Loading...
Logo TinLit
Read Story - BEST MISTAKE
MENU
About Us  

Di sepanjang perjalanan, tidak ada satu pun di antara mereka berdua yang membuka suara. Keduanya larut dalam pikirannya masing-masing.  Yang terdengar hanya suara musik yang diputar di radio. Kinara sibuk memikirkan tentang apa yang akan terjadi malam ini, ke mana Kevan akan membawanya pergi, dan juga kapan sampai ke tempat tujuan? Waktu terasa begitu lama bagi Kinara.
Tidak tahukah jika Kinara merasakan sesuatu aneh itu lagi?
Sementara Kevan sibuk menyetir dan dalam pikirannya dia sibuk memikirkan betapa indahnya malam ini. Dia keluar bersama dengan gadis yang dicintainya, dan malam ini dia berniat untuk mengungkapkan perasaannya. Kevan sibuk berharap dalam hati, semoga Kinara mau menerimanya. Hanya itu. Dan waktu terasa begitu cepat jika sedang bersama Kinara. Setidaknya itu bagi Kevan.
Bukan hanya Kinara yang mengalami perubahan dalam hidupnya, Kevan pun mengalami hal yang serupa. Kevan tidak lagi suka membuat masalah. Dia sudah bisa bersikap baik layaknya seorang siswa yang taat aturan. Dia juga sudah jarang menampakkan wajah datarnya, meski pun hanya pada Kinara. Dan Kevan juga sudah banyak bicara sekarang. Bahkan Kevan sudah berani mengajak jalan anak orang.
Jika mengingat bagaimana Kevan dulu, sungguh, ini bukan Kevan. Maksudnya adalah, Kevan yang sekarang seperti kebalikan dari dirinya yang dulu. Meski wajahnya masih sama.
**
Ternyata Kevan mengajak Kinara ke pasar malam!!!
Kinara melihat ke arah keramaian di depannya ketika dia tiba di tempat tersebut. Kinara merasa sedikit.. cemas. Namun genggaman di jari tangannya -Kevan, hal itu membuat Kinara sedikit tenang.
Kevan tersenyum ketika Kinara tidak menolak genggamannya. Lantas Kevan mengajak Kinara untuk menaiki wahana yang terdapat di pasar malam tersebut.
"Karena kita cuma punya waktu sebentar, gue mau ajak lo naik kincir ini."
"Aku ga mau"
"Sayangnya itu bukan pertanyaan yang mengharuskan lo menjawab mau atau pun nggak."
Kinara merasa sedikit kesal pada Kevan. Ternyata julukan pemaksa itu memang sangat cocok untuk Kevan. Lihatlah betapa pandainya dia memaksa Kinara untuk ikut naik kincir bersamanya.
"Mas, karcisnya dua ya? Makasih."
Mau tidak mau Kinara mengikuti ke mana Kevan pergi. Kinara sempat ingin kabur, namun Kevan tahu itu dan langsung menarik lengan Kinara agar tetap berada di sampingnya.
Kini giliran mereka..
Dan setelah mereka naik, dan kincirnya mulai diputar. Kinara memejamkan matanya, takut. Lagi lagi ini pertama kalinya bagi Kinara. Memang, selama lima belas tahun kehidupannya, Kinara tidak pernah pergi ke mana pun selain ke sekolah dan ke restoran langganan keluarganya.
"Kalau lo takut, lo bisa pegang tangan gue."
Mendengar itu, tangan Kinara seakan menerima perintah. Tanpa sadar dia memegang erat tangan Kevan, dan matanya tetap saja terpejam.
"Buka aja mata lo, ga perlu takut. Dengan begitu lo bisa melihat pemandangan indah dari atas sini." Kata Kevan bersamaan dengan kincir yang berhenti dan menempatkan mereka di tempat paling atas.
Kinara memberanikan diri untuk membuka matanya. Dan yang pertama kali Kinara lihat adalah pemandangan indah di depannya, yaitu wajah tampan Kevan yang sedang tersenyum padanya.
Selama beberapa detik, mereka tenggelam dalam pandangan. Kalau saja ini adalah film bollywood, sudah pasti langsung terdengar lagu cinta yang mengalun indah. Namun sayangnya ini dunia nyata, jadi tidak ada lagu cinta, melainkan lagu syantik yang menggema di sekitar pasar malam ini. Adu pandang seperti itu jelas saja membuat wajah keduanya merona, lalu di detik berikutnya mereka membuang pandangan masing-masing. Hingga terjadi hening selama beberapa saat.
"Gue belum bilang ya?" Tanya Kevan.
"Apa?" Tanya Kinara bingung. Memangnya Kevan belum bilang soal apa pada Kinara? Begitu pikirnya.
"Lo cantik"
Lagi, Kinara tersipu atas perkataan Kevan barusan. Lagi dan lagi ini juga pertama kalinya bagi Kinara, ada seseorang yang memujinya selain kedua orang tuanya.
"Terima kasih"
Permainan pun berhenti. Akhirnya mereka keluar dari tempat yang terlihat seperti keranjang itu. Kemudian Kevan mengajak Kinara untuk pergi menuju permainan lempar bola. Di mana yang menjadi targetnya adalah setumpukan kaleng yang disusun rapi.
"Lo mau hadiah apa?" Tanya Kevan. Dia yakin kalau dirinya akan berhasil menjatuhkan kaleng-kaleng itu. Namun Kinara tetap diam.
"Oke, diem di sini."
Kevan berbicara pada penjaga permainan tersebut, lalu Ia diberi tiga buah bola. Sementara di sisi lain Kinara hanya diam berdiri memperhatikan Kevan.
Kevan pun melempar bola pertamanya. Dia berhasil menjatuhkan banyak kaleng, sehingga menyisakan tiga buah kaleng. Dua di sebelah kiri dan satu di sebelah kanan. Lalu Kevan melemparkan bola keduanya dan berhasil menjatuhkan dua kaleng di sebelah kiri. Dan kini tertinggal satu kaleng. Semakin sulit bagi Kevan untuk mengenainya.
Kevan menoleh ke arah Kinara dan tersenyum manis. Kinara ragu, apakah Kevan bisa menjatuhkan satu kaleng terakhir itu atau tidak. Tetapi keraguan itu hilang ketika Kevan berhasil menjatuhkan satu kaleng terakhir itu dengan bola terakhirnya pula. Kinara sempat tidak percaya, tapi itulah kenyataannya.
Kinara terkejut saat Kevan tiba-tiba berdiri di depannya. Dia menyembunyikan sesuatu di belakangnya.
"Gue punya hadiah buat lo" katanya.
Sebuah boneka Koala berwarna abu dengan bulu yang sangat halus. Kinara menyukainya.
"Terima kasih Kevan"
Kini giliran Kevan yang shocked!! Ini pertama kalinya Kevan mendengar Kinara menyebutkan namanya!! Dan Kevan merasa sangat senang.
"Sama-sama, Kinara."
Kevan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ternyata waktu baru menunjukkan pukul 8. Jadi masih ada waktu sekitar 30 menit lagi untuk bersenang-senang, sebelum kembali pulang.
Lantas Kevan mengajak Kinara ke tempat penjual es krim.
"Lo suka rasa apa?"
"Strawberry"
Kevan kira kalau Kinara akan lebih menyukai cokelat daripada yang lainnya. Namun Kevan salah. Dan itu berarti, waktu itu juga Kevan sia-sia memberikan cokelat pada Kinara?!
Mereka sudah memegang masing-masing satu es krim cone di tangannya. Kinara dengan rasa strawberrynya dan Kevan dengan rasa cokelatnya.
"Kinara?" Kinara hanya bergumam sambil memakan es krimnya, tanpa melihat ke arah Kevan.
"Gue mau bilang sesuatu sama lo."
"Apa?"
Tes
Setitik air mengenai hidung Kinara. Kemudian Kinara menengadahkan telapak tangannya ke atas dan merasakan tetesan air mengenainya.
"Sepertinya mau hujan, ayo kembali ke mobil." Kata Kinara. Sementara Kevan menghela napasnya. Gagal sudah.
Akhirnya mereka berdua sudah masuk ke dalam mobil di waktu yang tepat. Setidaknya mereka tidak perlu takut basah terguyur hujan.
"Oh iya, tadi mau bilang apa?" Tanya Kinara.
"Oh itu.. eh.. sebenernya.."  jawab Kevan tergagap. Namun Kevan menarik napasnya, berusaha untuk menormalkan detak jantungnya. Sehingga Kevan bisa berbicara dengan normal lagi.
"Jujur, gue suka sama lo. Dan gue mau, lo jadi pacar gue."
Kinara tersedak oleh ludahnya sendiri. Dia tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Kevan suka padanya? Benarkah itu? Pikirnya.
Dan perkataan macam apa itu? Sebenarnya Kevan itu sedang mengungkapkan perasaannya dan ingin Kinara menjadi pacarnya, kan? Tapi itu bukan kalimat tanya, dan Kinara bingung harus berkata apa. Ditambah jantungnya yang berdetak tak karuan.
"Aku-"
"Itu bukan pertanyaan, jadi lo ga perlu jawab. Yang perlu lo lakukan itu cukup jadi pacar gue mulai sekarang."
Bagaimana bisa seperti itu?! Bukankah pacaran itu butuh persetujuan dari kedua pihak? Tapi ini? Itu sama saja dengan Kevan yang memaksa Kinara untuk menjadi pacarnya!!!!
"Udah jam setengah 9, kita pulang."
**
Hujan malam ini cukup deras, sehingga suara musik di dalam mobil pun teredam oleh suara kerasnya hujan dari arah luar. Waktu kini telah menunjukkan pukul 8.55 malam dan mobil Kevan sudah tiba di depan gerbang rumah Kinara. Dan setelah Kevan membunyikan klakson mobilnya, gerbang pun dibuka.
"Kinara?" Kinara menoleh ke arah Kevan. "Terima kasih untuk malam ini." Kata Kevan dengan senyum manis di wajahnya. Kinara hanya mengangguk dengan senyuman tipisnya.
Malam yang indah di tengah derasnya hujan. Setidaknya satu hubungan telah terjalin malam ini. Walau pun hubungan itu terikat tanpa adanya persetujuan di pihak kedua.
Kevan akhirnya pulang dengan hati yang berbunga-bunga. Setidaknya malam ini Kevan sudah jadian dengan Kinara. Dan Kinara sudah resmi menjadi pacarnya. Begitu pikirnya. Sedangkan Kinara? Dia memikirkan tentang apa yang telah terjadi tadi. Dia memikirkan tentang hubungannya dengan Kevan sekarang. Apakah hubungan tersebut sudah bisa dikatakan sebagai 'pacaran?' Entahlah, Kinara tidak peduli dan juga tidak mau tahu. Karena yang jelas, malam ini Kinara merasa sangat bahagia.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Awesome Me
3395      1205     3     
Romance
Lit Academy berisi kumpulan orang-orang mengagumkan, sebuah wadah untuk menampung mereka yang dianggap memiliki potensi untuk memimpin atau memegang jabatan penting di masa depan. Mereka menjadi bukti bahwasanya mengagumkan bukan berarti mereka tanpa luka, bukti bahwa terluka bukan berarti kau harus berhenti bersinar, mereka adalah bukti bahwa luka bisa sangat mempesona. Semakin mengagumkan seseo...
Mars
1204      647     2     
Romance
Semenjak mendapatkan donor jantung, hidup Agatha merasa diteror oleh cowok bermata tajam hitam legam, tubuhnya tinggi, suaranya teramat halus; entah hanya cewek ini yang merasakan, atau memang semua merasakannya. Dia membawa sensasi yang berbeda di setiap perjumpaannya, membuat Agatha kerap kali bergidik ngeri, dan jantungnya nyaris meledak. Agatha tidak tahu, hubungan apa yang dimiliki ole...
F I R D A U S
760      503     0     
Fantasy
Kisah yang Kita Tahu
5804      1746     2     
Romance
Dia selalu duduk di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, begitu diam seperti patung, sampai-sampai awalnya kupikir dia cuma dekorasi kolam di pojok taman itu. Tapi hari itu angin kencang, rambutnya yang panjang berkibar-kibar ditiup angin, dan poninya yang selalu merumbai ke depan wajahnya, tersibak saat itu, sehingga aku bisa melihatnya dari samping. Sebuah senyuman. * Selama lima...
CATATAN DR JAMES BONUCINNI
3207      1034     2     
Mystery
"aku ingin menawarkan kerja sama denganmu." Saat itu Aku tidak mengerti sama sekali kemana arah pembicaraannya. "apa maksudmu?" "kau adalah pakar racun. Hampir semua racun di dunia ini kau ketahui." "lalu?" "apa kau mempunyai racun yang bisa membunuh dalam kurun waktu kurang dari 3 jam?" kemudian nada suaranya menjadi pelan tapi san...
Letter hopes
1145      627     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
DEVANO
726      446     1     
Romance
Deva tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Mega bisa begitu berpengaruh untuk hidupnya. Dan untuk pertama kalinya setelah hari itu, Dio-mantan sahabatnya, ikut campur dalam urusannya. Padahal, biasanya cowok itu akan bersikap masa bodo. Tidak peduli pada semua yang Deva lakukan. Ternyata, pertemuan itu bukan hanya milik Deva. Tapi juga Dio di hari yang sama. Bedanya Deva lebih berun...
Selfless Love
4715      1321     2     
Romance
Ajeng menyukai Aland secara diam-diam, meski dia terkenal sebagai sekretaris galak tapi nyatanya bibirnya kaku ketika bicara dengan Aland.
Distance
1836      728     4     
Romance
Kini hanya jarak yang memisahkan kita, tak ada lagi canda tawa setiap kali kita bertemu. Kini aku hanya pergi sendiri, ke tempat dimana kita di pertemukan lalu memulai kisah cinta kita. Aku menelusuri tempat, dimana kamu mulai mengatakan satu kalimat yang membuat aku menangis bahagia. Dan aku pun menelusuri tempat yang dimana kamu mengatakan, bahwa kamu akan pergi ke tempat yang jauh sehingga kit...
Love You, Om Ganteng
17375      4247     5     
Romance
"Mau dua bulan atau dua tahun, saya tidak akan suka sama kamu." "Kalau suka, gimana?" "Ya berarti saya sudah gila." "Deal. Siap-siap gila berarti."