Loading...
Logo TinLit
Read Story - BEST MISTAKE
MENU
About Us  

Kevan berjalan dengan gontai, memasuki sebuah ruangan di mana Rega melakukan transfusi darah. Kevan melihat Rega yang terbaring di sana.  Kondisinya cukup lemah, sebab darah yang diambilnya memang cukup banyak.


"Gue ga tau harus bilang apa.. tapi.. te-"  Rega memotong ucapan Kevan yang belum selesai.


"Lo ga perlu berterima kasih sama gue. Anggap aja gue ngelakuin ini semua sebagai permintaan maaf gue. Karena waktu itu gue udah buat cewek lo menderita. Maaf."


Kevan menatap Rega tak percaya. Sebab baru kali ini Rega meminta maaf pada orang lain, dan itu Kevan. Sungguh semua ini tak dapat dipercaya.


"Gue sadar gue salah. Ga seharusnya gue bawa-bawa cewek lo ke dalam masalah kita, dan ga seharusnya gue benci lo. Untuk itu gue minta maaf sama lo."


Penjelasan Rega membuat Kevan menjadi terharu. Jadi sekarang Rega sudah tidak membencinya lagi???


"Lo masih anggap gue sebagai kakak lo, kan?" Air mata lolos begitu saja dari pelupuk matanya Kevan, dan segera dia mengusapnya.


"Terima kasih"


Rega tersenyum dan mengangguk. Rega merasa lega karena sudah berbaikan dengan Kevan. Ternyata memang benar, berdamai dengan Kevan itu membuatnya lebih baik. Dan lagi-lagi Rega mengucapkan hal yang sama pada Kevan.


"Everything's gonna be ok"


**


Saat ini semuanya sedang berkumpul di depan ruang operasi. Mereka mengharapkan agar operasinya berhasil dan Kinara bisa kembali sadar. Mereka mengharapkan Kinara baik-baik saja. Hanya itu.


Kevan menghampiri Kirana dan Danu yang sedang terduduk di kursi tunggu rumah sakit. Kevan masih penasaran kenapa di antara mereka berdua tidak ada yang memiliki golongan darah yang sama dengan Kinara.


"Om, tante.. boleh saya tanya sesuatu?" Tanyanya.


"Silakan." ucap Danu.


"Apa benar Kinara anak kandung kalian??"
Bagai tersambar petir, Danu terbelalak. Dia tidak percaya kalau Kevan akan menanyakan hal itu padanya di saat yang seperti ini. Lalu apa yang harus Danu katakan padanya? Sementara pertanyaan Kevan membuat Kirana menjadi ingin menangis.


"Maaf kalau pertanyaan saya menyinggung perasaan kalian. Tetapi saya heran, kenapa diantara kalian tidak ada yang memiliki darah yang sama dengan Kinara? Bukankah-"


"Kinara memang bukan anak kandung kami."


Kevan terkejut saat mendengar pernyataan dari Danu. Jadi ternyata semua yang dia kira itu benar?? Bahwa Kinara bukanlah anak kandung Danu dan Kirana. Jika bukan mereka, lalu siapa orang tua kandung Kinara yang sebenarnya??
Pintu ruang operasi telah dibuka, Danu dan Kevan segera menghampiri dokter.


"Bagaimana keadaan putri saya, dok???"


"Operasinya berjalan dengan lancar dan keadaannya sekarang masih belum sadarkan diri. Telah terjadi benturan yang sangat keras di kepalanya, yang mengakibatkan otaknya mengalami cedera. Kemungkinan terburuknya, pasien akan mengalami kelumpuhan." Jelas dokter yang membuat semua yang berada di sana merasa dirinya kehilangan detak jantungnya seketika itu juga.


"Lumpuh, dok??" Tanya Kevan tidak percaya.


"Namun anda tidak perlu khawatir, pasien hanya akan mengalami kelumpuhan sementara. Sehingga siring berjalannya waktu, kondisi pasien akan kembali seperti semula. Yang terpenting sekarang adalah kalian harus berdoa agar pasien segera siuman, karena jika besok pagi pasien tetap tak sadarkan diri, kemungkinan dia akan koma. Kalau begitu saya permisi."


Kirana dan Lilian menangis histeris, sementara Danu dan Kevan meluruhkan tubuhnya ke lantai. Sebenarnya apa yang telah terjadi pada Kinaranya?! Kenapa dia harus mengalami hal buruk seperti ini?! Kevan menjerit dalam hati.
Kenapa di saat Kevan sudah bisa menemukan dunianya yang bisa membuatnya tertawa bahagia, dunianya harus mengalami hal seperti ini? Kenapa harus dunianya yang terluka seperti ini? Kenapa bukan Kevan?! Kenapa harus Kinarannya?! Batinnya menjerit.


Kevan tidak tahu kenapa semua hal ini terjadi pada Kinara. Gadisnya yang mampu membuat dunia Kevan berwarna. Sekali lagi Kevan bertanya dalam hatinya..


Kenapa harus Kinara???


**

Saat ini, Kinara sudah dipindahkan ke ruang rawat -R.Tulip. Di sana hanya ada Kevan, sementara Danu dan Kirana sedang keluar. Kevan duduk di kursi samping Kinara berbaring. Kevan tidak tidur semalaman, sebab dia sangat mencemaskan Kinara.


Sudah hampir pagi dan matahari akan segera terbit, namun Kinara masih belum siuman. Kevan sangat mencemaskannya, ketika melihat kondisi Kinara yang sekarang. Kepala yang diikat perban dan juga terdapat banyak luka di tangan dan kakinya


Kevan mengelus punggung telapak tangan Kinara dengan begitu lembut.


"Cepat sadar, sayang.." Ia mencium kening Kinara dengan sayang. Berharap dengan begitu Kinara akan segera sadar. Tetapi nyatanya tidak.
Kemudian pintu ruangan terbuka dan masuklah seseorang yang membawa sebuah bungkusan di tangannya. Dia Lilian.


"Kevan.. ini sarapan buat lo. Dimakan ya.." Kevan tetap diam sambil terus menatap Kinara yang masih setia menutup matanya. Entah sampai kapan Kinara akan seperti itu.


"Tadi orang tuanya Kinara pesan sama gue buat jagain Kinara sampai mereka kembali. Tapi di sini udah ada lo. Kalo gitu gue balik ke ruangan adik gue ya."


Masih tetap tidak ada respon. Bahkan Kevan tidak mendengarkan perkataan Lilian tadi. Kevan terlalu fokus pada sosok yang terbaring lemah di depannya.


"Kevan?"


Aduhh


Kevan mengaduh kesakitan saat Lilian tidak sengaja menepuk lengannya. Jangan salahkan Lilian, dia kesal karena Kevan dari tadi tidak pernah meresponnya. Tetapi Lilian baru sadar dengan kondisi Kevan yang sekarang.


"Yaampun Kevan?! Tangan lo kenapa? Mana sini gue liat." Tetapi lagi-lagi Kevan meringis ketika Lilian tidak sengaja menginjak kakinya.


"Aduh maaf maaf gue ga tau. Tapi lo kok bisa kayak gini sih? Lo abis jatoh ya?"


"Ga penting! Pergi aja sana, biar gue yang nunggu Kinara di sini." Ucap Kevan sedikit kesal.


Tadi juga gue bilang begitu! Batin Lilian.
Lilian pun keluar dari ruangan Kinara. Walaupun dalam hati dia merasa kesal pada Kevan. Padahal kan niat Lilian itu baik. Lilian mengkhawatirkan keadaannya. Tetapi responnya sangat menyebalkan bagi Lilian.


"Kinara? Kamu kapan sadar?"


Tak lama setelah itu..


Kinara perlahan membuka kedua matanya. Kevan yang melihat Kinara sudah membuka matanya pun merasa sangat lega.


"Kinara? Sayang? Kamu udah sadar???" Kata Kevan senang.


Hal pertama yang Kinara lihat adalah langit-langit rumah sakit. Namun ketika Kinara mendengar suara Kevan, dia langsung melirik ke arahnya.


"Ke..van.." ucap Kinara lemah.
Kevan mengangguk senang. Kevan merasa bahwa dunianya sudah kembali, ketika mata itu melihat ke arahnya.


"Iya ini aku.." kemudian Kevan sadar kalau dia harus melakukan sesuatu.


"Tunggu sebentar ya, biar aku panggilkan dokter."


Kevan langsung berlari keluar untuk mencari dokter yang menangani Kinara. Saking paniknya Kevan sampai tak ingat kalau di ruangan sana terdapat satu tombol untuk memanggil bantuan.


Hingga beberapa saat kemudian..
Setelah dokter selesai memeriksa kondisi Kinara. Kevan teringat pada ucapan dokter yang mengatakan bahwa kemungkinan terburuk yang akan Kinara alami adalah kelumpuhan. Kevan takut jika itu terjadi.


"Bagaimana kondisi Kinara, dok?" Tanya Kevan.


"Syukur Alhamdulillah Kinara sudah sadar. Dia sudah bisa melewati masa kritisnya. Saat ini kondisinya baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu cepat kabari saya, ya?" Kevan mengangguk.


"Kalau begitu saya permisi." Dokter dan juga suster pun keluar, dan tinggalah Kevan dan Kinara di dalam.


"Aku senang kamu udah sadar." Ucap Kevan dan kembali duduk di kursinya yang tadi dia tempati.


"Kevan?"


"Ya sayang? Kenapa? Apa ada yang sakit? Bilang sama aku, biar aku panggilkan dokter. Oh atau kamu butuh sesuatu? Bilang sama aku, kamu butuh apa? Biar aku yang am-" Kevan menghentikan kalimatnya ketika melihat Kinara tersenyum dan menggeleng dengan lemah.
Kevan menghela napasnya kemudian mengusap lembut rambut Kinara.


"Aku takut banget kehilangan kamu, sayang.. kamu tau? Rasanya aku mau mati tadi, waktu denger kabar kalau kamu kecelakaan. Takut banget.."


Ya Kinara tahu itu. Tercetak jelas di wajah Kevan bahwa dia sangat mengkhawatirkannya.
Kemudian pintu ruangan Kinara kembali terbuka, dan masuklah Danu dan Kirana. Mereka terlihat sangat lega ketika melihat Kinara sudah siuman.


"Kinara sayang.. akhirnya kamu sadar juga.. bunda sangat takut tadi.." Kirana langsung menciumi kening Kinara saat itu juga. Sementara Danu ikut meneteskan bahagianya ketika tahu bahwa putri kesayangannya sudah sadar.


"Ayah sangat bahagia saat dapat kabar kalau kamu sudah sadar, sayang.." katanya.


Kinara merasa senang ketika melihat orang-orang yang disayanginya berkumpul untuk menemaninya. Namun ketika Kinara ingin menggerakkan tubuhnya..


"Bunda?" Tanya Kinara takut.


"Iya sayang.. ada apa?" Ucap Kirana.


"Tubuh Kinara tidak bisa bergerak.."


Baik Danu, Kirana mau pun Kevan, ketiganya merasa sangat terkejut. Danu dan Kevan memalingkan wajahnya dari Kinara, sementara Kirana sudah kembali menangis.


"Bunda.. Apa Kinara lumpuh??" Tanya Kinara tak percaya.


Kali ini bukan hanya Kirana yang menangis, tetapi Danu dan Kevan juga ikut meneteskan air matanya. Mereka tidak tega melihatnya.


"Kamu yang sabar ya sayang.. bunda dan ayah akan selalu ada untuk Kinara. Yang sabar ya.." Ucap Kirana sambil memeluk Kinara dan menangis.


"Nanti kalau kondisi kamu sudah membaik, ayah akan memanggil dokter fisioterapis yang terbaik untuk kamu. Ayah janji.. Kinara akan segera sembuh, sabar ya sayang.." Danu sungguh tidak tega saat melihat Kinara menangis. Sebab jika Kinara terluka, Danu akan merasa lebih terluka darinya. Betapa Danu sangat menyayangi Kinara.


"Kenapa aku harus lumpuh?"

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Catatan 19 September
27043      3525     6     
Romance
Apa kamu tahu bagaimana definisi siapa mencintai siapa yang sebenarnya? Aku mencintai kamu dan kamu mencintai dia. Kira-kira seperti itulah singkatnya. Aku ingin bercerita sedikit kepadamu tentang bagaimana kita dulu, baiklah, ku harap kamu tetap mau mendengarkan cerita ini sampai akhir tanpa ada bagian yang tertinggal sedikit pun. Teruntuk kamu sosok 19 September ketahuilah bahwa dir...
In your eyes
8702      2021     4     
Inspirational
Akan selalu ada hal yang membuatmu bahagia
P.E.R.M.A.T.A
1919      952     2     
Romance
P.E.R.M.A.T.A ( pertemuan yang hanya semata ) Tulisan ini menceritakan tentang seseorang yang mendapatkan cinta sejatinya namun ketika ia sedang dalam kebahagiaan kekasihnya pergi meninggalkan dia untuk selamanya dan meninggalkan semua kenangan yang dia dan wanita itu pernah ukir bersama salah satunya buku ini .
Ghea
481      318     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
Innocence
5693      1844     3     
Romance
Cinta selalu punya jalannya sendiri untuk menetap pada hati sebagai rumah terakhirnya. Innocence. Tak ada yang salah dalam cinta.
The Bet
17543      2749     0     
Romance
Di cerita ini kalian akan bertemu dengan Aldrian Aram Calton, laki-laki yang biasa dipanggil Aram. Seperti cerita klise pada umumnya, Aram adalah laki-laki yang diidamkan satu sekolah. Tampan? Tidak perlu ditanya. Lalu kalau biasanya laki-laki yang tampan tidak pintar, berbeda dengan Aram, dia pintar. Kaya? Klise, Aram terlahir di keluarga yang kaya, bahkan tempatnya bersekolah saat ini adalah mi...
About us
32141      3103     3     
Romance
Krystal hanya bisa terbengong tak percaya. Ia sungguh tidak dirinya hari ini. CUP~ Benda kenyal nan basah yang mendarat di pipi kanan Krystal itulah yang membuyarkan lamunannya. "kita winner hon" kata Gilang pelan di telinga Krystal. Sedangkan Krystal yang mendengar itu langsung tersenyum senang ke arah Gilang. "gue tau" "aaahh~ senengnya..." kata Gila...
102
2350      955     3     
Mystery
DI suatu siang yang mendung, nona Soviet duduk meringkuh di sudut ruangan pasien 102 dengan raga bergetar, dan pikiran berkecamuk hebat. Tangisannya rendah, meninggalkan kesan sedih berlarut di balik awan gelap.. Dia menutup rapat-rapat pandangannya dengan menenggelamkan kepalanya di sela kedua lututnya. Ia membenci melihat pemandangan mengerikan di depan kedua bola matanya. Sebuah belati deng...
Cinta (tak) Harus Memiliki
5675      1438     1     
Romance
Dua kepingan hati yang berbeda dalam satu raga yang sama. Sepi. Sedih. Sendiri. Termenung dalam gelapnya malam. Berpangku tangan menatap bintang, berharap pelangi itu kembali. Kembali menghiasi hari yang kelam. Hari yang telah sirna nan hampa dengan bayangan semu. Hari yang mengingatkannya pada pusaran waktu. Kini perlahan kepingan hati yang telah lama hancur, kembali bersatu. Berubah menja...
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
8097      2255     7     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...