Tangan Jungkook terulur melewati Sumin untuk mengambil pisau yang memang berada di depan gadis itu. Tentu saja Sumin terkejut. Apalagi ia bisa merasakan tubuh Jungkook berada tepat di belakangnya.
Saat itu, hidung Jungkook menangkap aroma yang tidak pernah ia cium sebelumnya. Dahinya berkerut. Ada sedikit aroma darah Sumin. Tapi juga ada sedikit aroma milik Jimin. Padahal hyungnya itu tidak ada disana. Aroma sepasang kekasih itu bercampur dengan sebuah aroma lain lagi. Jungkook tidak tahu aroma apa itu. Tapi ia bersumpah bahwa itu berasal dari Sumin. "Mianhae, Noona" kata namja bergigi kelinci itu sambil menarik diri.
Sumin yang sedang memotong egg roll, hanya mengangguk. "Tidak apa."
"Apakah ada yang bisa kulakukan untukmu, Noona?"
Gadis itu tersenyum. "Tidak Jungkook. Sebentar lagi semuanya siap. Kau bisa menunggu dengan yang lain"
Jungkookpun mengangguk. Lagi pula ia harus segera berbicara dengan Jimin tentang keanehan barusan. "Baiklah" ujarnya sambil pergi ke lantai dua.
Ya, restoran trio Jimin-Taehyung-Jungkook ini sebenarnya merangkap sebagai rumah Taehyung. Di lantai dasar dan separuh lantai dua adalah restoran. Sedangkan sisanya adalah rumah si namja Kim itu.
Seperti biasa, mereka akan makan malam bersama setelah restoran tutup. Sumin dan Eunbyul sedang sibuk memasak, sedangkan para namja itu menunggu di ruang tengah milik Taehyung. Inha tidak datang hari ini karena sekarang adalah minggu ujian untuknya.
Saat memasuki ruang tengah, Jungkook hanya melihat Jimin disana. "Dimana Tae hyung?"
Si namja bersurai hitam kelam mendongak. "Toilet." Jawabnya, kemudian kembali sibuk dengan smartphonenya.
Merasa aman karena Taehyung tidak ada, Jungkook memulai pembicaraan. "Kupikir memang ada yang aneh dengan Sumin noona" katanya sambil duduk di samping Jimin.
Mendengar itu, Jimin langsung meletakkan smartphonenya dan menyimak dongsaengnya yang kini tengah mengupas mangga.
"Aku mencium bau darahmu juga dari tubuh Sumin noona" lanjut Jungkook yang masih fokus mengupas mangga itu. "Juga ada bau lain yang aku tak tahu apa."
"Kau yakin bahwa itu bau darahku?" Tanya Jimin yang kemudian menggigit bibir bawahnya cemas.
Jungkook mengangguk. "Aku tidak mungkin salah mengenali aromamu, Hyung" jawabnya yang kemudian memakan buah yang telah ia kupas.
Jimin menghela nafas. "Menurut buku yang pernah aku baca, perubahan aroma darah pada manusia adalah salah satu tanda bahwa manusia itu akan berubah menjadi separuh vampir"
Jungkook langsung tersedak. Jiminpun buru-buru menyodorkan segelas air pada namja Jeon itu. Setelah meminumnya, Jungkook menatap hyungnya dengan pandangan tak percaya. "Jadi maksudmu, Sumin noona sekarang sedang bertransformasi menjadi separuh vampir begitu?"
Jimin mengangguk dengan muram.
"Tapi bagaimana bisa? Memangnya dia pernah meminum darahmu?"
"Apa kau lupa Kookie? Aku pernah mentransfusikan darahku padanya"
Tatapan Jungkook berubah horor. "Itu artinya darah vampirmu mengalir di dalam tubuhnya. Pantas saja ada aroma darahmu pada tubuh Sumin noona!"
Yang lebih tua kembali menganggukkan kepalanya. "Dan dia pasti akan kesakitan jika tidak berubah menjadi vampir sebelum bulan purnama."
Jungkook menelan ludah ngeri. Ia pernah membaca tentang separuh vampir yang akan sangat kesakitan setiap bulan purnama datang. Dan ia tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi pada kekasih dari hyungnya ini. "Kau tahu bagaimana cara mengubahnya menjadi vampir, hyung?"
Jimin menggeleng. "Mungkin dengan melakukan ritual? Aku akan menanyakannya pada Yoongi hyung nanti."
Jungkook memijit pelipisnya. Pusing memikirkan masalah yang bukan miliknya. Dia tahu bahwa urusan dengan belahan hati pasti akan menguras otak dan hati. Cukup di masa lalu saja ia berurusan dengan hal itu. Ia tidak mau lagi! "Entahlah, hyung. Kau membuatku pusing!"
"Mian, Kookie. Tapi terima kasih telah membantuku mengkonfirmasi tentang Sumin" Jimin menepuk bahu yang lebih muda sambil tersenyum.
"Tidak masalah. Mungkin kita harus pergi berburu untuk menyegarkan pikiran?" Usul Jungkook disertai cengiran.
"Kau saja, Kookie. Aku tidak ingin" jawab Jimin yang kembali sibuk dengan benda persegi panjang kesayangannya.
Dahi Jungkook berkerut. Ini sudah kesekian kalinya Jimin menolak ajakannya untuk berburu. Padahal dulu hyungnya itulah yang paling bersemangat untuk mencari buruan setiap malam.
Ia jadi berfikir, sejak kapan Jimin seperti ini? Ah ia ingat! Itu terjadi saat Jimin tahu bahwa Sumin adalah belahan hatinya. Sejak saat itu, namja Park itu lebih sering pergi mengunjungi Seokjin ataupun Yoongi untuk berkonsultasi.
Bahkan pria yang berusia 200 tahun lebih tua darinya itu lebih memilih meminum pil darah dari pada meminum jatah darah babinya. Seolah Jimin meminumnya hanya untuk bertahan hidup sebagai vampir, sebelum berubah menjadi manusia.
Jimin terlihat serius dengan niatnya menjadi manusia agar bisa bersama dengan Sumin.
Tapi sekarang mereka menemukan fakta lain bahwa yeoja Baek itu sedang bertransformasi menjadi separuh vampir. Yang berarti Jimin tidak perlu berubah menjadi manusia bukan?
Tapi kenapa hyungnya itu tetap saja menolak ajakannya untuk berburu?
Jungkook sungguh tidak habis pikir dengan Jimin. Sepertinya masalah dengan belahan hati ini telah mengubah namja itu. Ia jadi berfikir, apakah dulu ia juga sesinting ini? Sepertinya lebih parah.
???? Black Roses ????
Tanpa menghidupkan lampu kamar, Sumin berjalan menghampiri lemari. Setelah menemukan piyamanya, gadis itu segera mengganti pakaiannya. Kemudian, ia pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka.
Saat Sumin menyalakan lampu kamar mandi, gadis berambut panjang itu langsung mengernyit silau, lantas memejamkan mata. Matanya terasa sangat sakit. Dan rasa sakit itu terus naik ke kepala hingga membuatnya pening.
Suminpun memijit pangkal hidungnya, berharap hal itu bisa mengurangi sakit matanya. Perlahan, ia membuka matanya, kemudian mengerjap-ngerjap.
Nihil.
Matanya masih terasa sakit dan kepalanyapun juga masih terasa pening.
Segera saja Sumin mematikan lampu.
Gadis itu kembali mengerjap. Sakit matanya sedikit berkurang. Bahkan matanya terasa nyaman saat melihat di kegelapan.
Dia bisa melihat semua benda dalam kamar mandi dengan jelas.
Sangat jelas malah.
Tidak memikirkannya lebih lanjut, Sumin segera menghampiri wastafel.
Setelah selesai, gadis itu memasuki kamar sambil memencet saklar lampu dengan refleks. Matanya kembali terasa sakit karena cahaya lampu yang seolah menusuk matanya.
Cepat-cepat ia mematikan lampu. Kemudian ia mengamati kamarnya. Segalanya terlihat jelas. Bahkan ia bisa melihat lantai di bawah ranjangnya dengan sangat jelas.
Matanya tertumbuk pada lemari pakaiannya. Dia ingat bahwa ia bisa menemukan piyamanya dengan mudah meskipun tidak menyalakan lampu tadi.
Sumin mencoba untuk menyalakan lampu lagi. Dan diapun harus memicing silau dan merasakan sengatan menyakitkan pada matanya.
Sambil menghela nafas, Sumin mematikan lampunya. Lagi. "Sepertinya aku terlalu lelah" gumamnya sambil naik ke ranjang dan berusaha memejamkan matanya.
???? Black Roses ????
Sumin tersentak bangun. Dia kembali memimpikan kepala eommanya yang menggelinding di bawah kakinya. Sambil mengatur nafasnya, ia menatap jam alarmnya dalam kegelapan. Dia bisa dengan jelas melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 2 dini hari.
Seperti malam sebelumnya, Sumin mencuci muka dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air.
Bedanya, kali ini dia tidak menghidupkan satupun lampu. Gadis itu benar-benar berjalan dalam kegelapan total.
Setelah menenggak habis segelas air dingin dari kulkas, Sumin memegang lehernya. Entah kenapa rasa hausnya masih terasa di tenggorokannya.
Sumin kembali menuang air dingin sampai memenuhi gelasnya. Setelah menghabiskannya, rasa hausnya masih juga terasa.
Sambil menghela nafas kasar, Sumin membawa sebotol penuh air dingin ke balkon kamarnya. Sama seperti malam sebelumnya, gadis itu memeluk lutut dan menantikan fajar pertama muncul di ufuk timur.
???? Black Roses ????
Sumin menjatuhkan tubuhnya di kursi halte. Hari sudah malam dan dia baru saja menyelesaikan jadwal pemotretan hari ini.
Dia benar-benar membuat semua orang kesal hari ini.
Stylist eonnie yang mengomelinya karena wajahnya yang sangat kusut.
Fotografer yang berkali-kali menghela nafas karena hasil foto yang jauh dari kata sempurna.
Para crew yang terus mengeluh karena kesalahan yang selalu Sumin buat, hingga mengharuskan mereka semua melakukan pemotretan lagi dan lagi.
Tidak fokus.
Itulah yang sedang terjadi pada Sumin hari ini.
Bagaimana tidak, jika yang dia pikirkan adalah mimpi tentang kematian eommanya yang selalu datang di jam yang sama? Belum lagi tentang keanehan yang terjadi pada tubuhnya sejak semalam.
Matanya selalu terasa sakit saat ada cahaya sejak semalam. Dia bahkan harus memakai topi lebar dan kacamata hitam untuk menghindari sinar matahari siang tadi.
Dan inilah salah satu kesalahan Sumin selama pemotretan hari ini. Dia berkali-kali memicing silau karena cahaya softbox. Bahkan ada beberapa hasil foto dimana Sumin sedang memejamkan mata.
Pantas saja semua orang merasa jengkel padanya!
Perut Sumin tiba-tiba bergemuruh. Menandakan bahwa si pemilik sedang kelaparan. Untung saja saat ini yeoja itu duduk sendirian di halte sepi itu. Gadis malang itu memegangi perutnya sambil menghela nafas.
Sumin benar-benar tidak mengerti dengan tubuhnya. Bagaimana bisa dia masih merasa lapar meskipun ia sudah makan sebanyak 5x hari ini?
Itu benar-benar sudah melebihi jatah makannya sebagai model!
Sumin juga terus saja merasa haus sejak semalam. Padahal ia sudah menghabiskan berbotol-botol air dingin, tapi tetap saja rasa haus itu tidak juga berkurang.
Karena terlalu hanyut dalam lamunannya, Sumin tidak menyadari bahwa saat ini ia tengah di kelilingi oleh beberapa orang berbaju hitam.
Orang yang berdiri di samping kanan Sumin tiba-tiba membekap mulut dan hidungnya menggunakan sapu tangan berbau menyengat.
Sumin terbelalak. Saat itulah ia baru sadar dari lamunannya. Gadis itu meronta, berusaha melepas tangan yang membekapnya. Tapi tangan-tangan lain segera mencengkram pergelangan tangannya.
Sumin terus meronta. Tapi semakin ia meronta, semakin erat pula cengkraman pada tangannya.
Hingga kesadarannya semakin lama semakin menipis. Sebelum yeoja Baek itu benar-benar jatuh pingsan, ia masih sempat mendengar salah satu dari mereka mengatakan, "Pantas saja bos menginginkannya. Dia memang sangat cantik"
???? Black Roses ????
Tangan Jimin tidak sengaja menyenggol sebuah botol soju. Membuat botol minuman itu jatuh dari meja dan pecah berkeping-keping.
Jimin menghela nafas. Kemudian pria itu berjongkok untuk membersihkan pecahan botol.
Tapi tiba-tiba smartphonenya bergetar.
1 pesan dari Baek Sumin.
Jimin memiringkan kepalanya bingung.
Bukankah smartphone Sumin masih berada di tangan Junmyung?
TBC
Komen dong ??
With love, Astralian ????