15
Yuri membuka matanya perlahan. Ruangan asing, tidak banyak barang, seperti ruangan santai. Suara langkah kaki berjalan kearah Yuri. Dua orang perempuan yang tidak asing, Terutama Pemilik warna rambut pirang panjang yang berdiri di depannya sekarang. Mata mereka berdua bertemu, Perempuan berambut pirang itu menyeringai melihat Yuri yang sudah sadar.
Semua memori Yuri kembali menyatu. Bagaimana si cewek pirang dan temannya memaksa nya masuk kedalam mobil dan dirinya dibius oleh pacar si cewek pirang. Setelah siuman dan sadar, Yuri sudah berada ditempat asing, terlihat seperti markas mereka, dengan sekumpulan laki-laki duduk santai di tempat mereka. Yuri melihat jendela luar yang masih cerah. Pikirnya sudah berapa lama dia di tempat ini.
Badan Yuri terasa kaku, tidak bisa digerakkan. Setelah pulih dengan keadaanya saat ini, dia baru menyadari dirinya sudah diikat di tangan dan kakinya di atas bangku. Yuri berusaha menggerakkan tangan dan kakinya berulang kali,tapi ikatan tali-nya sangat kuat.
“Lo enggak bisa kemana-mana lagi. Ini akibat lo dan teman-teman lo cari perkara sama kita semua!” kata si cewek pirang, tersenyum menyeringai puas melihat Yuri tidak berkutik sedikit pun.
“ Ngapain sih lo berbuat sampai kayak gini? Yang mulai masalah kan lo duluan bukan kita?!” Yuri membela diri, masih tidak gentar ketakutan.
Si Cewek pirang mengcengkram dagu Yuri, “ Lo yang sinting, ikut campur masalah kita! Ngerti lo?!” si Cewek Pirang tambah menekan cengkramannya di dagu Yuri.
Yuri masih berusaha menahan kesakitannya, matanya tidak lepas menatap tajam si cewek pirang.
Tiba-tiba Segerombolan laki-laki mulai mendekati mereka. Si cewek Pirang melepaskan cengkramannya, bersama dengan temannya ikut bergabung dengan pacarnya, yang juga bagian dari mereka. Yuri melihat mereka semua dari bawah sampai atas, beberapa dari mereka masih mengenakan pakaian seragam sekolah yang masih terlihat logo di kemeja seragam mereka walaupun ditutupi jaket.
Yang membuat Yuri terkejut bukan karena mereka seumuran dengan Yuri, tapi para cowok yang berdiri di depannya, ini sudah ketiga kalinya dia bertemu dengan mereka, para preman pasar malam, dan ternyata Pacar si cewek pirang adalah anggota mereka juga.
“Kalian!!” kata Yuri terkejut.
Si pencopet yang pernah mencuri tas Kagura, maju mendekat berdiri di depan Yuri, “ Hai bocah, Ini pertemuan kita yang ketiga kalinya.”
“ Kalian…” Yuri menatap si pencopet dan matanya berkeliling melihat satu persatu gerombolan preman pasar malam, yang jauh lebih banyak dari yang ia ingat. “ Kenapa.. bukannya kalian beraksi malam-malam lagi?” Tanya Yuri penasaran, karena Ia teringat dengan riset Rico yang mengatakan pergerakan para preman ini hanya terlihat beraksi di malam hari.
Semua nya terdiam, saling menengok kearah teman-temannya. Satu persatu bereaksi berkomentar dengan pertanyaan Yuri.
“ Iya sih.. biasanya kita di call malam-malam aja sih.”
“ Kalau siang gue sekolah, jadi bolos kan.”
“ Katanya kita di panggil untuk balas dendam si boss.”
“ Balas dendam gue juga.” Si cewek pirang ikut berkomentar.
“ Emang si boss diapaain sama ini cewek?”
“ Ditolak cewek lagi?” nyinyiran salah satu preman, diikuti tawa semua teman-temannya.
Suasana yang tadinya tegang, jadi riuh penuh tawa para preman karena membicarakan Boss mereka. Salah satu preman yang tertawa paling keras, ditepuk pundaknya pelan dari belakang oleh seseorang. Ketika dia berbalik menengok melihat siapa sosok orang tersebut, Sang Boss yang menjadi bahan candaan mereka, muncul.
" Ada yang lucu?" tanya Sang Boss sinis, mensinyalir waktu nya berhenti bercanda.
Semua preaman yang tadi tertawa riuh, langsung terdiam hening, menundukkan kepala mereka.
Boss para Preman melangkah maju, dan si pencopet berjalan mundur menunduk, mempersilahkan si Boss menghadap Yuri. Si Boss menatap Yuri dingin. Kaos polos hitam dan tattoo di sepanjang tangan kirinya, ditambah badan si Boss yang besar. Yuri yang awalnya masih berani tidak menunjukkan sisi lemah, langsung tunduk ketakutan melihat sosok si Boss. Perawakan menakutkan Boss para Preman ini tidak diragukan lagi.
“ Jadi ini umpan-nya?” Si Boss menatap dari bawah sampai ujung rambut Yuri, “ Manis sih, tapi enggak semanis my baby-chan.” kata Si Boss datar.
Semua orang yang mendengar kata terakhir yang disebut si Boss “ my baby-chan” , memilih untuk menutup mulut mereka serapat mungkin dan menyembunyikan ekspresi muka mereka yang geli merinding mendengarnya. Untungnya si Boss tidak menyadari-nya.
Si pencopet maju mendekati si Boss, “ Boss, ini cewek teman-temannya mereka. Pasti teman-temannya bakal datang buat nyelamatin mereka.” Jelas si Pencopet.
Si Boss melirik jam tangannya, pukul 09.00. “ Masih pagi. Pasti mereka masih sekolah. Kita tunggu sampai pulang sekolah.”
BRAAK…
Hentakan keras pintu terbuka lebar, memberi jalan masuk ketiga orang yang memasuki ruangan markas para preman Pasar malam. Semua orang kaget menengok ke arah pintu yang dibuka paksa oleh ketiga orang tersebut.
Ketiga orang tersebut adalah Kagura yang berdiri ditengah, disisi Kanan Yabe dan disisi kirinya Arven.
“Enggak perlu nunggu sampai pulang sekolah, kita enggak sesibuk itu kok.” Kata Kagura dengan santainya, sambil mengelus leher belakangnya.
“ Tapi gue salut, kalian mau nungguin kami sampai selesai sekoolah.” Arven menepuk pelan kedua tangganya, pujinya salut dengan perintah si Boss.
“ Habis pulang sekolah gue sibuk, mau ngedate. Jadi sekarang aja kita beresin.” Sekarang giliran Yabe ikut berkomentar.
Si Boss yang awalnya masih kaget,terbuka mulutnya, melihat kehadiran 3 bocah SMA,berganti ekspresi tersenyum takjub melihat keberanian ketiga remaja tersebut. “Jadi ini bocah-bocah yang ngalahin kalian semua? Mana yang kata kalian ada cowok cantik-nya?” Tanya Si Boss, menyenggol sikut si Pencopet.
Si pencopet menunjuk kearah Kagura. Si Boss menggangkat kedua alisnya terkejut, memperhatikan dengan seksama seorang gadis muda berambut panjang yang berdiri di tengah, bisa mengalahkan anak buahnya. Kagura menyadari interaksi Si Boss Preman dan Pencopet, menggelengkan kepalanya melihat mereka berdua.
“Ckckck… Si Boss Preman sebegitu kagumnya, enggak bisa lihat pesona Nona Kagura yang anggun dan kuat ini?" Kagura mengibaskan lembut rambut panjangnya,
Si Boss preman mengelus dagu-nya, tidak melepaskan pandangannya dari Kagura, “ Jadi ini cewek yang nyamar jadi cowok. Hmm.. rasanya muka-nya familiar, pernah lihat dimana ya?”
Pacar si Pirang datang mendekati si Boss Preman, “ Boss mumpung mereka sudah disini, jadi gimana sekarang?”
Si Boss Preman baru tersadar tujuan utamanya menculik Yuri dan urusan mereka pada Kagura cs. “ Hmm.. Kalian bertiga sudah mempermalukan gue dan anak buah gue. Kali ini kita enggak akan kalah” Si Boss Preman menepuk kedua bahu Si pencopet dan pacar si pirang yang berdiri di sisi kanan kiri Boss. “SEMUANYAA!! BERSIAP” dengan suara lantang Si Boss preman bersiap memberi aba-aba penyerangan yang ditujukkan pada Kagura, Arven dan Yabe.
Kagura, Yabe dan Arven mulai merenggakan badannya, tengah bersiap melakukan perlawanan juga.
“SERANG!!” Teriak Si Boss Preman, di sahut riuh para anak buahnya yang berjumlah 10 orang. Semua anak buah nya, termasuk Si pencoper dan Pacar si pirang, maju menyerang.
Kagura dan Yabe maju melawan. Pertarungan sengit dan tidak seimbang dengan jumlah 2 vs 10 orang. Kagura dan Yabe menangani masing-masing setengah jumlah mereka. Kagura yang sudah memakai celana panjang didalam di rok nya, bergerak bebas melayangkan kaki-nya dalam sekali tendangan, menjatuhkan satu lawannya yang tergeletak ke lantai seketika. Teman-temanya bergerak mundur, kaget dengan serangan pertama Kagura.
" Ayo siapa selanjutnya?" Kagura tersenyum menantang sambil memiringkan kepalanya menyutuh lehernya.
Mereka meresa terhina di remehkan seorang gadis remaja, tidak peduli lagi, merka melangkah maju lagi menyerah Kagura bersamaan. Kaki Kagura yang ia sering gunakan, di ketahui para preman, dan mengincarnya. Ketika salah satu dari mereka menangkap kaki Kagura, Kagura mengerti jalan strategi mereka. Sikut Kagura menghantam punggung laki-laki yang menankap kakinya, sampai ia terlemas melepaskannya. Para Preman itu salah mengira Kagura sedang lengah karena kaki nya di kunci, kedua tangannya juga tidak kalah mematikannya bisa memukul satu per satu. .
Kagura langsung membalas serangan yang akan ia terima, dengan sikut tangannya mengahantamkan ke muka preman, dan menjatuhkannya yang meringis kesakitan. Satu persatu Serangan lainnya Kagura datang siap menghajar Kagura, tidak memperdulikan Kagura yang seorang perempuan. Para Preman sudah tahu seberapa mengerikannya kekuatan Kagura.
Yabe juga harus menghadapi sebagian para preman-premannya. Satu preman datang siap melemparkan pukulan tinjunya, tapi Yabe berhasil menangkap kepalan tangan tinjunya dengan satu tangan kanannya. Jari jemari Yabe menekan dan menggenggam keras tangan dan jari jemari si Preman. Si Preman meringis kesakitan serasa tangannya dan jari jemarinya akan dipatahkan oleh Yabe.
Lalu datang Preman lainnya siap menghajar Yabe. Dengan mata tajamnya melihat gerak gerik yang ia sudah prediksi, sebelum Preman tersebut mendekat, kaki panjang Yabe sudah menendang tepat di bagian perutnya. Si Preman terkena pukulan di perut, masih meringgis kesakitan, menundukkan kepanya. Preman yang tanggannya digenggam Yabe mencoba menyerah Yabe dengan tinju di tangan sebelah kiri. Tapi Ketika siap menyerah, Yabe sudah membaca gerak gerik sang preman, tangan Yabe lebih cepat mengahantam perut si Preman, sampai dia terjatuh meringis kesakitan di tangan dan perut-nya.
Kagura dan Yabe bisa menangani para preman tersebut, sementara Arven berlari mendapati Yuri masih duduk terikat di kuris nya.
“Yuri.. Lo enggak apa-apa kan?” Tanya Arven khawatir, sambil mengusap keringat dari kening Yuri.
Yuri masih terkejut dengan keadaan sekarang yang ia hadapi saat ini. Pikirannya masih tidak ditempat, hingga pertanyaan Arven tidak dihiraukannya. Dirinya masih mencerna semua nya benar-benar terjadi dan bukan mimpi. Pagi-pagi sudah diculik para preman ini, lalu di selamatkan teman-temannya. Menegangkan, menakutkan tapi juga Lega dan bahagia melihat Teman-temannya datang menolongnya. Tiba-tiba badannya Yuri terasa bergoncang ke depan-belakang, pikirannya mulai buyar, dan kembali.
Arven yang terus mengguncang bahu Yuri untuk menyadarkannya, karena ekspresi muka Yuri yang kosong. "Yuri!! Lo dengar gue gak?” Tanya Arven dengan suara keras, dan terus menggucang badan Yuri, sampai Cewek itu benar-benar sadar.
“ Oooh iya kenapa Arven?” Jawab Yuri yang masih tercenga kembali berpikir normal. “ Gue enggak apa-apa. Mereka belum nyakitin gue, untung kalian datang cepat. ” Yuri tersenyum lega melihat Arven yang datang menjemputnya dan Kagura Yabe juga datang, yang sedang sibuk menghajar para preman demi dirinya. "Eh tapi lo tahu dari mana gue disini?"
“ Disini tempat mereka pernah sembunyiin tas Kagura, dan gue pernah kesini waktu Boss nya belum datang.” Jelas Arven sambil membuka ikatan dari badan Yuri.
Yuri mengangguk pelan mengingat Arven lah yang ikut bersama salah satu preman untuk mengambil Tas Kagura. “ Iya gue ingat lo pernah kesini buat ambil Tas, tapi saat lo datang Si Boss…” Bulu kuduk Yuri meridik, matanya menangkat sosok seseorang yang datang mendekati mereka dengan muka amarahnya. Arven belum menyadari.
“ Si.. sii.. si Boss” Yuri tergagap melihat sosok menakutkan dan berbadan besar mendekati mereka.
Arven yang menyadari ekspresi muka Yuri yang merasa tidak nyaman. Ia baru menoleh sebentar, sebuah hantaman pukulan kearah pipi kirinya. Arven yang tidak sempat menghindar pukulan keras tersbut, jatuh meringis kesakitan dipipinya. Yuri menjerit,mendekati Arven melihat kondisi mukanya, setelah ikatan telah terlepas.
Arven menggigt bibirnya dan pipi nya yang masih memerah karena pukulan keras si Boss. Si Boss tersenyum bangga bisa memukul Arven. Arven bangkit berdiri lagi dibantu Yuri.
“ Jadi lo yang hancurin markas gue seenaknya, Karena gue enggak ada?!!” Si Boss hendak memukul pipi sebelah kanannya, namun Arven tidak lengah seperti sebelumnya. Ia langsung menangkis pukulan tangan besar si Boss.
Yuri dan Si Boss kaget melihat Arven yang bisa menahan serangan tinju tangan sebesar itu, hanya dengan satu tangannya saja. Sambil menahan kepalan tangan kanan si Boss, Arven melakukan serangan balasannya. Kepalan tanga kirinya menghantam rahang bawah Si Bos.
Si Boss meringis kesakitan, tidak menyangka serangan Arven. Rahang mulut nya terasa berbunyi retakan, terasa nyeri, sampai untuk berbicara saja susah.
“ Yuri.. lo mundur dulu. Gue masih harus selesaikan Si Boss gembul ini.” Kata Arven menatap tajam kearah Si Boss, Yuri pun mengikuti kata Arven, menjaga jarak.
Si Boss sudah mulai bisa bersuara dan bisa menggerakkan kembali rahangnya. Si Boss tampak sangat marah menatap tajam Arven yang tidak kalah dengan gertakan tatapan mengerikan Boss para Preman. Mereka berdua mendekat dan memulai pertarunganya.
Kulit tebal dan badan besar si Boss yang sudah di pukul Arven berkali-kali, seolah tidak mempan, Laki-laki berbadan besar itu terus menyerang Arven. Tidak jauh berbeda, Arven dengan gerakan lincah nya terus berhasil menangkis dan menahan serangan Si Boss. Mereka berdua saling bertarung tidak hentinya dan seimbang. Arven yang sudah merasa lelah, memutar otaknya berpikir titip lemah si Boss Preman ini. Dia pun menyadari sejak tadi Si Boss terus berusaha menutupi mukanya, dan saat dia menyerang dagu si Boss, tampak frustasi butuh waktu untuk memulihkan diri.
Sekarang Arven tahu dimana ia harus menyerang si Boss Preman. Tepat di hidung nya. Dengan gerak tidak terduga oleh si Boss, Arven mengecohkan gerakannya yang awalnya ingin menyerang perutnya,tinju Arven berbalik arah mengenai hidung Si Boss. Si Boss berteriak kesakitan, mundur untuk mengecek hidungnya, dan lubang hidung si Boss sudah mulai menetes mengeluarkan darah. Si Boss terus berusaha mengelap darah dari hidungnya dengan bajunya, sampai darahnya sudah mulai berhenti. Tapi amarah si Boss tidak pernah berhenti. Dendam dan amarahnya pada bocah-bocah Sma ini, makin membuatnya hilang kendali.
Arven melihat kondisi si Boss yang terlihat frustasi melihat hidungnya berdarah, Ia tersenyum puas. Arven menengok kebelakang, memandang Yuri yang masih setia berdiri di jarak aman sesuai perintahnya. Arven berlari kecil menghampiri Yuri. Namun ketika ia sedang berlari kecil, tiba-tiba Si Boss preman sudah datang menyusul Arven dari belakang.
Si Boss memegang benda kecil seukuran telapak tangannya, benda tajam mengkilap, pisau kecil. Si Boss melangkahkan kakinya cepat mendekati Arven. Yuri melihat Si Boss berjalan mendekati Arven dari belakang, mencurigai tatapan aneh si Boss, tatapn kemarahan dan keputus asaan. Yuri berlari cepat mendekati Arven, tatapan kemarahan Seorang Boss para preman-preman bertanda hal yang tidak baik dengan senjata tajam di tangannya akan menyerang Arven.
Arven berhenti berjalan, binggung melihat Yuri datang mendekatinya. Yuri menarik tangan Arven menjauh dari Si Boss, Badan Arven jatuh ke pelukan Yuri yang memegangnya erat.
“ Arven!! Lo enggak apa-apa kan?!” Yuri masih memegang erat kemeja putih Arven yang ia tarik di depan dada Arven, menongakkan kepala-nya menatap khawatir, cowok bertubuh tinggi di hadapannya.
Arven menganggukan kepalanya, matanya masih menatap lekat cewek yang terlihat lebih mengkhawtirkannya dibandingkan dirinya sendiri.
“ Enggak ada rasa sakit atau luka atau berdarah atau..” Yuri mengecek bagian belakang badan Arven, lengan, pinggul dengan seksama, memastikan Si Boss belum sempat menyerangnya.
Sekarang Arven yang memegang erat kedua bahu Yuri, menghadapkannya dengan pandangan lurus, “Yuri..Tenang.” Arven menenangkan Yuri, yang sudah mulai tenang menatap Arven lurus. “ Gue enggak apa-apa. Ini berkat lo dan.. Rico.”
“ EHHH?!” Dahi Yuri langsug mengerut mendengar kata “ Rico”, binggung dimana sosok Rico yang ia tidak lihat sejak tadi.
Arven membalikkan badannya, menunjukkan Yuri agar dia bisa melihat sendiri, bagaiamana peran Rico ikut serta. Pisau yang di pegang si Boss tergeletak di lantai, tangan Si Boss masih kaku sampai melepaskan pisau nya sendiri karena begitu kaget dengan kejutan yang tidak disangka-sangka. Mata Yuri menyipit memastikan penglihatannya tidak salah, melihat seorang gadis berambut pink sebahu memeluk si Boss dari belakang.
Si gadis berambut pink menahan erat pelukannya ke si Boss, “ Oni chan~” panggil si gadis berambut pink dengan suara lembut gadis kepada Si Boss.
Si Boss membalikkan badannya menghadap si gadis berambut pink, akhirnya si Boss dan si gadis berambut pink bertatapan.
Yuri sebagai penonton melihat si gadis berambut pink dan suara nya yang terasa tidak asing ditelinganya menyadari sosok di balik gadis manis berambut pink itu adalah Rico yang sedang cross dressing anime karakter tokoh Sakura, karakter di anime Naruto, kesukaan Rico.
Sementara itu disisi penonton versi kedua-Yabe dan Kagura. Yabe dan Kagura berdiri bersampingan yang sudah menonton adegan full version, di mulai saat Si Boss menggila ingin menusuk Arven dari belakang, sampai saat Si Boss mulai mendekati Arven sambil memegang pisau di tangannya. Namun Yuri yang menyadari hal itu datang menghampiri Arven, ingin menyelamatkan-nya. Disaat yang sama juga, Rico datang dengan pakaian cross dressing-nya sebagai Sakura. Rico datang tepat waktu, dia berlari mengejar Si Boss menghentikannya, memelukkan dari belakang. Si Boss membatu menghentikkan aksinya ketika melihat gadis berambut pink memeluknya dari belakang dan tidak jauh berbeda Arven jatuh ke pelukkan Yuri yang menarik-nya menjauh dari si Boss.
Yabe menggelengkan kepalanya,” Ckckck.. Harusnya ini jadi adegan action menegangkan pas kita menghajar semua preman disini, tapi mereka mencuri perhatian dengan adegan romantis ini.” Komentar Yabe yang tengah berdiri bersama Kagura dikeliling Para preman yang tergeletak tidak berdaya melanjutkan pertarungan mengalahkan dua remaja super kuat ini.
“ Rico akhirnya dapat juga kostum itu, dan terpaksa dipakai juga sih. Hehe” Kagura tertawa kecil teringat Rico yang terpaksa mengikuti rencana mereka, dengan peran pentingnnya, menjadi seperti saat ini.
Kembali ke adegan Rico atau sebut saja si Sakura dan si Boss.
Si Boss melihat Sakura (Rico) begitu terkejut, jari jemari tangannya gemetar, tangannya tidak tahan untuk langsung menyerang Sakura(Rico) membalasnya dengan pelukan hangat. “ Sa.. Sakura chan~ kamu datang untuk ku? Kamu akhirnya mau menerima ku?” Tanya Si Boss sudah tidak bisa menahan perasaaan senangnya melihat Sakura(Rico) datang menemuinya, yang masih erat memeluk erat Sakura(Rico)
Sakura (Rico) akhirnya melepaskan pelukannya, menarik nafas dalam, melepaskannya panjang. Sakura (Rico) mengambil sumpelan bra di dalam dress pink nya, di kedua dadannya, lalu melemparkannya ke lantai. Aksi Sakura (Rico) membuang sumpelan buatan di dadanya, membuat Si Boss tidak bisa berkata apa-apa, terkejut tapi sepertinya Sakura (Rico) punya kejutan lain yang ia tidak pernah bayangkan sebelumnya.
Sakura (Rico) ingin melepaskan wig berwarna pinknya di pengannya erat wig tersebut. Ini enggak boleh gue buang seenangknya, punya Club Otaku gue. Lalu dirapikannya lagi wig nya.
“ Eeeghh.. uhhmmm..” Suara berat seorang laki-laki, bergema di ruang hening karena semua mata tertuju pada Sakura (Rico) dan Si Boss.
“ Gue Sakura, si cantik yang pernah menolak cinta lo.” Kata Rico memperhatikan reaksi Si Boss yang entah kemana raga nya menghilang melayang, belum bisa menerima pernyataan Rico yang mengejutkan-nya.
Para Preman, anak buah si Boss, yang juga menyaksikan perubahan Sakura, cewek yang disukai Si Boss yang selama ini mereka kenal, berubah menjadi laki-laki.
“ Buset!! Cowok aslinya.” Komentar salah satu anggota Para preman,Si Boss
“ Gue juga udah curiga waktu si Boss kenalin kita cewek cosplay yang dia suka.” Komentar lagi salah satu Preman.
“ Si Boss apes banget hari ini. Harga dirinya benar-benar hancur. “
“ Kenapa?” Tanya seorang Para preman penasaran.
“ Suka sama cowok yang cosplay jadi cewek. Ditolak pula. Dihajar sama teman-temannya. Markas kita hancur. Cewek yang dia suka ternyata cowok. Haah.. hancur sudah.”
Para Preman, anak buah Si Boss menggelengkan kepalanya, mengasihani nasip Si Boss.
Si Boss berjalan dengan tatapan kosong, berjalan menuju arah Arven dan Yuri, dan melewati mereka. Lalu ia duduk di bangku tempat Yuri diikat. Menyenderkan badannya dengan kaki terlentang lelah dengan semua kejadian ini.
“ Kalian semua pulang balik ke sekolah. Belajar yang benar, biar enggak gampang dikibulin kayak gue.” Kata Si Boss menatap langit-langit di ruang markasnya, masih dengan tatapan kosong, berusaha menenangkan dirinya.
Akhirnya Kagura, Yabe,Rico, Arven dan Yuri pergi meninggalkan Si Boss dan Anak buahnya. Rico yang berada di barisan terakhir melangkahkan kaki-nya keluar pintu,
“Sakura..” suara Si Boss memanggil, membuat Rico terkejut, di tengoknya perlahan kea rah Si Boss yang masih duduk di bangku.
“Aku akan melupakan-mu.” Kata Si Boss dengan tatapan dalam menatap Rico.
“Baa.bagus lah.” Jawab Rico masih tergagap karena masih ada perasaan takut jika Si Boss tetap nekat mendekatinya, tapi untungnya tidak.
***
prince story never die hehe, penulisannya oke punya dan deskripsinya mantap... udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu
Comment on chapter Prolog