"Cantiknya anak bunda" ucap Kirana ketika memasuki kamar Kinara.
Kinara tersenyum saat mendengar Kirana memujinya.
"Ada apa bunda?" Tanyanya.
"Kevan sudah datang. Dia pasti akan sangat terkejut saat melihat penampilan kamu malam ini. Kamu benar-benar cantik, sayang." Kirana mengecup kening Kinara dengan penuh kasih.
"Cepatlah keluar, Kevan sudah tidak sabar untuk bertemu kamu."
Kirana keluar, sementara Kinara kembali mematut dirinya di depan cermin. Dress tanpa lengan berwarna tosca itu sangat pas di tubuhnya. Dan rambut panjangnya yang kini dibiarkan tergerai. Serta make up tipis yang sengaja dipoleskan di wajahnya, yang menjadikan Kinara semakin terlihat cantik.
Kinara menyunggingkan senyumnya, namun dalam hati Ia terus saja merapalkan doa. Kinara menguatkan hatinya. Tidak akan terjadi sesuatu yang buruk di sana. Semuanya akan baik-baik saja. Ingat Kinara, Kevan akan selalu bersamamu. Batinnya.
Kinara memutuskan untuk segera menemui Kevan. Kasihan, Kevan sudah terlalu lama menunggunya. Dan setibanya Kinara di ruang tamu..
Kevan menatap Kinara takjub. Sebab malam ini Kinara terlihat sangat cantik. Baru pertama kalinya Kevan melihat Kinara mengenakan make up.
"Putri ayah memang sangat cantik. Lihat bunda! Bahkan Kevan sampai tak berkedip melihatnya." Mendengar perkataan Danu, Kevan tersadar dari lamunannya, sementara Kinara tersipu malu.
"Putri Om memang cantik" katanya.
"Ya sudah, lebih baik kalian segera berangkat, nanti pestanya keburu dimulai." Ucap Kirana.
"Ayah.. Bunda.. Kinara berangkat ya." Setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya, Kinara berjalan mendahului Kevan.
"Kevan ijin bawa Kinara sebentar ya, Om.. Tante.." Kevan pun segera berbalik dan melangkah untuk menyusul Kinara, setelah selesai berpamitan tadi. Namun langkahnya terhenti ketika Danu memanggilnya.
"Kevan!" Kevan berbalik.
"Jaga Kinara.." Kevan tersenyum lalu mengangguk.
**
"Kamu cantik banget malam ini.." kata Kevan ketika dirinya dan Kinara sudah sama-sama berada di dalam mobil.
"Gombal" kata Kinara sambil menunduk malu.
"Aku serius.. kamu cantik.."
"Iya, ayo jalan."
Kevan sangat suka ketika melihat Kinara tersipu seperti tadi. Itu membuat Kinara kelihatan semakin cantik bagi Kevan.
"Sebelum kita berangkat, I have something for you.." Ucap Kevan yang mau tak mau Kinara pun menatap ke arahnya.
"Tadaaaaaaaa" ucapnya ketika menunjukkan sebuah kalung berbandulkan huruf KK.
"This is for you, sweetie.. K for Kevan and Kinara. Sini sini biar aku yang pakein."
Ketika Kevan memakaikan kalung tersebut di leher Kinara, Lagi lagi Kinara dibuat tersipu olehnya. Sebab wajah mereka berada cukup dekat, sehingga deru napas mereka pun terdengar satu sama lain.
"Kamu jadi makin cantik." Puji Kevan tulus.
"Thank you, Kev.."
"Kamu suka?" Kinara mengangguk.
"Aku suka"
Terlihat sekali binar bahagia di mata Kinara. Sungguh, jika ada alat ukur kebahagiaan di sini, sudah pasti akan menunjukkan sebuah angka paling maksimal. Sebab Kinara sudah mendapatkan seorang Kevandra Adya, sumber kebahagiaannya.
"Aku juga punya, nihh.." kata Kevan sambil menunjukkan gelang yang dipakainya. Sebuah gelang yang juga memiliki bandul yang sama dengan kalung yang diberikannya pada Kinara.
"Mungkin ini kelihatan alay, tapi ya.. gapapa lah ya."
**
Setibanya di rumah Arul..
"Wihhh akhirnya kalian berdua dateng juga.. Selamat datang pasangan baru.."
Kinara tersenyum ketika Lilian menyambut kedatangannya bersama Kevan di pintu masuk. Sementara Kevan memasang wajah datarnya seperti biasa.
"Katanya lo sakit, Ki? Sorry ya ga bisa jenguk. Tapi lo udah gapapa, kan?" Tanya Lilian khawatir.
"Dasar bodoh! Kalau Kinara masih sakit, gue ga bakal ajak dia ke sini! Gimana sih?!" Lilian merasa kesal saat mendengar perkataan Kevan barusan.
Untung gue lagi cantik sekarang, kalo nggak, udah gue bales omongannya tadi?! Batin Lilian.
"Lebih baik kita ke tempat pestanya sekarang, gue ga mau penampilan gue malam ini rusak cuma karena harus ngeladenin omongannya pacar lo ini."
Kevan hanya memutar bola mata malas, sementara Kinara tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya.
"Lian?" Panggil Kinara ketika mereka bertiga berjalan berdampingan.
"Kenapa, Ki?"
"Kamu cantik"
Lilian memang terlihat cantik dengan dress biru tuanya. Rambutnya yang biasa dia gulung, kini Ia gerai sama seperti Kinara. Tidak ada kesan tomboy sedikit pun untuk Lilian malam ini, kalau saja dia tidak memakai sepatu convers.
"Lo bisa aja, jadi malu gue. Cantikan lo ke mana-mana kali, Ki." Lilian terkekeh. Lilian memang jarang sekali menerima pujian dari orang lain, selain dari kedua orang tuanya yang sudah tiada.
**
Akhirnya mereka bertiga tiba di halaman belakang rumah Arul. Dia memang sengaja membuat garden party untuk ulang tahunnya yang ke-17.
"Wihh dateng juga lo akhirnya, Kev?" Katanya.
"Hai Kinara.. you are so beautiful tonight." Kevan menatap tajam ke arah Arul. Kevan tidak suka mendengar Arul memuji Kinara seperti tadi.
"Selamat ulang tahun, Arul." Ucap Kinara sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Arul. Dan dengan senang hati Arul menerima uluran tangan Kinara.
"Makasih Kinaraaaaaa" Arul masih tidak mau melepaskan tangan Kinara.
"Ga usah genit-genit sama Kinara! Ada yang marah tuh!" Tegur Lilian pada Arul, sementara Arul malah tertawa dan kemudian melepaskan jabatan tangannya.
"Kalem mas bro" katanya pada Kevan. Sementara Kevan masih saja menatap tajam Arul.
"Happy Birthday ya!" Ucap Lilian sambil memberikan kado pada Arul.
"Udah 17 tahun aja lo??" Arul menerima kado dari Lilian sambil tertawa, namun dalam hati Arul memuji kecantikan Lilian.
"Iyalah, jadi sekarang gue udah bisa nonton film yang dewasa hahaha."
"Najong dasar lo!" Lilian pun ikut tertawa.
"Btw thanks ya, Liliput." Ucap Arul dengan senyum tulusnya. Lilian mengangguk.
"Oh iya, lo cantik malam ini."
Perkataan Arul tadi membuat Lilian salah tingkah. Pasalnya, jantung Lilian dagdigdug dibuatnya. Dan ketika Arul dan Lilian saling beradu pandang, Kinara menatap ke arah Kevan. Kemudian Kevan menarik lengan Kinara untuk menjauh dari sepasang manusia yang Kevan yakin sebentar lagi akan menjalin hubungan.
"Mereka lucu, ya?" Ucap Kinara.
"Iya" Kevan terus memandangi Kinara, walaupun Kinara sibuk memandangi Arul dan Lilian.
**
Semua orang yang hadir di pesta ini pun sebagian besar adalah teman-teman sekelasnya. Dan kini sudah tiba saatnya bagi Arul untuk meniup lilinnya. Lagu selamat ulang tahun dari Jambrud pun terdengar menggema.
Saat pemotongan kue, Arul memberikan potongan pertamanya kepada ibunya. Lalu potongan kedua Arul berikan kepada ayahnya. Dan potongan ketiga, Arul berikan kepada Lilian. Lilian pun terkejut, namun tetap menerimanya. Sorak sorai pun terdengar begitu berisik saat Arul menyuapi Lilian.
"Sorry karena gue selalu bikin lo kesel di sekolah." Lilian hanya mengangguk malu.
Paling bentar lagi juga jadian. Pikir sebagian besar orang yang berada di sana.
Dan sekarang saatnya pesta. Arul sudah mengundang band terkenal untuk memeriahkan pestanya. Semua orang pun ikut bernyanyi dan memenuhi bagian depan stage.
Berbeda dengan Kinara dan Kevan yang hanya duduk di salah satu kursi yang tersedia. Mereka berdua menikmati penampilan dari band tersebut dari jauh.
Kevan terus memandangi wajah Kinara. Dalam hati dia tidak berhenti memuji betapa cantiknya Kinara malam ini. Sementara Kinara yang merasa dirinya terus diperhatikan, Kinara menoleh ke arah Kevan.
"Kenapa?" Tanyanya. Kevan pun menggeleng, dan itu membuat Kinara kembali tersipu.
Kevan kini memandang ke arah depan, mencoba ikut menikmati penampilan dari band tersebut. Namun di detik berikutnya, sebuah ide terlintas di otaknya. Kevan pun pergi tanpa diketahui oleh Kinara. Sampai penampilan tersebut selesai..
"Ki? Lo ngapain di sini sendirian?"
Kinara tersenyum ketika mendapati Lilian menghampirinya. Namun Kinara sadar,ada yang aneh pada pertanyaan Lilian tadi. Sendirian? Pikirnya.
Lantas Kinara menoleh ke sampingnya, ke tempat di mana Kevan berada tadi. Rupanya Kevan tidak ada di sana. Kinara heran, ke mana Kevan pergi?
"Kevan ke mana?" Tanya Lilian.
"Itu yang mau aku tanya. Kevan ke mana?"
Kemudian terdengar suara riuh dari atas stage, dan saat itu juga Kinara melihat Kevan di sana. Dia mau apa? Tanyanya dalam hati.
"Kejutan, hmm??" Goda Lilian. Sementara Kinara masih bingung.
Kejutan apa?
Kevan sekarang sudah memainkan gitarnya. Membuat semua orang melihat ke arahnya. Termasuk Kinara.
Berdiri Ku di sini Hanya Untukmu
Dan yakinkanku untuk memilihmu
Suara merdu milik Kevan menyatu dengan nada gitar yang dimainkannya. Semua orang bertepuk tangan, sedangkan Kinara tertegun mendengar suaranya. Kinara terkejut atas apa yang Kevan lakukan. Sementara di sampingnya, Lilian, dia menatap Kevan tak percaya. Setahunya, Kevan bukanlah orang yang mau menjadi pusat perhatian. Tetapi saat Lilian melirik ke arah sampingnya, Ia tahu, kalau cinta bisa mengubah seseorang. Sekali pun seseorang itu layaknya sebuah batu seperti Kevan.
Dalam hati kecilku Inginkan kamu
Berharap untuk dapat bersamamu
Seperti lirik yang Kevan nyanyikan. Dalam hati Kevan, dia selalu ingin bersama dengan Kinara. Kevan berharap agar dia dapat terus bersama dengan Kinara.
Aku kan ada untuk dirimu
Dan bertahan untukmu
Lirik lagunya membuat hati Kinara tersentuh. Tadi siang Kevan mengatakan kalau dia akan terus bersama dengan Kinara. Dan sekarang dia juga mengatakannya di hadapan semua orang melalui lagu yang dia nyanyikan. Kinara merasa sangat bahagia.
Terlukis indah raut wajahmu
Dalam benakku..
Berikanku cinta terindah yang
Hanya untukku..
Tertulis indah puisi cinta
Dalam hatiku..
Dan aku yakin kau memanglah
Pilihan hatiku..
Indah raut wajah Kinara selalu teringat di benak Kevan. Matanya, hidungnya, bibirnya.. Kevan mengingat semua tentang Kinara. Kevan mengharapkan agar Kinara memberikan seluruh cintanya hanya untuk Kevan. Hanya Kevan. Sebab Kevan sangat yakin kalau Kinara memang pilihan hatinya.
Dalam hati kecilku Inginkan kamu
Berharap untuk dapat bersamamu
Aku kan ada untuk dirimu
Dan bertahan untukmu
Kevan berjanji kepada Kinara dan juga kepada hatinya, kalau dia akan terus ada untuk Kinara. Bagaimana pun keadaan Kinara.
Terlukis indah raut wajahmu
Dalam benakku..
Berikanku cinta terindah yang
Hanya untukku..
Tertulis indah puisi cinta
Dalam hatiku..
Dan aku yakin kau memanglah
Pilihan hatiku..
Dan aku yakin.. Kau memanglah..
Pilihan hatiku..
Petikan gitar itu mengakhiri penampilan Kevan di atas stage. Kevan tersenyum kepada Kinara di hadapan semua orang untuk pertama kalinya. Hal itu membuat semuanya tertegun, karena baru pertama kali bagi mereka melihat Kevan tersenyum semanis itu. Mereka juga baru pertama kali mendengar Kevan bernyanyi, bahkan mereka juga baru pertama kalinya mendengar suara Kevan dengan jelas. Namun mereka langsung bertepuk tangan.
"Keren mas bro!!!" Teriak Arul yang kemudian bersiul untuk Kevan.
Kevan mengabaikan semua ucapan kagum dari teman-temannya, termasuk Arul. Kevan tetap melangkahkan kakinya ke arah di mana Kinara berada, sambil terus menatap Kinara.
"Lo beruntung banget sih, Ki?" Bisik Lilian yang kemudian pergi meninggalkan Kinara sendiri.
Kinara yang pandangannya tak sedikit pun terlepas dari mata milik Kevan, merasakan hatinya berbunga-bunga. Lagu yang Kevan nyanyikan itu sangat cukup bagi Kinara, untuk meyakinkan bahwa Kevan memanglah pilihan yang tepat untuknya.
"Kamu suka?" Tanya Kevan ketika tiba di hadapan Kinara. Hingga Kinara langsung berdiri menghadapnya. Kinara mengangguk cepat sambil terus tersenyum.
"Seperti kata lagu tadi, Aku yakin, kamu memanglah pilihan hatiku." Ucap Kevan sambil menyelipkan rambut Kinara yang menghalangi wajahnya ke belakang telinga.
"Aku mencintaimu, Kinara.."
Kinara terkejut saat Kevan tiba-tiba saja memeluknya. Menaruh dagunya di atas bahu Kinara, sampai akhirnya Kinara membalas pelukannya.
"Aku juga mencintaimu, Kevan."
Biarlah semua orang memandanginya. Biar semua orang tahu kalau mereka memang saling mencintai. Pikir Kevan.
Setidaknya mulai sekarang, Kinara jadi mempunyai kenangan manis tentang pesta. Kenangan manis bersama dengan orang yang dicintainya.
#Lavina - Pilihan Hatiku