Seantreo Sekolah sedang di gemparkan oleh sebuah foto yang terpangpang di mading sekolah, biasanya mading sekolah itu di isi oleh hal - hal yang positif seperti karya karya para siswa namun kali ini ada oknum yang menyalah gunakanya menjadi sebuah objek yang tak semestinya, foto - foto seorang gadis yang berpelukan dengan seorang pria dewasa ataupun yang sering di sebut om om kini sedang menjadi treding topik.
Pada ngapain sih masih pagi pada liat mading? Ada yang seru apa?. Tania terus saja bermonolog
Dengan santainya tania melangkahkan kakinya menuju kerumunan para siswa yang sedang asik melihat mading tapi mili dan reina yang habis melihat madingpun cepat cepat menghampiri Tania dan menghalangi gadis itu untuk menuju mading
"Eh Tania, udah dateng lo langsung ke kelas aja deh tan " pinta reina
"Di mading ada apa sih kok pada heboh gitu, nah lo kenapa pada liatin gue juga sih? "Tanya Tania kepad Reina dan mili
"Mmm gak ada apa apa kok ya mil? "Ucap Reina memberikan isyarat "bias tan cuman ada puisi karya adik kelas bagus gitu mangkanya pada heboh "lanjutnya.
"Ah gak percaya gue "ucapnya kemudian melanjutkan langkahnya untuk melihat mading, tapi Mili cepat cepat menghalangi Tania.
"Tan, kan ada pr fisika lo udah belum? Belumkan? Yuk ah ke kelas udah mau bel juga "ucap mili berusaha menghalangi Tania
"Eh iya gue belum ngerjain satupun "
"Nah loh ayo buruan mau di suruh hormat bendera lo? "Tambah rein berusaha meyakinkan.
"Ya udah ayok "
Meski Tania kepo maksimal tentang berita apa yang berada di mading ia mengurungkan niatnya itu karena pr fisika lebih menakutkan apalagi gurunya super killer, saat di perjalan menyusuri koridor tania merasa aneh dengan semua tatapan tatapan semua siswa kepadanya.
"Gue kok ngerasa mereka pada ngeliatin gue yah? "Ucap tania.
Reina dan Mili saling melemparkan pandangan.
dengan cepat reina merespon "Masa sih kepedean kali lo"
"Eh wajar sih kalau lo di liatin orang lo cantik tan "tambah mili
"Tapi gue ngerasa aneh sama tatapan mereka.
Tepat saat ini Tania, Reina dan Mili berada di samping tiga orang siswa yang sedang menatap Tania, tatapan jijik itu yang bisa di tangkap oleh tania, indra pendegaranya terus saja mendengar kata kata tak enak yang sedang di obrolkan oleh beberapa siswa yang sedang berada diluar kelasnya.
"Itukan ceweknya "
"Murahan banget sumpah "
"Wait, itu cewe yang suka bareng sama Kak trian kan ?"
"Kaya nya cabe cabean deh "
"Gila ya, muka aja yang polos tapii kelakuanya "
Itulah beberapa kalimat yang di dengar oleh tania.
"Rei, mil lo denger gak mereka ngomongin gue kan? "
"Bu... Bukan mereka lagi gosipin kakel kali "ucap reina berusaha terus berbohong.
"Udah ah ke kelas "mili langsung menarik lengan tania sambil mempercepat langkanya.
"Pelan pelan woi kaya kesambet lo ya mil, pake tarik tarik segala "tania terus ngedumel karena aksi mili.
"Gue belum ngerjain satupun tania mangkanya gue jalanya ngegas "ucap mili berbohong, sebenarnya mili telah mengerjakan tugas fisika ucapnya hanyalah sebuah alasan.
"Gue aja santai mil "
"Gue gak mau ya di jemur "
"Iya lah lo bukan ikan asin, pake harus di jemur segala "
"Lawakan lo garing sumpah tan"
Reina yang sedari tadi mengekor di belakang Tania dan mili wajahnya terlihat begitu khawatir, pikiranya terus saja mencari jalan keluar agar Tania tidak tahu semuanya meski semua cara yang berada di benaknya tak akan ada yang ampuh lama lama pasti tania akan mengetahuinya apalagi semua tatapan dan ucapan para siswa terus mengarah pada Tania.
"Rei muka lo kenapa? "Tanya tania.
"Gue, gue gak papa kok "
"Kalian berdu - "kata kata tania belum selesai tetapi bel masuk telah berbunyi ketiganyapun segera memasuki kelas dan duduk di tempat masing masing dengan rapihnya.
Tania sedang celangak clinguk seperti orang bego, ia sedang mencari keberadan Dimitrian padahal saat malam keduanya telah janjian untuk bertemu di kantin tempat biasa mereka nonkrong tapi trian sampai detik ini belum menunjukan batang hidungnya sedikitpun hal itu membuat tania merasa aneh biasnya laki - laki yang sedang ia cari itu pasti sudah stay sebelum ia datang tapi hari ini aneh tidak sperti biasnya.
kemana? Gak masuk apa yah?
Gadis itu segera bangkit dan pergi dari kantin menyusuri koridor yang mengubungkan kelas trian.
"Eh ada kak tania, eh gak pantes deh di panggil kak tania lebih pantes di panggil TANTE TANIA iya gak guys "ucap Nadia yang sedang duduk duduk cantik di depan kelasnya bersama para dayangnya.
"iya lebih pantes kan mainnya sama om om "jawab salah satu teman Nadia.
Tania hanya melipat kedua tangannya di atas dada sambil mendengarkan ocehan mereka malas.
"Lagian ya kak trian kok mau yah deket deket sama tante tante "kata salah satu teman Nadia lagi.
"Lo semu ngomong apaan sih? "
"Liat guys so polos banget ya "ledek Nadia
"Tau deh, udah kan bacotnya gue mau pergi bye"tania pergi menjauh mengabaikan suara cekikikan dari para nenek lampir yang baru saja membuat perjalannya terhenti.
Letak kelas trian berada diujung, membuat tania harus melewati beberapa kelas dan juga mading yang hari ini tak sepi pengunjung, rasa penasaran terus merasuk membuat niat tania yang semula tak minat melihat apa yang menjadi tren di madingpun terkalahkan.
Tania menghentikan kakinya di depan kerumunan yang sedang melihat mading, tapu saat itu juga semuanya langsung mengmburkan diri sambil menata kearah tania dengan tatapan tajam.
Bagus deh pada pergi kan jadi gampang gue liatnya. Tania bermonolog.
Dak...
pedih, hal pertama yang ia rasakan pantas saja tania merasa aneh hari ini ternyata dirinya sedang menjadi bahan lelucon Bagi mereka foto Tania bersama ayah si kembar sedang berpelukan terpangpang dengan jelas ia tidak bisa mengelak karena memang itu benar fotonya tapi satu yang membuat amarah di dalam dirinya menjadi kalimat kalimat penuh hinaan ikut serta ambil bagian dalam foto tersebut, pada papan berukuran besar itu foto tania sedang bersama ayah si kembar terlihat jelas dengan sebuah tulisan di bawahnya ' TANIA MELVADRIANA SISWI KELAS 11 ADALAH PACAR SEORANG OM OM, TERNYATA MUKA POLOS ITU TIDAK MENJAMIN '.
Tania tak dapat menahan rasa kesal nya, siapa yang tega membuat hal semacam ini ppergi irinya itu yang sedang ada di benaknya, cairan bening begitu saja menetes, suasana disana sangat sepi mungkin karena bel masuk sudah berbunyi 30 menit yang lalu.
Dengan lesu tania membalikan badannya nya untuk pergi menjauh dari papan besar itu tak henti air matanyapun masih setia menemani. Tapi saat berbalik dari arah berlawanan orang yang tadi sedang ia cari berdiri menatap tania tanpa ekspresi.
Dimitrian berjalan mendekati tania, tangan nya begitu saja menyeka sisa air matanya.
"Gue harap itu bukan lo Tan "trian membuka suara.
"Fakta nya itu emang gue trian "
Trian nampak terkejut tapi sebisa mungkin ia memutupinya
"Tapi gue bisa jelasin itu gak kaya yang ada di pikiran lo, kata kata di bawahnya itu gak bener "
"Gue harap gitu, tapi lo ngaku kalau foto itu adalah foto lo gue gak nyangka ya ta "
Tania tertawa miris "jadi lo lebih percaya itu, oke fine Trian itu udah cukup buat gue tau kalau rasa percaya lo sama gue aja gak ada "ucapnya "mana janji lo yan mana? Gue butuh lo tapi lo malah ngejauh dari gue, makasih trian "lanjutnya setelah itu pergi masih dengan air mata di wajahnya.
Mili dan Reina sedang kebingungan mencari sosok tania yang sejak istirahat hingga bel pulang sekolah berbunyi menghilang hanya menyisakan tas nya sementara itu Trian mengusap wajahnya frustasi membuat dion dan jemie menatap iba kepada laki laki itu.
"Yan, gue rasa muka om - om yang bareng tania itu udh gak asing deh "kata dion membuat mata trian menatap tajam ke arahnya.
"Maksud lo? "
Dion mengeluarkan handphone yang sejak tadi ia simpan di dalam sakunya kemudia ia membuka galeri "tuhkan udah gue bilang mukanya udah gak asing "
"Maksud lo apaan sih "
"kayaknya om - om yang sama Tania itu bokapnya si kembar deh, om gue "
"Gue minta nomer si kembar "ucap trian
"Siapa vina apa vino "
"Siapa aja cepetan "
Setelah mendapatkan nomer Alvina trian mengirimkan sebuah pesan
Dimitrian : gue mau ketemu sama lo di taman deket SMA NUSANTARA, penting gue mau nanya soal Tania .
Tak lama, beberapa saat kemudia pesan balasan dari Alvina di termanya.
Alvina Arsyakila Sasmitha : siapa yah? Tania? Oke deh gue ada di deket situ kok lo dateng aja
dengan tergesa gesa trian mengendara sepeda motornya setelah sampai di lihatnya seorang gadis sedang duduk di sebuah kursi taman dengan laptop di hadapannya.
Itu Alvina bukan sih? . ucapnya monlog dengan ragu ia menghampiri gadis tersebut.
"Lo Alvina? "Tanya Trian.
Gadis itu mengangguk "lo siapa ada perlu apa? "
Trian mengulurkan tanganya "gue Dimitrian temennya dion sekaligus - "trian menghentikan ucapanya "sekaligus pacarnya Tania "
"Tania? Kok gak pernah cerita kalau dia punya pacar? "Alvina nampak sedikit terkejut.
"Gue disini bukan mau ngenalin diri ke lo "
"Terus "
Trian merogoh handphon di dalam sakunya membuka galeri dan melihatkan sebuah foto kepada Alvina "ini bokap lo "
Alvina melirik sekilas kemudian Dengan santai menjawab pertanyaan dari trian "iya terus? Wait lo kira itu bokap tania yah camer lo jangan - jangan? "
"gue lagi gak bercanda, lo kok tau bokap lo peluk peluk cewek seumuran lo kaya gitu b aja? Lo gak marah dia ada hubungan sama cewek gue "jelas Trian.
"Ngapain gue marah? Hubungan? Hubungan bapak sama anak iya maksud lo "
"Lo tuh bego atau gimana jelas jelas bokap lo meluk tania sampe segitunya"
"Lo yang bego kesel deh gue, Tania itu udah kayak anak sama bokap gue dia udah kayak sodara buat kita, lo cemburu tania pelukan sama bokap gue? "
"jelas gue cemburu, gue takut tania bener bener ada hubungan sama bokap lo "
"Lo pacar nya trian harusnya lo percaya tania gak kaya gitu, gue tegasin yah sama lo foto itu entah siapa yang ngambil tapi gue mau marah padahal gue ada di cafe itu sama pacar gue kenapa cuman tania sama bokap gue yang jadi sorotan "
"Hah? Lo ada di cafe itu juga? "
"Jelas lah orang itu cafe bokap gue, lagian yah waktu bokap gue meluk tania itu di depan mata gue ya "
"Terus ngapain tania ketemuan sama bokap lo? "
"Lo kayaknya kurang tau banyak deh tentang tania, biar gue kasih tau nih ya dia ketemuan sama bokap gue itu karena bokap gue itu dokter yang nanganin nyokapnya tania "tuturnya "waktu itu mereka ketemuan karena bokap gue mau kasih tau kalau nyokap tania gak siuman juga alat alat bantu pernapasanya bakalan di copot "lanjut alvina dengan nada sedikit melemah.
"Jadi, tania pingsan waktu itu kemungkinan karena itu? "
"Loh tania pingsan? "
"Iya gue gak sengaja ketemu sama dia waktu gue belum jadian "
"Lo harus nya bangga punya cewek kuat kayak Tania, jujur gue temen dari kecilnya gak pernah denger tania ngeluh ke orang lain soal hidupnya, dia itu pinter nutupin semuanya karena apa tania gak mau orang orang di sqmoingnya tau kalau dia lagi sedih, Tania itu anak broken home trian "
Trian terdiam
"Gue harap lo jadi seseorang yang selalu ada buat dia, jaga dia jangan pernah nyakitin dia itu pesen gue buat lo, jangan pernah kayak peter lo taukan peter mantanya tania dia itu cowok gila yang tega nyakitin tania, udah sore nih kalau gitu gue mau balik dulu deh yan "alvina pamit setelah itu pergi.
Trian diam membeku termenung setelah kepergian alvina, benar kata alvina
Ia belum mengenal Tania lebih jauh sampai sampai semua kesedihan yang gadis itu rasakan ia tampung sendiri. Pacar macam apa dia yang tega membuat gadis itu sendiri disaat semua bebannya datang menghampirinya di tambah kajadian tadi siang trian sungguh merasa bersalah pada Tania gadis yang ia sayang.
Dimitrian benar benar merutuki dirinya bisa bisanya ia tak percaya kepada tania rasa meyesal terus saja menghantuinya bayangan tentang tania terus berkeliaran di benaknya terlebih lagi gadis itu tidak bisa di hubungi membuat trian khawatir.