Bella berjalan mundur menjauh tapi, anak itu terus berjalan melangkahkan kakinya mendekat. “Berhenti. Apa yang kau inginkan?” tanya Bella. “Aku? Tidak ada.” Jawab Rion santai tanpa menghentikan langkahnya.
Selama ini. Jadi, selama ini Bella selalu bersama dengan penyusup itu. Berada di sekitar orang jahat. “Aku bukan orang jahat.” Kata Rion seolah mendengar isi kepala Bella. “Bagaimana aku tahu itu?” tanya Bella menghentikan langkahnya. “Hatimu yang tahu. Aku yakin dalam dirimu kau juga berpikiran hal yang sama. Apa yang bisa dilakukan bocah berumur 18 tahun? Apa ia terjebak? Kenapa ia terluka begitu banyak? iyakan?” tanya Rion menebak apa yang dipikirkan Bella dan sayangnya itu memang benar.
“Bagaimana kau tahu itu?” tanya Bella mencoba tersenyum. “Mudah. Aku bisa melihat itu di matamu. Kau tertarik padaku, bukan?” tebak Rion. “Ya, aku gurumu. Dan kau adalah salah satu muridku yang sangat unik.” tantang Bella. “Oh, aku rasa bukan begitu. Tanyakan sendiri pada hatimu apa itu benar atau kata-kata itu sepenuhnya dimanipulasi oleh otakmu.” Kata Rion membuat Bella semakin bimbang.
“Apa yang akan anda lakukan?” tanya Rion mengubah nada bicaranya menjadi formal lagi. “Apa? Tentu saja aku akan melaporkanmu.” Kata Bella. “Yakin?” ulang rion. “Ya, kau masuk ke dalam sekolah, menyerang seorang guru, merusak properti sekolah. Kau harus dilaporkan.” Jawab Bella dengan tegas berusaha memerangi rasa takutnya.
“Kau yakin?” ulang Rion lagi. “Ya.”jawab Bella tegas. “Bagaimana jika aku memohon agar kau tak melakukannya.” Kata Rion sedikit membujuk dengan nada santai lagi. “Cih, itu tak berguna untukku.” Kata Bella. Sekarang ia memandang wajah Rion yang memelas, dengan sekejab ia tak lagi yakin akan kata yang baru saja diucapkanya.
Nah, sekarang anak itu menangkupkan kedua tanganya seolah memohon. Oh, no. Anak sialan ini pandai merayu seorang wanita lajang sepertinya. Siapa yang kuasa menolak permohonan dari wajah imut yang ada di depannya ini. Wake Up Bella, bisa jadi itu hanya akal-akalannya. Anak ini bisa jadi adalah seseorang yang sangat berbahaya.
“Tidak akan.” Jawab Bella dengan ragu. “Anda yakin? Anda terlihat ragu. Apa anda perlu diyakinkan?” kata Rion. Belum sempat Bella menyahut, anak itu sudah terlebih dahulu berbalik dan melangkahkan kakinya menjauh. Tangan Rion menyambar hoodie itu, ia berjalan menjauh dari Bella.
“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Bella, merasakan firasat buruk. “Saya akan meyakinkan anda mengenai jawaban anda.” katanya santai. Rion menyobek hoodienya, membentuk sebuah tali yang ia gunakan untuk mengikat kedua tanganya dengan erat. “Rion!” bentak Bella. “Jangan mendekat!” Jawab Rion. Ia mundur beberapa langkah sampai ia berada tepat di pinggir kolam renang.
“Berhenti! Apa yang kau pikir akan kau lakukan?” tanya Bella. “Sekarang tetapkan hati anda. Selamatkan saya jika anda mau memenuhi permintaan saya. Jika anda tak ingin memenuhi permintaan saya, maka pergilah. Jangan menegok kebelakang.” Katanya Sebelum menghempaskan diri ke kolam dibawahnya. Tubuhnya menyibak air dengan suara hantaman yang keras.
Bella panik setengah mati. Anak itu akan tenggelam jika terus-terusan seperti ini. Tanpa pikir panjang Bella segera melepaskan sepatunya berlari dan menceburkan diri kedalam kolam. Bella memutar pandanganya berusaha mencari sosok Rion. Sialnya kolam ini cukup dalam. Bella berenang ke bawah. Begitu melihat Rion, ia segera menarik tangan anak itu untuk membawanya ke permukaan.
Namun, sayangnya ikatan Rion malah tersangkut pada suatu benda. Bella berusaha melepaskan ikatan itu dengan segera. Ikatan itu terlalu kencang. Bella mulai kehabisan nafas, tapi ia tak bisa meninggalkan anak ini begitu saja. Rion pingsan. Ia tak bisa menunggu lebih lama lagi, ia harus segera dikeluarkan dari dalam air. Jika tidak, ia pasti akan kehabisan nafas. Begitu ikatannya lepas. Bella segera menarik Rion meuju permukaan. Bella mengambil nafas dengan rakus, seolah-olah takut bahwa udara itu akan habis dan menyisakan ruang hampa udara untuknya.
Bella segera menyeret tubuh Rion ke tepi. “Rion, bangun. Hei, bangun.” Teriak Bella mencoba menyadarkan anak itu. “Hah? Bagaimana ini. Apa aku perlu kasih nafas buatan? Atau ah...aku coba keluarkan saja air ini dari dalam tubuhnya.” Guman Bella pada dirinya sendiri.
Akhirnya Bella coba mengeluarkan air itu dari dalam tubuh Rion. Setelah beberapa waktu, anak itu tersadar dan terbatuk-batuk. “Jadi inilah jawaban anda?” kata itulah yang pertama keluar dari mulut Rion walau nafasnya masih terengah-engah. “Kau Gila! Kau ingin bunuh diri! Bagaimana jika aku tak bisa berenang atau aku memilih pilihan lain. Kau pasti sudah tewas.” Bentak Bella.
“Terimakasih banyak.” kata Rion dengan mata berkaca-kaca dan spontan memeluk Bella. Bella yang terkejut akan apa yang dilakukan Rion bahkan tak bisa berbuat apa-apa. Hatinya luluh begitu saja, alih-alih melepaskan pelukan Rion ia malah mendekap rion semakin erat. Seolah takut perasaan yang tadi menghinggapinya akan datang lagi. Perasaan takut seolah ia akan kehilangan anak itu. Sebenarnya ada apa dengan hatinya?
Wihh mantap
Comment on chapter RK