Walaupun sudah berlalu selama 3 hari, tetapi apa yang terakhir Ica katakan masih melekat diotakku. Mengalahkan ingatan mengenai pelajaran yang aku pelajari untuk ujian selama 3 hari terakhir. Untuk hari ini pun aku tak yakin mengingat semua apa yang telah aku pelajari semalam.
Tapi semoga saja ujian terakhir ini berjalan lancar. Aamiin
"Baik silahkan kerjakan soalnya" aku mengambil kertas LJK dan mengisi identitas sesuai perintah yang ada
---
8.30 WIB
"Gilaaa ini soal apaan dah, gangertii aku. Oke lewat" ucapku dalam hati
"Ah ini rumusnya yang semalem, tapi aku lupaaa" aku mengetuk-ngetukkan pensil kekepalaku untuk mencoba mengingatnya
"Ahhh" ucapku refleks
"Ada masalah?" tanya pengawas
"Em engga bu, maaf"
"Yasudah, jangan berisik ya"
"Iya bu, maaf"
Aku menatap lagi soal lainnya. Mengerjakan soal yang mudah terlebih dahulu. Mencari soal yang belum dikerjakan.
Namun saat tak bisa mengerjakan yang susah, pilihanku jatuh pada feeling. Aku melihat soal dengan teliti, lalu memejamkan mata dan mengikuti kata hati.
"Emmm c" aku menghitamkan pilihan C
"Oke beres"
"Yang sudah silahkan soalnya kumpulkan. LJK nya simpan saja di meja" sahut pengawas
Aku membereskan alat tulis dan membawa soal ke meja pengawas, lalu pamit padanya.
"Eh eh tau ga? Sigit ketauan nyontek lah" ucap orang-orang diluar
Sigit? Sigit temennya Irham kah? Aku penasaran dan langsung bertanya pada Tina saat ia baru saja keluar kelas.
"Sigit Afian tin?" tanyaku tibatiba
"Apaan? Sigit apaan ai kamu?" tanyanya bingung
"Itu katanya ada yang ketauan nyontek, namanya Sigit" jelasku
"Gatau"
"Tanyain tin, aku malu. Aku gakenal" paksaku
"Iyaiya bentar"
"Eh eh apa ini apa?" tanya Tina pada kerumunan yang sedang membicarakan tadi
"Itu tin, tadi sigit yang kelas 9E ketauan nyontek gitu sama pengawas trus hpnya diambil. Trus katanya mau dilaporin gitu ke kedianasan. Sekarang dia lagi diruang bk tuh" jelas orang itu
"Sigit yang suka bareng Irham?" tanyaku ragu
"Iyaa" jawabnya
Sigit? Dasar ceroboh. Irham gimana yaaa..
"Anter ke air yu" sebenarnya aku hanya ingin melihat apakah di ruang BK ada Irham juga atau tidak.
Aku melewati ruang BK dengan langkah diperlambat. Modus memang.
"Tapi bu itu bukan salah saya. Saya dapetnya dari temen saya. Saya gatau kalau itu jawaban bu"
"Iya ibu bisa saja percaya. Tapi masalahnya ini permintaan dari pengawas sigit"
"Tapi bu saya beneran bu. Bantu saya bu" Sigit memohon
"Iya bu, sigit gamungkin nyontek. Walaupun kami terlihat nakal tapi kami rajin belajar bu"
"Nanti ibu usahakan. Kamu cari buktinya saja ya git"
"Baik bu"
"Yasudah kamu tunggu disini dulu ya"
"Iya bu" pintu ruang BK terbuka, pandanganku langsung mengarah pada yang didalam. Ternyata Irham benar disana juga. Untuk beberapa detik kami sempat saling pandang, namun Irham langsung mengalihkan pandangannya. Pandangan dia sangat kalut, tak ada senyum ataupun raut tenang diwajahnya.
Itu membuatku khawatir...
"La?"
"..."
"La" Tina menyenggol lenganku
"Eh iya tin, kenapa?"
"Jangan ngelamun, tar kemasukan"
"Eh astagfirulloh, engga ko engga. Udah ah yu" kami berjalan menuju kamar mandi, namun pikiranku masih mengawang kemana mana. Pikiranku masih memikirkan Irham. Aku khawatir padanya.
----
17.30
Aku menatap langit diluar dengan tatapan kosong. Aku memikirkan kemungkinan kemungkinan yang bisa terjadi pada Irham. Sebenarnya memang Sigit yang terkena masalah disini, tapi dengan begitu aku yakin Irham juga tak akan tinggal diam. Aku yakin.
"Ahhh laa ngapain dah, dia juga gaakan peduli sama kamu" aku mengacak rambutku frustasi
Drrttt...Drrttt
Anda menerima 1 pesan baru
Twitter
Lopp started follow you
Aku menatap layar sambil memikirkan apa yang sebaiknya aku lakukan.
Dan pilihanku akhirnya...
Kemala: ham?
Aku memainkan ibu jari ku keatas kebawah menunggu balasan. Namun hampir 30 menit tak ada balasan apapun.
Hfffttt...
Semoga tak terjadi apa-apa.
Aku memejamkan mata, walaupun pikiranku ikut kalut.
---
"Oiii masuk dulu masuk dulu"
"Ini ada surat buat ortu, tentang perpisahan. Perpisahannya di Villa Istana Bunga. Nah usahain ikut semua ya, biar 1 bis 1 kelas" ucap Karis
"Mayarna sabaraha euy?" tanya Deon
"500.000 lengkap dah sama makan,sewa tempat,transportasi. Jadi tinggal bawa diri" jelas Karis
"Mahal euy" protes Deon
"Bae ah da tempatna alus" ucap Farel
"Mawa slr heeh nu boga, meh popotoan. Terakhiran yeh" ucap Ipan
"Huuu" sorak yang lain
"Sstttt.. Nah trus kita bikin kaos kelas gimana? Jadi tar bajunya samaan" lanjut Karis
"Embung ah, siga budak kembar wae make baju samaan" celetuk Ipan
"Ni plis we" sahut Tina
"Mohon perhatian... Sekalian buat foto kelas juga nanti bajunya. Terakhiran ini. Gimana?" tanya Karis
"Ni loba bayareun, mending jeng engke ka SMA" sahut Deon
"Iyasih, tapi bisa di cicil da" jawab Tina
"InsyaAllah urang mah" ucap Deon
"Yaudah, siapa yang setuju. Acungkan tangan
Mau didata" lanjut Karis
"Instruksi, mending jaket" saranku
"Lebih mahal la" jawab Karis
"Ohiyaiya"
"Huuuu" sorak yang lain-_-
"Laa tar ikut ya. Harus" ucap Afka dari belakang
"InsyaAllah ka" jawabku
"Yahhh, saya mau ngasih sesuatu padahal nanti" bisiknya
"Iya, kan aku bilang insyaAllah ka"
"Ohiya, okesip. Eh nanti pulangnya OSIS kumpul"
"Siap ka, tfyi"
----
Aku melangkah dengan santai dengan headset yang menutup kedua telinga. Aku mengangguk ngangguk tak jelas mengikuti irama lagu yang terputar.
"Over ham over" sahut seseorang dari lapangan. Mendengar "ham" entah kenapa telingaku sensitif. Aku langsung menoleh kearah lapang, disana memang benar ada Irham. Irham yang sedang memainkan permainan sepak bola dengan teman-temannya. Irham yang sedang serius berusaha memenangkan pertandingan dengan keringat yang mengucur. Irham yang menggunakan seragam dengan kancing terbuka semua dan memperlihatkan kaos bergambar bewarna biru dongker. Ahh aku jadi mengingat masa itu...
*
"ayo hamm mangatt" aku menyoraki dari pinggir lapangan dengan riang
"Goalll" sorak sorai kemenangan menggema dilapangan
"Alus ham alus" sahut yang lain
"Haha sip. Kela nyaa" Irham menghampiriku dengan keringat yang mengucur
"Nihh" aku memberikan minuman dingin favoritnya
"Makasih la" dia mengelus kepalaku
"Hmm" sahutku dengan senyum mengembang
"Bagus ya aku mainnya?" tanyanya
"Heem, baguslahh"
"Iyalah, Irhammm"
"Haha, yaudah sana. Tuh temennya pada nunggu"
"Nah itu aku yang suka dari kamu la. Kamu gapernah maksain aku buat selalu deket kamu. Kamu tuh pasti aja ngasih waktu buat aku bareng temen-temen yang lain"
"Uuuuuu, udah ah sana. Bau. Aku mau pulang ya, udah disms mamah"
"Oke hatihati. Peluk dulu sini"
"Dihhhhh. Byee ham"
"Haha, iya bye. Hati-hati"
*
Aishhh apasih laaaa..
Aku melanjutkan langkahku dan masuk ruang OSIS.
"Jadi gini yaa intinya kita jadi panitia juga buat nanti disana..."
Kami rapat cukup lama. Kesimpulannya adalah diperpisahan nanti kita merangkap jadi panitia juga. Mengapa? Karena ternyata ini acara tak resmi. Ini bukan usulan sekolah. Ini adalah usulan dari angkatam kami. Angkatan kami menginginkan perpisahan diluar sekolah. Perpisahan ini juga dilaksanakan diam-diam, karena kami takut ketahuan oleh pihak media dan rencana kami akan gagal.
Tapi acara ini diizinkan kepala sekolah dan orang tua. Jadi kamilah yang ditunjuk menjadi panitia. Karena kami pernah menjabat menjadi anggota OSIS dan lebih berpengalaman dalam mengelola sebuah acara.
Semoga acara ini berjalan lancar. Aamiin.