Gadis separuh vampir itu tiba-tiba menjatuhkan satu lututnya. Kepalanya tertunduk. "Saya datang untuk menyelamatkan Anda, Pangeran Jung Hoseok."
Pria di hadapan Sumin itu masih saja diam. Ekspresinya syok, seolah ia merasa telah salah dengar. "Tidak mungkin" gumamnya.
Telinga Sumin yang telah menajam tentu bisa mendengar gumaman tersebut. Kepalanya mendongak. "Inilah alasan kenapa kau diculik oppa. Mereka mengambil sampel darahmu untuk melakukan penelitian terhadap kaum vampir."
"T-tapi aku bukan vampir" sangkal Hoseok dengan lirih.
"Apa kau yakin?"
Deg!
Entah kenapa pria itu merasa tak yakin. Jika ia memang bukan bagian dari kaum vampir, lantas kenapa Inha dan kelompoknya harus repot-repot menculiknya?
Namja tampan itu menatap kedua tangannya yang bergetar. "Tidak mungkin" katanya lagi, masih menyangkal penjelasan Sumin.
Mendengar kalimat itu untuk kedua kalinya, membuat Sumin harus memutar otak. Ia tidak bisa terus seperti ini. Ia harus meyakinkan Hoseok. Tapi bagaimana caranya?
Sesosok pria berdimple langsung muncul dalam benak Sumin. Namjoon!
Benar. Karena namja itulah yang bertugas menjaga Hoseok selama ini, itu artinya iapun pasti memiliki suatu cara khusus untuk menjelaskan jati diri Sang Pangeran.
Lalu haruskah Sumin berteleportasi pergi untuk menjemput Namjoon, ataukah ia harus membawa Hoseok ke mansion sekaligus membebaskannya?
Oke Sumin memilih pilihan yang kedua. Disamping untuk membebaskan Pangeran, itu juga sekaligus akan membuktikan bahwa dirinya juga adalah seorang vampir. Meskipun masih separuh.
Gadis bersurai coklat madu itupun bangkit dan menghampiri Hoseok. "Aku tidak pandai menjelaskan, oppa. Tapi aku akan membawamu menemui seseorang yang akan menjawab semua pertanyaanmu"
Sepertinya pria ceria itu tertarik dengan ucapan Sumin, karena ia langsung mendongakkan kepalanya. "Siapa?"
Sumin tersenyum, lantas menggamit tangan Hoseok. "Kau akan tahu sebentar lagi. Tutup matamu, oppa"
Hoseok menurut. Ia merasa seperti terhisap dalam lubang dan perutnya terasa mual. Tapi untung saja sensasi itu pergi secepat datangnya. Jika tidak, mungkin ia akan benar-benar muntah.
"Kau bisa membuka matamu sekarang, oppa" kata Sumin.
Jadi itulah yang dilakukan Sang Pangeran. Bibirnya langsung ternganga saat mengamati sekitarnya. "Dimana kita? Bagaimana bisa kita berada disini?"
Si gadis separuh vampir kembali mengulum senyum. "Aku juga seorang vampir, ingat?"
"Lalu dimana kita? Apakah kita masih berada dalam satu bangunan dengan penjara?" Mata bulat Hoseok menjelajahi seluruh ruangan yang baru pertama kali ia datangi itu.
"Hoseok?" Panggil seseorang bahkan sebelum Sumin sempat membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan anak kedua dari Raja Vampir itu.
"Namjoon?!" Pekik Hoseok dengan heran saat melihat namja berdimple itu.
Namja Kim yang dipanggil itu langsung menerjang Hoseok. Ia meneliti seluruh tubuh pria di depannya itu. "Kau baik-baik saja?"
Hoseok mengangguk. Dia memang baik-baik saja. Meskipun para penawannya terus mengambil sampel darahnya, tapi untungnya ia mendapat makanan dan pakaian yang layak.
"Sungguh maafkan aku, Seokie. Aku gagal menjagamu" kata Namjoon dengan sedih.
Sumin hanya terdiam melihat kedua namja itu. Kemudian ekor matanya menangkap seseorang yang memasuki ruang keluarga mansion itu. Seokjin. Pria itu membuat gerakan tangan, isyarat agar Sumin menghampirinya.
"Sebaiknya biarkan mereka berdua menyelesaikan urusan mereka sendiri" bisik pria kelewat tampan itu saat Sumin telah mendekat.
Sumin mengangguk. Kemudian Seokjin memimpin jalan menuju dapur. "Aku akan memberikan jatah darahmu hari ini, Sumin ah"
"Gomawoyo, oppa"
Setelah mendapat jatah darah dan sedikit makan, Sumin dan Seokjin pergi ke laboratorium Yoongi. Hanya ada Yoongi, Jungkook, Taehyung, dan Jimin dalam ruangan serba putih itu. Sepertinya Hoseok dan Namjoon belum selesai dengan urusan mereka.
"Kau sudah sehat, Kookie?" Tanya Sumin.
Namja bergigi kelinci itu mengangguk dengan semangat. "Sangat sehat"
Benar. Jungkook memang sudah terlihat baik-baik saja. Bahkan ia juga sudah terlihat kembali segar.
"Kau sudah merekam seluruh tempat itu dalam ingatanmu?" Tanya Yoongi.
Sumin mengangguk.
"Jika begitu aku harus mengambil ingatanmu, Noona" kata Jungkook sambil mendekati satu-satunya gadis dalam ruangan itu.
"Oke" jawab Sumin dengan gugup. Iapun duduk menghadap Jungkook.
"Ini akan sedikit sakit" ujar namja Jeon itu sambil menyamankan posisi.
Sumin kembali mengangguk. Ia sudah siap merasakan sensasi itu lagi. Sensasi mengerikan saat Jungkook menggali memorinya.
Dan saat dua pasang mata itu bertemu, Sumin mulai berteriak nyaring. Sementara itu keempat namja vampir yang ada di ruangan itu berusaha untuk menulikan pendengaran.
"Sepertinya aku ingin jalan-jalan sebentar" ujar Seokjin sambil beranjak pergi.
"Aku ingin bertemu dengan Hoseok Hyung" kata Taehyung sambil mengekori Seokjin.
Sepertinya kedua pria itu tidak tahan dengan teriakan Sumin. Yoongi juga sepertinya tidak tahan, karena dia langsung menyumpal telinganya dengan Earphone.
Tapi tidak dengan Jimin. Namja Park ini seperti tidak terganggu dengan kebisingan tersebut. Ia hanya bersandar dengan santai pada bingkai jendela sambil mengamati Sumin. Sebenarnya sejak Sumin memasuki ruangan, Jimin sama sekali tidak melepaskan matanya dari gadis itu.
Ia memperhatikan semua interaksi Sumin dengan teman-temannya. Mengingat gadis itu pernah membuat kesalahan, ajaib melihatnya berkomunikasi dengan teman-temannya secara normal. Seolah mereka semua telah memaafkan Sumin dan menganggap yeoja itu sebagai bagian dari mereka.
Bahkan para vampir yang lain juga seperti telah terbiasa dengan kehadiran gadis separuh vampir itu.
Mungkinkah semua orang telah luluh oleh ketulusan dan kesungguhan Sumin dalam menebus kesalahannya? Apalagi dengan adanya hukuman yang Sumin terima setiap bulan purnama. Itu sudah lebih dari cukup untuk membuktikannya pada semua orang.
Dan sekarang gadis itu malah menyelundup ke dalam organisasi vampire hunter seorang diri. Setiap malam mengambil resiko berteleportasi ke mansion untuk melapor. Bahkan sekarang ia membawa seorang tahanan kabur.
Jika dulu Inha berhasil mengelabuhi ia dan yang lainnya, sekarang Sumin membalasnya. Bukankah gadisnya itu sangat hebat?
Gadisnya? Lupakah ia bahwa kemarin ia menyebut gadis itu dengan embel-embel mantan kekasih?
Oke sepertinya Jimin harus memperjelas hal ini dengan Sumin. Mungkin nanti setelah mereka menghancurkan para vampire hunter sialan itu.
???? Black Roses ????
Hoseok terpaksa harus mendekam dalam penjaranya untuk sementara. Karena Raja Vampire tidak ingin Inha dan kelompoknya curiga. Meskipun Sang Raja mengambil keputusan itu dengan berat hati, tapi beliau harus tetap melakukannya sebagai seorang raja yang baik.
Dan sejak malam itu, para vampir mengadakan rapat untuk membahas penyerangan terhadap markas vampire hunter. Tentu saja Sumin juga terlibat. Karena meskipun ia masih separuh vampir, tapi ialah yang lebih tahu situasi dan kondisi markas tersebut.
Selama rapat itu, Sumin dan Jimin terus bertemu. Tapi selama itu juga mereka hanya saling diam. Jika pandangan mereka bertemu, keduanya hanya sama-sama mengangguk. Kemudian kembali pada kesibukan masing-masing.
Semua vampir dibuat heran dengan tingkah laku sepasang kekasih itu. Tapi mereka lebih memilih untuk membiarkannya saja. Keduanya pasti membutuhkan waktu untuk kembali seperti dulu.
Dan tibalah hari yang ditunggu oleh kaum vampir. Hari dimana mereka akan memusnahkan musuh terbesar mereka, para vampire hunter.
Sumin merasa sangat bersemangat hari ini. Karena akhirnya ia bisa membalas dendam pada sahabat tersayangnya. Ia sungguh tidak sabar untuk membalas semua perbuatan Inha selama ini.
Bahkan yeoja Baek itu juga membayangkan bagaimana ekspresi Inha jika tahu bahwa Sumin lebih memihak kaum vampir selama ini. Kemudian ia juga membayangkan bagaimana wajah Inha saat gadis itu merengek meminta ampun di bawah kakinya. Sumin sungguh akan tertawa bahagia jika bisa melihat hal itu.
Hingga kemudian waktu penyerangan tinggal 30 menit lagi. Sumin yang awalnya berada di dalam kamarnya, segera berteleportasi ke tempat ia menemukan blue Roses sesuai perintah Pangeran Jung Daehyun.
Dalam naungan gelapnya hutan, para vampir bersembunyi untuk mengepung markas vampir hunter itu. Dan Sumin bergabung dengan mereka.
Kini mereka menanti perintah Sang Pangeran untuk melancarkan serangan. Dan dalam penantian itu, raut wajah semua vampir terlihat tegang. Membuat mereka semakin tampak garang.
"Sumin" panggil sebuah suara dari samping kanan.
Gadis yang di panggil menoleh dan langsung melihat Seokjin dengan wajah seriusnya. Jarang sekali namja kelewat tampan ini menampakkan ekspresi seperti ini. "Ya?"
"Dimana posisi sahabatmu sekarang?"
Deg!
Sumin hampir saja lupa bahwa Seokjin ingin membalas kematian istrinya pada Inha. "Dia malam ini berpatroli di gedung depan"
Namja Kim itu mengangguk paham. "Aku akan mengintainya" kemudian ia menghilang.
Sumin mengerjap bingung. Haruskah ia menyusul Seokjin? Atau ia harus tetap berada pada posisinya?
Jika ia pergi, itu artinya ia melanggar perintah Pangeran. Tapi ia juga pernah berjanji pada Seokjin bahwa ia akan membantu namja itu untuk balas dendam.
Kemudian tiba-tiba sebuah ide cemerlang tersusun dalam benak Sumin. Kedua sudut bibirnyapun terangkat membentuk sebuah senyum licik. "Pembalasan akan jauh lebih kejam"
"Sumin ssi" panggil sebuah suara husky. Bersamaan dengan itu, udara terasa lebih berat dan aura mengerikan muncul dari belakang.
Yeoja yang dipanggil langsung meneguk ludah sebelum berbalik.
Kedua Pangeran Vampir berdiri disana. Pangeran Jung Daehyun dan Pangeran Jung Jaehyun.
Sumin kembali meneguk ludah sebelum menekuk satu lututnya. "Ya, Pangeran?"
"Jemput Hoseok bersama Jaehyun" ucap Pangeran Daehyun, sarat akan perintah.
"Baik, Pangeran" jawab Sumin dengan patuh.
"Kajja" ajak Pangeran Jaehyun sambil mengulurkan tangan.
Sumin menyambutnya dengan gugup. Kemudian mereka segera berteleportasi ke dalam penjara Hoseok.
"Akhirnya kalian datang!" Kata Hoseok dengan ceria. Menandakan bahwa Sumin dan Jaehyun telah sampai pada ruang tahanan itu.
Pangeran Jaehyun langsung mengulum senyum hingga dimplesnya terlihat. "Ayo kita pulang, hyung"
Hoseok mengangguk dengan semangat. Kemudian tangannya menyambut uluran tangan Pangeran Jaehyun dan Sumin.
Sedetik kemudian, mereka telah sampai di tempat Pangeran Daehyun menunggu. "Terima kasih, Sumin ssi. Sekarang aku membutuhkanmu disini. Jaehyun, bawa Hoseok pulang."
"Terima kasih, Sumin ah" kata Hoseok disertai senyum lebar sebelum menghilang bersama Jaehyun.
Sumin balas tersenyum. Tapi saat ia membalikkan badan dan melihat Pangeran Daehyun bersama Han Youngwoo, senyumnya langsung menghilang. Dengan gugup ia berdiri sedikit jauh dari kedua vampir itu.
"Kemarilah, Sumin ssi" Panggil Pangeran yang merangkap sebagai Dewan Vampir utama itu.
Sumin menurut. Kemudian Pangeran menanyakan beberapa hal tentang denah markas itu. Termasuk ruangan milik ketua organisasi vampire hunter.
"Aku dan Youngwoo akan menyerang pria bertopeng itu. Kau dan Jungkook, pimpin penyerangan" perintah namja bersurai hitam ungu itu.
Mata Sumin membelalak mendengar perintah tersebut. "Tapi Pangeran-"
"Kau membantah perintahku?" Desis Daehyun mengintimidasi.
Tentu saja Sumin langsung takut. "Maafkan aku, Pangeran" katanya sambil menunduk.
"Kau masih separuh vampir. Tapi aku percaya padamu"
Gadis Baek itu terkejut dan segera mendongak. Tapi Pangeran Daehyun dan Youngwoo tidak lagi berada disana. "Terima kasih, Pangeran." Katanya, meskipun pria Jung itu tidak akan bisa mendengarnya. "Sekarang dimana Jungkook?" Tanyanya pada diri sendiri.
Setelah menghubungi Jungkook lewat koin ajaib, pria bergigi kelinci itupun datang. "Aku sungguh merasa terhormat ditunjuk untuk memimpin penyerangan ini, Noona"
"Aku juga" Sumin mengangguk. Meskipun begitu, seiring berjalannya waktu, jantungnya semakin berdetak kencang.
Beberapa menit lagi.
???? Black Roses ????
Pangeran Jung Daehyun dan Han Youngwoo muncul di sebuah ruang kantor, persis seperti apa yang visi Sumin berikan. Sofa, rak buku, meja kerja, bahkan orang yang duduk di kursi kerja itu juga.
Pria bertopeng separuh dengan bekas luka yang melintang. Dialah pemimpin organisasi vampire hunter.
Pria itu terlihat sama sekali tidak terkejut dengan kedatangan dua vampir yang muncul tiba-tiba di ruangannya. Ia malah tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai. "Waktunya telah tiba" gumamnya.
Pangeran dan Youngwoo tentu saja bisa mendengarnya. Tapi mereka berdua memilih untuk tidak memperdulikannya.
"Silahkan duduk, tamu-tamuku" ucap pria bertopeng itu. Meskipun berbasa-basi, tapi ia bahkan tidak repot-repot untuk berdiri menyambut 'tamu'nya.
"Kami tidak membutuhkan itu" jawab Sang Pangeran dengan dingin.
"Lalu apa yang kalian inginkan? Minum teh bersama?" Ujar namja manusia itu, meremehkan.
"Lebih tepatnya meminum darahmu" jawab Pangeran sambil menyeringai. Tiba-tiba ia menembak manusia itu tepat di bagian dada sebelah kiri, menargetkan jantungnya. "Aku tidak perlu repot-repot mengerahkan kekuatanku untuk membunuh seekor manusia."
Tapi sebelum peluru itu mengenainya, entah bagaimana pria pemimpin organisasi vampire hunter itu malah berpindah tempat ke sudut ruangan. Membuat peluru milik Sang Pangeran menancap pada sandaran kursi putar.
Tentu saja kedua namja vampir itu terkejut. "Tidak mungkin!" Seru Youngwoo.
"Kalian tidak bisa membunuhku semudah itu" kata si pria bertopeng sambil tersenyum culas.
"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Pangeran Daehyun dengan geram.
"Aku hanya seekor lalat bagi kalian. Tapi aku bukanlah lalat biasa. Karena aku adalah seekor lalat beracun" jawab namja bersurai silver itu dengan senyum culas yang sama.
Mendengar itu membuat Pangeran semakin geram. Tepat ketika beliau berniat untuk mengaktifkan kekuatannya, sebuah peluru bersarang di lengan kirinya.
Rasa panas yang menyakitkan langsung terasa pada daging disekitar peluru itu. "Aaarrrggghh!" Teriak Pangeran Daehyun yang kesakitan.
"Maaf pangeran, aku sama sekali tidak mendengar pikirannya" kata Youngwoo dengan panik. Ia sungguh merasa bersalah karena tidak bisa melindungi tuannya.
"Sampai jumpa" ucap sang pemimpin organisasi vampire hunter itu sambil melambaikan pistol di tangannya. "Itupun jika kau bisa bertahan dengan peluru itu" lanjutnya dengan seringaian mengerikan.
Belum sempat Pangeran Vampir itu menjawab, si pria bertopeng telah menghilang dari ruangan itu.
"Sial!" Umpat Daehyun kesal. Ketika merasakan panas membakar di tempat peluru itu berada, ia langsung menggigit bibir. Rasanya benar-benar menyakitkan!
Daehyun yakin itu bukanlah peluru biasa. Karena ia pernah tertembak peluru biasa. Dan rasanya tidak semengerikan ini.
Ini juga bukan pula peluru perak. Karena jika benar ini adalah peluru perak, pasti sekarang ia sudah menjadi debu.
"Dia bukan manusia" ucap Pangeran Jung Daehyun sebelum kehilangan kesadarannya.
TBC
Ayo tebak makhluk apa ketua organisasi vampire hunter itu?
With love, Astralian ????