Read More >>"> Black Roses (11) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Black Roses
MENU
About Us  

"Sumin?" panggil Jimin. "Sumin ah? Kau dimana?" mata namja itu menyisir setiap sudut dermaga. Tapi sosok Sumin tidak juga terlihat.

Untuk menghemat waktu, Jiminpun menutup mata dan berkonsentrasi menggunakan indranya sebagai vampir untuk mencari pacarnya. Karena akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencari satu orang di taman yang sangat luas ini.

Tak lama kemudian, indranya mengatakan bahwa Sumin ada di sebelah kanannya. Jimin menoleh dan langsung merasa panik. Karena di sebelah kanannya adalah air. "Mungkinkah Sumin berada di dalam air?" Pikirnya.

Jimin kembali menggunakan kekuatan deteksinya sambil menatap sungai. Air yang terus beriak dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara membuat pria itu yakin bahwa Sumin memang berada disana. Tanpa pikir panjang lagi, Jimin langsung melepas jasnya, kemudian terjun ke dalam dinginnya air.

Di dalam air, lelaki itu melihat tubuh Sumin yang sudah tak sadarkan diri di bawah sana. Dipacu oleh kepanikan, Jimin segera berenang ke bawah. Melihat tubuh Sumin yang sudah lemas, seolah memberi Jimin kekuatan untuk terus berenang melawan dinginnya air.

Akhirnya namja vampir itu dapat menggapai tubuh Sumin dan segera membawanya ke permukaan. Saat kepalanya sudah keluar dari air, Jimin berteriak meminta tolong sambil menyangga leher Sumin agar kepala gadisnya berada di atas air sekaligus untuk menghindari cedera leher.

Park Jimin membawa tubuh Sumin ke dermaga dibantu oleh beberapa orang petugas penyelamat dari kapal. Setelah tubuh Sumin di telentangkan, petugas tersebut mendekatkan telinganya ke hidung Sumin. "Dia tidak bernafas." ucapnya.

Mendengar itu jelas membuat Jimin panik. Namja bersurai hitam kelam itu segera mengangkat tubuhnya keluar dari air dan menghampiri Sumin.

"Juga tidak ada detak jantung" lanjut sang petugas setelah mengecek nadi Sumin.

Jiminpun bersimpuh di samping tubuh Sumin dan mulai menekan tepat di tengah dada Sumin dengan bagian bawah pergelangan tangannya, melakukan kompresi dada. Setelah 30x, namja Park itu mengangkat dagu gadis itu sedikit. Kemudian ia menjepit hidung Sumin dan mulai memberikan pernafasan buatan.

Jimin kembali mengulangi pertolongan cpr tersebut, hingga kemudian Sumin akhirnya tersedak dan mulai mengeluarkan air dari mulutnya. Lelaki tampan itu segera memiringkan kepala Sumin agar air tidak kembali tertelan. Setelah itu Jimin membalutkan handuk kering dari petugas penyelamat. "Sumin ah, kau dengar aku? Jika ya, anggukkan kepalamu!" bisik Jimin di telinga pacarnya. Suminpun mengangguk samar.

"Ambulansnya sudah datang." kata seorang petugas penyelamat, memberitahu.

Segera saja Jimin menggendong tubuh Sumin dan membawanya ke ambulans. "Terima kasih."

???? Black Roses ????

Sumin tersentak bangun dan langsung mengamati ruangan. Nafasnya memburu dan tatapannya nyalang. Tapi saat mendapati bahwa dirinya berada di rumah sakit, ia langsung menghela nafas lega. 

"Ada apa Sumin?" tanya Jimin disampingnya dengan khawatir.

"Aku bermimpi tentang kejadian saat tenggelam tadi." Jawabnya tersengal-sengal.

Jimin langsung melempar senyum menenangkan. "Gwaenchana. Kau aman disini." Katanya. Meskipun sebenarnya namja itu masih bingung, bagaimana sampai pacarnya ini tenggelam di sungai.

Tiba-tiba Sumin menggenggam tangan Jimin dengan erat. "Aku lihat, Jimin. Aku lihat siapa yang mendorongku" katanya dengan suara tegang.

Wajah Jimin langsung berubah horor seketika. "Siapa?"

"Dia perempuan. Lebih pendek dariku dan memiliki rambut ikal panjang."

Jimin diam. Dia berfikir, kira-kira siapa gadis kenalannya yang memiliki ciri-ciri seperti itu? Tapi tidak terlintas siapapun di benaknya.

"Jimin, apakah menurutmu gadis itulah yang mengirim surat dan yang membuatku terus berada dalam bahaya?" tanya Sumin yang kemudian menggigit bibirnya.

Merasa bersalah lagi, Jimin segera memeluk Sumin dan mengusap-usap rambutnya. "Maafkan aku. Kau terus berada dalam bahaya karena berada di dekatku. Maafkan aku Sumin ah."

Yeoja Baek itu balas memeluk Jimin. "Ini bukan salahmu Jimin. Lagipula aku tidak bisa berada jauh darimu."

Jimin mengangguk. "Aku juga"

"Lihat saja. Akan kutemukan gadis sialan itu. Dia sudah sangat keterlaluan! Aku benar-benar akan menghisap darahnya sampai dia mati." Batin Jimin dengan penuh dendam.

???? Black Roses ????

Jika tidak ada jadwal pemotretan, Sumin harus mengurus toko bunganya di siang hari. Dan di malam hari, dia akan membantu di restoran Jimin dan teman-temannya. Entah kenapa, akhir-akhir ini restoran di ujung jalan itu semakin ramai saja. Bahkan kadang, jika ada terlalu banyak pelanggan, Sumin akan meminta bantuan pada Inha juga.

Inha sangat senang membantu di restoran itu. "Bisa berada dalam satu ruangan dengan cowok-cowok tampan itu saja, sudah membuatku senang. Apa lagi jika bisa membantunya!" begitu katanya dengan bersemangat.

"Noona, bisa kau ikut aku ke swalayan sebentar?" tanya Jungkook saat keluar dari ruang penyimpanan.

Sumin yang sedang menggoreng egg roll, dan Inha yang sedang mencuci dagingpun segera mengangkat pandangan.

"Jimin hyung bilang, kita kehabisan bawang bombay" lanjut Jungkook sambil memakai jaketnya.

Sumin dan Inha berpandangan bingung. "Noona siapa yang kau maksud?" tanya Inha.

Jungkook menatap Inha dan Sumin bergantian. "Terserah saja. Kajja" jawabnya sambil mulai beranjak pergi.

Inhapun menatap Sumin dengan tatapan memohon.

"Kau saja, Inha" Sumin kembali melanjutkan aktivitas memasaknya. "Lagipula aku tidak bisa meninggalkan telur ini" lanjutnya sambil melirik sahabatnya itu, kemudian mengedipkan sebelah matanya.

Inha tersenyum bahagia sambil melepas apronnya. "Tolong cincang dagingnya ya" kemudian iapun pergi menyusul Jungkook dengan semangat.

"Apakah tidak apa-apa noona membantu di restoran kami? Noona pasti sibuk" Jungkook memulai pembicaraan.

"Tidak, aku hanya malas-malasan di rumah jika tidak sedang kuliah. Lagipula aku senang bisa membantu kalian" jawab Inha disertai senyuman.

"Benarkah? Apa yang noona lakukan sebelum datang ke restoran tadi?"

"Hanya menonton drama bersama eomma"

"O, kupikir kalian hanya tinggal berdua"

Inha menatap Jungkook dengan bingung.

"Kupikir Inha noona dan Sumin noona hanya tinggal berdua saja" ulang namja Jeon itu lebih jelas.

"Tidak tidak. Sumin tinggal sendiri. Dan aku tinggal bersama orang tuaku. Tapi jika aku pulang kuliah terlalu larut, aku akan menginap di rumah Sumin"

"Tunggu. Jadi kalian bukan saudara?"

Yeoja Choi itu tertawa. "Bukan. Kami sahabat sejak kecil"

"Ah begitu. Jadi dimana rumah keluarga Sumin noona?"

Gadis itu tiba-tiba berubah murung. "Keluarga Sumin berantakan. Eommanya meninggal saat ia masih kecil. Kemudian appanya menikah lagi dengan orang Rusia dan tinggal disana. Sumin tidak menyukai eomma barunya itu. Jadi dia memutuskan untuk hidup sendiri"

Jungkook mengangguk. Sangat tidak menyangka bahwa kekasih Jimin memiliki kehidupan seperti itu. Kemudian mata lebar Jungkook menangkap gerakan tangan Inha yang mengusap-usap lengannya. "Kau kedinginan noona?"

"Ani" Inha tersenyum palsu.

Oh tentu saja Jungkook tahu bahwa gadis manusia ini sedang berbohong. Iapun memegang lengan Inha yang membuat gadis itu berhenti berjalan.

"Wae?" Tanya Inha dengan bingung.

Si namja bergigi kelinci itu mengulurkan tangannya untuk menggapai ikat rambut Inha dan menariknya, membuat rambut gadis itu tergerai. Kemudian Jungkook meletakkan sebagian rambut Inha ke depan bahu gadis itu. Dan sebagian yang lain ia letakkan di depan bahu kiri Inha. "Ini agar leher noona tidak kedinginan"

Setelah itu namja vampir ini melepas jaketnya dan menyampirkannya ke bahu Inha. "Pakailah. Aku tahu noona kedinginan. Kenapa noona tidak memakai jaket tadi?"

"Aku terburu-buru keluar karena takut kau meninggalkanku. Terima kasih" kata Inha dengan senyum bodoh. Iapun merapatkan jaket Jungkook ke tubuhnya.

Kemudian mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan menuju supermarket terdekat. Inha sungguh menikmati momen itu. Karena dari awal, dia memang menyukai namja Jeon ini. Dan gadis itu semakin tertarik dengan Jungkook setelah apa yang pria itu lakukan barusan.

Inha hanya tidak tahu bahwa namja bergigi kelinci itu melakukan ini semua agar aroma darah gadis itu sedikit tersamar. Bukannya memiliki perasaan yang sama dengan Inha dan memberinya perhatian khusus.

TBC



 

With love, Astralian ????

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Cute Monster
630      354     5     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
A Ghost Diary
4971      1560     4     
Fantasy
Damar tidak mengerti, apakah ini kutukan atau kesialan yang sedang menimpa hidupnya. Bagaimana tidak, hari-harinya yang memang berantakan menjadi semakin berantakan hanya karena sebuah buku diary. Semua bermula pada suatu hari, Damar mendapat hukuman dari Pak Rizal untuk membersihkan gudang sekolah. Tanpa sengaja, Damar menemukan sebuah buku diary di tumpukkan buku-buku bekas dalam gudang. Haru...
Nyanyian Laut Biru
2066      737     9     
Fantasy
Sulit dipercaya, dongeng masa kecil dan mitos dimasyarakat semua menjadi kenyataan dihadapannya. Lonato ingin mengingkarinya tapi ia jelas melihatnya. Ya… mahluk itu, mahluk laut yang terlihat berbeda wujudnya, tidak sama dengan yang ia dengar selama ini. Mahluk yang hampir membunuh harapannya untuk hidup namun hanya ia satu-satunya yang bisa menyelamatkan mahluk penghuni laut. Pertentangan ...
For Cello
2668      926     3     
Romance
Adiba jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu ia gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang ia sanggup menikmati bayangan dan tidak pernah bisa ia miliki. Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekelebat kemudian menghilang, sebelum tangannya sanggup untuk menggapainya. "Cello, nggak usah bimbang. Cukup kamu terus bersama dia, dan biarkan aku tetap seperti ini. Di sampingmu!&qu...
You Are The Reason
2080      837     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
#SedikitCemasBanyakRindunya
3026      1101     0     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.
Sherwin
349      231     2     
Romance
Aku mencintaimu kemarin, hari ini, besok, dan selamanya
Sekotor itukah Aku
358      269     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
Haruskah Ku Mati
33850      5328     65     
Romance
Ini adalah kisah nyata perjalanan cintaku. Sejak kecil aku mengenal lelaki itu. Nama lelaki itu Aim. Tubuhnya tinggi, kurus, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Dia sudah menjadi temanku sejak kecil. Diam-diam ternyata dia menyukaiku. Berawal dari cinta masa kecil yang terbawa sampai kami dewasa. Lelaki yang awalnya terlihat pendiam, kaku, gak punya banyak teman, dan cuek. Ternyata seiring berjal...
Azzash
281      228     1     
Fantasy
Bagaimana jika sudah bertahun-tahun lamanya kau dipertemukan kembali dengan cinta sejatimu, pasangan jiwamu, belahan hati murnimu dengan hal yang tidak terduga? Kau sangat bahagia. Namun, dia... cintamu, pasangan jiwamu, belahan hatimu yang sudah kau tunggu bertahun-tahun lamanya lupa dengan segala ingatan, kenangan, dan apa yang telah kalian lewati bersama. Dan... Sialnya, dia juga s...