Sumin muncul di ruang keluarga mansion Namjoon. Gadis itu terlihat berantakan dengan noda tanah di pakaiannya dan bekas air mata di pipinya. Meskipun begitu, wajahnya memancarkan kebahagiaan yang tak mungkin salah dikenali.
"Kenapa kau sangat kotor, Noona?" Tanya Jungkook yang duduk di sofa dekat perapian.
Tak menghiraukan pertanyaan namja bergigi kelinci itu, Sumin malah balik bertanya. "Dimana Yoongi?"
"Apa?" Jawab sebuah suara datar yang sudah pasti adalah Yoongi. Namja itu berjalan santai dari arah lorong.
"Aku sudah menemukan blue roses!" Pekik Sumin dengan bahagia.
Yoongi dan Jungkook langsung terbelalak. "Sungguh?" Tanya Jungkook.
Sumin mengangguk dengan semangat. "Aku menemukannya di hutan sekitar markas organisasi vampire hunter"
"Ajak aku kesana. Aku ingin melihatnya sendiri" ucap Yoongi.
"Aku juga ikut" dengan semangat Jungkook bangkit dan mendekati Sumin.
"Tapi ingat, jangan bersuara. Ada beberapa orang yang berpatroli di sekitar sana" Sumin memperingatkan dan langsung diangguki oleh kedua vampir itu.
Mereka bertiga pun saling menautkan tangan dan memejamkan mata. Sumin membayangkan lokasi tempat ia menemukan blue roses tadi. Detik berikutnya, sampailah mereka.
Saat Jungkook melihat bunga lambang kemustahilan itu, mulutnya tak henti mengucap "woah"
Sedangkan Yoongi, namja itu sudah berjongkok meneliti bunga indah itu. "Benar, ini blue roses alami" bisiknya.
"Berarti kita tinggal menunggu bulan purnama untuk memetiknya?" Tanya Jungkook yang juga berbisik.
"Sebaiknya kita bicarakan itu di mansion. Aku tidak mau mengambil resiko tertangkap musuh" ucap Yoongi yang kemudian menghilang.
"Aku akan menyusul kalian nanti. Aku harus berpura-pura kembali ke markas agar mereka tidak mencariku" kata Sumin.
Setelah mengangguk, Jungkookpun menghilang.
Dengan bersikap senatural mungkin, Sumin berjalan kembali ke asrama. Bahkan ia menyapa namja yang berpatroli itu.
"Kau terlihat kotor, Sumin ssi" katanya saat melihat pakaian Sumin. "Eh maaf aku tidak bermaksud begitu. Kau tetap terlihat cantik" lanjutnya saat menyadari kata-katanya sebelumnya.
Sumin tersenyum maklum. "Gwaenchana. Aku terpeleset di hutan tadi"
"Kau harus lebih berhati-hati, Sumin ssi. Mungkin lain kali kau harus membawa senter"
"Benar. Aku akan membawa senter besok. Baiklah aku harus ganti baju. Sampai jumpa" Sumin melambai dan mulai beranjak pergi.
"Sampai jumpa" jawab si lelaki patroli.
Gadis separuh vampir itu segera masuk ke asrama. Saat melewati pintu kamar Inha, Sumin mencoba memutar kenopnya. Tapi pintu itu masih terkunci. Itu berarti Inha belum pulang.
Semoga saja mantan sahabatnya itu pulang saat fajar. Agar Sumin tidak perlu khawatir harus cepat kembali setelah berteleportasi ke mansion Namjoon nanti.
Cepat-cepat Sumin membersihkan diri, kemudian mengunci pintu kamarnya sebelum berteleportasi untuk menemui Yoongi dan Jungkook.
Saat Sumin datang di ruang keluarga mansion itu untuk kedua kalinya, kelima namja penghuninya sudah berkumpul disana. Merekapun berdiskusi memikirkan cara, bagaimana mengambil blue roses di pagi hari setelah bulan purnama.
"Sumin sudah pasti tidak bisa melakukannya karena kemungkinan besar, ia masih lemas setelah apa yang terjadi setiap bulan purnama datang" kata Seokjin.
Yang lain mengangguk setuju. "Hanya vampir ilusi yang bisa melakukannya. Mereka masih bisa bertahan meskipun terkena fajar" ucap Jungkook.
"Benar. Aku memiliki teman baik seorang ilusi. Dan aku akan berusaha membujuknya" kata Namjoon.
"Terima kasih, oppa" ucap Sumin dengan tulus. "Lalu bagaimana denganku saat bulan purnama nanti? Semua orang pasti akan curiga jika aku kesakitan selama semalaman penuh" lanjutnya yang kemudian menggigit bibir cemas.
"Mungkin Yoongi hyung bisa membuatkan ramuan agar kau sedikit tenang, Sumin" usul Taehyung sambil memandang Yoongi.
Tapi namja Min itu menggeleng. "Aku tidak yakin. Karena saat Sumin kesakitan di bulan purnama sebelumnya, Dewan Vampir utama, Jung Daehyun membungkam semua indra Sumin. Dan aku berusaha menyembuhkan Sumin. Tapi semua itu percuma. Sumin kembali kesakitan, berhalusinasi, dan mencakari wajahnya sendiri"
Keempat vampir yang lain langsung bergidik ngeri mendengarnya. Sementara itu, Sumin hanya diam. Separah itukah dirinya saat bulan purnama datang?
"Aku akan berusaha membuatkanmu ramuan. Tapi jangan bergantung pada ramuan itu. Kita harus memikirkan rencana lain" lanjut Yoongi.
Semua orang terdiam memikirkan berbagai cara. Hingga kemudian Jungkook tersentak dengan pemikirannya sendiri. "Noona!" Serunya bersemangat.
Sumin terkejut, lantas menatap namja Jeon itu. "Kenapa?"
"Apakah kau bisa meminta ijin keluar dari asrama disana? Jika bisa, kau bisa tinggal saja disini. Maka kau tidak perlu khawatir mereka akan curiga saat bulan purnama datang" jelas Jungkook bersemangat.
"Tapi jika dia keluar dari sana, kita tidak akan tahu tentang Hoseok" bantah Namjoon.
Semangat Jungkook langsung menguap. "Benar juga" katanya lemas.
"Tunggu. Jika Sumin bisa mendapat ijin keluar beberapa hari saja, itu tidak masalah kan? Ia bisa meminta ijin setidaknya 2 hari untuk tinggal disini. Malam bulan purnama dan keesokannya untuk pemulihan" usul Seokjin.
"Setuju!" Pekik Jungkook yang kembali bersemangat.
"Tapi mereka kan mencari markas kalian. Mana mungkin aku meminta ijin untuk tinggal di markas para vampir?" Sangkal Sumin.
Semua kembali termenung.
"Kalau begitu kau ijin untuk tinggal di rumahmu saja" kata Taehyung tiba-tiba.
Semuanya langsung menatap namja kelewat tampan itu, seolah meminta penjelasan lebih.
"Dulu kita menghindari rumahmu karena rumahmu berada dalam kekuasaan para vampire hunter itu. Tapi sekarang kau kan anggota mereka. Jadi tidak masalah kan jika kau pulang ke rumahmu sendiri?" Jelas Taehyung dengan cengiran yang menghiasi wajahnya.
Namjoon langsung tertawa sambil menepuk punggung Taehyung. "Aku tidak menyangka otakmu bekerja juga" ucapnya disela tawa.
Yang lain ikut tertawa. "Terima kasih, Tae. Aku akan mencobanya" Sumin tersenyum.
Dan Taehyung langsung bertepuk tangan heboh, bangga atas pemikiran briliannya.
???? Black Roses ????
"Boleh aku duduk disini?" Tanya sebuah suara dari arah samping kanan Sumin.
Gadis bersurai coklat panjang itu segera menoleh. Seorang wanita dengan jas laboratorium putih dan kacamata yang bertengger di hidungnya berdiri disana.
"Silahkan" ucap Sumin ramah. Sejenak Sumin mengingat-ingat. Ia seperti pernah melihat wanita ini sebelumnya.
Wanita itu tersenyum lantas meletakkan nampan makannya dan duduk di samping Sumin. "Kau yang bernama Baek Sumin, benar?"
"Nde" jawab Sumin setelah menelan makanannya.
"Kenalkan. Aku Yoon Jihyo, salah satu peneliti disini" katanya sambil tersenyum ramah.
Tiba-tiba Sumin mengingat sesuatu. "Dokter Yoon?"
Wanita berkacamata itu mengangguk. "Begitulah semua orang memanggilku"
Nah sekarang Sumin ingat dimana ia pernah melihat wanita disampingnya ini. Dia adalah Dokter Yoon yang ada dalam ingatan Daehwon si penyaru. Orang yang membuat bolpoin berisi obat tidur.
"Senang berkenalan denganmu, Dokter" ucap Sumin.
"Dimana Inha? Kulihat sejak kau datang kemari, kalian selalu bersama" tanya Dokter Yoon.
"Dia masih tidur. Semalam ia berpatroli di depan gedung penelitian hingga pagi. Sepertinya ia kelelahan" jawab Sumin.
Yeoja berkacamata itu mengangguk paham.
Tiba-tiba sebuah ide terlintas dalam benak berdebu Sumin. Jika dia bisa mengetahui alat apa saja yang para vampire hunter gunakan untuk melawan para vampir, Yoongi dan yang lain pasti bisa mengantisipasinya. "Kudengar kau membuat alat-alat yang hebat, Dokter Yoon" katanya sambil tersenyum manis.
Yeoja disampingnya tersenyum malu. "Tidak sehebat itu"
"Bolehkah aku melihat-lihat karyamu itu?"
"Tentu saja"
Dan pergilah kedua gadis itu ke gedung penelitian setelah menyelesaikan makan siang mereka. "Sebenarnya ada alat-alat yang sudah diuji coba, tapi aku akan menunjukkan inovasi terbaru kami juga. Jadi lebih baik kita ke gedung penelitian" kata Dokter Yoon sambil memimpin jalan.
Sumin menyeringai dalam hati. Dengan begini ia bisa mendapatkan informasi yang sangat vital dari musuh. Bahkan ia bisa melihat alat-alat yang masih dalam pengembangan.
"Disini kami menyimpan alat-alat yang sudah diuji coba" lanjut Dokter Yoon sambil membuka pintu besi ganda.
Saat memasuki ruangan itu, Sumin langsung didera rasa dingin yang amat sangat. Sadarlah ia bahwa itu adalah ruang pendingin dimana sering digunakan sebagai tempat menyimpan alat-alat penting.
Ruang pendingin itu dipenuhi rak-rak besi, kulkas-kulkas besar, dan meja-meja besi. "Disini kami lebih mengutamakan untuk membuat senjata untuk melawan vampir dan perangkat penyamaran" ucap Dokter Yoon sambil berjalan kesana-kemari.
"Kami sudah mengirim seseorang untuk menyusup ke markas vampir, tapi sayang kami belum mendapat laporan apapun darinya" lanjut Dokter itu.
Sumin bersorak dalam hati. Itu artinya, para vampire hunter ini tidak tahu jika agen mereka -Im Daehwon- sudah ketahuan dan tertangkap.
Kemudian Dokter Yoon menunjukkan bolpoin berisi obat bius pada Sumin. Meskipun sudah tahu fungsi dari benda itu, ia tetap berusaha terkagum-kagum seolah baru pertama kali melihatnya.
Ada juga alat pelacak berbentuk permen karet, cincin yang bisa menyerap sinar matahari kemudian memancarkannya kembali untuk menghanguskan para vampir. Dan kali ini Sumin benar-benar terkagum melihat alat-alat ajaib itu.
Dia tidak menyangka bahwa musuhnya ini memiliki teknologi yang sangat maju. Meskipun ia yakin jika kekuatan alam para vampir pasti lebih unggul.
"Nah, sekarang ayo kita ke laboratorium kerja" Dokter Yoon memimpin jalan keluar ruang pendingin. Sumin dengan setia mengikutinya.
Kedua yeoja itupun masuk ke laboratorium kaca. Disana ada banyak sekali peneliti-peneliti lain yang sibuk bekerja. Mereka semua menyapa Dokter Yoon dan Sumin dengan ramah saat keduanya lewat.
"Sumin ssi, ini adalah alat pendeteksi vampir" kata Dokter Yoon yang menghampiri sebuah meja besi yang diatasnya terdapat alat seperti jam tangan.
Mendengar itu, Sumin langsung bergidik ngeri. "Apakah alat itu sudah berfungsi?" Tanyanya sebisa mungkin menyembunyikan nada takutnya.
"Belum. Kami masih mengembangkannya" jawab wanita berkacamata itu.
Si yeoja Baek langsung merasa lega. Dia memang masihlah separuh vampir. Tapi tetap saja ia harus waspada, menjaga jarak dari alat pendeteksi itu.
Selanjutnya mereka menghampiri deretan mannequin berpakaian hitam yang menempel ketat. "Ini adalah pakaian anti api" kata Dokter Yoon.
Sejujurnya Sumin terkejut. Tapi kemudian ia pura-pura bodoh. "Untuk?"
"Sumin ssi, para vampir itu memiliki kekuatan khusus. Dan salah satu dari mereka berkekuatan api. Maka kamipun membuat pakaian anti api seperti ini agar tidak terbakar" jelas si wanita berkacamata.
"Apakah mereka memiliki kekuatan selain api?" Pancing Sumin.
"Ya, setahu kami, mereka memiliki kekuatan 4 elemen bumi. Api, udara, tanah, dan air"
Sumin tertawa dalam hati. Mereka tidak tahu bahwa ada vampir yang berkekuatan petir seperti dirinya dan Jimin, penyembuh seperti Yoongi, magnetron seperti Seokjin, Namjoon, dan Taehyung. Atau bahkan pengendali pikiran seperti Jungkook. Ternyata para vampire hunter ini tidak tahu apa-apa.
"Dari keempat elemen itu, kau pasti tahu bahwa apilah yang paling kuat. Jadi kami lebih fokus membuat senjata untuk melawan api ataupun alat anti api"
Sungguh Sumin sangat ingin tertawa. Musuhnya ini benar-benar tidak tahu apapun! Mereka hanya tidak tahu bahwa para penenun angin bisa membuat benang udara lantas melilit manusia menjadi mumi.
Mereka juga tidak tahu bahwa vampir tanah bisa mengubah tubuhnya menjadi batu, kemudian pukulan mereka bisa meremukkan tulang manusia. Begitu juga dengan vampir pengendali air yang bisa membungkus manusia dengan gelembung air hingga manusia yang ada di dalamnya mati kehabisan nafas.
Tapi tentu saja Sumin diam saja, tidak memberi tahu apapun tentang kekuatan para vampir yang lebih unggul dari alat apapun yang diciptakan para vampire hunter.
Setelah itu Dokter Yoon menunjukkan senjata-senjata. Ada berbagai macam pistol beserta peluru peraknya. Ada pula sarung tangan yang dapat menyemburkan air dan api untuk melawan para vampir. Tapi sarung tangan itu masih dalam proses pengembangan.
"Nah, ini adalah laboratorium DNA" ujar si yeoja Yoon yang menunjukkan ruangan steril yang tidak dapat dimasuki.
Sumin mendekati ruangan full kaca itu. "DNA?" tanyanya tidak mengerti.
"Ya, untuk mendeteksi para monster penghisap darah yang suka berbaur dengan manusia itu"
"Lalu sampel darahnya?"
Dokter Yoon menyeringai. "Kami berhasil menangkap seorang vampir"
Mata Sumin membulat. "Jinjja?"
"Ya, namanya Jung Hoseok"
"Sudah kuduga" batin Sumin. Lalu gadis itu menyimak penuh perhatian saat Dokter Yoon menceritakan tentang Hoseok dan Daewon yang bertukar tempat. "Lalu dimana vampir itu sekarang?"
"Dia ada di penjara bawah tanah" jawab si Dokter tanpa curiga sedikitpun.
"Kalian tidak membunuhnya?"
"Tidak. Karena mungkin suatu saat nanti kita membutuhkannya sebagai alat tawar menawar untuk mengembalikan Daewon kembali"
Sumin mengangguk-angguk sok paham. "Aku jadi ingin melihat vampir itu" ucap Sumin hati-hati.
"Aku bisa mengantarmu. Tapi tidak hari ini. Mungkin lain kali" untung saja wanita peneliti ini cukup bodoh untuk menangkap maksud tersembunyi Sumin.
"Benarkah? Kau mau?" Sumin sebisa mungkin menahan rasa senangnya.
"Tentu. Tapi kita tidak boleh terlalu dekat dengan monster itu, meskipun dia masihlah manusia"
"Aku mengerti. Terima kasih Dokter Yoon"
Wanita yang lebih tua tersenyum. "Kau boleh bermain-main kesini lain kali"
Sumin mengangguk sambil tersenyum. "Aku pasti akan datang lagi" katanya sungguh-sungguh. Karena yeoja Yoon itu sangat mudah memberikan informasi berharga pada Sumin. Maka ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Bahkan sebisa mungkin ia akan menjaga hubungan baik dengannya.
???? Black Roses ????
"Mohon bantuannya" ujar Sumin sambil membungkuk pada seorang gadis di hadapannya.
"Tidak perlu sampai seperti itu, Sumin ssi" ucap gadis vampir berkekuatan ilusi itu.
Si gadis separuh vampir menegakkan tubuhnya. "Aku sungguh bersyukur kau mau membantuku, eonnie"
Yang lebih tua tersenyum. "Aku mengerti kau sangat merasa bersalah pada Jimin dan ingin menebus dosamu itu"
Sumin hanya bisa mengangguk.
"Lebih baik kau antar Eunhye ke lokasi bunga itu, Sumin. Agar ia bisa mengatur cahaya saat akan memetik blue roses itu lusa" saran Namjoon yang duduk santai di sofa ruang tengah mansion.
Suminpun mengulurkan tangan pada gadis ilusi bernama Gae Eunhye itu. "Kajja"
"Kajja" jawab Eunhye setelah meletakkan tangannya pada tangan Sumin.
Kedua gadis itu berteleportasi ke hutan dekat markas organisasi vampire hunter. Tepatnya ke lokasi tumbuhnya bunga mawar biru yang Sumin temukan kemarin.
Eunhye langsung terlihat terharu melihat bunga kemustahilan itu. "Demi semua mawar! Aku pasti salah satu vampir yang diberkati"
Sumin tersenyum mendengarnya. Ia mengerti kenapa Eunhye berkata seperti itu. Karena bagi bangsa vampir, melihat mawar biru akan membawa kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup panjang mereka.
"Apakah menurutmu disini cukup gelap saat fajar tiba nanti?" Tanya Sumin sambil mendongak. Langit malam sama sekali tak terlihat. Tertutup oleh ranting-ranting pohon dan daun-daunnya yang lebat.
Eunhye ikut mendongak. "Bahkan sepertinya matahari akan sulit menembus hutan ini di siang hari"
"Aku lega mendengarnya" kata Sumin sambil menghela nafas lega.
Tapi ternyata rasa lega Sumin hanya bertahan beberapa detik saja. Karena telinga tajam gadis itu mendengar suara gemeresik daun yang terinjak.
"Siapa disana?" Teriak sebuah suara yang sukses membuat Sumin dan Eunhye menegang.
TBC
Ff ini ngefeel ga sih?
With love, Astralian ????