Read More >>"> Black Roses (40) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Black Roses
MENU
About Us  

'Hanya bunga Mawar Biru yang dapat menyembuhkan apapun.

Setiap vampir yang memakan bunga iniakan sehat kembaliBahkan jika vampir tersebut dalam keadaan sekarat sekalipun.

Bunga Mawar Biru sangatlah langkaMereka hanya dapat ditemukan di tempat-tempat gelap dan lembab seperti hutan lebat.

Meskipun begitutidak di semua hutan lebat terdapat bunga mawar biru.

Jika seseorang dapat menemukan bunga inimaka ia akan mendapat kemakmuran selama hidupnya.

Tapi jika bunga ini akan dijadikan obatefeknya akan lebih kuat jika memetiknya saat pagi hari setelah malam bulan purnamadengan tetesan embun yang masih menempel pada mahkota bunganya.'

Sumin semakin terbelalak.

Pagi hari setelah malam bulan purnama.

Apakah Sumin sanggup berdiri di pagi hari setelah ia kesakitan di bulan purnama?

Sumin tidak tahu.

Ia mencoba mengingat saat bulan purnama kemarin. Tapi yang ada di benaknya hanyalah potongan-potongan ingatan saja.

Saat sel penjaranya terasa jungkir balik. Saat atap selnya seakan runtuh menimpa dirinya. Saat ia bermimpi tentang Jimin yang memotong-motong tubuhnya dengan kuku jari panjangnya.

Jika hal itu terulang lagi, Sumin kemungkinan besar tidak akan sanggup untuk memetik bunga mawar biru itu.

Tapi sebelum itu, ia harus memastikan kebenaran informasi ini pada Yoongi. Jadi gadis itupun segera berteleportasi ke depan pintu kamar Yoongi.

Tapi saat ia akan mengetuk pintu kayu itu, Sumin tersadar bahwa sekarang sudah siang hari. Yoongi pasti sedang tidur.

Tidak ingin mengganggu namja kelewat putih itu, Suminpun pergi kembali ke laboratorium Yoongi. Gadis itu berniat melanjutkan terjemahannya.

Mungkin ada petunjuk dimana ia bisa menemukan bunga penyembuh itu.

Sayangnya, semakin lama kelopak mata Sumin terasa berat hingga tanpa sadar ia tertidur diatas buku biru tua itu.

???? Black Roses ????

"Oppa!" panggil Sumin saat Yoongi memasuki ruangan.

"Hm" sebuah gumaman tidak jelas inilah jawaban Min Yoongi. Namja itu langsung duduk di kursinya lantas sibuk dengan buku-buku tuanya.

"Dimana aku bisa menemukan bunga mawar biru?" tanya Sumin yang telah berdiri di seberang meja kayu.

Namja Min itu langsung tertegun, kemudian ia menatap Sumin. "Kenapa?"

"Menurut buku yang aku terjemahkan, bunga itu bisa menyembuhkan orang yang sekarat" jawab Sumin sambil menyodorkan buku biru tua yang ia maksud.

Tapi Yoongi hanya menatap buku yang terbuka itu sekilas. "Itu hanya legenda" katanya yang kembali menekuri buku di tangannya.

"Bohong" tuduh Sumin.

Yoongi menghela nafas. Kemudian menatap gadis itu lagi. "Percayalah. Tidak ada yang bisa menemukan bunga itu. Mawar biru itu tidak ada"

"Aku tidak percaya. Jika bunga itu tidak ada, lalu kenapa ada seseorang yang terlalu kurang kerjaan menulis hal seperti ini?" ucap Sumin sambil menunjuk buku biru itu.

"Itu hanya dongeng anak kecil!" sergah Yoongi yang entah kenapa malah menahan tangis.

Melihat wajah Yoongi yang seperti itu, Sumin tertegun. Ada perasaan iba dalam hatinya. "Oppa, aku tahu kau juga mempercayai ini kan?" suara Sumin terdengar lembut.

"Kau butuh banyak sekali keajaiban dan bintang penuh berkah diatas kepalamu untuk menemukan blue roses" ucap Yoongi. "Dan keajaiban itu sungguh mustahil"

"Tidak oppa. Keajaiban itu tidak mustahil. Karena aku sendiri yang akan mencari keajaiban itu" kemudian gadis separuh vampir itu berbalik dan beranjak pergi.

Yoongi mengepalkan tangan. "Sejak awal aku tahu"

Perkataan namja vampir itu menghentikan langkah Sumin.

"Aku tahu bahwa hanya blue roses yang bisa menghidupkan Jimin kembali. Tapi mendapatkan bunga itu sungguh mustahil" lanjut Yoongi sambil menunduk.

Sumin menoleh sambil tersenyum manis. "Tenang saja. Aku akan menemukannya"

Yoongi mendongak. "Semoga berhasil" lirihnya.

Suminpun mengangguk dan kembali melanjutkan langkahnya. Baru kali ini ia melihat Yoongi bersikap semanis ini. Biasanya namja itu sangat cuek dan irit bicara.

Apakah mungkin karena ia sangat mengkhawatirkan Jimin?

Saat Sumin sampai di kamarnya, gadis itu segera mengepak pakaian dan segala keperluannya ke sebuah tas ransel. Ia sudah bertekad akan pergi mencari bunga itu.

Bahkan jika keberadaan bunga itu sangat mustahil, Sumin akan membuatnya menjadi tidak mustahil.

Apalagi jika ia ingat wajah sekarat Jimin, Sumin sungguh ingin bertanggung jawab atas perbuatannya. Dan lebih dari apapun, ia sangat merindukan kekasihnya itu.

Setelah siap, Sumin segera keluar dari mansion itu. Tapi saat ia sampai di taman depan, Namjoon tiba-tiba muncul di gerbang. "Kau tidak bisa pergi sesuka hatimu, separuh vampir"

"Tapi aku harus mencari bunga itu, oppa" jawab Sumin dengan teguh.

"Kau tidak harus"

"Aku harus. Aku harus bertanggung jawab. Aku harus menghidupkan Jimin kembali. Jadi kumohon ijinkan aku pergi, oppa"

"Kalaupun aku mengijinkanmu pergi, apa kau tahu dimana harus mencarinya?"

Sumin mengangguk. "Aku akan mencari ke semua hutan yang ada di dunia"

"Sayangnya bukan aku yang berhak untuk memberimu ijin. Kau harus meminta ijin pada Raja"

"Akan kulakukan" ucap Sumin dengan mantap.

"Biarkan aku menemanimu, noona" ucap sebuah suara dari belakang Sumin. "Kumohon"

"Kookie, hanya Raja yang bisa memberi ijin" tegur Namjoon.

"Baiklah kalau begitu aku akan ikut menemui Raja"

Namjoon menghela nafas. "Terserah kau saja"

Kemudian mereka bertiga saling menautkan tangan untuk berteleportasi ke kediaman raja.

???? Black Roses ????

"Aku setuju bahwa kau harus bertanggung jawab mencari obat penyembuh untuk Jimin. Tapi blue roses..." Sang Raja menghela nafas, seolah kehilangan kata-kata.

"Itu sangat sulit dicari, Sumin ssi" ucap Sang Ratu yang duduk di samping Raja.

Ratu sangat amat cantik dan anggun. Rambut bergelombangnya jatuh di atas punggungnya yang sempit. Beliau seperti ratu baik hati yang ada di bayangan Sumin saat kecil.

Dan kediaman keluarga kerajaan itu bukan berupa istana. Melainkan sebuah mansion yang berkali-kali lipat lebih luas dan megah dari milik Namjoon. Tentu saja ada banyak sekali santinel yang berjaga di setiap sudut bangunan itu.

"Tapi jika menurut Yoongi, hanya itu satu-satunya cara untuk menghidupkan Jimin kembali, semoga kau berhasil" kata Raja.

Ketiga tamu disana langsung terkejut, terutama Sumin. "Maafkan saya, Raja. Apakah ini artinya saya mendapat ijin untuk pergi?"

Raja vampir itu mengangguk. "Dengan syarat, Yoongi harus mengambil seliter darahmu sebelum kau pergi. Dan setiap 2 bulan kau juga harus kembali ke sini untuk memberikan persediaan darah bagi Jimin"

"Saya mengerti" jawab Sumin.

"Maaf Raja, apakah saya boleh pergi menemaninya?" tanya Jungkook.

"Tidak, Jungkook. Aku membutuhkanmu disini"

Jungkook langsung terlihat kecewa. "Baiklah"

"Tapi jangan khawatir. Aku akan meminta Yoon ssaem untuk menemaninya"

Wajah kecewa Jungkook seketika berubah lega. Sepertinya ia percaya sekali pada ssaem itu.

"Dan Jungkook, aku mengijinkanmu untuk memberinya alat komunikasi pikiran"

Namja Jeon itupun semakin berseri-seri. "Terima kasih banyak, Raja"

Sang Raja hanya mengangguk. Kemudian beliau mengalihkan pandangan pada seorang namja kelewat tampan yang duduk di sofa lain.

Sumin baru menyadari bahwa namja kelewat tampan itu duduk di samping seorang Dewan Vampir bersurai hitam dengan semburat ungu. Gadis itu ingat bahwa namja Dewan Vampir itu adalah salah seorang yang menangkapnya dulu.

"Pangeran Jaehyun, apakah kau memiliki saran apapun untuk mencari keberadaan blue roses?" tanya Raja pada anaknya itu.

"Hmm menurut buku yang kubaca, bunga itu hanya tumbuh di tempat yang lembab dengan sedikit sinar matahari" jawab sang pangeran.

"Di hutan yang sangat lebat hingga hanya sedikit sinar matahari yang dapat menyinari tanahnya" lanjut namja Dewan Vampir.

"Terima kasih pangeran Jaehyun, pangeran Daehyun" kata Raja. Kemudian beliau kembali menatap Sumin. "Jadi disanalah kau harus mencarinya, Sumin ssi. Semoga segala keajaiban di dunia berpihak padamu"

Mendengar kata-kata itu, entah bagaimana Sumin merasa seperti bersinar. Ia merasa seolah baru saja diberkati oleh Sang Raja. "Amin. Terima kasih, Yang Mulia"

???? Black Roses ????

Sumin telah memberikan darahnya untuk persediaan bagi Jimin. Kini ia sedang menatapi wajah rupawan kekasihnya itu. Merekam garis wajahnya agar Sumin bisa membayangkannya kembali saat berada jauh dari mansion.

"Tunggulah, oppa. Aku akan segera menemukan bunga itu kemudian menghidupkanmu kembali" ucap Sumin sambil membelai pipi Jimin. "Aku janji"

"Sumin ah?" panggil suara Seokjin dari arah pintu.

Suminpun langsung menoleh.

"Yoon ssaem sudah menunggumu" lanjut namja tampan itu.

"Nde" jawab Sumin sambil beranjak mengikuti Seokjin.

"Aku sudah memasukkan beberapa daging kering ke dalam ranselmu. Mungkin bisa sedikit mengganjal perutmu suatu saat nanti" kata Seokjin saat berjalan memimpin Sumin.

"Kau sungguh baik sekali, oppa. Terima kasih" ucap Sumin sambil tersenyum.

Namja Kim itupun balas tersenyum, kemudian ia menepuk-nepuk kepala Sumin. "Semoga berhasil"

"Sumin ah!" teriak Taehyung yang berlari dari arah kamarnya. Namja itu langsung memeluk Sumin dengan mata yang telah basah. "Aku akan merindukanmu. Tolong cepat temukan bunga itu agar aku bisa melihat kau dan Jimin bersama lagi"

"Arraseo" jawab Sumin sambil melepas pelukan Taehyung.

"Kau siap, Sumin?" tanya Yoon ssaem yang telah menyandang tas punggung.

Suminpun segera memakai ranselnya. "Aku siap"

"Sebelum itu..." Yoon ssaem menyodorkan sebuah pistol beserta tempatnya pada Sumin. "Raja Vampir mengijinkanku untuk memberimu senjata. Gunakan itu untuk melindungi nyawamu"

Suminpun menerima hadiah itu dengan mata berbinar. "Terima kasih"

"Kajja" ucap Yoon ssaem sambil mengulurkan tangan.

Setelah mengikat pistol di pinggangnya, Sumin menggapai tangan gurunya itu. "Aku akan segera kembali" Sumin menatap Namjoon, Yoongi, Seokjin, Taehyung, dan Jungkook sambil tersenyum.

Dan kelima namja itu juga balas tersenyum. "Hati-hati. Aku menunggu kabar darimu, noona" kata Jungkook.

Kemudian Yoon ssaem dan Suminpun menghilang dari mansion itu.

???? Black Roses ????

Pohon-pohonan besar mengelilingi Sumin. Cabangnya terentang kemana-mana. Dan daun-daunnya menutupi pandangan dari langit malam.

"Ssaem? Kita dimana?" tanya Sumin sambil mendongak mencari sekelebat bintang.

"Kita masih di Korea" jawab Yoon ssaem yang kemudian mulai beranjak. "Ikut aku"

Suminpun mengikuti beliau sambil terus menyisir tempat itu dengan matanya. Kakinya terus melangkah, menginjak karpet daun yang telah gugur dan berwarna coklat. "Ssaem pernah ke sini?"

"Ya, sekali, berpuluh tahun yang lalu. Tapi sepertinya aku masih mengenali letak pohon-pohon disini" jawab beliau tanpa menoleh.

Suminpun hanya bergumam untuk menanggapinya.

"Kau pernah meminum darah hewan secara langsung, Sumin ah?"

Gadis separuh vampir itu meneguk ludah dengan kasar. "Tidak. Seokjin oppa selalu menyediakan jatah darah untuk kami semua"

Yoon ssaem langsung menoleh sambil menyeringai. "Kalau begitu kau harus mencoba dan membiasakannya"

Sumin kembali menelan ludah. Ia sebenarnya tahu bahwa jatah darah yang selama ini Seokjin berikan adalah darah babi.

Tapi membayangkan bahwa ia akan meminum darah babi secara langsung tentu saja membuatnya begidik ngeri.

"Tunggu" Yoon ssaem berhenti tiba-tiba kemudian menoleh menatap Sumin.

Yeoja di belakangnya juga langsung menghentikan langkah. "Ada apa ssaem?" tanya Sumin bingung.

"Apa kau memiliki taring?"

Sumin melongo. Benar juga. Selama ini ia selalu meminum jatah darah. Ia bahkan tidak tahu apakah ia memiliki taring atau tidak.

"Tunjukkan gigimu" perintah gurunya.

Sumin menurut. Ia meringis menunjukkan gigi-giginya.

"Taringmu tidak memanjang, Sumin ah" kata Yoon ssaem yang masih mengamati gigi Sumin.

Sumin langsung mempoutkan bibirnya. "Memangnya taring ssaem sepanjang apa?"

Namja vampir itu langsung meringis dan tampaklah dua taring atasnya yang memanjang. Ujung taringnya terlihat sangat lancip dan tajam.

Sumin masih mengamati taring milik gurunya itu. Ia ingat bahwa ia pernah melihat taring milik Jimin juga. Tapi hanya sekilas dan hanya terlihat ujungnya saja.

"Sumin?" panggil sebuah suara dari belakang Sumin.

Gadis yang dipanggil langsung menegang. Ia tidak mungkin salah mengenali suara cempreng itu.

"Dia tidak mungkin ada disinibatin Sumin. Maka gadis itupun berbalik.

Choi Inha.

Sahabatnya itu berdiri disana dengan pandangan tak percaya.

Sumin bahkan lebih tidak percaya lagi dengan matanya. Apakah ia tidak salah lihat? Apakah ia sedang berhalusinasi?

"Sumin, apa yang kau lakukan disini?" tanya Inha sambil mendekat. "Dan, kau bersama siapa?" lanjutnya saat melihat Yoon ssaem.

Tapi Sumin tidak menjawab. Ia terlalu syok dengan pertemuan ini. Gadis itu hanya diam mematung dengan mata yang fokus pada sosok sahabatnya.

"Mundur. Dia adalah sahabatmu kan?" lirih Yoon ssaem yang seketika berteleportasi ke depan Sumin. Beliau seolah melindungi Sumin dari Inha.

Melihat Yoon ssaem yang berteleportasi seperti itu, Inha langsung mengambil senapannya. Kemudian gadis itu menembakkan senjatanya itu tepat ke kepala si namja vampir. "Enyahlah kau, dasar vampir sialan!" desisnya dengan galak.

Yoon ssaem yang masih belum siap menghadapi serangan Inha, langsung membungkus kaki Inha dengan tanah di bawahnya. Sebenarnya ia bisa saja berteleportasi untuk menghindar. Tapi hal itu akan menjadikan Sumin sebagai sasaran peluru Inha.

Saat peluru dari Inha mengenai kepala Yoon ssaem, namja vampir itu langsung berubah menjadi batu, lantas hancur berkeping-keping menjadi debu.

Melihat itu, Sumin semakin syok. Debu yang adalah tubuh Yoon ssaem beterbangan menerpa Sumin.

Gadis itu mencoba menggenggam debu itu. Tapi percuma. Debu halus itu menyelinap melewati sela-sela jari Sumin dan pergi bersama angin.

Yoon ssaem telah tiada.

Karena sang pemilik kekuatan telah mati, efek kekuatannyapun hilang. Tanah yang menjebak kaki Inha tiba-tiba melonggar hingga gadis itupun bisa berjalan kembali.

Inha menyimpan senapannya sambil berjalan mendekati Sumin yang menunduk. "Tidak apa-apa Sumin. Vampir itu sudah mati"

Tiba-tiba petir besar menyambar pohon yang berada tepat di samping kiri Sumin. Suara gelegarnya sangat keras hingga memekakkan telinga.

Kemudian hujan deras mulai turun. Memadamkan pohon yang terbakar karena petir milik Sumin.

"Sumin?" panggil Inha saat telah berada di hadapan sahabatnya.

Saat gadis separuh vampir itu mendongak, tatapannya sangat kosong. Mencerminkan hatinya yang telah kehilangan satu lagi orang yang disayanginya.

"Inha, kau telah membunuhnya" ucap Sumin dengan hampa.

TBC

Guys, ff ini ngebosenin banget ya? ????

 

With love, Astralian ????

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
MANTRA KACA SENIN PAGI
3166      1173     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
Dear You
13910      2312     14     
Romance
Ini hanyalah sedikit kisah tentangku. Tentangku yang dipertemukan dengan dia. Pertemuan yang sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku. Aku tahu, ini mungkin kisah yang begitu klise. Namun, berkat pertemuanku dengannya, aku belajar banyak hal yang belum pernah aku pelajari sebelumnya. Tentang bagaimana mensyukuri hidup. Tentang bagaimana mencintai dan menyayangi. Dan, tentang bagai...
Evolvera Life
6804      2825     27     
Fantasy
Setiap orang berhak bermimpi berharap pada keajaiban bukan Namun kadang kenyataan yang datang membawa kehancuran yang tak terduga Siapa yang akan menyangka bahwa mitos kuno tentang permintaan pada bintang jatuh akan menjadi kenyataan Dan sayangnya kenyataan pahit itu membawa bencana yang mengancam populasi global Aku Rika gadis SMA kelas 3 yang hidup dalam keluarga Cemara yang harmonis du...
Love and your lies
4651      1146     0     
Romance
You are the best liar.. Xaveri adalah seorang kakak terbaik bagi merryna. Sedangkan merryna hanya seorang gadis polos. Dia tidak memahami dirinya sendiri dan mencoba mengencani ardion, pemain basket yang mempunyai sisi gelap. Sampai pada suatu hari sebuah rahasia terbesar terbongkar
Premium
Sakura di Bulan Juni (Complete)
9459      1933     1     
Romance
Margareta Auristlela Lisham Aku mencintainya, tapi dia menutup mata dan hatinya untukku.Aku memilih untuk melepaskannya dan menemukan cinta yang baru pada seseorang yang tak pernah beranjak pergi dariku barang hanya sekalipun.Seseorang yang masih saja mau bertahan bersamaku meski kesakitan selalu ku berikan untuknya.Namun kemudian seseorang dimasa laluku datang kembali dan mencipta dilemma di h...
Ghea
423      272     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
3600 Detik
2490      924     2     
Romance
Namanya Tari, yang menghabiskan waktu satu jam untuk mengenang masa lalu bersama seseorang itu. Membuat janji untuk tak melupakan semua kenangan manis diantara mereka. Meskipun kini, jalan yang mereka ambil tlah berbeda.
Kamu, Histeria, & Logika
54639      5543     58     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
Melawan Tuhan
2434      917     2     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...
A Story
242      194     2     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?