Aku sangat heran.Tidak biasanya mading dipenuhi banyak orang pagi-pagi begini,apalagi mayoritasnya perempuan.
"Woy" sapa Beta menepuk pelan bahuku
"Hey" balasku singkat
"Ada apa sih pada liatin mading pagi-pagi?" tanyaku pada Beta,siapa tau aja dia tau
"Lo gak tau?" tanyanya padaku
Aku menjawabnya dengan gelengan kepala
"Jadi,bentar lagi ada pemilihan ketua OSIS baru" jawab Beta
"Oh"
"Oh doang?Gak nanya siapa aja calonnya?" tanya Beta
"Emang siapa?" tanyaku menurut saja
"Yang pertama itu ada Samuel Pratama,udah itu doang yang gue tau" jawab Beta
"Kak Sam lo itu?Ahahah,lo mau pilih dia?"
"Ya nggaklah,enak aja.Dia itu udah bikin hati gue hancur tau" sahut Beta
"Terus,mau pilih siapa?" tanyaku
"Kak Rangga aja,dia ganteng tau" jawab Beta sambil senyum-senyum genit
"Jadi,sekolah ini akan tentram bila ketua OSIS nya ganteng gitu?" simpulku asal
"Enggak juga sih,ngapain juga ganteng kalo kelakuannya urakan" balas Beta sepertinya menentang kesimpulanku
"Nah itu,ayo ke kelas" ajakku sambil merangkul bahunya
Beta tidak melakukan perlawanan,dia berjalan beriringan bersamaku menuju kelas.
Baru saja sampai tangga,Beta melepas gandenganku.
"Ada kak Sam,fa" bisiknya
"Ya terus?"
"Dia gak akan cemburu?"
"Emang dia mikir 'gimana kalo lo cemburu' waktu nembak Bella?" tanyaku seketika membuat Beta ter-skakmat
Aku kembali menggandengnya,membuatnya agar lebih tegar.Apalagi kami harus berjalan melewati Samuel yang sedang berbincang dengan seseorang di depan kelas Arya,10 IPA-3.
Aku berusaha menguatkan Beta saat melewati Samuel.Dan
"Selamat pagi, Beta"sapa Samuel hangat
Bukannya membalas,Beta malah mempercepat langkahnya sampai meninggalkanku.
"Kenapa dia?" tanya Samuel padaku
"Pikir aja ndiri" jawabku tak acuh kemudian agak berlari menyusul Beta
Ku dapati Beta sudah masuk kelas.Dia duduk di kursinya,wajahnya dia tutupi dengan kedua tangannya.
"Gue gak sanggup,fa" keluhnya dengan nada sedih
Aku berlutut di hadapannya agar posisiku sejajar.
"Bet,lo mau nangis lagi?Ngapain?Emang lo yakin dia nangisin lo?" tanyaku membuat Beta menyimpan kedua tangannya di atas meja,tidak menutupi wajahnya lagi.
Matanya sudah merah,tapi belum meneteskan air mata.
"Lo udah punya pengganti Samuel,malah bisa dipeluk" kataku menenangkan
"Siapa?lo?"tebaknya dengan raut wajah tak bersahabat
"Bukan,tapi boneka panda yang gue kasih"sanggahku disertai senyuman agar membuatnya tersenyum juga
"Cinta,panggil dia Cinta" ucap Beta menginterupsi
"Jadi lo kasih nama dia Cinta?"tanyaku memastikan
"Iya,biar ABC.Alfa,Beta,dan Cinta" jelas Beta,dia sempat menunjukku saat menyebutkan namaku
"Terserah lo,gue mau--"
"Mau ke mana?jangan ke mana-mana,nanti ketemu kak Sam" cegahnya
"Gue mau duduk,Beta" balasku kemudian menduduki kursiku di sebelahnya
Aku jadi khawatir jika kelas sebelas nanti aku dan Beta tidak sekelas.Bagaimana aku memastikan dia baik-baik saja dan tidak bersedih?
Beta,aku tidak ingin senyummu menghilang satu hari saja.Karena kegalauanmu itu merepotkan.
***
Aku sedang menyantap nasi goreng di kantin bersama Beta.Dia sangat bawel,selalu saja menyuruhku untuk makan siang.Padahal,rasa laparku bisa ku tunda sampai pulang sekolah.
Beta makan dengan lahap,aku hanya memakannya pelan-pelan.Sesekali pandangan kami bertemu,dan Beta selalu saja berkata, "Makan itu yang fokus,jangan liatin gue terus"
Akupun segera mengembalikan konsentrasiku pada nasi goreng.
Handphone ku berdering,ada telfon.Coba ku angkat.
"Halo,Alfaaaa"
"Siapa nih?"
"Gue Dika,ampuuuun.Lo lupa?"
"Eh,omdik.Apaan nelfon?"
"Gue lagi di rumah ibu,mainlah sekali-kali.Gue lagi libur kuliah nih"
"Oh iya,boleh ngerepotin?"
"Apaan?"
"Tolong jemputin Maurel ya"
"Emang dia sekolah di mana?"
"SMP Harapan Bangsa-lah,di mana lagi"
"Okelah siap.Btw,tuh anak masih tembem pipinya?"
"Ya begitulah,nanti tau sendiri"
"Tapi Maurelnya kasih tau dulu,sekalian minta nomornya"
"Iya,nanti gue send"
"Babay ponakan gue yang ngenes!"
"Babay om gue yang jomblo"
~telfon mati
"Siapa?kayanya akrab banget?" tanya Beta
"Ini,om Dika.Kakaknya Arya" jawabku kemudian meneruskan kegiatan makan siangku
"Kenapa lo nyuruh dia jemput Maurel?Tumben.Biasanya kan lo yang jemput" tanya Beta
"Lo gak perlu pulang bareng gue,kan?" tanyaku memastikan
"Oh,oke.Gue pulangnya bareng lo" balas Beta sepertinya sudah mengerti maksudku menyuruh om Dika untuk menjemput Maurel
"Itu ngerti"
Tak lama,Beta menghentikan kegiatannya.Dia diam dan menatapku dengan kekhawatiran.
"Kenapa?" tanyaku menyadari perubahan sikap Beta
"Di belakang lo,gue jadi sebel liatnya" jawab Beta
Akupun menoleh ke belakang sebentar,kemudian menatap Beta.
"Kenapa? Mereka punya hak duduk di sana,lanjut makan aja" kataku kemudian meneruskan kegiatan makan siangku
Beta meneguk lemon tea yang dipesannya kemudian berdiri.
"Selera makan gue udah hilang" ucapnya kemudian pergi meninggalkanku
Aku segera menyusulnya,takut dia bunuh diri.
"Ngapain sih masih sedih?Dia udah bahagia,dan lo juga berhak bahagia.Jangan menghindar terus,hadapin Bet" ucapku mencoba menjajari langkah Beta yang terhitung lebih cepat dari biasanya
Beta menghentikan langkahnya, dia memutar tubuhnya sembilan puluh derajat menghadapku.
"Gue liat kak Sam berduaan sama Bella,mana bisa tahan" keluhnya
"Beta,udahlah" ucapku kemudian menggandengnya dan berjalan bersamanya
"Gue jadi makin gak tenang kalo lo gini terus,gue harus ambil risiko buat lo" kataku membuat Beta menghentikan langkahnya
"Risiko apaan?" tanyanya
"Kita temuin Samuel" jawabku membuat Beta melangkah meninggalkanku
"Beta,kenapa?Lo mau kejelasan dari dia,kan?Oke,kita temuin dia.Tenang aja,gue yang ngomong.Lo cukup diam,dengarkan,dan tahan air mata lo supaya gak keluar" jelasku menjajari langkah Beta lagi
"Gak bisa,Alfa." keluh Beta
"Gue tau dan gue paham gimana perasaan lo,tapi Betaaa.Cobalah menghadapinya,bukan menghindarinya." ujarku memberi sedikit pencerahan
"Lo gak nangis 'kan semalam?" tebakku
"Nangis" jawab Beta kemudian memasuki kelas dan termenung di kursinya
Aku jadi semakin bingung bagaimana menghilangkan kesedihan Beta.
Mungkin dia harus jatuh cinta lagi agar bisa melupakan Samuel.Tapi,apa Beta gak trauma?
Aku duduk di sebelahnya,kemudian membenamkan kepalaku di antara kedua tanganku di atas meja.
"Jangan tidur" peringat Beta
Aku masih belum merubah posisiku,justru aku mengeluarkan suara dengkuran.
"Seandainya kamu tau,aku itu cinta sama kamu.Kenapa kamu gak ngerti sih?Kalo kamu nggak cinta sama aku,kenapa ngebaperin terus" gumam Beta sambil mencoret-coret bukunya kesal
"Kalo kamu kaya Alfa,pasti kita udah pacaran.Tapi kamu,brengsek!" umpat Beta
Aku hanya diam mendengarnya.
Apa maksudnya Beta bicara seperti itu?
Kalo Samuel kaya aku,pasti Beta dan Samuel udah pacaran.
Ya udah,cari yang simple aja.
Pacaran aja sama aku,beres masalah.
Tapi,aku belum jatuh cinta sama Beta.
Aku baru empati aja sama dia,gimana dong?
"Fa,lo tidur kan?" tanya Beta
Aku diam,tak menjawab.
"Syukur deh,takutnya lo GR tadi" ucap Beta kemudian mengambil posisi yang sama denganku
"Seandainya kamu merasakan jadi aku sebentar saja.Takkan sanggup hatimu terima,sakit ini begitu parah"
Nyanyian merdu itu keluar dari mulut Beta.
Jika Beta menyanyikan lagu itu untukku,sebaiknya tak usah.Aku merasakan apa yang Beta rasakan.Walaupun kasus percintaanku dengan Beta berbeda,tapi aku bisa merasakannya.
Jika itu untuk Samuel,bolehlah.
***
Di sekolah sedang ada pentas seni,di samping itu pemilihan ketua OSIS pun berjalan.Jadi,sembari menunggu hasil pemilihan,ada hiburan untuk para siswa.
Aku dan Beta duduk di kursi yang tersedia di depan panggung.Biasanya aku tidak peduli dengan kegiatan semacam ini,justru aku lebih memilih tidur di kelas.
Tapi Beta menarikku agar tetap bersamanya.Yang tampil di panggung juga ada band sekolah yang personilnya pada keren,menurut Beta.
Beta bilang dia memilih Rangga sebagai ketua OSIS tadi.Aku juga memilihnya karena dia adalah mantan ketua OSIS di SMPku dulu.
Handphone Beta berdering,dia mengangkat telfonnya.
"Hai,gia.Tumben nelfon"
"..."
"Mau ke rumah?kapan?"
"..."
"Kalo liburan nanti masih lama dong"
"..."
"Iya,gue siapin kamar buat lo"
"..."
"Gue tunggu ya,"
"..."
"Bye,Anggia"
Deg!Apa kata Beta?Anggia?Barusan Beta nelfon Anggia?Beneran?Mau dong.
Alfa,sadar!
Anggia lo udah meninggal,ngapain diinget-inget lagi?
Di dunia ini yang punya nama Anggia itu bukan cuma satu!
Gagal move on lagi,kan.
"Gue ke toilet bentar" pamit Beta kemudian pergi
Aku hanya diam,masih syok dengan Anggia yang ditelfon Beta.
Tak lama,seseorang sepertinya memanggilku.
"Hey"
Aku menoleh,
"Alfa?Ternyata kamu.Saya kira Sam" ucap Kak Nabila,yang memanggilku barusan.
Aku hanya tersenyum.
"Kamu liat Sam,gak?" tanyanya
"Sam?Samuel?" tanyaku memastikan
"Iya,Samuel Pratama.Kandidat ketua OSIS nomor satu" jawab kak Nabila
"Gak liat" balasku
"Aduh gimana ya,handphone saya dipinjam sama dia.Kalo ketemu bilangin saya nyariin" ucapnya yang mendapat anggukan dariku
Dia pun pergi.
Akupun berdiri,mencari keberadaan Beta.
Karena malas mencari,aku mengirimkan pesan padanya agar menyusulku di kantin.
Di kantin sangat ramai,mungkin karena bosan menunggu bel pulang.
Akupun membeli softdrink dan meminumnya di salah satu kursi dekat pintu masuk ke kantin.
Di seberang tempatku duduk,ada Samuel yang berdiri dekat penjual bakso.
Tak lama,Samuel berjalan menuju meja dengan semangkuk bakso di tangan.Dari arah berlawanan,ku lihat Beta sedang berjalan dan celingak-celinguk mencariku,maybe.
Aku tidak tau apa yang akan terjadi berikutnya.
Beta menghentikan langkahnya tiba-tiba karena hampir menabrak Samuel.Mereka saling menatap,kemudian Samuel meminta maaf.
Dengan cepat aku berjalan menuju mereka berdua.
"Sam,kak Nabila nyariin" ucapku pada Samuel, aku sangat malas menyebutnya kakak.
"Oh iya,gue lupa.Ini,tolong kasihin Hpnya ya" balasnya kemudian memberikan handphone padaku
"Ada hubungan apa sama kak Nabila?" tanyaku agak kepo,ini untuk Beta.
"Dia sodara dan ... mantan.Bilangin makasih ya" jawabnya kemudian tersenyum dan berjalan menuju meja terdekat
Beta menatapku begitu serius.
Aku menarik tangannya,
"Ayo balik" ucapku membuat Beta kesal
"Baru aja sampe" gerutunya
"Nih" kataku sambil menyerahkan sekaleng softdrink untuk Beta,kebetulan aku membeli tiga.
Beta hanya menerimanya dan mengikuti langkahku menuju tempat pensi tadi.
Tak lama,aku bertemu kak Nabila.
"Kak Nabila" panggilku sambil melambaikan tangan padanya
Kak Nabila pun menghampiriku,
"Ini dari Samuel,katanya makasih" ucapku sambil menyerahkan handphone miliknya
"Makasih,Alfa.Maaf ngerepotin" balasnya disertai senyuman
Aku hanya membalasnya dengan anggukan,kemudian pergi.
"Jadi itu mantannya kak Sam" gumam Beta
"Iya,cantik ya" sahutku
"Pantesan gue gak dipacarin,mantannya juga cantik gitu,baik pula" gerutu Beta
Akupun menggandeng Beta untuk kembali duduk di kursi yang tadi.
***
Kak Reza selaku panitia pemilihan ketua OSIS menaiki panggung,sepertinya hasilnya sudah diketahui.
"Selamat siang semua!Baiklah,saya akan mengumumkan presentase votingnya.Cukup tipis memang,tapi kita menemukan pemenangnya" ucapnya dengan ceria,seperti biasa.
"Yang pertama,pasangan Samuel Pratama dan Randy Alamasyah mendapat suara sebanyak 33%!"
Suara tepukan dari para pendukung menggema,sedangkan Beta memasang tampang kesal.
"Yang kedua,pasangan Radit Dwi Saputra dan Kenan Adijaya mendapat suara sebanyak 33%!!!Sama dengan pasangan nomor satu ternyata"
"Dan ketiga,pasangan dengan nomor urut 3 Rangga Bramantio dan Rangga Bima Syahputra mendapat suara sebanyak 34%!!!!
Dan suara terbanyak didapatkan oleh pasangan nomor 3,duo Ranggaaaaa!This is our leader!!!!!Waaaw!"
Suara tepuk tangan bergemuruh seisi lapangan.Beta pun tersenyum,sepertinya dia puas dengan kekalahan Samuel.
Para pasangan calon ketua OSIS menaiki panggung.
"Silakan,duo Rangga maju ke depan" pinta kak Reza
Kak Reza pun berdiri di antara kedua Rangga.Kak Reza pun mengangkat tangan kedua Rangga,semuanya bersorak dan tepuk tangan.
"Inilah dia,ketua OSIS dan wakil ketua OSIS tahun ini!!!"ucap Kak Reza
Kak Reza pun menyalami ketiga pasangan calon ketua OSIS dan mengucapkan terima kasih.
Acara ditutup dengan nyanyian Lapang Dada-Sheila on 7 yang dinyanyikan oleh kak Reza.
Para penonton mengikuti nyanyian merdu kak Reza dengan antusias.Kak Reza adalah anak dari Bu Fitri,dia masih kelas sebelas.Aku mengenalnya karena dia satu ekskul denganku di karate.Dia sangat baik,ramah dan menyenangkan.
Kenapa tidak dia saja yang menjadi ketua OSISnya?Aku juga berpikir seperti itu.
***