Read More >>"> BEST MISTAKE (8) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - BEST MISTAKE
MENU 0
About Us  

"Silakan masuk.. Anggap saja rumah sendiri." Ucap Danu ketika tiba di rumahnya.
"Iya siap om"
Lilian merasa sangat takjub dengan kemegahan rumah orang tua Kinara. Rumah bertingkat dengan design interior yang lebih terlihat seperti istana menurutnya.
"Ki? Ini rumah apa istana sih? Sumpah gede banget!!!" Katanya takjub. Sementara Kinara hanya tersenyum melihatnya.
"Ayo masuk"
Lilian pun mengikuti ke mana Kinara pergi. Namun pandangan matanya terus mengelilingi pemandangan luar biasa yang disuguhkan di dalam rumah itu. Sungguh, Lilian pernah melihat rumah seperti ini dan itu pun hanya di dalam film. Tetapi sekarang Lilian melihatnya langsung dan itu nyata.
"Eh kamu sudah pulang sayang?"
Kinara tersenyum saat melihat bundanya yang datang menghampirinya. Berbeda dengan Lilian yang cukup kaget saat melihatnya. Ini keluarga biasa atau keluarga kerajaan sih? Batin Lilian.
"Dan ini pasti Lilian?" Lilian pun mengangguk. "Saya Kirana, bundanya Kinara."
Pantesan anaknya cantik, ibunya cantik dan ayahnya juga ganteng. Begitu batin Lilian.
Sejak kedatangan Lilian ke rumah ini, Ia tidak banyak bicara. Sebab dirinya ditakjubkan dengan pemandangan rumah dan juga pemiliknya. Lilian tidak tahu harus berkata apa-apa. Sementara Kinara, kini dia malah pergi meninggalkannya di ruang tamu bersama dengan Kirana.
"Kinara sudah bercerita banyak tentang kamu." Ucap Kirana dengan senyum manis yang tercetak di wajahnya.
Sementara Lilian merasa sedikit cemas ketika mendengar perkataan Kirana. Lilian cemas sehingga sibuk dengan pikirannya sendiri.
Apa yang Kinara ceritakan tentang gue sama ibunya?! Astaga.. apa dia menceritakan tentang gue yang jelek-jelek??? Oh my..
"Terima kasih sudah mau berteman dengan Kinara, ya Lian?"
Lilian menatap Kirana tidak percaya. Sementara wajah Kirana sangat menunjukkan adanya kekhawatiran di dalamnya, Lilian tahu itu. Tapi kenapa? Apa yang dikhawatirkan oleh Kirana? Lilian pun tidak tahu.
"Iya tante. Lagi pula Kinara itu gadis yang baik, aku juga senang karena bisa menjadi temannya."
"Tante hanya minta satu hal sama kamu, tolong jaga Kinara ya?"
Jujur, Lilian tidak mengerti tentang apa yang dimaksud oleh Kirana. Sebenarnya apa maksud dari perkataannya? Kenapa juga Lilian harus menjaga Kinara? Apa karena ada orang jahat yang mengincarnya? Atau apa? Lilian tidak mengerti itu. Tetapi pada akhirnya dia mengiyakan permintaan Kirana tersebut.
Sementara di sisi lain, Kirana menginginkan yang terbaik untuk Kinara. Kirana ingin Kinara memiliki seorang teman yang memang benar-benar baik untuknya. Kirana juga sebenarnya ingin menceritakan hal yang sebenarnya pada Lilian, berharap agar Lilian bisa menerima keadaan Kinara. Tetapi semua itu tidak dilakukannya, sebab dia takut jika Lilian tidak bisa menerima keadaan Kinara dan malah menjauhinya. Kirana tidak mau itu terjadi, jadilah dia tetap diam.
"Kalau begitu, tante permisi dulu ya. Dan kalau kamu ingin sesuatu, tinggal ambil saja di dapur. Anggap saja rumah sendiri." Setelah itu Kirana pergi meninggalkan Lilian sendiri.
Sementara di tempat lain, tepatnya di kamar Kinara. Dia sudah selesai mengganti pakaiannya. Namun bayangan saat Kevan menyapanya dan juga ketika Kevan selalu menemaninya menunggu ayahnya menjemputnya di pos satpam,tiba-tiba terlintas begitu saja. Dan hal itu membuat rona merah tercetak jelas di pipinya. Ada perasaan aneh yang Kinara rasakan setiap kali dia berdekatan dengan Kevan. Entah perasaan apa itu, Kinara tidak tahu. Namun satu hal yang Kinara tahu, perasaan itu menyenangkan.
**
"Sumpah ya Ki, kalau gue punya rumah segede ini, udah pasti gue bakalan betah tinggal di sini. Dan gue ga perlu pergi ke mana-mana lagi, karena semua yang gue butuhkan itu ada di sini. Sayangnya rumah gue mungkin hanya seperempatnya dari rumah lo." Ucap Lilian ketika dirinya sedang berbaring di tempat tidur Kinara.
"Lo sangat beruntung, Ki. Tinggal di rumah segede ini, sama orang-orang yang sangat sayang sama lo." Kinara juga merasa sangat seberuntung itu.
"Kalau kamu mau juga, kamu boleh tinggal di sini, temenin aku."
Lilian tidak percaya dengan perkataan Kinara dan di detik berikutnya dia tertawa.
"Ya ga mungkin lah, Ki. Gue masih punya rumah. Meski pun gue udah ga punya orang tua, tetapi gue masih punya adik yang perlu gue urus."
Mendengar jawaban dari Lilian, Kinara merasa kecewa. Padahal Kinara ingin sekali Lilian untuk tinggal di sini bersamanya. Mengingat kalau Kinara kesepian di rumah sebesar ini dan juga mengingat cerita Kinara yang hanya tinggal berdua bersama adiknya.
"Tapi bisa lah, kapan-kapan gue nginep di sini." Senyum di wajah Kinara pun muncul ketika mendengar perkataan Lilian selanjutnya.
"Janji ya?"
"Iya"
**
Keesokan paginya saat Kinara tiba di kelasnya, Kinara melihat ada sebuah cokelat dengan pita merah jambu tergeletak begitu saja di mejanya. Sementara di kelasnya saat ini hanya terdapat beberapa orang saja. Kinara menatap sekeliling, orang-orang itu sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Lalu siapa yang menaruh cokelat itu di mejanya?
Kinara pun mengambil colelat tersebut. Rupanya ada tulisan yang tertera di pembungkus cokelat tersebut. Untuk Kinara. Begitulah tulisannya.
"Wah wah wah ada yang dapat kiriman cokelat nih???" Ucap Arul yang baru saja datang.
"Dari siapa tuh, Ki?" Tanyanya penasaran. Sementara Kinara hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.
"Kayaknya gue tau cokelat itu dari siapa?????" Kini Lilian yang baru datang pun juga ikut masuk dalam pembicaraan.
"Sepertinya pemikiran kita saat ini sama, ya Liliput?????"
"Sejujurnya gue benci mengakuinya. Tapi ada benernya juga kata lo,Rul???"
Lantas Lilian dan Arul, keduanya berhighfive ria. Sementara Kinara hanya menatap mereka berdua bingung. Memangnya hal sama apa yang mereka pikirkan?
"Kalau lo ga suka cokelat, gue siap nampung kok, Ki????"
Sejujurnya apa yang dikatakan Lilian itu sedikit benar. Kinara tidak begitu menyukai cokelat. Tetapi Kinara juga harus menghargai pemberian orang lain untuknya.
"Gapapa, Lian. Aku suka kok." Setidaknya Kinara sudah mencoba menghargai niat baik orang itu.
"Lo mau cokelat?" Tanya Arul pada Lilian. Lilian pun mengangguk sebagai tanda bahwa dia pun memginginkan cokelat.
"Beli! Masa mau nunggu ada yang ngasih juga kayak Kinara? Sampai kiamat pun ga bakalan ada!! Hahahaha" Mendengar ejekan Arul, Lilian merasa kesal. Kemudian Lilian memukuli Arul dengan tas gendongnya. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran.
"Mulai lagi.."
Kevan baru saja memasuki kelas, lalu dia menghampiri Kinara.
"Pagi" sapanya. Namun seperti biasa, Kinara hanya tersenyum membalasnya. Tetapi hal itu tidak membuat Kevan patah semangat. Kevan melihat Kinara terus memegang cokelat di tangannya, dan melihat itu Kevan tersenyum.
"Cokelat dari siapa?" Tanya Kevan.
"Oh ini? Aku tidak tahu."
"Tapi lo suka?" Lagi lagi Kinara hanya tersenyum.
Setidaknya Kinara menyukainya. Batin Kevan.
**
Siang ini, Kinara mendapatkan kabar bahwa ayahnya tidak dapat menjemputnya. Sehingga mengharuskan Kinara untuk naik taksi. Seharusnya tadi dia tidak meminta Lilian untuk pulang lebih dulu, dan seharusnya dia tidak menolak ajakan Arul untuk pulang bersama. Kinara sendirian dan itu salahnya sendiri.
Namun ketika Kinara hendak berjalan melewati gerbang sekolah, sebuah motor menghalanginya. Kinara kenal dengan pemilik motor tersebut, Kevan.
"Kenapa ga nunggu di pos kayak biasa?" Tanya Kevan yang masih setia duduk di atas motornya.
Kinara nampak kebingungan saat itu, namun ketika Kevan melepaskan helm-nya..
"Malah bengong. Cepet naik!"
Kinara masih diam di tempatnya berdiri. Dia tidak tahu harus berkata apa. Kinara tidak mau lagi dibonceng naik motor oleh Kevan, Kinara masih takut. Dan seakan mengerti apa yang Kinara rasakan, Kevan kembali memakai helm-nya dan melajukan motornya kembali entah ke mana.
"Ya udah kalau lo ga mau" katanya.
Kinara pun akhirnya bisa bernapas lega saat melihat Kevan pergi meninggalkannya. Setidaknya Kinara tidak harus menolak ajakan Kevan dengan ucapannya.
Kinara akhirnya berjalan menuju halte yang tak jauh dari sekolah. Jika tidak mendapatkan taksi, setidaknya Kinara bisa naik angkutan umum lainnya. Lagi pula Kinara tidak perlu takut untuk nyasar karena salah naik angkutan umum, sebab Kinara sudah hapal. Kinara berterima kasih kepada Lilian, karena cerita Lilian yang setiap hari naik-turun angkutan umum, kini bisa membantu Kinara di saat seperti ini.
Kinara hanya perlu naik angkot berwarna hijau supaya bisa sampai di rumahnya, dan Kinara hanya perlu sedikit berjalan kaki sebelum sampai di rumahnya. Sesederhana itu. Namun yang jadi masalah Kinara sekarang adalah karena dia harus bertemu dengan orang-orang asing.
"Tidak apa-apa Kinara, kamu bisa." Katanya meyakinkan diri sendiri.
Angkot berwarna hijau pun datang. Orang-orang yang sedari tadi berdiri di halte pun mulai memasukinya. Begitu juga dengan Kinara. Kinara duduk di kursi panjang yang menghadap ke arah pintu. Dan betapa kagetnya Kinara saat tahu bahwa Kevan juga ikut masuk ke dalam angkot yang sama dengannya?!
Kinara berpura-pura untuk tidak melihat Kevan. Namun sekeras apapun usahanya, mau tidak mau Kinara tetap melihatnya. Sebab Kevan duduk tepat di depan Kinara.
"Dasar keras kepala!" Kata Kevan.
Kinara tahu apa maksud Kevan. Itu karena Kinara tidak mau diajak pulang bersamanya. Andai saja Kevan tahu kalau Kinara takut naik motor. Tetapi Kevan tidak tahu. Lalu untuk apa Kevan sampai mengikuti Kinara ke dalam angkot segala?
Kinara tetap mengabaikan keberadaan Kevan. Namun ketika angkot yang ditumpanginya ugal-ugalan.
DUUKKK
Kepala Kinara terjeduk dengan kursi pengemudi. Dan itu membuatnya kepalanya sakit.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh lima menit, akhirnya sampai juga di jalan dekat rumahnya. Kinara pun turun, diikuti dengan Kevan.
Kinara terus saja berjalan, mencoba tidak mempedulikan Kevan yang terus mengikutinya. Tetapi Kinara penasaran, kenapa Kevan terus mengikutinya sampai sekarang. Lantas Kinara pun berbalik hingga lagi lagi kepala Kinara terbentur sesuatu.
"Lo gapapa?" Tanya Kevan.
Kinara mengaduh sambil mengusap kepalanya.
"Aku gapapa" katanya. Tapi Kevan tidak percaya, dan dia langsung memegang kepala Kinara, lalu meniup keningnya.
DEG

Merasa ada yang tidak beres dengan hatinya, Kinara pun menjauhkan dirinya dari Kevan.
"Kamu ngapain ikutin aku terus?" Tanya Kinara pada akhirnya.
"Kenapa?" Kinara menggeleng.
"Gue khawatir lo kenapa-kenapa." Kinara menatap Kevan tak percaya.
"Aku gapapa, kamu bisa pergi."
Kevan merasa sedikit kesal. Kinara mengusirnya?!
"Seharusnya lo bilang makasih ke gue karena udah nemenin lo sampai sini."
Aku tidak memintanya! Perkataan itu hanya berada dalam hati Kinara. Dan sejujurnya Kinara ingin segera sampai di rumah. Kinara tidak ingin terus berbicara pada Kevan.
"Karena sekarang udah terlanjur, lebih baik gue anterin lo sampai rumah. Ayo jalan."
Satu hal yang Kinara sadari sekarang, kalau Kevan itu pemaksa. Meski pun begitu, Kinara tetap menuruti perkataannya dan mulai kembali berjalan. Hingga mereka di depan gerbang rumah yang sangat megah, rumah Kinara.
"Ini rumah lo?" Kinara mengangguk.
"Terima kasih" ucap Kinara.
Gerbang itu pun terbuka, dan ketika Kinara hendak melewati gerbang.
"Lo ga mempersilakan gue masuk gitu?"
Kinara tetap diam dalam keterpakuannya. Sampai akhirnya datang seorang wanita cantik yang tak lain adalah bundanya Kinara, Kirana.
"Sayang? Akhirnya kamu pulang juga. Bunda sangat khawatir saat tahu kalau kamu harus pulang sendiri. Kamu gapapa kan?" Kirana langsung memeluk putrinya. Terlihat sekali kekhawatiran yang tercetak jelas di wajah cantiknya itu.
"Eh ada temennya Kinara juga?" Ucap Kirana ketika melihat keberadaan Kevan.
"Iya tante, saya Kevan." Ucap Kevan memperkenalkan diri.
"Bunda, Kinara masuk dulu ya." Kinara pun masuk ke dalam rumah, meninggalkan Kevan bersama bundanya di depan gerbang.
"Kevan makasih ya udah nganterin Kinara pulang dengan selamat."
"Iya sama-sama tante, kalau begitu saya pamit pulang dulu."
Melihat Kevan berdiri sendiri tanpa ada kendaraan di sekitarnya, Kirana pun bertanya pada Kevan. "Kamu pulang naik apa?" tanyanya.
"Naik motor tante"
"Kamu antar Kinara pulang naik motor?!" Tanya Kirana shocked.
"Eh nggak tante, tadi saya sama Kinara pulang naik angkot."
"Hah syukurlah, tante kira kalian pulang naik motor." Kirana bernapas lega.
"Emangnya kenapa tante?"
"Kinara itu takut naik motor."

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sahara
20796      2930     6     
Romance
Bagi Yura, mimpi adalah angan yang cuman buang-buang waktu. Untuk apa punya mimpi kalau yang menang cuman orang-orang yang berbakat? Bagi Hara, mimpi adalah sesuatu yang membuatnya semangat tiap hari. Nggak peduli sebanyak apapun dia kalah, yang penting dia harus terus berlatih dan semangat. Dia percaya, bahwa usaha gak pernah menghianati hasil. Buktinya, meski tubuh dia pendek, dia dapat menja...
Past Infinity
209      177     0     
Romance
Ara membutuhkan uang, lebih tepatnya tiket ke Irak untuk menemui ibunya yang menjadi relawan di sana, maka ketika Om Muh berkata akan memenuhi semua logistik Ara untuk pergi ke Irak dengan syarat harus menjaga putra semata wayangnya Ara langsung menyetujui hal tersebut. Tanpa Ara ketahui putra om Muh, Dewa Syailendra, adalah lelaki dingin, pemarah, dan sinis yang sangat membenci keberadaan Ara. ...
Power Of Bias
1069      619     1     
Short Story
BIAS. Istilah yang selalu digunakan para penggemar K-Pop atau bisa juga dipakai orang Non K-Pop untuk menyatakan kesukaan nya pada seseoraang. Namun perlu diketahui, istilah bias hanya ditujukan pada idola kita, atau artis kesukaan kita sebagai sebuah imajinasi dan khayalan. Sebuah kesalahan fatal bila cinta kita terhadap idola disamakan dengan kita mencitai seseorang didunia nyata. Karena cin...
KAFE IN LOVE
1409      864     1     
Romance
Ini adalah cerita mengenai Aura dan segudang konfliknya bersama sahabatnya Sri. Menceritakan Kisah dan polemik masa-masa remajanya yang dia sendiri sulit mengerti. belum lagi, kronik tentang datangnya cinta yang tidak ia duga-duga. Lalu bagaimanakah Aura menyelesaikan konflik-konflik ini? Dan bagaimanakah akhir kisah dari cinta yang tak diduga?
Kare To Kanojo
5708      1583     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
R.A
1929      977     2     
Romance
Retta menyadari dirinya bisa melihat hantu setelah terbangun dari koma, namun hanya satu hantu: hantu tampan, bernama Angga. Angga selalu mengikuti dan mengganggu Retta. Sampai akhirnya Retta tahu, Angga adalah jiwa yang bimbang dan membutuhkan bantuan. Retta bersedia membantu Angga dengan segala kemungkinan resiko yang akan Retta hadapi, termasuk mencintai Angga. - - "Kalo nanti ka...
Kisah yang Tak Patah
14204      2245     5     
Romance
Kisah cinta pertama yang telah usai. Sebuah cerita untuk mengenang pada suatu waktu yang menghadirkan aku dan kamu. Meski cinta tidak selalu berakhir luka, nyatanya aku terluka. Meski bahagia tak selalu ada usai sedih melanda, memang nyatanya untuk bahagia itu sulit meski sekedar berpura-pura. Bagaimanapun kisah yang ada memang akan selalu ada dan takkan pernah patah meski kadang hati sedikit ...
A D I E U
1960      736     4     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
She Never Leaves
4827      1398     4     
Inspirational
Dia selalu ada dan setia menemaniku, Menguatkanku dikala lemah, Menyemangatiku dikala lelah, dan .. Menuntunku dikala kehilangan arah.
Kamu!
2033      792     2     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??