Read More >>"> Garden (Siapa Kau?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Garden
MENU
About Us  

Siapa Kau?

 

Pagi ini aku belum juga mendapat panggilan dari tempat kerja. Aku hanya bersabar dan setidaknya menikmati waktu bersama kedua orang tuaku. Bukankah sudah sangat lama aku tidak merasakan ini? Aku menanam beberapa pohon buah bersama Ayah,selain itu aku juga menanam beberapa bunga di pekarangan kami. Walau hanya tersisa sedikit ruang kosong disana,aku mengisinya dengan bunga yang sedap dipandang mata. Menanam bunga,membersihkan juga merawat taman kecil penghias pekarangan rumah kami,itu adalah salah satu kesenangan bagiku. Kesibukan dengan tanaman ini melepas semua kesedihanku. Kesedihan yang sebenarnya tidak layak untuk aku rasakan,kekecewaan yang sebenarnya tidak pantas untuk aku besarkan. Bagaimanapun Allah sudah menulis takdirku jauh sebelum aku dilahirkan. Ini adalah salah satu ketentuannya yang harus aku terima dengan lapang. Laili dan Ardan,adalah dua orang yang sama-sama ada dihatiku. Harusnya aku bahagia melihat orang yang kusayang itu bahagia. Karena itu aku mencoba menyibukkan diri dengan segala aktifitas. Bunga-bunga yang bermekaran dipekarangan rumah itu seakan menyampaikan pesan bahwa aku harus selalu tersenyum,seperti mereka yang mekar indah bersemi.

Seperti biasa,setiap malam tiba aku mengirim e-mail untuk Joon Seong. Dia menjadi teman curhat yang sangat setia sekarang. Bahkan masalah Ardan,sedikit ku ceritakan padanya. Aku menceritakan bahwa aku menyukai seseorang di negaraku,tapi seseorang itu menyukai sahabatku sendiri. Tanpa harus ku sebutkan namanya dia sudah tahu bahwa itu adalah Laili,aku pernah membanggakan Laili di hadapannya kala itu. Banyak sekali yang kami bicarakan saat menulis e-mail seperti ini. Joon Seong terlihat lebih banyak waktu untuk menulis e-mail dibandingkan Won. Dia akan menggunakan layanan Video call untuk menghubungiku. Tapi,beberapa waktu terakir dia tidak pernah memberi kabar kepadaku. Seperti biasa dia memang datang dan pergi tanpa bisa ditebak. Cukup misterius,tapi kedatangannya selalu membuahkan senyum untukku.

Aku terkejut ketika pertama membuka e-mail. Joon Seong mengirimkan foto,ya tentu bukan fotonya. Ini adalah potret rumah yang pernah kutinggali di Korea kala itu.

Look at this, your plants bring peace. are you missing it?Lihat ini,tanamanmu menghadirkan kedamaian. apa kau tidak merindukan tempat ini?

~Joon Seong

Semua yang pernah aku tanam disana,sekarang tumbuh dengan berbagai warna. Sangat rupawan juga sangat mengagumkan. Tidak terasa aku menitikkan airmata,rasanya aku mengingat semua kenangan itu. Kenangan disana dan apa saja yang pernah terjalin disana. Rumah itu menyimpan bergudang cerita,saksi bisu dari kegelisahan,kesengangan dan berbagai perasaan yang ada selama satu tahun. Aku meneliti setiap sudut dari gambar yang kubuat seukuran dengan layar berukuran lima inci ini. Semakin lama semakin membuatku merasa berada disana,merasa masih menikmati udara disana dan merasa ingin tetap berada disana. Yaa Allah,bolehkan? Tapi sebentar,aku melihat sekilas ada bunga yang terlihat mirip dengan mawar. Apakah Won benar-benar menanam mawar?

Joon Seong, any roses there right?Joon Seong,aku melihat ada bunga mawar disana. Benarkah?

Yes so pretty. Why, do you like it? I will send a pictures for you.Iya. sangat cantik. Kenapa,apakah kamu menyukainya? Akan aku kirimkan gambar untukmu.

Yes, I love pink roses. Iya,aku suka mawar pink.

ahh .. Maybe because of that,this flower become very special interest. Won,himself who planted it and always take care of it before he left Korea. In even asked me the time to always check and care for these plants. Once he never forgets to remind me of this flower. my schedule is heavy since he go. Aahh.. Mungkin karena itu bunga ini menjadi sangat special. Won sendiri yang menanamnya dan selalu merawatnya sebelum dia meninggalkan Korea. Di bahkan memintaku menyempatkan diri untuk selalu memeriksa dan merawat tanaman ini. Sekali saja dia tidak pernah lupa untuk mengingatkan aku tentang bunga ini. Kesibukanku bertambah sejak dia pergi.

Go? Where are he go? Pergi? Kemana dia pergi?

He learned and prepare to be worthy in order to meet his special girl. He is so crazy, I was very upset and jealous of him. He did everything for her, even that girl doesn't necessarily have the same feelings for him. She typical hard fighter Lai.Dia belajar dan mempersiapkan diri untuk menjadi layak agar bisa menemui gadis pujaannya. Dia sudah dibuat gila oleh gadis itu,aku sangat kesal dan iri padanya. Dia melakukan segala hal untuk gadis itu,bahkan belum tentu gadis itu memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Dia tipikal pejuang keras Lai.

Won,he was really in love? To whom?Won,dia benar-benar jatuh cinta? Pada siapa?

Dan sekarang aku dibuat penasaran oleh Joon Seong. Hampir satu jam aku menunggu balasan,tapi Joon Seong masih saja belum membalas. Mungkin dia sudah kembali pada kesibukannya. Aku masih belum habis pikir,orang seperti Won bisa jatuh cinta. Aku sedikit penasaran tentang itu,

?????????????, ?????????????????????. dangsin-eul wihae ganeunghandoego nan hue, naneun dangsin-i ihaehal su-issneun eon-eolo malhal su issseubnida Setelah menjadi yang layak bagimu, aku akan mengatakannya dengan bahasa yang bisa kau mengerti.

Aku sempat terperangah waktu itu,namun aku menahan semua rasa terkejutku dengan menenggak habis bimbimbab dihadapanku. Setelah mengatakan itu,apa yang sebenarnya Won maksud? Dia sedang curhat atau sedang mengungkapkan perasaan. Aku tidak mengerti jalan pikiran orang ini,seperti apapun dia tetap saja aku tidak bisa menebak jalur berpikirnya. Dan entalah,dia membuatku sangat penasaran. Sebenarnya siapa Won? Dia adalah pemilik dept. store terbesar di Korea,dia mahasiswa di kampus tempat aku harus transfer dan dia adalah orang yang dengan senang hati sudah meminjamkan rumahnya sebagai tempat tinggalku. Selain itu,aku tidak tahu lagi identitas apa yang sedang dia sembunyikan dariku. Tapi,kenapa aku harus penasaran. Biarkan saja dia menjadi dirinya sendiri,aku tidak harus menjadi barometer atau navigasi hidupnya bukan? Dia adalah orang asing yang menjelma menjadi teman baik. Mungkin dengan segala kesibukannya dia kembali menjadi dirinya sendiri sekarang. Yang aku tahu,semua pebisnis di Korea selalu kurang waktu untuk istirahat dan lebih banyak waktu untuk bekerja. Dan waktu untuk makan juga pasti kurang. Pertama kali aku membuka lemari pendingin yang ada di rumahnya waktu itu. Hanya beberapa roti,susu dan buah. Apakah setiap hari dia mengkonsumsi makanan itu? Aku yang memasak dengan menu sebisaku,dia membeli sayur dan yang lainnya juga saat aku  berada disana. Bagaimana dia bisa hidup dengan makan roti,susu dan buah saja?Lalu kenapa aku jadi hawatir akan apa yang dia makan. Itu hak dan cara dia hidup,aku tidak seharusnya turut campur. Lagi pula dia orang kaya,dia pasti makan di rumah makan dan sejenisnya.

            Adzan subuh sudah berkumandang,aku segera mempersiapkan diri untuk menjalani sholat jama'ah di masjid kampung. Ini adalah hal yang sangat aku senangi,aku bisa sholat berja'ah dan bertemu serta bertutur sapa dengan semua orang yang menjalankan shola jama'ah. Ramah tamah disini sangat terjamin,tidak akan ada kata tidak betah hidup di kampung halamanku. Semua orang saling mengayomi satu sama lain. Usai menjalankan sholat berjama'ah,aku dan Safaraz berencana untuk sekedar lari pagi atau jalan kaki mengelilingi kampung hingga matahari terbit. Setelah itu,merawat tanamanku dengan penuh kasih. Memberinya kesegaran dengan air,juga menyisir tanah disekitar agar mereka merasa nyaman dan tumbuh dengan baik. Ada yang bergetar disaku pakaian yang kukenakan. Sebuah panggilan dari Won. Aku sempat menghela nafas sesaat,sudah kubilang dia benar-benar seperti hantu gentayangan. Datang dan pergi semau-maunya saja. Sejujurnya aku masih penasaran dengan kata-kata Joon Seong,mungkin ada baiknya aku konfirmasi langsung pada orangnya. Aku hanya menekan tombol terima sebagai awal perbincangan,tapi aku tidak memberinya sapaan.

"What do you do?Apa yang kamu lakukan?" Aku menyibak sedikit tubuhku,agar dia bisa melihat tanamanku yang indah dan penuh warna __hehe__

"It's your garden? You always like planting flowers, your flower grows in Korea is very beautiful Itu tamanmu?kau selalu suka menanam bunga,di Korea bungamu tumbuh sangat indah"

"Where are you? Joon Seong said you left Korea Dimana kamu? Joon Seong bilang kamu meninggalkan Korea"

"Joon Seong telling, really what can't you share? You always share with each other Joon Seong mengatakannya,sebenarnya apa yang tidak bisa kalian bagi? Kalian selalu berbagi satu sama lain.haaahhh??????dangsin-i jeongmallo kalian benar-benar"

"?????????? ???, ?????????  dangsin-eun salang-e ppajige ? nuguwa , wae gyeolko malhae haneunga?Kamu jatuh cinta? Dengan siapa,kenapa tidak pernah bercerita kepadaku?"

"????? ?????????????. ??myeonghwaghaji? sonyeoneun al su eobs-seubnida anhseubnida. Jeongmal Apa masih kurang jelas? Sepertinya gadis itu tidak peka" Kami terdiam beberapa saat. Entah kenapa aku sangat penasaran,sebenarnya itu bukan urusanku jadi mungkin sebaiknya ganti topik pembicaraan saja.

"I can't get a job Aku belum mendapatkan pekerjaan"

"Is there in Islam has always taught that his people pray, effort and faith in God. If you've tried and pray, your duty is only convince it. After this you can certainly work well, you've got a good brain ability. I thought you were better suited as a teacher, but if you do not get a job in Indonesia. What do you want to go back to Korea? I'll give you a decent job Bukankah dalam Islam selalu mengajarkan,agar umatnya berdo'a,usaha dan yakin kepada Tuhannya. Kalau kau sudah berusaha dan berdo'a,tugasmu hanya meyakin hal itu. Setelah ini kau juga pasti dapat kerja,kau punya kemampuan otak yang baik. Ku pikir kau lebih cocok sebagai pengajar,tapi kalau kau tidak mendapatkan pekerjaan di Indonesia. Apa kau mau kembali ke Korea? Aku akan memberimu pekerjaan yang layak"

Semakin melantur saja orang ini. Kalau mencari pekerjaan disini saja aku tidak mampu,bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan pekerjaan di luaran sana. Tapi aku suka kata-kata bijak yang dia katakan. Dia selalu membangkitkan semangatku. Satu hal yang tidak pernah dia lakukan adalah,menceritakan kegiatannya dan apa yang dia rasa. Dia hanya selalu bertanya tentang keadaanku,apa yang aku makan dan apa yang aku inginkan. Dia tidak menceritakan hal sebaliknya,setiap aku bertanya tetang hal yang sedikit serius dia hanya menjawab sejadinya dan mengalihkan topik pembicaraan. Seolah aku tidak diijinkan untuk mengetahui apapun tentangnya. Aku merasa terjebak dalam lingkarannya. Dia selalu bisa menggali dan mengenaliku lebih,sedangkan aku tidak. Lagipula aku tidak tertarik untuk mengetahuinya lebih,biarkan saja dia menjadi apa yang dia inginkan. Aku tidak ingin menebak atau mencampurinya. Tapi aku tidak tahu darimana asalnya,aku merasa sangat ringan dan sangat senang untuk menceritakan hal-hal kecil kepadanya sehingga perbincangan kami menjadi panjang pagi ini. Aku bercerita apapun yang aku rasakan selama dia menghilang beberapa saat. Aku bahkan bisa tertawa lepas saat berbincang dengannya. Makin kesini dia semakin banyak bicara,tidak seperti awal berjumpa. Dia juga selalu mengakiri perbincangan kami dengan hal yang penuh pertanyaan.

"Stay healthy, there should I do now Tetaplah sehat,ada yang harus aku kerjakan sekarang"

"Okay, I know Baiklah,aku mengerti"

Dia memang selalu sibuk,mungkin waktu luangnya terbuang terlalu banyak untuk berbincang denganku hari ini. Aku harap dia masih sempat untuk makan dan apapun itu sehingga dia tetap sehat meski sibuk.

"????bogo sip-eul Aku merindukanmu"

"Eih?" jeng jeng,layar sudah menjadi hitam tanpa ada sesosok wajah yang sedari tadi berbincang denganku.

Aku hanya melihat senyum di akir kata. Mungkin yang dia maksud adalah merindukanku sebagai seorang teman,dia sedang jatuh cinta pada seorang gadis jadi  tidak mungkin rindu itu berarti dalam kata lain. Lagi pula hubungan pertemanan di negaranya sangat erat dan dekat hingga bisa mengatakan rindu dan cinta begitu saja. Ah sudahlah lupakan,jangan mengharapkan lebih dari sebutir kata rindu.

Tidak berselang lama,aku juga mendapatkan panggilan dari nomor lain dan panggilan ini yang membuatku harus senam jantung. Aku segera membersihkan diri dan meminta Safaraz menemaniku menuju kampus tempat dia mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa. Sebenarnya aku masih bertanya-tanya kenapa dan bagaimana mereka bisa menghubungiku,tapi biarlah semua akan terjawab saat aku memenuhi panggilan mereka. Sesampainya ditempat tujuan,aku segera menuju ruang yang dimaksud sesuai dengan petunjuk. Dan hampir tiga jam aku berada diruangan ini berhadapan dengan semua orang yang dianggap sebagai jantung kampus ini. Aku sangat terkejut saat mereka menyatakan aku bisa bergabung dan bekerja bersama mereka. Sebelumnya aku tidak mengajukan lamaran pekerjaan disini. Tapi rektor kampus ini mengatakan bahwa dia adalah teman baik dari rektor kampusku sebelumnya,beliaulah yang memintanya untuk mempertimbangkan keberadaanku diantara para tenaga pengajar dikampus ini. Aku hanya orang yang kebetulan beruntung bisa menjajal pendidikan diluar negeri,tapi aku tidak memiliki keberanian untuk menjadi tenaga pendidik. Dan dari rentetan keterangan yang ada,aku mendapat tugas sebagai asisten dosen bahasa inggris di kampus ini. Kampus tempat Safaraz akan mengenyam pendidikan. Yaa Allah,ini terlalu berlebihan bagiku. aku hanya meminta pekerjaan sederhana,bukan yang luar biasa seperti ini. Kenapa segala sesuatu selalu terasa ajaib bagiku,aku merasa seperti orang yang sederhana dan biasa saja. Tapi Allah selalu memberiku hal yang luar biasa. Aku masih mempertimbangkan tawaran mereka,aku harus menjalani Istiqoroh terlebih dahulu sebelum membuat sebuah keputusan. Dari sini aku segera menghubungi Won,tapi bertubi panggilanku hanya menjadi spam. Sesibuk itukah dia. Aku hanya ingin membagi kabar bahagia ini kepadanya,aku tidak tahu apa sebabnya tapi aku ingin sekali membagi ini dengannya. Hingga tepat di pertigaan malam,usai menjalankan sholat sunnah aku mendengar phone cell ku berdering.

"Won.."

"What's wrong, this afternoon you calling me multiple times Ada apa,tadi siang kau menelponku berkali-kali"

"I got an offer as an assistant professor, what should I do?Aku mendapat tawaran sebagai asisten dosen,apa yang harus aku lakukan?"Sebenarnya aku sedang berpikir sekarang,kenapa juga aku harus meminta pendapatnya?

"do Istikharah sunnah prayers, you will get the answer and then tell your parents. Ask for their blessing and do as your heart Lakukan sholat sunnah Istikarah,kau akan mendapatkan jawabannya lalu ceritakan kepada kedua orang tuamu. Minta restu mereka dan lakukan sesuai kata hatimu" aku terperangah sekejab.

Sholat sunnah,Won tahu tentang Istikharah? Apa aku sedang bermimpi? Apa yang dia katakan,kenapa dia tahu tentang itu? Aku bahkan belum mengatakan atau mengajarkan itu padanya.

"???????????, ????nan dangsin-i jalangseuleowohago, bogo sip-eo Aku bangga padamu,dan merindukanmu" Dia mengakiri panggilan ini,aku masih belum tersadar. Masih terperangah dengan kata-katanya. Won tahu tentang sholat sunnah,bagaimana dia bisa tahu tentang itu.Tidak henti aku menghela nafas dan berkali-kali menelan ludah,aku semakin merinding dengan semua ini. Siapa dia sebenarnya? Dia membuatku bergidik tak menentu.

Tepat setelah malam ini berakir,Won sama sekali tidak pernah membalas e-mail atau apapun usahaku untuk menghubunginya. Bahkan sekali saja dia tidak pernah menghubungiku. Begitupun dengan Joon Seong,dia juga tidak seperti sebelumnya. Kedua orang ini menjadi aneh bersama-sama. Tidak seperti biasanya,Joon Seong akan meluangkan waktu walau sedikit saja untuk membalas atau menulis e-mail untukku. Aku memang melakukan apa yang Won katakan. Setelah sholat istikharah,aku menyampaikan tawaran itu kepada kedua orang tuaku. Dengan restu dari merekalah aku memulai hariku dengan pekerjaan baru. Bekerja sebagai asisten dosen bahasa inggris di sebuah Universitas terbaik Lamongan.

Hampir setiap hari aku pergi dan pulang kerja bersama Safaraz,tapi kami tidak memasuki gedung kampus bersama-sama. Aku akan turun di halte bus terdekat dan berjalan kaki menuju kampus,begitupun saat pulang kerja. Aku akan berjalan hingga halte terdekat dan kemudian pulang dengan Safaraz. Terkadang,Ayahku tercinta juga mengantarkan dan menjemputku ditempat kerja. Ayah sangat bahagia melihat aku yang sudah mendapatkan pekerjaan yang bisa dibilang tidak berat. Sepulang kerja aku juga bisa menghabiskan waktu bersama keluarga. Walau diawal rencana aku akan tinggal di rumah kos terdekat dari jarak tempat kerja,tapi semua itu sirna sekejab. Aku berfikir,waktu bersama keluarga tidak bisa diganti dengan apapun. Karena itu lebih baik aku berangkat dan pulang kerja dari rumah setiap hari.

Bercanda tawa bersama kedua orang tua,lebih menyenangkan dari segudang hiburan lain. Kesibukan membuatku lupa akan kisah cinta terpendam yang gagal total. Terlebih,Laili mengetakan dia akan menikah dua bulan kedepan. Dia juga memintaku untuk membantu memilih undangan atau bahan lain yang dia butuhkan. Dalam posisiku,apa yang bisa seseorang lakukan? Ini bukan kisah drama yang segala sesuatu sudah bisa ditebak ujungnya. Kenyataan hidup ini harus bisa dihadapi dengan tegar dan penuh rasa lapangdada. Aku juga memilih warna gaun untuk putri cantik ini. Karena dia juga harus fokus pada pendidikannya yang hampir berakir, membuat dia harus membagi pikirannya untuk beberapa hal. Aku hanya bisa mendukung dan membantu Laili sebisaku. Tidak ada alasan lagi untuk mempertahankan perasaanku pada Ardan. Aku harus suka rela menanggalkan itu semua.

Joon Seong, how are you? Why never send me an e-mail, are you really busy? All right, take care of yourself and healthly . Fixed live well Joon Seong,bagaimana kabarmu? Kenapa tidak pernah ada waktu untuk menulis E-mail,apa kamu sungguh sangat sibuk? Baiklah,jaga dirimu dan jaga kesehatan. Tetap hiduplah dengan baik

Sudah hampir satu bulan Joon Seong tidak pernah membalas E-mailku. Terakir menulis E-mail dia membuatku penasaran,hingga saat ini aku menunggu tidak satupun E-mail masuk darinya. Aku hanya hawatir telah membuat kesalahan besar yang membuat dia tidak nyaman denganku. Dia orang yang hangat dan menyenangkan,tapi dia berubah sekejab saja. Sudahlah lupakan semua rasa bersalah,aku mencoba merapikan kamarku yang sudah seperti sarang laba-laba ini. Aktifitasku menyelesaikan souvenir pernikahan Laili membuat kamarku penuh dengan barang-barang. Ada sebuah bingkisan yang terbungkus rapi menarik perhatian. Pasalnya aku tidak pernah membuat bingkisan dengan warna dan corak itu. Perlahan kuarahkan jemariku menyentuh dan memeriksa bingkisan itu.

"Lai" aku tersentak dan spontan saja mengarahkan perhatianku pada sumber suara. Sosok Safaraz sudah berdiri tegap di depan mata. Anak ini,mengagetkan saja. Ku urungkan niat untuk memeriksa bingkisan misterius itu. Lebih baik aku memeriksanya saat tidak satupun didekatku.

Seperti biasa,tanpa ijin Safaraz sudah menginjakkan kakinya di dalam ruang pribadiku ini. Sebenarnya tidak ada masalah dengan hal itu,selain dia adalah adik sepupuku sendiri. Terlebih pintu kamar selalu terbuka,jadi tidak akan terjadi fitnah apapun. Memangnya apa yang akan aku lakukan dengan saudara sendiri,lagi pula dia hanya bayi kecil yang belajar dewasa dan sudah sok dewasa. Tapi boleh aku akui dia memang sangat dewasa,lebih dari aku.

"Apa yang sedang kamu lakukan,ini untuk Laili?" Dia mententeng salah satu hasil tangan yang memang direncanakan untuk souvenir pernikahan Laili.

Dia memintaku untuk mengerjakan ini semua dan merasa akan sangat bahagia jika aku sendiri yang membuatkan souvenir untuk hari bahagianya. Aku hanya tidak ingin membuat dia kecewa,terlebih mungkin ini kesempatan terakirku untuk berkecimpung dalam kebahagiaannya sebelum dia menikah. Setelah menikah nanti,dia akan menghabiskan waktu dengan Ardan dan bahagia karena Ardan. Tidak ada salahnya jika aku mengabulkan keinginannya kali ini.

"iya,pernikahannya sudah dekat. Masih ada beberapa lagi yang harus aku buat"

"Kau yakin? Aku tahu betapa terlukanya hatimu dan..."

"Safaraz,terkadang anak kecil belum tahu makna cinta. Cinta itu bahagia melihat orang yang kita cintai bahagia. Aku sangat menyayangi Laili juga pernah mengharapkan Ardan,tapi jika mereka sudah saling memilih untuk mengarungi hidup bersama. Jika itu yang membuat keduanya bahagia,tidak ada alasan bagiku untuk sakit hati. Aku harus bahagia,melihat mereka bahagia"

"Kau setegar ini,juga melepas Ardan dengan mudah. Apa hanya karena Laili adalah sahabatmu,bukan karena orang Korea?"

"Hah???" tanda tanya besar menggantung disini,iya benar diatas kepalaku juga berjatuhan dan tumbuh lagi. Korea yang mana yang bocah ini maksud? Aku tidak pernah bercerita tentang Won ataupun Joon Seong kepadanya. Sementara dia sama sekali tidak memandang kearahku,hanya berkutat dengan layar laptop yang sengaja kubuka menanti balasan E-mail dari Joon Seong. Tiba-tiba aku tersentak,apa mungkin dia membaca E-mailku?

"Hi" Dia terdengar sedang menyapa seseorang,aku bergegas mendekat dan memeriksa kebenaran dari ini semua. Dia sangat lancang,bagaimana bisa dia bertindak seperti penguntit? Aku terkejut saat melihat wajah Won terpampang jelas di layar. Dia kemana saja dia selama ini? Aku tidak ingin terlihat hawatir dan penasaran. Maka dengan sangat tenang aku menyapa.

"Won, aahhaaa introduce please he's my boyfriend Won,aaahhhaaa kenalkan dia adalah pacarku" Dia pasti akan terkejut luar biasa. Sudah lama aku tidak melihat wajah terkejutnya. Tapi kenapa dia sama sekali tidak berekspresi?

"???geojismal bohong,hello,Safaraz how are you?hallo Safaraz bagaimana kabarmu?"

"I am fine, how about you?Aku baik-baik saja,bagaimana denganmu?" Bagaimana dua mahluk ini bisa saling mengenal? Mereka bahkan berbincang lebar dan menceritakan banyak hal. Sepertinya mereka sudah tahu sama tahu. Sejak kapan mereka seperti ini? Lagi pula aku tidak tahu kalau Safaraz lancar berbahasa inggris. Setiap hari,dia terlihat seperti anak SD di kelas. Kenapa saat berhadapan dengan Won dia sangat mahir? Benar-benar dua orang yang membosankan. Won,dia terlihat baik-baik saja dan sehat. Diam-diam dalam hati aku sangat bersyukur atas keadaannya. Tidak peduli seberapa lama dia pergi atau seperti apapun dia sibuk,asal tetap menjaga kesehatan dan hidup dengan baik itu sudah cukup. Tapi rasa penasaranku belum hilang,dia tahu darimana seputar sholat istikarah dan restu?,aku segera meminta Safaraz untuk menyingkir sedikit. Aku harus segera menyelesaikan rasa penasaranku ini,kalau tidak aku pasti akan susah tidur seperti tiga bulan silam.

"Where are you?Kamu dimana?"

"always that's your question. Why don't you ask to google Selalu saja itu yang kau tanyakan. Coba kau tanyakan pada google"

"I'm seriouslyAku serius" Orang yang satu ini tidak pernah bisa serius,dia hanya tersenyum kegirangan melihatku geram. Kemudian menatapku menyelidik,meski hanya sebatas layar matanya tetap tajam dan menghujam.

"Are you okay?Kau baik-baik saja?"

Aku terdiam sekarang,aku tidak pernah bisa berbohong kepadanya. Dia selalu tahu dan akan tahu karena dia pandai membaca mataku. Aku hanya mengalihkan pandanganku. Rupanya dia sudah tahu segala kisah menyedihkan yang aku rasakan. Dari siapa lagi kalau bukan Safaraz,dia pasti tahu itu dari Safaraz. Atau mungkin Joon Seong yang sudah menceritakan itu semua? Tidak mungkin,pasti Safaraz. Sebenarnya sejak kapan mereka saling mengenal,hingga semudah itu Won tahu semua kisah menyedihkan yang aku rasakan setelah berada di Indonesia. Aku memang sedih. Tapi setiap kali aku bersedih,Won selalu datang dan menghiburku walau hanya lewat seujung layar. Entah kenapa setiap katanya membuatku merasa baikan. Mendengar pengakuan dia sudah mengetahui semuanya,aku merasa mataku sedang berkaca-kaca sekarang. aku berusaha menyembunyikannya juga menutupinya sebisa mungkin dari orang di layar ini.

"Don't let it drop, it was an invitation for me and I will come Jangan biarkan itu menetes,itu undangan untukku dan aku pasti akan datang"

"???, ???, ??? geojismal, sasil-eun, eodi?Bohong,sebenarnya kamu dimana?"

"???????, ????????. ???????????? naneun dangsin gakkai, maeu gakkaun-ibnida. dangsin-i wonhaneun gyeong-u ol geos-ida Aku didekatmu,aku sangat dekat denganmu. Aku bisa datang kapanpun kamu mau aku datang"

"????,?? geuleohdamyeon,wassda Kalau begitu datanglah" Dia terdiam dan hanya diam. Sudah ku bilang dia sedang berbohong untuk satu ini. Tidak mungkin dia akandatang dan mencariku. Indonesia sangat luas tuan,tidak semudah itu kau bisa menemukanku. Setelah itu seutas senyum tersuar disana,di ujung bibirnya. Seolah  tantanganku akan sangat mudah dia kabulkan.

"I was in a boarding school as you know. I am a convert and am learning a lot about Islam. I told you I will prepare myself to be worthy of you. I know, not quite a year or how many years i'm able to explore Islam and become eligible for you. But I'm sure with the seriousness and hard work, nothing is impossible. That's why I came here, and serious study here. Although sometimes I was distracted by the shadow of your face, but the longer I'm more aware. Ye spirits. So stay fine there, but since you asked me to come, I will come soon. Don't cry, cry later after I came. Only I can see you cry, you're so cute while doing it Aku sedang berada di salah satu pondok pesantren yang kamu kenal. Aku mualaf dan sedang belajar banyak tentang Islam. Aku sudah bilang aku akan mempersiapkan diri agar bisa layak bagimu. Aku tahu,tidak cukup setahun atau dia tahun atau berapa tahun untuk bisa mendalami Islam dan menjadi layak untukmu. Tapi aku yakin dengan keseriusan dan kerja keras,tidak ada hal yang tidak mungkin. Karena itu aku datang kemari,dan serius belajar disini. Walau terkadang aku terganggu dengan bayangan wajahmu,tapi semakin lama aku semakin sadar. Kamulah semangatku. Jadi tetaplah baik-baik saja disana,tapi karena kamu memintaku untuk datang,aku akan segera datang. Jangan menangis,setelah aku datang nanti menangislah dihadapanku. Hanya aku yang boleh melihatmu menangis,kau cukup imut saat melakukan itu" Aku sempat terkejut dan sangat terkejut mendengar pernyataannya. Apa dia serius sekarang? Dia masuk Islam dan sedang belajar agama Islam disana? Dia dimana,dimana dia? Jantungku berdegup tidak menentu,aku belum siap mendengarnya. Matanya bukan mata pembohong,dia membuat pernyataan yang aku belum pernah membayangkan itu semua. Selama ini dia hanya bertanya tentang ini dan itu dalam agamaku,siapa yang akan menyangka dia akan masuk agama Islam. Kenapa dan sejak kapan dia masuk Islam. Aku hanya diam dan diam. Pikirku melambung,anganku melayang aku tidak pernah menyangka akan mendengar ini semua. Aku terkejut,tapi aku sangat senang mendengar ini. Jika memang dia serius,aku sangat bahagia. Tapi kenapa aku setegang ini,hingga tidak bisa mengucap sepatah katapun.

"Now there should I do, take care of yourself well Sekarang ada yang harus aku kerjakan,jaga dirimu baik-baik" Mungkin dia bosan melihatku diam dan bengong. Aku masih terpanah mendengar pernyataannya tadi.

"You too Kau juga" itu hanya itu yang tertuang dari bibir yang mengatup lama ini.

"????bogo sip-eo Aku merindukanmu" lagi dan lagi dia mengucapkan kata itu di akiri dengan senyuman. Wajah seriusnya itu masih terlihat jelas. Aku tidak peduli dengan apapun. Yang ingin aku garis bawahi adalah pernyataannya sebagai Mualaf dan sekarang sedang berapa di ponpes yang aku kenal. Dimana? Apakah Malang,atau dimana? Won,kau raja untuk membuat orang selalu berkalungkan tanda tanya.

Sepertinya malam ini aku juga tidak akan bisa tidur,aku lupa bagaimana caranya memulai agar terlelap dan menghilangkan beban pikiran yang mengganggu. Entah bagaimana aku memulai terlelap,yang jelas aku tersadar saat Adzan Subuh berkumandang. Aku segera bangkit dan membasuh diri dengan air wudhu. Setelah itu memulai untuk berdiri khusyu' melaksanakan dua rakaat. Dipastikan aku sudah terlambat untuk mengikuti sholat jama'ah,maka ku putuskan untuk melaksanakannya dirumah. Setelah itu,aku segera menuju tempat dimana para penghiburku tumbuh subur. Karena ini hari libur,aku ingin memanjakan bunga-bunga cantik itu. Ku pilah,dan kupilih serta ku hilangkan para pengganggu dihidup mereka agar selalu nampak indah dan mempesona. Bunga keningkirku juga sudah mulai bermekaran,warnanya yang cerah menunjukkan dia sangat bahagia. Aku juga sangat riang bak anak gembala,sepertinya sudah lupa akan kejadian tadi malam.

Tapi betapa terkejutnya aku saat seseorang berada dihadapanku. Aku terperangah dan hanya bisa mengedipkan mata beberapa kali,karena rasa tidak percaya lebih besar daripada keyakinan. Aku berpaling dan mengambil langkah menjauh.

"Laila,siapa itu kenapa dibiarkan saja?"

"Ibu juga melihatnya?"

"Memangnya dia demit(hantu) pagi-pagi begini demit darimana? Suruh masuk,tamu kok dicuekin" mungkin tidak afdhol kalau aku  tidak mengedipkan mata beberapa kali untuk menenangkan konak didada. Sebaiknya ku periksa sekali lagi. Tapi sosok ini masih nyata berdiri dan tersenyum khas.

"???jeongmal?Beneran?"

"?, ??ne, jeongmal ya,sungguh. Assalamualaikum" Aksen khasnya itu sangat merdu dan membuatku sangat tidak percaya. Aku benar-benar tidak percaya,dia berada di depan mata. Di rumahku sekarang,lihatlah ibu bisa melihatnya dan mempersilahkan dia masuk. Ku susul dia ke ruang tamu kecil kami,tempat dimana ibu mempersilahkan dia duduk. Aku masih terbengong melihatnya.

Dia Won,tidak salah lagi dia memang Won. Bocah misterius yang datang dan pergi seperti jaelangkung. Sekarang berada di rumahku. Bagaimana bisa dia menemukan rumahku?

"Hey, why you here and how you here? Hei,kenapa kamu disini dan bagaimana bisa kamu disini?"

"you ask me to come Kamu yang meminta aku untuk datang"

Tidak masuk akal,bagaimana bisa dia benar-benar datang kemari. Lagi pula darimana dia tahu alamat rumahku. Apa yang salah dengan orang ini,kenapa semua terasa sangat mudah dia lakukan. Lihatlah senyumnya seperti orang tidak bersalah. Walau memang tidak ada yang salah jika dia datang untuk bersilahturrohim. Tapi semua terasa tidak masuk akal. Sekarang dia duduk dan berbincang dengan ibuku,walau dia tidak bisa berbahasa Indonesia sama sekali tapi dia bisa mengerti apa yang lawan bicaranya maksud. Dia harus menjelaskan secara bertahap agar ibuku mengerti,entah dengan gerakan tangan atau yang lain. Bagaimana bisa dia berada di negara yang bahasanya saja tidak dia pahami. Tapi sebentar,dulu aku juga demikian __hehe__.

Dia tampak manis dan terlihat sangat mudah beradaptasi dengan kami. Baru sebentar saja dia sudah merubah atmosfer rumahku. Ayah dan Ibu lebih sering tertawa terbahak-bahak dengan gaya bahasa tamunya yang aneh. Cara bicara Won sangat lucu,terlebih saat dia berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Dia benar-benar mirip turis yang tidak fasih sama sekali berbicara bahasa kami. Aku jadi penasaran bagaimana jika dia berbicara menggunakan bahasa jawa. Karena dia berencana untuk tinggal selama beberapa hari,maka tidak ada cara lain selain mempersilahkan dia tinggal di kamar Safaraz. Dia justru terlihat sangat bahagia,terlebih Safaraz. Bocah licik ini pasti akan memanfaatkan keberadaan Won untuk menyelesaikan beberapa tugasnya. Dua hari yang lalu aku mengabaikan permintaannya itu.

Mengkonfirmasi informasinya tentang Islam,ternyata dia benar-benar Mu'alaf. Pertama kali aku melihat dia menggunakan sarung dengan baju koko dan peci membuat hati berdegup kencang dan berujar "Subhanallah". Aku cukup tenang melihat dia seperti ini. Mengikuti sholat jama'ah dan juga menghabiskan waktu bersama keluargaku kelihatannya cukup menyenangkan. Dia bahkan membantu Ayah menanam beberapa sayuran di kebun. Terkadang dia membantu ibu memasak di dapur,aku cukup tersenyum dibuatnya. Dia sangat mudah untuk menyesuaikan diri. Perlu kalian tahu,semakin kesini membuatku semakin sadar bahwa tidak ada yang sulit baginya. Aku tidak tahu kenapa hidup terasa sangat mudah baginya,apa karena uang yang berbicara atau karena dia yang sangat pandai menyikapinya. Nyatanya untuk menghadapi kehidupan dengan baik,kita sebagai manusia memang butuh  pendewasaan diri. Dan dari kedewasaan itulah,kita bisa menghadapi hari-hari dengan ringan. Karena kita cukup bijak dalam menghadapi dan menyelesaikan segala macam persoalan. Allah selalu menguji keimanan umatnya dengan segala macam cobaan,itu adalah bukti sayang-Nya kepada kita. Tapi cobaan yang Allah berikan tentu sudah sesuai dengan kadar kita. Seberat apapun cobaan itu,pasti sudah diukur dengan baik. Allah tahu seberapa besar kemampuan kita,hanya kita yang perlu belajar dan belajar lebih giat lagi untuk meningkatkan kemampuan kita. Kemampuan dalam beribadah,kemampuan dalam tetap menjaga keimanan kita. Itu sebabnya Allah selalu memberi kita ujian dengan berbagai permasalahan. Karena dari permasalahan itulah kita akan belajar. Belajar menyelesaikan ini dan itu,belajar mengerti ini dan itu. Hingga pada akirnya kita bisa tahu itu dan itu serta bisa menyelesaikan dan menghadapi hari-hari kita dengan pelajaran juga pengalaman kita dari ujian sebelumnya.

Hidup tidak seindah drama,bisa lebih buruk dari itu. Tapi hidup bisa lebih indah dari drama,selama kita bisa menerima kenyataan dan menjalani sesuai kodratnya. Aku banyak belajar dari kegagalan cintaku. Mengharapkan sesuatu,tanpa mengusahakannya itu adalah omong kosong. Tapi mengiklaskan sesuatu yang kita harapkan tanpa berharap hal lain kecuali kebahagiaannya,itu adalah doa terindah. Terkadang hidup memang seperti hukum jual beli,kita harus melepaskan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Dan kehilangan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Entah itu lebih baik atau sebaliknya,tapi itu yang tepat untuk kita. Aku melepaskan Ardan dengan mudah,bukan karena sedang mengharapkan orang lain. Tapi mengharapkan keridhoan dari Allah,yang nantinya akan memberiku seseorang yang tepat untuk mendampingi hidupku. Seperti apapun dia,tampan atau tidak. Kaya atau tidak,pandai atau tidak jika Allah sudah menuliskannya untukku pasti itu yang tepat bagi kehidupanku. Aku bukan anak ABG yang akan menangis meraung-raung beberapa bulan untuk meratapi nasip,dalam apa yang ku pelajari meratap itu bukan perbuatan yang terpuji. Allah tidak suka akan hal itu. Aku juga bukan orang yang membudak pada nafsu cinta,hingga harus membunuh kedua insan yang ingin merajut cinta lantaran alasan asmara. Untuk apa aku membunuh? Lalu siapa yang harus aku bunuh? Laili ataukah Ardan? Aku bukan type seperti itu. 

Cinta memang egois,membuat orang yang mencinta ingin menyentuh bahkan memiliki. Hanya pasrahkan urusan hati ini pada yang Maha Pengasih,yang sudah pasti saat ini sedang membuat kisah pertemuanku yang indah. Aku juga tidak berharap pada Won,bukan berarti aku tidak menyukai Won. Tapi karena hati ini sungguh belum siap untuk di landaskan pada hati yang lain. Aku takut jika nantinya memang kami saling suka dan rasa suka kami hanya sebatas pelarian,justru akan menimbulkan hal lain. Aku tidak ingin persahabatan yang susah susah payah terajut ini menjadi bubar dan buyar seketika hanya lantaran asmara.

"so wonderful Cantik sekali" Dia mendekat dan perlahan duduk disampingku.

Kaos lengan panjang warna biru itu terlihat gelap di malam hari seperti ini. Dia tetap terlihat rapi dan masih seperti orang korea. Malam ini aku duduk di pelataran depan rumah untuk menikmati udara dan menatap indahnya bintang bertaburan. Taman alam yang Allah ciptakan,sungguh tidak pernah membosankan untuk dinikmati.

"you always do it,do you like it?Kau selalu melakukan ini,kau menyukainya?"

"yes, I made a flower garden in the morning. God planted a garden of stars at night, this beauty makes us forget all the problems today, right? ya,aku membuat taman bunga di pagi hari. Allah membuat taman bintang di malam hari,keindahan ini membuat kita lupa akan semua masalah yang timbul seharian ini kan?"

"??? ?? ? neo jeong-won joh-a Kau menyukai taman?"

"hmm" jawabku singkat sembari tetap tersipu melihat keindahan langit.

Tapi sebentar,kedengarannya pertanyaan itu sedikit aneh. Aku mendengar ada kata yang bagaimana begitu ?. Karena itu aku mencoba meyakinkan kebenaran pertanyaan tadi. Tapi lihatlah, Won tersenyum bahkan tertawa kegirangan. Semakin membuatku yakin pertanyaan itu tadi pasti aneh.

"What do you asking? it sounds strange, really strange because you have enjoy now Apa yang kau tanyakan tadi? kedengarannya aneh,pasti aneh karena kau kegirangan sekarang"

"??? ?? ? neo jeong-won joh-a ? Kau menyukai taman?" sebentar,sebenarnya apa bahasa koreanya taman? aku tidak faham sebenarnya,tapi di ujung kata seperti namanya "Won"

"?? jeong-won Jeong Won Garden taman,???li jeong won Lee Jeong Won That's my name itu namaku. Do you like me? kau menyukaiku?" sudah ku duga,dasar orang ini. Pandai sekali dia mencari cara. Aku hanya menghembuskan nafas kesal,dia tidak ada bedanya dengan Safaraz. Sangat pandai mencari-cari,laki-laki memang sama saja.

"?? joh-a Aku menyukaimu"

"I?? Ijoh-a Menyukaiku,???? bogo sip-eo merindukanku  Stop it,don't say that again. You like a person say love to our jangan pernah katakan itu lagi. Kau seperti orang yang sedang menyatakan perasaan pada orang lain"

"alright that's I'm doing. You're the girl who was I fighting for, why so hard to make you aware of it? Memang itu yang sedang aku lakukan. Kau adalah gadis yang sedang aku perjuangkan,kenapa susah sekali membuat kau menyadari itu?"

"Stop.I really wanted to run, but I can't run from my feelings. The more I tried to run, I never got to the finish line and just go back to the starting point. I'm pretty sick expecting Hentikan semuanya,aku memang ingin lari tapi aku tidak bisa lari dari perasaanku. Semakin aku mencoba berlari,aku tidak pernah sampai di garis finis dan hanya kembali ke titik awal. Aku cukup sakit mengharapkan"

Aku terisak,entah kenapa aku terisak. Aku belum bisa menemukan ruang kosong di hatiku,aku memang melepaskan Ardan. Tapi hati ini tidak semudah itu kosong,dia tetap terisi dan masih berpenghuni. Rasanya sakit jika harus melupakan segalanya dalam waktu singkat,tapi akan lebih sakit jika masih selalu diingat. Aku baru saja bertekat menjalani hariku dengan ringan tanpa beban. Tapi pengakuan Won membuatku merasa ditekan kembali harus mengingat semua kekecewaanku.

"Then come to me, and flee towards me. If you can't reach the finish line, then I'll take you to the finish line. No matter how long he will stay in your heart, I will remove it slowly. I know, mate hands of Allah. As far as any of us, if Allah will bring us closer match. As close as any of us, if it doesn't match then Allah will make we far. So let me keep it close to you. If we mate, Allah will us closer. If not mate, Allah will be make we far with the natural way until there is no dispute between us Kalau begitu datanglah padaku,larilah kearahku. Jika kau tidak bisa mencapai garis finis,maka aku yang akan membawamu kegaris finis. Tidak masalah berapa lama dia akan tinggal di hatimu,aku yang akan menghapusnya perlahan. Aku tahu,jodoh ditangan Allah. Sejauh apapun kita,jika jodoh Allah akan mendekatkan kita. Sedekat apapun kita,jika tidak jodoh maka Allah akan menjauhkan kita. Jadi biarkan aku tetap dekat denganmu. Jika kita jodoh,allah akan semakin mendekatkan kita. Jika tidak jodoh,Allah akan menjauhkan kita dengan caranya yang alami hingga tidak ada perselisihan diantara kita" Dia benar,sekali lagi dia benar. Allah sudah mengatur semuanya,Allah tahu semuanya. Jalan terbaik untuk kehidupan hambanya,Allah tahu segalanya. Won,dengan gaya bahasanya yang tegas dan lugas. Dia membuatku sadar akan kebesaran hatinya,sikap bijaksana yang selama ini dia miliki kini aku bisa melihatnya dengan jelas.

"Won..." aku hanya bisa berucap lirih,walau sebenarnya aku bingung harus mengucap apa.

"Calm down, I'm not forcing you. I really believe in the justice of Allah, I'm going to get everything according to my level. So stay beside me, don't feel bad Tenanglah,aku tidak memaksamu. Aku sangat percaya akan keadilan Allah,aku akan mendapatkan segala sesuatu sesuai dengan kadarku. Jadi tetaplah disampingku,jangan merasa tidak enak" Orang ini,dia bisa santai dan sangat tenang saat mengucapkan semua itu.

Bukankah dia sedang menghadapi masa dimana cintanya sedang digantung? Dia hanya pasrah pada kebesaran-Nya? Won benar-benar berubah sekarang,dia lebih baik dari yang aku bayangkan. Bahkan disaat seperti ini dia bisa tersenyum dan selalu menyuguhkan senyum. Dia membuat candaan ringan,hingga membuat suasana lebih santai dan terarah. Dia menunjukkan foto-foto liburan kami yang masih dia simpan di phone cell nya. Dia bahkan menunjukkan foto saat dia baru memasuki dunia Islam,dia menceritakan betapa sulitnya dia memakai sarung. Butuh waktu satu minggu baginya untuk bisa memasang sarung dengan benar. Dia bilang,dia lebih sering merasa lapar di pondok. Dia siswa intensif yang belajar hampir sepanjang hari.  Karena dia tidak ingin menunda untuk bisa sholat dan mengaji dengan benar. Hal pertama yang dia hafal adalah beberapa surat Al-Qur'an. Dia bilang dia selalu bisa menghafal dengan mudah,dia juga menghafal setiap ayat suci yang pernah dia dengar saat aku membacanya. Dia suka lantunan ayat suci,karena itulah dia selalu datang saat aku sedang membaca Al-Qur'an selagi aku masih berada di Korea kala itu. Dia selalu mencuri waktu untuk bisa mendengarkan itu.

Terkejut karena aku tidak melakukan ibadah sholat atau membaca Al-Qur'an,keesokan harinya dia datang dengan perlengkapan yang cukup. Yakni sebuah handphone untukmerekam suaraku. Dasar laki-laki yang unik,bagaimana bisa dia membuat pengakuan yang memalukan,apa tidak memalukan baginya menceritakan itu kepadaku?

"I've ever fallen into a vase of flowers in front of the window Aku bahkan pernah terjatuh menimpa vas bunga di depan jendela kamar"

"Why? Kenapa?"

"Because your voice is very soft, so I tried to find a gap right in order to record it perfectly? Karena suaramu sangat pelan,jadi aku berusaha mencari celah yang tepat agar bisa merekam dengan sempurna?"

"You really do it? Kau benar-benar melakukan itu?" aku tertawa terbahak-bahak sembari menutup mulutku dengan telapak tangan. Bagaimana ada orang se gila ini? Sementara dia tidak malu,justru mengikuti jejakku. Tertawa,dan kami membuat malam bersuara dengan gelak tawa kami.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
7120      1994     7     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
Melawan Tuhan
2434      917     2     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...
My Teaser Devil Prince
5565      1337     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Dessert
889      455     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Premium
Akai Ito (Complete)
5548      1261     2     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...
Black World
1440      666     3     
Horror
Tahukah kalian? Atau ... ingatkah kalian ... bahwa kalian tak pernah sendirian? *** "Jangan deketin anak itu ..., anaknya aneh." -guru sekolah "Idih, jangan temenan sama dia. Bocah gabut!" -temen sekolah "Cilor, Neng?" -tukang jual cilor depan sekolah "Sendirian aja, Neng?" -badboy kuliahan yang ...
Purple Ink My Story
5939      1300     1     
Mystery
Berawal dari kado misterius dan diary yang dia temukan, dia berkeinginan untuk mencari tahu siapa pemiliknya dan mengungkap misteri yang terurai dalam buku tersebut. Namun terjadi suatu kecelakaan yang membuat Lusy mengalami koma. Rohnya masih bisa berkeliaran dengan bebas, dia menginginkan hidup kembali dan tidak sengaja berjanji tidak akan bangun dari koma jika belum berhasil menemukan jawaban ...
Love and your lies
4651      1146     0     
Romance
You are the best liar.. Xaveri adalah seorang kakak terbaik bagi merryna. Sedangkan merryna hanya seorang gadis polos. Dia tidak memahami dirinya sendiri dan mencoba mengencani ardion, pemain basket yang mempunyai sisi gelap. Sampai pada suatu hari sebuah rahasia terbesar terbongkar
Premium
The Secret Of Bond (Complete)
5501      1236     1     
Romance
Hati kami saling terikat satu sama lain meskipun tak pernah saling mengucap cinta Kami juga tak pernah berharap bahwa hubungan ini akan berhasil Kami tak ingin menyakiti siapapun Entah itu keluarga kami ataukah orang-orang lain yang menyayangi kami Bagi kami sudah cukup untuk dapat melihat satu sama lain Sudah cukup untuk bisa saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan Dan sudah cukup pul...
Premium
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
7103      1817     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...