Aku melirik Beta,dia masih tertidur.Padahal,mobil sudah berhenti tepat di depan rumahnya.
Aku menyibakkan poni baru Beta,dia terlihat sangat manis.Jika dilihat dari samping,dia sangat mirip dengan Anggia.
Aku menepuk bahunya pelan,
"Bet,bangun"
Beta membuka matanya,dia menatapku.
"Gue dimana?" tanyanya yang kesadarannya masih belum terkumpul
"Lo ada di mobil,kita udah jalan-jalan tadi.Lo mau pulang sekarang? Gak mau siap-siap buat dateng ke Birthday party gue?"
Beta membenarkan posisi duduknya.
"Sorry ya gue ketiduran.Makasih udah nemenin gue"ucapnya baru menyadari apa yang terjadi tadi siang
"Iya,gpp.Lo siap-siap dulu buat ke Birthday party gue ya,dandan yang cantik" balasku sambil mengacak-acak rambutnya gemas
"Iya,makasih ya buat hari ini."ujar Beta dengan senyum manisnya
"Because today is a special day for you" kataku mengelus kepalanya lembut
"No,for us" ucap Beta meralat lagi ucapanku
"Sampai jumpa" pamit Beta kemudian membuka pintu mobil
"Dadah,Beta dan Pandaaa" kataku sambil melambaikan tangan pada Beta
Setelah memastikan Beta selamat sampai rumah,aku kembali melajukan mobil yang sebentar lagi sampai di rumahku.
Beberapa detik kemudian, aku sampai di rumah.Aku turun dari mobil,suasana rumah sangat hening sekali.
Aku membuka pintu,di rumah sangat gelap.Aku nyalakan lampu,belum ada dekorasi di sini.Aku pergi ke belakang,siapa tau perayaannya di dekat kolam.
Tapi,semuanya masih sama seperti tadi pagi.
Kenapa di rumah ini tidak ada siapa-siapa?Dekorasi pun belum ada yang terpasang,apa ini bagian dari kejutan ulang tahunku?
Aku coba aktifkan handphone ku,
Ada banyak pesan masuk dari Arya,Yuda,Maurel,Indri,dan Ayah.
Ku buka satu persatu.
[Arya]
Fa,kakak pingsan.
Cepet pulang
[Yuda]
Alfa,cepetan pulang
[Maurel]
Aisyah, kamu bisa pulang sekarang?
Bunda kamu pingsan
[Indri]
Alfa,kamu cepetan pulang.
[Ayah]
Alfa,cepet pulang
Bunda masuk rumah sakit
Aku terkejut membaca pesan terakhir.
Kenapa Bunda masuk rumah sakit?
Apa semua orang sedang ada di rumah sakit?
Aku bergegas keluar dan mengambil motorku.Aku harus segera ke rumah sakit,harus!
Saat aku akan mengeluarkan motor dari garasi,Beta sudah berdiri di depan gerbang.
"Kata kakak gue,Bunda lo masuk rumah sakit"ucap Beta
Aku hanya menganggukan kepalaku,tanpa isyarat apapun Beta sudah menaiki motorku.Sepertinya dia akan ikut ke rumah sakit.
Aku tancap gas ke rumah sakit,Beta sempat mengingatkanku agar tidak terlalu ngebut.Tapi mau bagaimana lagi,Bunda masuk rumah sakit!!!
Sampai di parkiran,Beta turun duluan.
"Gue duluan,fa" ucap Beta kemudian masuk meninggalkan aku yang sedang memarkirkan motor.
Setelah selesai,aku segera menyusul Beta.
"Dia di UGD" ucap Beta padaku,mungkin dia sudah menanyakan pada petugas
Akupun mengikuti Beta yang sudah berjalan di depanku.Beta menghentikan langkahnya saat melihat ada Yuda dan Arya duduk di kursi.
"Bunda mana?" tanyaku panik
"Di dalem" jawab Yuda santai
Dengan penuh khawatir,aku segera memasuki ruangan,tak lupa Beta membuntutiku dari belakang.
"Bunda,bunda gpp?" tanyaku begitu membuka pintu
Aku menghampiri Bunda yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
Di dalam,ada Ayah yang duduk di kursi.
Aku menarik satu kursi,dan mendudukinya dekat Bunda.
"Bunda baik-baik aja,Alfa" ucap Bunda terdengar lemah
"Bunda,maafin Alfa ya.Alfa baru buka Hp tadi" kataku menggenggam tangan Bunda
"Iya,gpp kok.Bunda cuma kecapean aja,gak macem-macem" balas Bunda sambil mengelus kepalaku
"Alfa takut Bunda kenapa-napa,semuanya kirim pesan sama Alfa.Mereka nyuruh Alfa cepet pulang,katanya Bunda pingsan,masuk rumah sakit"ungkapku pada Bunda,aku sangat mengkhawatirkan Bunda
"Maaf ya,gara-gara Bunda Birthday party kamu gak jadi" ucap Bunda menatapku dengan rasa bersalah
"Asalkan Bunda sehat,Alfa gak masalah kok" balasku sambil mengelus pelan tangan Bunda yang ku genggam
"Alfa,Bunda punya kabar baik buat kamu" ucap Bunda membuatku lebih menajamkan pendengaranku.
"Selamat,di ulang tahunmu yang ke-16 ini kamu akan punya adik"lanjut Bunda membuat mataku membulat sempurna
" Lo punya adik,fa"ucap Beta yang berdiri di sampingku
Aku menatap Bunda lekat,meminta penjelasan yang lebih lanjut.
"Zahra akan punya adik,fa."jelas Ayah yang sudah berdiri di belakangku
"Jadi,Alfa punya adik baru lagi?" tanyaku memastikan
"Iya,sayang.Kamu akan punya adik lagi,bunda sedang mengandung adik barumu" jawab Bunda sambil mengelus perutnya
Aku hanya diam.Antara senang bunda ternyata baik-baik saja,dan kesal karena Ayah dan Bunda malah honeymoon di Bogor.
"Semoga ini jadi hadiah terbaik di ulang tahun kamu" ucap Bunda sambil tersenyum padaku
"Maafin Alfa ya,pasti Bunda pingsan karena kecapean beresin barang-barang Alfa" kataku mengingat baju-baju dan bukuku yang sudah tertata rapi
"Iya,Bunda gpp kok.Sekali lagi, Bunda minta maaf ya udah batalin Birthday party kamu"
"Iya,Bunda.Gpp,Alfa udah kenyang diceburin malem-malem kok" balasku sambil mengelus puncak kepala Bunda
***
Aku pulang duluan bersama Beta karena Bunda masih memerlukan beberapa pemeriksaan lagi.Sepanjang jalan Beta hanya diam,tidak seperti tadi yang teriak-teriak supaya aku tidak ngebut.
"Gimana sih rasanya kalo lo udah anak SMA,terus punya adik bayi" gumamku agak kesal
"Udahlah,fa.Lo jangan malu,justru lo harus bahagia.Lo gak seneng Bunda lo sampai sebahagia itu?Terima ajalah" ucap Beta sepertinya mendengar ucapanku
"Tapi gimana sama Zahra?Dia masih kecil" keluhku mengingat adik perempuanku itu
"Kan ada lo,biasa juga kaya gitu" sahut Beta
Aku hanya diam,tidak berniat membalas ucapan Beta.Karena ucapannya memang mengandung kebenaran.
***
Aku menyalakan lampu kamarku,membuka sepatu,kemudian merebahkan diri di ranjang.Hari ini begitu melelahkan,tidak!Sangat-sangat melelahkan lebih tepatnya.
Tiba-tiba,aku teringat sesuatu.Aku langsung bangkit dan membuka laci di samping ranjang.
Di sana ada foto Anggia.
Oh tidak!Kenapa aku selalu saja mengingatnya.Aku membawa foto Anggia dan memandangnya beberapa saat.
Seandainya puisiku sampai padanya,pasti akanku tulis puisi sebanyak mungkin yang ku bisa untuk ku kirim pada Anggia.
Jika ada sosok pengganti Anggia dalam hidupku,maka jawabanku adalah Beta.Tapi tidak sepenuhnya Beta,karena dia belum bisa membuatku jatuh cinta seperti pada Anggia.
Hariku bersama Beta rasanya lebih indah daripada hariku bersama Anggia dulu.Mungkin karena saat itu aku terlalu kecil untuk memahami semuanya.
Aku menemukan gelang persahabatan yang diberikan Anggia dulu di laci.Aku coba memakainya lagi.Untuk kesekian kalinya,aku merasakan sensasinya.Sensasi rindu ingin bertemu yang semakin tak tertahankan.
"Ini sebagai hadiah ulang tahunnya,maaf gue gak bisa ngasih sesuatu yang WAH buat lo"
Ucapan itu,masih terekam jelas di pikiranku.Anggia memberikan gelang ini saat kami berada di rooftop sekolah.
This is my best gift?
Bukan,hadiah terbaikku adalah kebersamaanku bersama Beta seharian ini.Melihatnya bisa tersenyum saat hatinya terluka sudah lebih indah dari hadiah semahal apapun yang ada di dunia ini.
Thank's for today,Bella Tania.
You're my best friend