seong Woo menepis tangan Jae Min, ia sama sekali tidak menoleh. Hanya menatap lurus ke pintu mobil.

            “Apa kau tahu berapa banyak hal yang harus aku korbankan untuk menyelamatkanmu? Aku mendedikasikan hidupku untukmu, menyerahkan setengah jiwaku demi segala mimpi yang pernah kau sebut. Aku berjuang, mempertahankanmu meski direktur Baek terus mencelaku. Aku orang pertama yang terluka dengan segala tindakanmu, jadi tak bisakah kau menolongku? Kali ini saja Seong-woo~yaa, jangan persulit hidupku,” rintihnya.

            Lelaki itu tertegun, mulai dari trainee sampai ia debut, tak pernah sekalipun Jung Jae Min mengeluh. Satu-satunya manusia yang mendukungnya dengan keras kepala, memprioritaskan Ong Seong Woo di atas segalanya. Jae Min lebih dari sekedar manager, dia hyung, masuk dalam list keluarga. Lalu sekarang apa? Nyatanya Yura-lah yang masuk dalam prioritas Seong Woo sekarang.

            “Aku juga pernah jatuh cinta, percayalah, tapi bukan begini caranya.”

            “Memangnya bagaimana?” Seong Woo mendelik kesal, “Kenapa aku tidak bisa mendapatkan semuanya secara bersamaan?!”

            “Oke, anggap saja aku mendukungmu berkencan diam-diam, tapi bagaimana dengan perasaan pacarmu? Apa menurutmu dia baik-baik saja dengan keadaanmu? Ketika dia harus sembunyi saat mengencanimu, bahkan dia tidak bisa memublikasikan status hubungannya pada siapapun. Dan seandainya, kasus seperti pagi ini terulang lalu direktur tidak mau tahu, bagaimana dengan pacarmu? Dia bisa saja menjadi sasaran empuk fans, media, bahkan masyarakat Korea lain yang sebelumnya tidak mengenalmu. Perempuan itu yang lebih terluka, Ong Seong-Woo~Ssi, ingat itu.”

            Kedua tangan Ong Seong Woo mengepal. Ia ingin menangis, merasa tidak sanggup dengan akhir cerita ini. Cinta, haruskah mencintaimu sesulit ini? Seong Woo tidak bisa, hidup tanpamu sudah seperti malapetaka. Ia menunduk sedalam mungkin, kemudian menhembuskan napas panjang yang tak kunjung berakhir. Frustasi, akan lebih baik jika dunia tidak pernah mempertemukan mereka sama sekali.

            “Tolong Seong-woo~yaa, sekali saja dalam hidupmu, hormati aku dan segala apa yang telah hyung berikan untukmu. Bukan karena aku tidak mengizinkanmu jatuh cinta, tapi kau tidak bisa menjadikan cinta sebagai alasan atas kegagalanmu kelak.”

            “Sekali saja!” pekik Seong Woo keras, “Sekali saja, beri aku kesempatan untuk menghabiskan waktu dengannya, hanya satu kali dua puluh empat jam, lalu aku akan mematuhimu seutuhnya. Bisa kan?”

            “Satu hari? Apa kau yakin itu yang terakhir?”

            “Asal kau tidak menggangguku sama sekali!” Seong Woo masuk ke dalam mobil, membanting pintunya kuat-kuat kemudian melaju meninggalkan tempat parkir.

Jung Jae Min masih diam, merasa bersalah dengan apa yang ia ucapkan. Namun tidak ada pilihan lain yang bisa ia berikan. Semuanya demi kebaikan semua orang, meski harus ada yang dikorbankan. Karena tidak ada yang sempurna untuk manusia. Kau tidak akan bisa mendapatkan segalanya disaaat yang sama, itu sebabnya dataran luas yang kita pijak ini disebut, fana.

‘Mianhae, Seong-woo~yaa, kau juga harus mengalami pendewasaan,’ bisiknya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
RAIN
684      456     2     
Short Story
Hati memilih caranya sendiri untuk memaknai hujan dan aku memilih untuk mencintai hujan. -Adriana Larasati-
Intuisi Revolusi Bumi
1140      583     2     
Science Fiction
Kisah petualangan tiga peneliti muda
I'm A Sunset
395      285     3     
Short Story
Banyak hal yang tidak bisa dipaksakan. Salah satunya adalah cinta.
Mungkin
612      353     5     
Romance
Mungkin dia datang.. Atau mungkin dia hanya menghampiri, Hampir datang. -Karena terkadang kenyataan tak seindah mimpi-
Teman
1475      682     2     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?
My Selenophile
662      451     2     
Short Story
*Selenophile (n) : A person who love the moon Bagi Lasmi, menikmati keheningan bersama Mahesa adalah sebuah harapan agar bisa terus seperti itu selamanya. Namun bagi Mahesa, kehadiran Lasmi hanyalah beban untuk ia tak ingin pergi. \"Aku lebih dari kata merindukanmu.\"
Denganmu Berbeda
11445      2894     1     
Romance
Harapan Varen saat ini dan selamanya adalah mendapatkan Lana—gadis dingin berperingai unik nan amat spesial baginya. Hanya saja, mendapatkan Lana tak semudah mengatakan cinta; terlebih gadis itu memiliki ‘pendamping setia’ yang tak lain tak bukan merupakan Candra. Namun meski harus menciptakan tiga ratus ribu candi, ataupun membuat perahu dan sepuluh telaga dengan jaminan akan mendapat hati...
Tell to The Wind
601      341     5     
Short Story
Kau tahu lagu April milik Fiersa Besari? Aku baru mendengarnya malam ini, yang secara acak diputar oleh pemilik kafe. Dan entah mengapa, terasa begitu menyakitkan.... Mengapa bisa seperti itu? Karena sepertinya, lagu itu merepresentasikan apa yang sedang kurasakan.
Hematidrosis
402      270     3     
Short Story
Obat yang telah lama aku temukan kini harus aku jauhi, setidaknya aku pernah merasakan jika ada obat lain selain resep dari pihak medis--Igo. Kini aku merasakan bahwa dunia dan segala isinya tak pernah berpihak pada alur hidupku.
Dear You, Skinny!
1012      538     5     
Romance