Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kesempatan
MENU
About Us  

DEGUP Emilia masih bertalu-talu sejak menerima WA dari Alvaro. Menuruti masukan Raka dan Kamila, Emilia menunggu hingga Alvaro menghubunginya. Selepas maghrib, cowok itu mengirim WA. Isinya hanya dua baris. Ucapan terima kasih dan permintaan maaf karena baru mengabari Emilia. Emilia memegang ponsel dengan kedua tangan saat WA itu masuk, dan berulang kali mengembuskan napas lega. Satu-satunya yang ia syukuri adalah Alvaro memberinya kabar.

Meski Emilia teramat ingin segera mengetahui masalah yang tengah Alvaro hadapi, tapi ia menahan diri untuk tak mendesak kekasihnya itu. Alhasil, balasan Emilia tak menyerempet ke arah penyebab sang pacar hilang kabar. Emilia hanya mengirim sebuah pesan, bahwa Alvaro tidak sendiri dan bisa bercerita kapan pun ia mau. Namun, setelah setengah jam WA Emilia terbaca, Alvaro belum kunjung membalas.

“Emi, sini makan.”

Suara ibu Emilia menyentaknya. Ia beranjak dari kursi dan buku-buku di meja belajar yang semula ditekuninya, lantas keluar dari kamar. Emilia ke meja makan berbekal ponsel yang ia letakkan di hadapannya. Malam ini, hanya ia dan ibu di sana. Ayah sedang lembur.

“Nungguin telepon Alvaro?”

“Ya?” Emilia mengerjap.

Ibu Emilia terkekeh. Dengan dagunya ia menunjuk ponsel Emilia di hadapan mereka. “Tuh, kamu dari tadi ngelihatin HP terus. Nungguin telepon pacar, kan?”

Emilia memasang senyum kaku. Di situasi biasa, ia akan merona dengan hati berdebar karena ucapan ibunya. Kali ini, hatinya didekap resah dan ia tidak bisa tersenyum selebar biasanya karena mulai berpikir Alvaro akan menghilang lagi. Apa tadi ia salah bicara begitu? Apa seharusnya ia tidak mengungkitnya terlebih dahulu? Emilia memandangi nasi bercampur sayur sop di hadapannya. Sulit sekali jika sekadar menunggu. Meski sudah menasihati diri untuk bersabar, jika menyangkut Alvaro, Emilia sulit tenang.

Pemikiran itu mengantar Emilia pada ibunya. Ia menatap beliau masih anteng menikmati makan malam, yang sesekali diselingi tegukan air minum. Saat menyadari sang putri tengah memandang, wanita itu tersenyum.

“Kenapa, Emi?”

Emilia bergegas menggeleng. Ia menunduk, mengambil suapan, lalu kembali mengangkat wajah. Setelah menelan kunyahannya, Emilia berdeham dan membasahi bibirnya. Tangannya masih memegangi sendok, sementara tatapannya sempat mampir ke ponsel. Layar benda itu masih padam, dan tidak terdengar denting pemberitahuan apa pun.

“Cara Mama...sabar sering papa tinggal lembur atau tugas ke luar kota, gimana?”

Begitu kalimat itu terlontar, ibu Emilia mengerjap, lalu mengernyit. Bibir Emilia tersungging canggung.

“Kadang kalau papa pergi suka nggak ada sinyal, kan? Pasti susah ngehubungi. Gimana caranya Mama bisa sabar nungguin?”

Pandangan ibu Emilia melembut. Ia tersenyum.

“Karena nggak ada lagi yang bisa Mama lakukan selain itu.”

Pernyataan itu membuat Emilia tertegun. Pandangan mereka bertemu beberapa saat, sebelum akhirnya senyum ibu Emilia kian lebar.

“Situasi kayak begitu gampang banget bikin Mama panik karena cemas, sebenarnya. Tapi, kalau ngeladenin perasaan itu, Mama jadi makin nggak tenang. Satu-satunya yang Mama perlu lakuin ya nungguin dengan sabar. Begitu kabar datang, Mama cuma harus fokus sama satu hal. Tetap jadi istri yang papa inginkan dengan memberi papa perhatian dan kasih sayang Mama. Ngejalanin hari jadi nggak akan berat lagi.”

Memberi perhatian dan kasih sayang. Emilia meresapi pernyataan itu dalam-dalam. Mereka adalah dua orang berbeda generasi dengan kehidupan berlainan. Namun, keduanya sama-sama perempuan yang menyayangi masing-masing pasangan. Ucapan ibunya membuat Emilia dihinggapi sebuah keyakinan. Saat Alvaro didera masalah, yang perlu Emilia lakukan adalah tetap memberinya perhatian dan kasih sayang. Karena dengan begitu ia tetap bisa tenang menunggu kabar. Raka benar. Alvaro akan menghubunginya, karena itulah yang terjadi. Jika saat ini Alvaro kembali memberi jarak, cowok itu kemungkinan sedang berpikir.

Emilia menghela napas panjang, mengangguk pada dirinya sendiri. Ia tidak perlu mendesak Alvaro. Emilia sewajarnya memberi Alvaro waktu. Ia akan menunggu, tanpa melepas perhatian dan wujud perasaannya pada cowok itu. Resolusi itu menenangkan gelombang kegelisahan yang semula memenuhi dada Emilia.

Sebelum melanjutkan makan, Emilia meraih ponselnya demi mengetik WA. Setelah mengirimnya, perasaan Emilia lebih membaik. Ia meletakkan ponsel kembali dan melempar senyum pada ibunya yang memandanginya saksama. Mereka saling melempar tawa pelan. Emilia pun melanjutkan makan.

Ya, ia hanya harus tetap tenang selama menunggu Alvaro. Ia yakin Alvaro akan kembali padanya. Emilia percaya pada cowok itu. Sepenuhnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
DanuSA
32601      4973     13     
Romance
Sabina, tidak ingin jatuh cinta. Apa itu cinta? Baginya cinta itu hanya omong kosong belaka. Emang sih awalnya manis, tapi ujung-ujungnya nyakitin. Cowok? Mahkluk yang paling dia benci tentu saja. Mereka akar dari semua masalah. Masalalu kelam yang ditinggalkan sang papa kepada mama dan dirinya membuat Sabina enggan membuka diri. Dia memilih menjadi dingin dan tidak pernah bicara. Semua orang ...
ALVINO
4659      2058     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
Mutiara -BOOK 1 OF MUTIARA TRILOGY [PUBLISHING]
14363      2926     7     
Science Fiction
Have you ever imagined living in the future where your countries have been sunk under water? In the year 2518, humanity has almost been wiped off the face of the Earth. Indonesia sent 10 ships when the first "apocalypse" hit in the year 2150. As for today, only 3 ships representing the New Kingdom of Indonesia remain sailing the ocean.
10 Reasons Why
2593      1129     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
Manusia
2109      914     5     
Romance
Manu bagaikan martabak super spesial, tampan,tinggi, putih, menawan, pintar, dan point yang paling penting adalah kaya. Manu adalah seorang penakluk hati perempuan, ia adalah seorang player. tak ada perempuan yang tak luluh dengan sikap nya yang manis, rupa yang menawan, terutama pada dompetnya yang teramat tebal. Konon berbagai macam perempuan telah di taklukan olehnya. Namun hubungannya tak ...
To You The One I Love
883      517     2     
Short Story
Apakah rasa cinta akan selalu membahagiakan? Mungkinkah seseorang yang kau rasa ditakdirkan untukmu benar benar akan terus bersamamu? Kisah ini menjawabnya. Memang bukan cerita romantis ala remaja tapi percayalah bahwa hidup tak seindah dongeng belaka.
JATUH CINTA
1455      690     3     
Romance
Cerita cinta anak SMA yang sudah biasa terjadi namun jelas ada yang berbeda karena pemerannya saja berbeda. Dia,FAIZAR HARIS AL KAFH. Siswa kelas 10 SMAN 1 di salah satu kota. Faizar,seorang anak yang bisa dibilang jail dengan muka sok seriusnya itu dan bisa menyeramkan disaat tertentu. Kenalkan juga, ALYSA ANASTASIA FAJRI. seorang gadis dengan keinginan ingin mencari pengalaman di masa S...
Survival Instinct
299      248     0     
Romance
Berbekal mobil sewaan dan sebuah peta, Wendy nekat melakukan road trip menyusuri dataran Amerika. Sekonyong-konyong ia mendapatkan ide untuk menawarkan tumpangan gratis bagi siapapun yang ingin ikut bersamanya. Dan tanpa Wendy sangka ide dadakannya bersambut. Adalah Lisa, Jeremy dan Orion yang tertarik ketika menemui penawaran Wendy dibuat pada salah satu forum di Tripadvisor. Dimulailah perja...
The watchers other world
2051      848     2     
Fantasy
6 orang pelajar SMA terseret sebuah lingkarang sihir pemanggil ke dunia lain, 5 dari 6 orang pelajar itu memiliki tittle Hero dalam status mereka, namun 1 orang pelajar yang tersisa mendapatkan gelar lain yaitu observer (pengamat). 1 pelajar yang tersisih itu bernama rendi orang yang suka menyendiri dan senang belajar banyak hal. dia memutuskan untuk meninggalkan 5 orang teman sekelasnya yang ber...
Shine a Light
819      534     1     
Short Story
Disinilah aku, ikut tertawa saat dia tertawa, sekalipun tak ada yang perlu ditertawakan. Ikut tersenyum saat dia tersenyum, sekalipun tak ada yang lucu. Disinilah aku mencoba untuk berharap diantara keremangan