Malam itu aku menelfon Beta.Katanya dia tidak menangis karena sudah cukup bahagia hari ini.Aku senang mendengarnya.Memang laki laki seperti Panji itu tidak pantas untuk di pertahankan.Aku tidak terlalu lama menemani Beta nelfon.Hanya 15 menit saja karena Zahra terbangun.
Setelah Zahra tidur lagi,Beta tidak mengangkat telfon dariku.Mungkin dia sudah tidur.Akhirnya,akupun tertidur juga karena besok harus sekolah.
***
Semalaman,aku tidak bisa tidur.Saat aku mau ke toilet,aku mendengar ada keributan di ruang tengah.Apalagi ini?
Prang-bruk-trang
Apa itu?
Suara tangisan mulai menggema seisi rumah.Itu suara bunda!
Aku langsung ke ruang tengah,kondisinya sangat mengenaskan.Pecahan kaca dimana-mana,gorden-gorden terlepas dan penuh dengan bercak darah.Ada apa ini?
Ku lihat bunda menangis histeris dekat kursi.Rambutnya berantakan sekali.
Aku menghampirinya.Dia langsung memelukku dan menangis dalam pelukanku.Bunda sepertinya sangat terluka,tangisannya mengundang air mataku terjatuh.Padahal,aku belum tau kenapa bunda menangis.
"Kenapa,bunda?kenapa?" tanyaku pelan-pelan
"Ayah,fa.Ayah" jawab bunda lirih
"Ayah kenapa,bun?" tanyaku lagi
Bunda tidak menjawab,dia memperkuat pelukannya dan tangisannya semakin keras.
"Ini semua karena bunda,fa.Karena bunda!!" teriak bunda
"Bunda kenapa,bun?Bunda gak salah" sanggahku,aku tak mungkin menyalahkan bunda atas kekacauan ini.Jelas-jelas bunda yang menjadi korban saat ini.
Aku berdiri dan menuntun bunda ke kamarnya.Bunda memegangi tanganku seakan aku tidak boleh pergi.
"Bun,tapi Zah--"
"Bawa bunda ke Zahra,fa"ucap Bunda memotong ucapanku
Tanpa menjawab,aku membantu bunda berjalan ke kamarku.
Bunda langsung tertidur di samping Zahra.Bunda memeluknya.Entah sudah berapa lama aku tidak melihat Zahra dipeluk bunda seperti itu.Dua orang yang dihadapanku kini adalah orang yang paling berarti dalam hidupku.Mereka adalah salah satu alasan kenapa aku harus giat belajar.
"Bun.." panggilku pelan
Bunda hanya menoleh padaku.
"Ayah mana?" tanyaku masih pelan
"Besok saja,fa.Kamu tidur sekarang" jawab Bunda membuatku penasaran
Akupun menggelar karpet di bawah ranjang.Aku tertidur disana.
***
Cahaya mentari pagi menembus kamarku.Aku terbangun dan...
Dor-dor-dor.
Pranggg
Apa itu?
Kulihat Zahra dan bunda tidak ada di kasur.Aku segera bangkit,aku melihat ada secarik kertas di ranjangku.
Alfa,kamu tinggal di rumah nenek dulu.Jangan khawatirkan Ayah dan bunda.Zahra sudah bunda antarkan ke rumah nenek.Kemas barang-barangmu dan pergi ke sekolah seperti biasa.Bunda menyayangimu...
Aku segera mandi dan membereskan baju-bajuku.Tak lupa aku membawa buku-buku sekolah.Aku segera turun ke lantai dasar.Keadaannya tetap sama seperti semalam.Aku segera menaiki motorku setelah mengunci rumah.Aku melajukannya dengan tujuan rumah nenek.Entah kenapa,perasaanku tidak enak sekarang.Aku takut terjadi sesuatu pada Ayah dan Bunda.
Sampai di rumah nenek,aku melihat Zahra seperti sedang menungguku di depan pintu.Saat aku turun dari motor,Zahra langsung memelukku.
"Ara gpp?" tanyaku pada Zahra
"Gpp" jawabnya singkat
Akupun masuk ke rumah nenek dengan menenteng 2 tasku.Di ruang tamu,seluruh penghuni rumah nenek berkumpul.Ada apa ini sebenarnya?
Nenek memelukku,
"Untuk sementara,kamu tinggal disini ya" ucap nenek di sela-sela pelukannya
"Ini ada apa,nek?" tanyaku masih belum mengerti dengan semua yang terjadi
"Kamu masih terlalu muda untuk memahaminya" jawab nenek
Nenek melepas pelukannya.
"Fa,ikut gue.Gue anter ke kamar lo" ajak Arya ramah,tumben.
Yuda menenteng satu tasku.
"Ini berat banget,isinya apaan sih"keluhnya
"Buku pelajaran,semuanya!" jawabku membuat Yuda menghela napasnya
"Biar gue yang ini.Tuhkan,rezeki orang ganteng" ucap Arya saat menenteng tasku yang lain yang berisi baju.Kebetulan,aku tidak terlalu banyak membawa baju.Jadi tasnya tidak terlalu berat
Aku berjalan di depan mereka berdua.Aku tidur di kamar bekas bunda dulu.Letaknya berada di samping kamar Arya.
"Ya,ini ada apa sih?" tanyaku pada Arya
"Fa,lo terlalu mud--"
"Bukannya kita seumuran?kalo lo tau,kasih tau" potongku cepat
"Nenek gak bilang apa-apa sama kita.Cuman,dia nyuruh kita jagain lo sama Zahra" sahut Yuda
"Gue udah gede,bisa jaga diri" balasku
"Cepetan ganti baju.Mau sekolah gak?" tanya Arya padaku
"Udah," jawabku sambil membuka jaketku.
"Hari ini adalah hari pertama gue sekolah di SMA Tribuana" ucap Yuda
"Lo udah pindah?" tanyaku tidak percaya
"Yaiyalah,kan urusan bokap gue udah selesai.Itu berarti dia pindah kesini sama gue.Orang kepercayaannya juga udah gantiin posisi bunda lo" jawab Yuda
"Yaudah,let's go!" seru Arya
Kamipun memasuki kamar masing-masing.Yuda menempati kamar bekas omku yang sekarang sedang kuliah di luar kota.
Aku sudah selesai membereskan tas sekolahku dan Arya juga sudah siap di depan pintu.
"Ayo,fa" ajaknya mulai bosan menunggu
"Iya iya"
Akupun menghampiri Arya,bersamaan dengan datangnya Yuda dari arah berlawanan.
Akhirnya,kami bertiga lagi setelah sekian lama berpisah.
Kamipun ke ruang tamu dan berpamitan pada orang orang disana.Saat bersalaman dengan nenek, Zahra segera turun dari pangkuan nenek kemudian memelukku.
"Ara sayang bang Alfa" ucapnya membuatku terharu
"Iya,ara baik-baik.Jangan nakal" pesanku pada Zahra
Zahra mengangguk dan tersenyum sangat manis.
"Cucu-cucu nenek udah besar ya" ucap Nenek padaku dan Yuda.Arya diasingkan,karena dia bukan cucu nenek.Dia anak nenek.
Kamipun menaiki motor masing-masing.Tiba-tiba aku teringat Ayah,kemana dia semalam.Banyak bercak darah di gorden.Itu milik siapa?
Arya membunyikan klaksonnya membuatku tersadar dari lamunan.
"Mau sekolah atau ngelamun,fa" ucap Yuda
"Sekolah,sekolah" jawabku kemudian melajukan motorku mendahului mereka
Kamipun beriringan menaiki motor.Untung saja aku bangun pagi,jadi aku tidak terlambat.
Di pertengahan jalan saat lampu merah,di sampingku ada mobil yang kacanya terbuka.Dia Samuel,di sampingnya ada Bella.Ups,Beta maksudnya.
Akhirnya Samuel mendapatkan Beta kembali,selamat!
Saat lampu sudah hijau,aku kembali menjalankan motorku.
Sampailah di depan gerbang SMA Tribuana,sekolah tercinta dengan sejuta cerita.
Aku memarkirkan motorku.
Yuda menghampiriku.
"10 IPA-2" ucapnya begitu menghampiriku
"Apaan?" tanyaku tak mengerti
"Kelas gue,anterin" jawabnya
"Gue IPA-1,Arya IPA-3.Lo di tengahnya" balasku malas
"Yaudah,bareng aja.Eh,si Arya kemana?" tanyanya
"Jam segini dia ke kelas IPS,nemuin pacarnya"jawabku sudah hafal dengan kerjaan paman mudaku itu
"Fa,cewe yang pernah lo ajak ke rumah nenek,kelas berapa sih?" tanya Yuda
"Oh Beta,sekelas sama gue" jawabku langsung connect
"Pacar lo bukan sih?buat gue dooong" candanya walau terdengar serius di telingaku
"Udah di-booking sama kakak kelas,Yud" ucapku mengingat kejadian saat di lampu merah tadi
"Yah,keduluan gue" keluhnya terdengar kecewa.Tuhkan,dia pasti serius tadi.
"Udah yah,gue masuk kelas dulu.Tuh kelas lo" tunjukku pada kelas yang akan ditempati Yuda saat berada di depan kelasku
"Iya,makasih ya,Fa" balasnya kemudian berlalu dari hadapanku.Aku langsung memasuki kelasku.Disana.Di tempat dudukku ada seseorang yang duduk menemani Beta.Aku kesal sekali,apa gak ada tempat lain buat pacaran?
Kau tau kan siapa orangnya?Kali ini bukan Panji,tapi Samuel!
Kenapa kakak kelas itu pada suka banget duduk dikursiku,aku melangkah menghampiri mereka.Saat aku akan berbicara untuk protes,Resti memanggilku.
"Alfatih!" panggilnya membuatku niat menggertak Samuel terhenti.
Aku hanya menatap Resti yang berjalan mendekat padaku.
"Fa,ikut aku!" katanya langsung berjalan melewatiku
Aku langsung mengikutinya dari belakang.Tasku masih tergantung manja di pundakku.
"Kenapa,res?" tanyaku saat Resti menghentikan langkahnya di depan kelas 10 IPA-3.
"Mau ketemu Arya?" tebakku yang belum mendapat jawaban apapun dari Resti
"Bukan,kamu tadi mau negur Beta sama pacarnya ya?" ucapnya begitu paham dengan gerak-gerikku tadi.
"Emang kenapa?" tanyaku bingung
"Jangan,nanti mereka keganggu" jawabnya membuatku kesal
"Resti,gue kan mau duduk" kataku kesal
"Gak boleh,kasian.Udah ah,temani aku ke perpustakaan!" pintanya
"Oke,tapi aku--"
"Kok aku?biasanya gue" potong Resti
"Lo sih ngomongnya pake aku-kamu"
"Haha,ketularan"
"Ke kantin aja yuk!"
"Oke,"
Kami akhirnya ke kantin.Aku dan Resti memesan teh hangat karena pagi ini begitu dingin.
"Kalo Arya nembak lo lagi,gimana?" tanyaku setelah Resti menceritakan perasaannya ketika diputusin Arya dulu.
"Tergantung" jawabnya begitu singkat
"Tergantung apa?apa yang digantung?" tanyaku oon,soalnya Resti ngomongnya cuma satu kata.Ambigu deh.
"Maksud aku,tergantung situasinya nanti.Kalo Arya mutusin pacarnya demi aku,aku gak terima.Karena aku tau Arya itu cuma mandang fisik aja.Tapi kalo emang dia bener bener tulus,boleh aja sih" jelas Resti
????:Kamu masih punya kesempatan,Alfa.
????:Ih apaan sih,Resti sahabat kamu,Alfa.
Nanti Beta curhat sama siapa kalo kamu sama Resti.
Gimana kalo dia nangis semaleman.
????(alfa):Gue yang nentuin!
Aku segera menyadarkan lamunanku.
Resti menunduk,
"Kenapa?" tanyaku
"Nggak,aku cuma mau nanya sesuatu sama kamu" jawabnya terdengar lebih serius dari biasanya
"Nanya apa?" tanyaku langsung meresponnya
"Kamu pernah jatuh cinta?" tanyanya membuatku mengingat masa laluku yang menyedihkan,Resti menatapku lekat.Jadi malu diliatin kaya gitu????
"Pernah" jawabku ragu
"Kapan?sekarang masih?" tanyanya kemudian
"Udah lama,tapi orang yang gue cinta udah meninggal''jawabku menerawang
"Oh..." balas Resti terdengar kecewa,Resti kembali menunduk.
"Kenapa?" tanyaku tak mengerti kenapa dia tiba-tiba menanyakan itu
"Resti" panggilku karena tidak segera mendapat jawaban
Resti mengangkat wajahnya,
"Kamu ke kelas duluan ya,maaf.Aku mau ke toilet dulu"ucapnya membuatku tak paham maksud ucapannya barusan
"Alfatih,aku kebelet pipis,dah" pamitnya langsung pergi meninggalkanku
"Oh,pengen pipis toh" gumamku segera meneguk sisa teh hangat tadi.
Aku bergegas ke kelas karena bel masuk sebentar lagi.Di kelas pun Samuel sudah tidak ada di kursiku.Aku bisa langsung duduk.
"Tumben siang" ucap Beta,mungkin dia mengira aku baru datang.Padahal,penyebab aku telat ke kelas itu siapa.Kau,Beta!Kau!
"Biarin" balasku cuek
"Ketus banget sih pagi-pagi" gerutunya
"Udah?" tanyaku
Beta menatapku bingung,
"Apa?" tanyanya menuntaskan rasa penasarannya
"Udah,res?" tanyaku pada Resti yang baru datang
"Udah" jawab Resti kemudian berlalu di hadapanku,dia kembali ke tempat duduknya.
Beta menatapku kesal
"Apa sih?" tanya Beta dengan nada bicara yang tak calm
"Apaan?gue nanya Resti,bukan lo" jawabku sudah tau kemana arah pembicaraan Beta
"Kenapa sih semenjak lo kenal Resti,lo berubah.Gak asik lagi,sering di luar.Giliran masuk kelas aja,gue di cuekkin.Kenapa sih?apa salah gue?"curhatnya
Pacar-pacar lo selalu duduk di tempat gue,Betaaaaa.Lo gak peka juga....
"Jawab,fa!"suruh Beta
" Setiap gue mau duduk, pasti ada yang duduk di kursi gue,bet.Dulu Panji,tadi Samuel.Emang kenapa sih kalo gue sama Resti?cemburu?"tanyaku menyudutkannya
"Kehilangan satu sahabat itu lebih menyakitkan daripada kehilangan pacar,fa" ujar Beta membuatku tak paham kenapa tiba-tiba dia mengucapkan quotes yang pernah ku lihat di instagram
"Ya terus?" tanyaku bingung harus bilang apa
"Lo itu sahabat gue bukan sih,gue mau curhat,malah sama Resti.Gue mau ngomong baik- baik,malah dicuekkin.Gue kaya upil di hidup lo,fa.Udah kecil,lo buang gitu aja"kata Beta seolah aku sudah menyakitinya
" Jangan nambah beban di hidup gue, gue udah sibuk sama masa depannya Zahra.Asal lo tau,semalem rumah gue diteror.Bunda nangis-nangis,rumah berantakan,banyak darah,Ayah gue juga gak ada.Pagi-pagi gue ke rumah nenek buat pindahan.Lo pikir cuma lo yang paling tersakiti disini,hah?Gak usah sok tau kalau nyatanya lo belum tau faktanya.Yang perlu gue pikirin bukan cuma perasaan lo,gue punya adik yang harus gue urus.Gue udah jadi bapak sebelum waktunya,bukan kaya lo.Kerjaannya pacaran terus,udah deketin Samuel,ada Panji.Lo pacarin Panji,udah putus,balik lagi ke Samuel.Apa sih gunanya pacaran buat lo?Apa lo gak ada kerjaan sampe pacaran itu satu-satunya kerjaan lo?"ucapku begitu pedas pada Beta.
Aku mengalihkan pandanganku dari Beta.Bu Fitri masuk kelas dan mulai mengajar pelajaran PKN.Beta terus saja menahan kantuknya,sepertinya dia tidur sampai larut malam.
"Huaaa"
Beta menguap kesekian kalinya.
"Bella Tania!Kamu mengantuk?kamu tidur saat pelajaran saya?keluar sana,cepat cuci muka!" tegur Bu Fitri
Beta terperanjat kaget mendengar teguran dari Bu Fitri.Beta segera keluar kelas.
Aku menatap pedih kursi Beta.
"Kenapa sih lo selalu protes kalo gue sama Resti?Gue juga gak pernah protes lo sama Panji atau Samuel.Kita cuma sahabat,kan?" batinku
Tak lama,Beta kembali ke kelas. Saat dia mau duduk,Bu Fitri menegurnya lagi
"Jangan dulu duduk,ke depan!
Bacakan sumpah pemuda,proklamasi,dan pembukaan UUD 1945!" suruh Bu Fitri sadis
Beta diam,sepertinya dia sangat malu saat ini.
"Ayo ke depan, Bella Tania!" ulang Bu Fitri
Betapun mengangguk pelan dan terpaksa ke depan.
"Mulai!" suruh Bu Fitri
"Kami putra--"
"Kamu bacain apa!sebut dulu dong,sumpah pemuda atau proklamasi" potong Bu Fitri
"Ehm,Sumpah pemuda.
Kami putra..."
Beta pun membacakan sumpah pemuda dengan lantang
"Cukup!"kata Bu Fitri membuat Beta terperanjat kaget
"Kan proklamasinya sama pembukaan UUD belum"ucap Beta
"Terserah saya,yang hukum saya.Duduk!Lain kali jangan mengantuk saat saya mengajar,saya merasa sia-sia sudah berbicara panjang lebar tapi tidak didengarkan" ucap Bu Fitri memberi wejangan
Beta hanya mengangguk kemudian duduk di kursinya lagi.
Aku hanya bisa menertawakannya dari dalam hati,karena jika aku menertawakannya terang-terangan,percayalah,aku akan mengalami nasib yang sama seperti Beta.
Bu Fitri pun melanjutkan materinya seolah tidak terjadi apa-apa.
????:Syukurin,beta!
Hahaha,
????:Jangan tertawa ketika orang lain terkena musibah
????(alfa):Udah woyy,Bu Fitri lagi ngajar,kalian mau kena hukum juga?
????????:-_-
Bu Fitri mengemas barang-barangnya setelah bel berbunyi,dia pamit undur diri.
Seisi kelas bernapas lega saat Bu Fitri keluar.Satu ruangan bersama Bu Fitri membuat atmosfer jadi gelap,mencekam,menegangkan.
Jangan bilang-bilang Bu Fitri ya,nanti nilai sikapku bisa D.
Guru selanjutnya belum masuk,aku menenggelamkan kepalaku di antara kedua tanganku.Aku ingin tidur,semalam aku tidak tidur pulas.
Ku lirik Beta menopang dagunya dengan tangan kanannya.Pandangannya lurus ke depan,wajahnya begitu membuatku sebal karena tidak sedikitpun terlukis senyuman disana.Aku pastikan dia sedang marah,padaku!
Ponselku bergetar,aku tidak memasang nada dering apapun karena sedang di sekolah.
"Halo"
"Alfa,Ayah gak ada!"
"Gak ada,ayah kemana?Ayah kemana,bun?"
"Bunda gak tau,semalam Ayah katanya mau ke Bogor,tapi sekarang dia gak ada.Pembantu disini bilang ayahmu gak kesini.Bunda takut Ayah kenapa-napa,fa.Bunda takut Ayah dilukai sama orang yang semalam"
"Siapa yang semalam,bun?"
"..."
"Bunda?Bun,jawab!"
"..."
"Bunda masih disana?"
"Kamu jangan sekali-kali pulang ke rumah sebelum Bunda izinin. Handphone Bunda akan dinonaktifkan agar baterainya cukup untuk beberapa hari.Kamu belajar yang bener,bunda sayang kamu!"
"Bun,bunda?"
"..."
"Bunda, bunda mas--"
Tut-tut-tut
Bunda memutus telfonnya.
Aku menjadi sangat khawatir sekarang.Aku mengepalkan tanganku,ingin rasanya aku meninju seseorang.
Guru berikutnya masuk,aku harus segera mengembalikan mood baikku.
Guru yang mengajar saat ini begitu menyebalkan. Dia memberi kelasku tugas 5 lembar yang ia berikan.Katanya mau ulangan harian tapi males remedial, jadi dijadiin PR aja.Aku menatap kertas itu,soalnya uraian semuanya lagi.Benar-benar menyebalkan!
Katanya lusa dikumpulkan.
Setelah cukup puas menyiksa kelasku dengan soalnya,guru itupun pamit karena ada urusan katanya.
Aku memasukkan lembaran soal itu ke dalam tasku.
Ting.
Sebuah pesan mendarat di ponselku.
[Resti]
Alfa,nanti kita mengerjakan bersama ya.Ada yang aku tidak mengerti dari soal ini.Nanti saat istirahat kita ke perpus.
Aku menoleh ke belakang, ku tatap Resti.Resti tersenyum padaku.
[Alfa]
Oke
[Resti]
Terima kasih, Alfatih ^_^
Aku menyimpan ponselku di saku bajuku.Ku lirik jam dinding di depan kelas,istirahat sebentar lagi.Tapi guruku tadi tidak mengizinkan kelasku keluar sebelum bel istirahat berbunyi.
"Alfa" panggil seseorang yang duduk tepat di belakangku.
Aku menoleh,
"Kata Arya,anak IPA-3" ucapnya
"Apaan?" tanyaku
"Gak tau,pokonya temui dia saat istirahat" jawab Dion,orang yang memanggilku barusan
Aku hanya mengangguk kemudian kembali memandang lurus ke depan.
Kring-kring-kring
Saatnya istirahat pertama dimulai
Yes,aku segera mengeluarkan buku dan lembaran soal tadi dari tas dan langsung bangkit.Resti langsung menghampiriku.
"Aku bawain!" ucapnya sambil mengambil bukuku dan lembar soal itu
"Makasih" balasku sambil tersenyum singkat
Aku dan Resti berjalan beriringan keluar kelas.Tak peduli dengan Beta,sebentar lagi juga ada Samuel dia.
Aku berhenti di depan IPA-3,kelasnya Arya.
"Ada apa?" tanya Resti
"Sebentar, katanya Arya nyariin gue" jawabku sambil mengintip kelas Arya dari jendela.
Arya keluar.
"Eh,fa" sapa Arya
Arya melirik Resti,
"Siapa?pacar?" tanya Arya sambil senyum-senyum
"Arya" ucap Resti menatap Arya.Yang dipanggilpun membalas tatapannya.
"Siapa ya?" tanya Arya pada Resti, sepertinya Arya tidak mengenalinya
"Aku Resti" jawab Resti sambil tersenyum
"Oh,Resti? Apa kabar?" tanya Arya ramah
"Baik" balas Resti sambil mengangguk pelan
"Pangling liatnya,gue kira pacarnya Alfa" ujar Arya
"Kita teman aja" sanggah Resti
"Haha,iya sih.Ponakan gue yang ini kan susah banget buat move on dari Anggia" sahut Arya membuatku ingin mematahkan tangannya sekarang juga,tapi dia paman mudaku.
Resti hanya tersenyum kecil.
"Udah kangen-kangenannya?Ngapain lo manggil gue?" tanyaku yang merasa terabaikan oleh sepasang mantan kekasih di depanku. Aku tegasin,MANTAN!
Yang punya mantan jangan baper????
"Itu fa,ayah lo belum ketemu" ucap Arya
"Udah tau,Bunda udah nelfon" balasku
"Ooh,baguslah.
Sekarang, lo mau kemana?" tanya Arya
"Ke perpus, mau ngerjain tugas" jawabku
"Tugas apa?"tanya Arya lagi
"Ini"ucap Resti sambil memperlihatkan lembaran soal tadi.
" Oh ini,gue juga dikasih.Ngerjain bareng yuk!"ajak Arya
"Boleh, kapan?" tanya Resti bersemangat
"Nanti pulangnya di rumah gue,ya kan,fa!" jawab Arya
Aku mengangguk malas.
Entah kenapa aku mencium bau modus disini.Entah modus males mikir,entah modus mau ada yang reuni MANTAN.
"Ya udah, ikut aja ke perpus, sekalian pinjem buku.Lewat ke kelas IPS juga,kan" ucapku mengingatkan Arya bahwa dia sudah punya pacar di kelas IPS.
"Kalian aja,gue mau ke si Yuda dulu.Kasian ponakan gue yang itu," tolak Arya beralasan.
"Ya udah kita ke perpus dulu ya,OM Arya!" ucapku penuh penekanan pada dua kata terakhir.
"Iya" sahut Arya malas,dia memang tidak suka kupanggil om.Katanya sih kaya om-om,tapi dia emang om-ku.Dia adik dari bundaku dan anak dari nenekku.
Aku pun melanjutkan perjalananku menuju perpustakaan bersama Resti.
"Arya keliatan lebih dewasa,ya" ucap Resti
"Iya dewasa,kaya om-om" balasku agak tertawa
"Bukan itu,tapi penampilannya gak kaya waktu SMP" sanggah Resti
Aku hanya tersenyum mengingat masa-masa SMP dulu.Arya memang katrok bin norak waktu SMP.Tali sepatunya warna-warni,rambut pake pomade,pake topi dimiringin,baju dikeluarin cuma sebelah.Menurutnya itu style yang keren,entah kenapa jatuhnya malah kamseupay.
Kalo sekarang, dia berpenampilan disiplin.Hanya saja,bajunya tetap dikeluarin,tapi kali ini semuanya bukan cuma sebelah.
Tak terasa kami sudah di depan perpustakaan.Kami masuk,di dalam seperti biasa.Hanya orang-orang berkacamata dan taat aturan di dalam perpustakaan.
Aku segera menuju ke rak buku kelas 10.Resti duduk di sebuah kursi dan membuka soal-soalnya.
Aku mengambil semua buku yang berhubungan dengan tugas itu,aku menemukan lima jenis buku yang kurang lebih ada jawaban dari soal itu.
Aku membawa buku itu dan duduk tepat di depan Resti.
"Udah?" tanya Resti padaku
"Udah,dapet lima nih.Lo serius mau ngerjain di rumah Arya?nggak disini aja?" tanyaku ragu
"Iya,fa.Gpp" balasnya sambil tersenyum seperti biasa
"Gue juga sekarang tinggal di rumah Arya kok" ucapku memberi sedikit informasi
"Ohh,baguslah.Ada Zahra gak?" tanya Resti membuatku teringat pada adik kesayanganku itu
"Ada" balasku singkat karena sedang membuka salah satu buku yang kubawa tadi
"Asik,aku jadi lebih semangat sekarang" katanya riang
"Res,lo masih ada rasa sama Arya?" tanyaku masih ragu
"Gitu deh,"
"Gue gak nanya lo gitu deh,tapi apa lo masih suka sama Arya?" ulangku
"Alfa,aku cinta banget sama Arya dari dulu sampai sekarang.Tapi,aku malu.Aku hanya membuat Arya malu,aku gak mau Arya diejek terus sama temannya.Aku mencintai Arya cukup di dalam hati aja.Hanya aku dan Tuhan yang tau." jelas Resti membuatku merasa bersalah sebagai keponakan Arya
"Walaupun Arya udah punya pacar lagi?" tanyaku memastikan
"Itu terlalu menyakitkan,fa" jawabnya dengan nada bicara yang semakin lama semakin melemah
"Maaf ya" ucapku merasa bersalah karena membuat lukanya yang mulai sembuh menjadi lebih parah dari sebelumnya.
"Sekarang kan aku punya kamu,sebagai sahabat aku" kata Resti sambil menghapus bulir bening dari matanya yang hampir terjatuh
"Lo kehilangan cewe sebaik Resti,Arya.Dia mencintai lo dengan tulus,bahkan sampai detik ini." batin ku
***
Aku membonceng Resti menuju rumah nenek karena tempat tinggalku memang disana untuk sementara ini.
Resti hanya terdiam memperhatikan jalan,sedangkan aku tetap fokus mengendarai motor kesayanganku ini.
"Kenapa kamu tinggal di rumah Arya?" tanya Resti memulai topik
"Gak ada orang aja di rumah, kenapa nanya itu?" tanyaku pada Resti, entah kenapa tiba-tiba dia bertanya seperti itu
"Pengen aja," jawabnya singkat, tapi membuatku tidak mendapat alasan apapun darinya
Aku kembali memfokuskan diri mengendarai motor,Resti juga sepertinya menikmati perjalanannya.
Sekitar lima belas menit, kami sampai di rumah nenek.
Seperti biasa,Zahra menungguku di depan pintu.
"Bang Alfaaaa!!!" teriak Zahra saat motorku masuk ke halaman depan rumah nenek.
Resti turun dan langsung menghampiri Zahra,dia memeluknya.
Setelah memarkirkan motorku, aku berjalan menghampiri Zahra.
"Om Arya udah sampe?" tanyaku pada Zahra
"Belum," jawab Zahra yang masih dalam pelukan Resti
"Masuk yuk!" ajakku pada Resti
Resti pun menuntun Zahra berjalan mengikutiku dari belakang.
"Duduk dulu,res" ucapku mempersilahkan Resti duduk.
Resti duduk bersama Zahra di sofa.
Aku melangkahkan kakiku menuju kamar,aku berganti pakaian dan membawa buku-buku yang sekiranya diperlukan untuk mengerjakan tugas.
Saat aku keluar kamar,kulihat Yuda sudah berdiri di depan kamar
"Bawa siapa lagi?" tanya Yuda setelah meneguk jus jeruk yang ia bawa
"Resti, mantannya si om" jawabku sambil melangkah menuruni tangga
"Om?Arya?" tanya Yuda memastikan
"Iya," balasku singkat
"Terus lo bawa dia kesini ngapain? Reuni mantan?"
"Si Arya yang mau"
"Bukannya pacar dia ada di kelas IPS?"
"Ada,kita cuma mau belajar bareng doang" kataku segera meninggalkan Yuda yang masih berdiri di anak tangga keempat terakhir
Kutebak,saat ini Yuda sedang memikirkan hal yang sama denganku saat mendengar Arya mengajak Resti dan Resti menerimanya.
Yup!
CLBK
Cinta Lama Belum Kelar
Tapi itu dugaan loh,
Bisa aja nyata!
Iya.
Oke,lupakan.
Sekarang aku sudah berada di ruang tamu.Resti sedang mengobrol dengan Arya, paman mudaku.
"Ehm,"
Aku berdeham pelan.
Di antara keduanya tidak ada yang menghiraukanku sama sekali.
Jadi tujuan Resti kesini benar-benar REUNI MANTAN, aku tekanin MANTAN!
Aku jadi kesal sendiri.
Ide cemerlang numpang lewat,aku memungutnya segera.
Aku memutar tubuhku,
"Yuda!" teriakku masih di ruang tamu
"Eh,Alfa.Ayo kita mulai" ucap Resti membuatku langsung menoleh ke arahnya.
"Apaan, fa?" tanya Yuda berjalan ke arahku
Lupa 'kan!
Rencana buat bikin Resti dan Arya menyadari keberadaanku memang berhasil,tapi bagaimana dengan Yuda yang kupanggil tanpa dosa itu.
"Enggak,gue gak manggil" sanggahku yang begitu bingung memikirkan jawaban yang pas secepat itu
"Terus tadi lo teriak nama gue ngapain?" tanya Yuda jengah
"Pengen aja," jawabku asal
"Ya,sepupu lo tuh habis obat" adu Yuda pada Arya,paman mudaku
Arya hanya menatapku bingung karena tidak tau inti dari masalah--bukan,ini bukan masalah,hanya kekesalanku pada sepasang mantan yang katanya mau belajar bareng tapi kaya yang mau CLBK.
"Yud,om lo katanya mau belajar" ucapku pada Yuda,sedikit menyindir Arya tentunya.
"Gak usah nyindir kali,nyender aja sini di bahu abang,lebih enak" timpal Arya yang begitu peka dengan sindiranku
"Boleh?" tanya Resti membuat Arya salah tingkah
"Lo gak boleh dong,nanti dede gemes di kelas IPS cemburu" celetuk Yuda
Resti menatapku, eh kok menatapku.Kenapa bukan Arya?
"Mau ngerjain tugas apaan sih?" tanya Yuda
"Tuh!" tunjukku segera pada buku yang kulempar saat Yuda baru datang,aku tidak suka ditatap Resti sampai segitunya.
Yuda mengambil bukuku dan membaca lembaran soal tugasnya.
"Ini sih gue juga udah," ucap Yuda setelah membaca singkat soal itu
Arya segera bereaksi,
"Gilaaa,anak baru udah selesai ngerjain tugas sepanjang ... jalan kenangan--"
"MANTAN!" potongku cepat
"Apaan sih nih,mantan mulu" gerutu Arya yang kesal karena ucapannya kupotong
Aku tak menghiraukannya.
"Yaiyalah,ada cewe so cute yang ngasih contekan,kayanya dia naksir gue" ucap Yuda dengan sombong
"Lo ganteng hari ini,Yud.Lo keponakan yang lebih keren daripada keponakan gue yang itu." kata Arya modus pengen minta contekan sama Yuda.Entah kenapa waktu dia menekankan kata 'itu' aku merasa kesindir ya?
Aku segera mendekat ke Yuda,
"Jangan dekat-dekat denganku karena kamu bukan levelku," ucap Yuda menyanyikan potongan lirik lagu yang seingatku berjudul,"kamseupay"
"Buku lo masih di tas lo?" tanyaku pada Yuda
Yuda mengangguk,
Aku segera berlari menaiki tangga,sepertinya semua orang belum mengerti dengan tindakanku.
Tepat setelah aku membuka pintu kamar Yuda,terdengar teriakan dari ruang tamu.
"Woy,fa.Lo jangan nyontek!" teriak Yuda
"Briliant idea,fa!" timpal Arya tak kalah keras
Sedangkan Resti,entahlah...mungkin hanya terkekeh pelan.
Aku mengambil buku Yuda dari tasnya yang tergeletak di atas meja belajar.
Di sampingnya kulihat layar handphone-nya menyala.
Dan,apakah kau percaya?
Wallpaper-nya foto Beta.
Oh.
Aku berjalan gontai menuju pintu.Apakah aku cemburu melihat Yuda memajang foto Beta menjadi wallpaper hanphone-nya?
Maaf, aku hanya sahabatnya.
Itupun hak Yuda.
Aku berjalan perlahan menuruni tangga.Saat sampai di ruang tamu,kulihat Arya,Yuda dan Resti sedang mengobrol riang.
"Kok nyontek sih,tumben seorang Alfatih Adriansyah yang biasanya paling pintar di antara gue sama Yuda nyontek" kata Arya begitu menyadari kedatanganku
"Terserah gue," balasku dingin.
Entah kenapa aku jadi ingin 'marah gak jelas' setelah kejadian di kamar Yuda tadi.
Aku segera mengambil bukuku dan mengambil posisi yang cukup nyaman untuk menulis.Aku langsung menorehkan tulisanku di buku tulisku yang hanya dihiasi garis-garis yang sama warnanya.Ketiga orang di hadapanku meneruskan obrolan mereka yang sempat terhenti,sepertinya tidak ada yang menyadari perubahan sikapku.Terima kasih loh ya sudah membantuku agar tidak perlu menjawab pertanyaan,"Alfa,kok tiba-tiba jadi dingin gitu sikapnya,kenapa?"
Saat aku menulis,Resti berbicara padaku di sela-sela keasyikannya saat mengobrol bersama Arya dan Yuda.
"Alfa,nanti aku nyontek dari buku kamu" ucapnya kemudian melanjutkan obrolannya lagi.
Setelah jari-jari tanganku pegal karena menulis selama dua jam penuh,akhirnya tugasku selesai.Kulirik ketiga orang tadi belum selesai mengobrol.
"Udah,fa?" tanya Resti
Aku menutup buku tulisku dan menyerahkannya pada Resti.
"Fa," panggil Arya membuatku mendongakkan kepalaku untuk menatap wajahnya,karena dia sudah berdiri sambil menyiapkan kunci motornya.
"Gue nganterin Resti dulu ya,kalo lo yang nganter 'kan tangan lo masih pegel abis nulis, gimana kalo pegang remnya susah" ucap Arya mengutarakan alasan yang menurutku konyol.
Modus!
Bilang aja pengen,
Dasar om-om SMA lo.
Aku hanya mengangguk,tak lama suara teriakan khas anak kecil menmanggil namaku menggema seisi ruangan.
"Bang Alfa!!!" teriak Zahra langsung memelukku
"Kamu dari mana?"tanyaku pada Zahra
" Main di belakang,om Arya mau kemana?kok bawa-bawa kunci"ucap Zahra
"Om Arya mau nganterin kak Resti pulang" balas Arya
"Kok kak Resti dateng sama bang Alfa,tapi pulangnya sama om Arya?Bisa gitu ya,bang" ucap Zahra seolah mendapati suatu kejadian aneh dan menceritakannya padaku
Tuhkan,anak kecil aja peka dengan penderitaanku.
What?Penderitaan?
Eh,bukan ya.
"Bisa dong.Kasian bang Alfa-nya lagi sakit tangannya habis nulis." kata Arya
Ada aja modusnya.
Arya dan Resti berpamitan.Mereka berdua benar-benar jalan berdua--eh,maksudnya naik motor berdua,karena kalo bertiga itu cabe-cabean.
Zahra melambaikan tangannya pada sepasang mantan yang berboncengan itu.
Aku langsung masuk rumah,Zahra akan mengikuti jika ingin.
Aku membereskan bukuku yang tergeletak di meja dan menaiki tangga menuju kamar.
Aku terbaring sambil menatap langit-langit kamar.
Beta dan Resti, keduanya sahabatku.
Yuda menyukai Beta,dan Arya masih mengharapkan Resti.
Perfect!
Kau hanya mampu menjaga mereka,bukan memenangkan hati mereka, Alfa!
Kamu hanya mampu membuat para wanita nyaman di dekatmu seperti halnya Zahra dan Bunda.
Mereka hanya bersandar padamu,bukan mendekapmu.
Kamu memang kaku dalam cinta sejak dulu,Alfa!
Begitulah aku mengutuk diriku sendiri.
Resti,Beta,
Aku hanya sahabat kalian, tak lebih.
***