Di SMA Tribuana ini,aku sudah mengikuti beberapa ekstrakulikuler.Diantaranya adalah karate.Aku latihan tiap hari selasa dan sabtu.
Hari ini adalah jadwal latihan ku.Sepulang sekolah,aku ke toilet untuk berganti pakaian.Setelahnya,aku menuju lapangan sepak bola karena aula sedang di pakai.
Di perjalanan menuju lapangan,aku melihat seperti ada pertengkaran antara perempuan dan laki laki.Aku memang sudah biasa mendapati hal yang sama di rumah,tapi kali ini aku mendapati nya di sekolah.Aku penasaran sih gimana mereka berantem,kira kira sama gak kaya Ayah sama Bunda.Tapi,sepertinya aku harus bergegas ke lapangan karena teman teman yang lain sudah menunggu.
"Tapi kak!"
Jeritan itu kudengar saat mendekati kelasku.Langkahku terhenti seketika.
Dan seorang pria keluar dari kelas ku dengan amarah.Mukanya sangar.Dia melewati ku tanpa melirikku sama sekali.Aku mengenalnya.Sangat mengenalnya.
Setelah pria itu berlalu di hadapanku,terdengar suara tangisan dari kelasku.
Aku intip dari jendela.Seorang wanita bersandar di dinding belakang kelas.Dia menangis.
Aku langsung masuk setelah menyadari siapa dia.
Ya,dia Beta.
Aku menghampiri nya.
"Beta," ucapku pelan.
Beta mengangkat wajahnya yang sedari tadi dia tutupi oleh kedua tangannya karena membendung air matanya.
"Alfa" kata Beta agak kaget
"Lo kenapa?" tanyaku
"Nggak,gpp"jawabnya sambil menghapus air matanya.
"Beta..." ucapku agak memohon agar di beri penjelasan.
"Nggak fa,gue gak kenapa napa." balasnya berbohong.
"Kenapa?kelilipan?"
Apa sih Beta.Dia pikir aku anak TK apa.Masa mau jawabnya dia nangis karena kelilipan.Aku udah tau kali dia abis adu mulut sama cowo tadi.
Tapi,aku pura pura gak tau aja.Biar gak salah paham.
"Lo nangis" ucapku agak keras agar dia segera jujur
"Gue,gue gpp kok" jawabnya sambil menghapus sisa air matanya dan berusaha tersenyum agar terlihat lebih tegar.
"Ada ada aja lo" ucapku sambil mengacak acak rambutnya yang kebetulan tidak ia ikat siang ini.
Beta hanya tersenyum kecil.
"Pulang yuk!" ajakku
Beta menatapku.
"Beneran?" tanyanya gak percaya.Aku tau itu.Karena sudah lama kami tidak pulang bersama.
"Iya.Tapi,gue mau ganti baju dulu ya" kataku baru menyadari bahwa aku masih memakai baju untuk latihan karate.Sepertinya aku tidak akan ikut latihan hari ini.
"Yaudah,gue tunggu di sini ya" ucap Beta yang air matanya sudah mulai kering.
Aku langsung ke toilet.Setelah dari toilet aku ke lapangan dulu.Aku izin ke pelatih untuk tidak mengikuti latihan hari ini.Untung saja ia mengizinkan.Setelahnya aku kembali ke kelasku untuk menjemput Beta.Dan suara jeritan terdengar lagi.
"Lo yang kecentilan!"
Dia membentak Beta di depan mata ku.Aku melihat nya sendiri.Biasanya aku hanya mendengar suaranya saja.Tapi ini,LIVE.Aku mengepalkan tanganku.Aku ingin menghajar nya.Mungkin aku bisa mengamalkan ilmu karate ku disini.Mereka tak menyadari kehadiranku.Aku bisa saja menyerang dia tiba tiba.Tapi,aku teringat pesan nenek.
"Alfa,nenek mengizinkan mu ikut karate.Tapi ingat,gunakan karate untuk membela dirimu,orang yang kau sayang,dan membela sebuah kebenaran.Jangan jadi jagoan karena bisa karate.Nenek gak akan akuin kamu jadi cucu nenek lagi kalo kamu gunain ilmu karate itu buat berantem yang gak penting"
Aku menghela napasku.Mungkin terlalu kencang.Sampai mereka yang sedang bertengkar itu langsung melihat ke arahku.
Aku hanya tersenyum menatap mereka.
"Beta,ayo" ajakku santai
Pria itu menatapku tajam.Kemudian tersenyum licik.
"Punya pelarian lo?kecentilan sih" ledeknya
"Lo diem deh,cowo yang cuma bisa bikin cewe nangis itu masih di ragukan status kejantanannya" timpalku
"Lo yang diem.Lo gak tau apa apa" sahutnya agak membentak.
Beta mendekatiku dan bersembunyi di belakangku.
"Gue gak cari musuh loh.Jangan ngerasa hebat karna lo udah dapetin beta terus bisa buang dia gitu aja.Lo pikir dia bungkus gorengan apa" ucapku agak di bijak bijakin biar keliatan dewasa.Karena yang ku ajak bicara ini kakak kelas loh.
"Haha,gue udah hebat kali.Gak perlu cuma ngerasa.Semua orang di sekolah ini udah tau kalo gue itu playboy paling senior.Dia nya aja yang terlalu baper.Harusnya lo bersyukur Beta!Lo adalah pacar gue yang paling lama bertahan.Tapi sayangnya,gue udah punya target baru.Di kelas lo juga.Namanya,siapa ya..."
Cowo itu mengecek ponselnya.
"Oh iya,Resti namanya"lanjutnya sambil memperlihatkan foto Resti.
"Lo mau deketin siapapun,terserah!
Gue gak peduli!Tapi jangan resti,jangan resti!" bentakku
"Kenapa?apa urusannya sama lo?bukannya lo udah dapetin bekas gue!" katanya begitu meremehkan
Aku mendekat padanya.
"Pliss,lo jangan deketin orang orang terdekat gue.Jangan deketin Resti gue bilang!"ucapku agak keras agar dia budeg sekalian.Aku menjauh darinya setelah mendaratkan cubitan di pinggangnya.Memang ini gak laki banget.Terkesan kaya ibu ibu yang marahin anaknya.Tapi,apa boleh buat.Pesan nenek terngiang di kepalaku.
"Sakit?" tanyaku menahan tawa
Dia hanya diam sambil mengelus elus bekas cubitan ku.
"Pantesan nama lo Panji.PerempuAn pada JIjik!" ucapku sampai tertawa terbahak bahak.
Maaf aku baru menyebut namanya.
Abisnya dia ngeselin sih.Nyebut namanya aja gak sudi.
Yang punya nama nya panji juga maaf ya.Gak bermaksud ngerendahin????
Aku menarik Beta ke parkiran.Aku sudah puas mengerjai dia.Makanya,jangan bikin Beta nangislah.Kasian,dia ngabisin uang cuma buat beli tisu.Tapi ya,tukang tisu jadi laku.Kebutuhannya terpenuhi.
Tapi,masa harus lewat Beta nangis sih?
Apa itu yang di namakan bahagia di atas penderitaan orang lain?
Sudahlah,jangan bahas tukang tisu.
"Fa,makasih ya" ucap Beta membuat langkahku terhenti
"Iya" balasku singkat karena aku akan segera mengambil motorku.
Beta mengikutiku dari belakang.
Setelah siap,Beta menaiki motornya.Ku arahkan kaca spion motorku untuk menyorot Beta.
Ku lihat dia masih bersedih.
Aku nyalakan mesin motorku.
"Mau kemana?" tanyaku
"Terserah, yang penting jangan dulu ke rumah.Gue gak mau di wawancara sama Kak Denny karena keliatan abis nangis" jawabnya.Aku melihatnya berbicara dari kaca spionku.Aku sulit menatapnya secara langsung.
Aku melajukan motorku.Sebenarnya tanpa arah tujuan.Tapi,aku memutuskan untuk berkeliling di pusat kota.
"Resti pacar lo?" tanya Beta
"Bukan,dia sahabat gue.Sama kaya lo" jawabku agak teriak karena di jalan raya gaduh sekali
"Terus kenapa lo bela dia segitunya di depan Panji?" tanya Beta mulai bawel
"Karena gue gak mau apa yang terjadi sama lo,terjadi juga sama dia.Gue gak bisa nyegah lo dulu.Maaf ya,"
"Iya,gpp kok.Gue nya juga sih,gak percaya sama gosip yang beredar kalo dia emang playboy paling senior di sekolah.Padahal,korbannya udah segudang"
"Udahlah,semua udah terjadi"
"Terus,kenapa lo belain gue tadi?Biasanya juga lo ngeledek gue biar bikin gue nyesel banget"
"Nama lo kan Bella" balasku asal
"Terus?"
"Namanya juga Bella,orang yang punya nama nya juga harus di belain lah"
"Bisa aja lo"
Aku memberhentikan motorku
"Dimana?" tanya Beta
"Rumah nenek gue,turun yuk,masuk!" jawabku
Beta turun dari motorku.Aku mematikan mesin motorku dan bergegas menarik Beta masuk ke rumah nenek.
Di ruang tamu,ada Arya dan Tante Rina.Aku dan Beta bersalaman dengan Tante Rina dan Arya.
Kami duduk.
"Pacar,fa?" tanya Tante Rina sambil senyum senyum
"Bukan,temen aja"sanggahku
"Mana Zahra?" tanyaku pada Arya
"Biasa,lagi sama Haura di belakang." jawab Arya
"Oh,yaudah"
Aku bangkit untuk bertemu Zahra
"Ada Yuda,fa"ucap Tante Rina
"Wah?beneran?"tanyaku gak percaya
"Iya"Ucap Arya mengiyakan
" Kamu disini aja,temani tante masak"ucap Tante Rina pada Beta.
Beta mengiyakan saja.
Aku dan Arya menuju ke halaman belakang.Disana Yuda sedang duduk memainkan ponselnya.
Yuda adalah anak dari tante Rina.Dia juga masih seumuran dengan ku dan Arya.Tapi,Yuda ikut Papa nya di Bogor.Jadi,kami jarang bertemu.Karena itulah Tante Rina tinggal bersama nenek.Selain bisa menjaga nenek,tante Rina juga jadi gak kesepian karena suami nya yang pulang nya kehitung jari dalam satu tahun.
Aku langsung memeluk Yuda.
"Gimana SMA di Bogor?betah?" tanyaku
"Gitu deh...
Papa gue udah selesai tugas disana,jadi pengen pindah ke sini" jawabnya
"Yaudah pindah aja,biar kita bisa bertiga lagi" timpal Arya
"Yoi,lagi dalam proses."balas Yuda
Aku dan Arya berbincang dengan Yuda.Sudah lama sekali kita tidak berkumpul.Yuda adalah yang paling di tuakan oleh ku dan Arya.Karena usianya yang paling tua,di tambah dia yang suka bersikap dewasa.
Tak lama,Beta datang sambil membawa minuman dingin.Kemudian, Beta duduk di sampingku.
"Cie...siapa nih?" tanya Yuda mengisyaratkan ia ingin berkenalan dengan Beta.Aku tau itu.Aku bukan tipe orang yang gak gampang peka.
"Namanya Beta" balasku mewakili Beta.Aku tau,Beta tidak mudah akrab dengan orang baru
"Hai Beta,gue Yuda." ucap Yuda sambil nyengir
"Dia anaknya tante Rina" kataku pada Beta
Beta hanya senyum.
Kami pun melanjutkan obrolan yang sempat terhenti karena kedatangan Beta tadi.Tapi,Beta tidak berbaur.Dia hanya diam saja.
"Mau pulang sekarang?" tanyaku pada Beta
"Boleh" balasnya singkat
"Bentar yah"
Aku pun menghampiri Zahra untuk mengajaknya pulang.
Zahra pun naik ke punggungku.
"Ayo bet!" ajakku pada Beta.Beta pun berdiri di samping ku.
"Abang abang sekalian,gue pulang yah" pamit ku pada Yuda dan Arya
"Iya,hati hati,brother!" sahut Yuda yang sedang menggendong Haura
"Titip salam sama kakak ya" ucap Arya
Aku pun pamitan kepada nenek,tante Rina dan kakek.Setelah nya aku segera menaiki motorku.Setelah semua siap,ku tanya Zahra.
"Ara,mau langsung pulang?" tanyaku Pada Zahra
"Main lagi"rengek nya
"Kita ke taman bermain ya?" tawarku
"Iya,ara mau" balasnya
"Beta,gpp?" tanyaku pada Beta
"Gpp,lagian belum sore kok"jawab Beta
Kami pun pergi ke taman bermain langganan nya Zahra.Di sana,Zahra bertemu dengan anak anak seusianya.Beta juga menemani Zahra bermain.Aku merekam kegiatan mereka dengan kamera ponselku.
Aku memanggil Zahra dan Beta mendekat.
"Say hi,beta!" pintaku
Beta melambaikan tangan pada kamera.Dia juga mengajak Zahra untuk mengikuti tingkah konyol nya di depan kamera.Beta senang,Zahra pun tertawa.
Aku menyimpan ponselku di tas dan bergabung bersama Beta dan Zahra.
"Awas ada monster,lariiii!!!!" seru Beta
Zahra mengikuti arahan Beta.Mereka berdua lari menghindar dari ku.
Baru kali ini aku melihat Zahra sesenang itu.Beta juga.Ini pertama kalinya aku melihat dia tertawa lepas tanpa beban.Aku senang melihat orang orang terdekat ku bahagia.
Setelah cukup lelah bermain,aku membelikan mereka es krim.
"Ara senang?" tanyaku pada Zahra
"Senang!" sahutnya agak teriak
"Lo...?" tanyaku ragu pada Beta
"Makasih Alfa" jawab Beta sambil tersenyum. Gak ada bekas nangis sedikit pun terlukis di wajahnya.
"Sama sama.Nah,gitu dong.Senyum" balasku
"Seandainya aja tadi gak ada lo.Pasti gue udah nangis nangis di kamar"
"Nanti malem,jangan nangis yah"
"Emang lo yakin gue bakalan nangis?"
"Yakin banget.Kebanyakan, kalo yang di putusin itu nangisnya malem malem.Kalo lo gak bisa tidur,telfon gue ya"
"Kenapa?"
"Nemenin aja,biar lo gak nangis"
"Iya,nanti gue telfon deh"
Setelah selesai memakan es krim Zahra menguap.
"Ara cape,ngantuk,mau pulang" rengek Zahra padaku
"Yaudah,beta cepetan.Abisin es krimnya" pintaku pada Beta.
Beta menghabiskan es krim nya sambil mengikuti ku berjalan menuju parkiran.
Beta pun membuang bekas es krim itu ke tong sampah.Ku lihat di dekat bibirnya ada noda bekas es krim.Aku mengeluarkan tisu dari tas ku yang selalu ku bawa untuk Zahra.
"Bet,itu" ucapku sambil mengisyaratkan letak noda itu pada Beta
"Apa?" tanya Beta bingung
Aku mendekat untuk membersihkan nya.Tapi,,,
"Nih tisu!" ucapku memberikan tisu itu padanya
"Buat apa?" tanya Beta
"Lo makan es krim belepotan" balasku
Beta bercermin di kaca spion motorku dan membersihkan nya sendiri.
Kalian pikir aku akan membersihkan nya dengan tanganku?Oh tidak,Beta ini hanya temanku.
Aku pun mengantar Beta pulang.
"Makasih fa" ucap Beta
"Iya,jangan lupa nelfon ya"kataku mengingatkan
"Iya" balasnya singkat.
Aku pun pulang ke rumah ku yang jaraknya hanya beberapa rumah dari rumah Beta.Akupun menggendong Zahra.Zahra sepertinya sangat senang hari ini.Dari motor sampai aku memandikannya,dia terus saja membahas Beta saat mereka bermain.Zahra baik.Dia baik pada semua orang.Pada Beta,Resti. Pada sahabat sahabatku.Entah kenapa,sahabat ku perempuan.Tapi,persahabatan tidak mengenal gender kan?
???