Aku memarkirkan motorku di garasi rumahku.
Akhirnya aku bisa kembali ke sini.
Aku memasuki rumah.Belum beres memang,tapi lebih rapi dari sebelumnya.
"Alfaaaa" sambut Bunda kemudian memelukku
"Bunda kangen,fa" ucap Bunda di sela-sela pelukannya
Bunda melepas pelukannya, dia menatapku dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Bunda kangen liat jagoan bunda yang udah gede ini" kata Bunda kemudian mencubit hidungku
"Bunda alay"balasku kemudian meninggalkan Bunda dan berjalan menuju kamarku
"Kamu mau kuliah jurusan apa,fa?" tanya Bunda saat aku menaiki tangga
"Biologi-lah" jawabku sangat yakin
"Tapi kamu harus jadi bussinessman" balas Bunda membuat langkahku terhenti
"Ngapain?Alfa gak tertarik"ucapku kembali menuruni tangga dan menghampiri Bunda
" Kamu salah masuk jurusan,harusnya masuk IPS"tutur Bunda kemudian berjalan menuju dapur
"Ih,disamperin malah ninggalin.
Kaya Anggia" dengusku kesal,kemudian aku kembali menaiki tangga.Tapi,saat aku akan membuka pintu kamarku,aku mematung.
Apa yang ku katakan tadi?
“Disamperin malah ninggalin,kaya Anggia”
Eh,enggak.Anggia tidak seperti itu.Tapi,kenyataannya memang begitu.Anggia meninggalkanku saat aku sudah mulai yakin dengan perasaanku.
Alfa!!!!!!!!!
Selalu saja tentang Anggia.
Move on!
Akupun membuka pintu kamarku dan segera berbaring di ranjang.Aku memejamkan mataku,rasanya aku sangat lelah hari ini.
Tapi,tunggu sebentar.
Aku membuka mataku,
"Kok ... berdebu" gumamku
Aku langsung berdiri dan melihat kondisi kamarku.
Masih sama,berantakan seperti terakhir kali aku meninggalkannya.
"Alfa!Bereskan kamarmu sendiri ya,barang-barangnya masih di mobil!" teriak Bunda dari bawah
Aku hanya bisa mengumpat kesal.Ku kira Bunda akan membereskannya.Ingat,Alfa.Kau itu sudah besar,harus mandiri.
Dengan malas,aku mengganti sprei,sarung bantal,dan melipat karpet.Aku menyapu,mengepel,mengelap,membersihkan setiap sudut kamarku.
Walaupun lelah,aku harus melakukannya,harus!Agar nanti malam aku beristirahat dengan tenang.
Setelah semua selesai,akupun turun ke bawah untuk membawa barang-barangku di mobil Bunda.
"Alfa!!!!!!" teriak Bunda membuat langkahku terhenti setelah menuruni tangga
"Kenapa?" tanyaku bingung
"Baru aja Bunda pel,jangan diinjak!" protes Bunda
"Ma ... af" ucapku dengan nada dialay-alayin
"Barang-barangmu sudah Bunda pindahkan ke dalam lemari,ngapain turun lagi?" tanya Bunda
"Kata Bunda ada di mobil" jawabku
"Siapa bilang?Bunda ngomong itu sama Ayah kamu" jelas Bunda
"Emang ada Ayah?" tanyaku yang sejak tadi memang tidak melihat Ayah
"Ada,tapi udah pergi lagi" jawab Bunda kemudian meneruskan kegiatan mengepelnya
Akupun kembali menaiki tangga dan mengumpat sepanjang jalan.
Bunda kok tiba-tiba nyebelin sih,aneh.
Begitu sampai di kamar,aku membuka lemariku,bajuku sudah tergantung rapi.Ku lihat lemari bukuku juga sudah rapi,buku-buku sekolahku sudah tertata rapi.
Aku menghempaskan diri ke atas kasur,rasanya sungguh melelahkan.
Besok hari minggu,semoga aku bisa tidur sepanjang hari besok.
***
"Aisyah!!!Bangun,Aisyah!!!" teriak seseorang dari balik pintu kamarku,tak lupa pintunya ia ketuk dengan keras
"Pasti Maurel," gumamku kesal
Bukannya bangun,aku malah semakin menarik selimutku.Aku malas untuk beraktivitas hari minggu.
"Alfa!Gak bangun,gue siram ya" ancam seorang lagi,dari suaranya terdengar seperti laki-laki
"Alfa,bangun" panggil seorang yang lain,dia perempuan tapi suaranya tidak ku kenal
"Alfa,bangun!Ini sudah siang,sayang"
Itu suara Bunda,ngapain bunda ikut-ikutan gedorin pintu kamarku.
"Bang Alfa,bangun"
Ini suara Zahra,aku sangat mengenalnya.
"Woi,bangun!Orang udah cape-cape dateng malah keenakan tidur!"
Ini suara ... Beta?Ngapain dia di sini?
Di depan pintu kamarku ada siapa aja sih,kok kaya orang sekampung?
"Alfa,mau ayah coret dari kartu keluarga?"
Ini Ayah,ngapain dia ancam kaya gitu?
Aku sudah lelah bermain tebak suara,akhirnya aku bangkit dan membuka pintu kamarku.
Ceklek.
Bush
"Ini siapa yang matiin lampunya!"pekikku yang merasa pengap
Kepalaku ditutupi oleh sarung,aku digotong oleh banyak orang dan ...
Byurr
"Happy Birthday,Alfa!!!"teriak semuanya tanpa dosa
Aku dilempar ke kolam renang malam-malam,dinginlah.
Aku menepi ke pinggir kolam,
"Ngapain sih kalian,ceburin ke kolam malem-malem?" tanyaku geram
"Malem apaan,jam 2 pagi ini" kata Yuda setelah melirik arlojinya
"Dingin tau" kataku yang sudah keluar dari kolam renang
"Selamat ulang tahun,sayang" ucap Bunda sambil tersenyum
"Siapa yang ulang tahun sih,gue ulang tahun bulan november" sanggahku
"Sekarang bulan november,fa" ucap Beta kemudian menyelimutiku dengan handuk
Beta pun menuntunku untuk duduk bersama yang lainnya di kursi yang sudah berjejer rapi dekat kolam.Ayah kembali ke rumah untuk menidurkan Zahra,dan Bunda mengikutinya.
"Lagian niat banget sih ngerjain gue" keluhku yang sudah duduk di kursi dekat kolam bersama yang lainnya
"Ini idenya Arya" ucap Indri sedikit menjelaskan
Sejak kapan ada Indri?Kok gak sadar?
"Terus,dia di mana sekarang?" tanyaku pada siapapun,asal ada yang menjawab
"Happy Birthday ponakan gue yang nyebelin!" ucap Arya di sertai cubitan di pipiku,dia datang dari belakangku kemudian duduk di samping Yuda
"Lo udah gak marah?" tanyaku heran kenapa Arya bisa seramah ini,padahal sebelumnya seperti perempuan yang datang bulan
"Tapi lo punya hutang penjelasan sama gue" jawabnya dengan nada bicara seperti biasa,tidak ada tanda-tanda sedang marah ataupun yang lain
"Ya udah,kita mulai birthday party-nya!" ucap Maurel antusias
"Woy,ini masih malem!" kataku menginterupsi
"Kita di sini dari jam 11 malem,fa."oceh Beta yang sedang memainkan ponselnya di sampingku
"Beneran?" tanyaku tak percaya
"Iya,niatnya mau kasih surprise jam 12 pas.Tapi lo susah dibangunin.Niatnya juga mau nimpuk lo pake telur,terigu,garam,micin" jawab Yuda membuatku kesal
"Tapi gak jadi.Nanti sama Bundanya digoreng,jadilah Alfa goreng tepung" timpal Arya mengundang tawa semua orang
"Terus sekarang ngapain?" tanyaku pada Beta
"Apaan sih nanya gue terus" jawab Beta tanpa menatapku,dia masih fokus pada handphonenya
"Kalian mau tidur lagi atau mau minum kopi?" tawar Bunda
"Aku mau tidur,ngantuk banget" ucap Maurel menghampiri Bunda
"Ya udah,yang lain kalo mau tidur di kamar tamu ya" pamit Bunda kemudian pergi bersama Maurel
"Tante,Indri ikut!" ucap Indri kemudian berlari menyusup Bunda
"Hoaam,ngantuk gue.Gue tidur di kamar lo,fa" pamit Yuda kemudian pergi menyusul yang lainnya
Sedangkan Arya?
"Gue juga ngantuklah,kita party-nya nanti malem"ucap Arya tak mau tertinggal,dia berlari menyusul Yuda
Dan,di sinilah aku sekarang. Menatap kolam renang di bawah sang rembulan yang sedang purnama.Tak lupa,Bunda sudah menyiapkan beberapa cangkir kopi di meja.Dan di sampingku, ada Beta.Dia masih asyik dengan handphone-nya.
"Jadi,kalian bangunin gue cuma buat ceburin doang.Udah itu,kalian tidur lagi" gumamku kemudian menyeruput kopi dan kemudian meletakkannya kembali ke atas meja
"Iya,gitu doang" balas Beta kemudian mengambil satu cangkir kopi dan meneguknya sedikit
"Yang tadi siapa?" tanya Beta menatap ke arahku
"Yang mana?" tanyaku tak paham
"Yang sama bunda lo,tapi bukan Indri" jawab Beta
"Oh,itu Maurel" balasku kemudian menyeruput kembali kopiku
"Itu pacar lo?"tanya Beta
"Bukan,dia anaknya adik nenek gue.Simplenya,dia sepupu Bunda gue" jelasku
"Deket sama lo?"
"Gitu deh,dia suka gue antar-jemput kalo sekolah"
"Oh jadi dia penyebab gue susah nebeng sama lo"
"Gue gak ada perasaan apa-apa sama dia.Kasian aja,orang tuanya sama kakak-kakaknya sibuk.Makanya dia tinggal di rumah nenek gue,dan kebetulan waktu itu gue masih tinggal di sana"
"Alfa"
Aku menoleh pada Beta
"Kalo diceritain sedih banget" ucap Beta kemudian menyandarkan kepalanya pada bahuku
"Kenapa?" tanyaku tak mengerti
"Kak Sam beneran jadian sama Bella" jawab Beta semakin memelan
"Jangan nangis" kataku dengan merangkul bahunya agar membuatnya lebih tegar
"Gue terlalu berharap sama dia,fa.Sampai gue sadar,hatinya bukan buat gue.Gue masih terlalu kecil untuk memahami definisi cinta menurutnya,mungkin Bella sudah dewasa.Jadi,dia sudah sepemikiran sama Kak Sam." curhat Beta,suaranya mengandung kesedihan yang mendalam
"Gue bener,kan.Jerawat gue ini bukan jerawat jatuh cinta,tapi jerawat cemburu.Cemburu karena kak Sam lebih milih Bella daripada gue"ucap Beta lirih
"Bet,lo pernah bilang kan kalo yang ulang tahun itu harus kasih PU alias Pajak Ultah" tuturku mengingatkan
"Terus?"
Beta merubah posisinya,dia menatapku dengan penuh harap. Matanya sudah digenangi oleh air mata,aku jadi tak tega.
"Gue mau kasih PU sama lo" ucapku disertai senyuman
"Apa?palingan cokelat atau traktir di kantin seharian" tebak Beta
"Bukan itu," sanggahku
"Terus apa?"
"Gue akan kasih kebahagiaan buat lo,minimal sehari ini aja" jawabku membuat Beta menatapku lebih dalam
"Maksimal?" tanyanya
"Selamanya" jawabku yakin
"Coba aja" tantangnya
"Asalkan,lo jangan nangis" ucapku memberi syarat
"Siapa juga yang nangis,nggak" sanggahnya sambil menghapus sisa-sisa air matanya
"Nggak nangis tapi matanya berair,kenapa?matanya lagi musim hujan?" candaku membuat Beta tersenyum malu
"Lo kenapa baik banget sama gue?" tanya Beta
"Harus dijawab?" tanyaku pada Beta
"Haruslah"balas Beta
"Itu jawabannya" jawabku sambil menjentikkan jariku
"Maksudnya?" tanya Beta nge-flat
"Kan lo nanya,kenapa gue baik banget sama lo.Barusan,lo bilang haruslah.Itu jawabannya,kita kan memang harus berbuat baik sama siapapun" jelasku agak muter-muter
"Oh" balas Beta,entah dia mengerti atau tidak.
Beta mendekatkan tas kecilnya,dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sana.
"Happy Birthday,Alfa" ucapnya sambil menyodorkan kotak kecil itu padaku
"Boleh gue buka?" tanyaku setelah menerima kado itu
"Jangan sekarang, gak seru" cegah Beta
"Terus kapan?"
"Nanti,setelah lo sukses dan mau nikah"
"Kenapa emangnya?
Ini tentang ... " aku mengutip jari-jariku
"Bukan,Alfa.Pokoknya lo simpen ini baik-baik, dan jangan lupain gue.Lo boleh buka ini kalo ulang tahun ke-25"
"Hah?lama banget.Gue baru 16 tahun sekarang"
"Ya udah,buka aja sekarang.Tapi jangan harap lo masih bisa berdiri besok" ancam Beta
"Iya deh.Gue simpen hadiahnya,makasih" balasku dengan senyuman terpaksa
Aku menyandarkan tubuhku ke kursi,sedangkan Beta bersandar di bahuku.Pandangan kami sama-sama memandang langit,menatap bintang yang berkerlip dan juga bulan purnama.
***
Bunda menyuruhku agar tidak ada di rumah seharian.Katanya,agar aku tidak protes tentang dekorasi untuk birthday party-ku nanti.
Akupun mengajak Beta untuk menemaniku selama diasingkan dari rumah,dan menepati janjiku tadi.
Aku mengajak Beta ke toko buku.Aku ingin membeli buku-buku biologi untuk persiapan olimpiade biologi.
"Alfa,sini"pinta Beta
Aku menghampiri Beta,perasaanku tidak enak.
" Traktiran boleh,kan?"tanyanya
"Emang kenapa?"tanyaku tak paham
"Gue mau beli novel romance,lo yang bayar" jawab Beta
"Terserahlah" balasku pasrah
"Gpp?" tanya Beta memastikan
"No problem,today is a special day for you" jawabku
"No,for us" ucap Beta meralat ucapanku
"Up to you" balasku kemudian kembali ke tempatku mencari buku biologi tadi
Aku mendapatkan beberapa buku biologi di sini.Tapi,apakah uangku akan cukup?Bagaimana dengan Beta,dia membeli novel sebanyak apa?
Tak lama,Beta menghampiriku.Dia hanya membawa satu novel.
"Katanya mau beli novel yang banyak?" tanyaku heran
"Siapa bilang,gue maunya satu aja kok" jawabnya kemudian menyunggingkan senyuman padaku
"Yuk bayar" ajakku
Setelah selesai membayar,Beta menarikku untuk berfoto di photobox yang ada di sana.
"Ngapain,gue gak suka" tolakku
"Kenangan,Alfa"bujuk Beta
"Gue gak suka"tolakku lagi
"Kalo selfie pake Hp gue?" tanya Beta
"Itu lebih baik" jawabku kemudian berjalan mendahului Beta
"Jangan ninggalin" protes Beta menjajari langkahku
Langkahku terhenti di depan gedung bioskop.
"Beta"
"Apa?"
"Nonton yuk"
"Asal jangan film romance,gue masih syok gara-gara kena PHP kak Sam"
"Tapi,lo beli novel romance"
"Itu beda"
"Ya udah,horror aja"
"Bo ... leh" jawabnya ragu
Akupun membeli tiket untuk kami berdua.
"Lo gak takut?" tanyaku ragu
"Kalo takut tinggal tutup mata,gampang!" jawab Beta enteng
Setelah beberapa menit menunggu,film akan segera diputar juga.
Beta menduduki kursi di sebelah kananku.Dia sudah siap-siap memejamkan matanya padahal filmnya belum dimulai.
Lampu studio sudah dimatikan,aku sudah tidak sabar melihat reaksi Beta dengan film yang akan diputar nanti.Pasti dia akan menjerit ketakutan.
Film sudah dimulai,Beta masih memasang ekspresi biasa saja.Dia hanya menggigit bibir bawahnya ketika alunan musik dari film mulai menyeramkan.
Semenyeramkan apapun film ini,rasanya seperti film komedi bagiku.Bagaimana tidak,aku disuguhi pemandangan kocak dari Beta yang ketakutan.
Dan,
"Aaaaaaaaaa!!!!!"
Seisi studio berteriak saat sosok hantunya mucul,termasuk Beta.
Dia menutup matanya rapat-rapat,dia juga memelukku dari samping.Sedangkan aku hanya memejamkan mataku sebentar,tak sealay Beta.
"Gue takut,Alfa.Ayo pulang" ajak Beta
"Katanya gak takut"
"Sumpah,takut banget.Kalo gue gak keluar sekarang,gue bisa mimpi buruk" lanjut Beta mengutarakan rasa takutnya
"Yakin,bet?Gak sayang uang?" tanyaku lagi
"Gue lebih sayang nyawa gue,fa.Ayo"
Dengan terpaksa,akupun menuntun Beta keluar studio.Beta menggenggamku sangat erat.Tangannya basah saking banyaknya keringat,dia benar-benar ketakutan.
Beta menarik napas lega saat sudah menjauh dari bioskop.
"Katanya gak akan takut" ucapku pada Beta
"Gue gak bilang gak akan takut.Gue cuma bilang,kalo takut tinggal tutup mata"sanggah Beta beralasan
"Tapi,filmnya belum habis udah minta pulang" kataku membuatnya malu
"Gue gak nyangka bisa setakut itu"ucap Beta yang masih menggenggam tanganku erat
"Beli es krim,yuk" ajakku memberi ide bagus
"Gak,mau pulang aja.Birthday party-nya sebentar lagi" tolak Beta
Aku melirik arlojiku,sekarang sudah jam 5 sore.Acaranya dimulai jam 7 malam.
"Iya deh" kataku pasrah
Sepanjang perjalanan menuju parkiran,Beta hanya diam.
"Masih takut?" tanyaku menghentikan langkahku
Beta hanya diam.
"Beta,gue lagi ngomong" protesku
Beta menatapku,"Gue gak sengaja injak kaki anak orang tadi.Dia nangis,kasian"
"Ahahaha,gue kira kenapa lo mendadak jadi pendiam.
Mau langsung pulang atau main lagi?" tawarku
"Gue mau pulang aja" jawab Beta
Aku menarik Beta agar berjalan lebih cepat.Mungkin Beta menyusulku agak berlari,entahlah aku tak peduli.
Akhirnya kami sampai di parkiran.
"Lo masuk mobil duluan,gue mau ke toilet dulu" ucapku sambil menyerahkan kunci mobil milik Bunda.Aku memang mengendarai mobil Bunda,Arya yang nyuruh.
Beta hanya mengangguk dan menerima kuncinya.
"Jangan kelamaan!" pesan Beta
Akupun bergegas menuju toilet.
Selang beberapa menit,aku kembali.Aku memasuki mobil,Beta sedang memainkan handphone-nya.
"Lama banget sih" keluh Beta tanpa menatapku
"Bet,liat gue" pintaku
"Ya ampun,Alfaaaaa.Ini apa?" tanya Beta yang masih terkejut
"Buat lo" jawabku kemudian menyerahkan boneka panda yang besar pada Beta.
Beta memeluk boneka panda itu,dia pasti sangat menyukainya.
"Sebenarnya,gue gak ke toilet.Tapi beli ini buat lo" ucapku mengakui kebohonganku
"Makasih, Alfa" balas Beta yang masih memeluk bonekanya
"Jangan nangis lagi ya" pintaku pada Beta
Beta hanya membalasnya dengan anggukan.
Akupun menyalakan mesin mobil kemudian melajukan mobilnya.
Saat lampu merah,aku sempatkan untuk melirik Beta.
Dia tertidur sambil memeluk boneka pandanya.Bibirnya membentuk lengkungan tipis seperti senyuman.
Ini dia kebahagiaan untukmu,Beta.Semoga kamu tidak bersedih lagi.
Aku merasa hidupku sudah cukup bahagia bersama teman,sahabat,keluarga dan Beta.
Andaikan tidak ada hari esok,karena hari ini aku sudah mendapat ending yang cukup bahagia.
Tapi,ceritaku belum selesai sampai di sini.
Masih ada kebahagiaan lain yang harus aku rasakan sebelum hariku berakhir.