Read More >>"> Sekretaris Kelas VS Atlet Basket (Ketika Dunia Terbalik) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sekretaris Kelas VS Atlet Basket
MENU
About Us  

“Selamat pagi, Amira.” Gadis yang sedang menyapu karena kebagian tugas piket di hari Senin itupun tersenyum manis menanggapi sapaan Gilang.

“Lang,” panggilnya menghentikan langkah cowok itu yang hendak menaruh tas di bangku.

Gilang berbalik dan menaikkan satu alisnya tanda bertanya.

“Gantiin tugas piket gue dulu, ya. Gue mau ke kelas dua belas, ada urusan.” Dan Gilang masih menatap manik mata Amira dengan wajah datar.

“Enak aja main nyuruh-nyuruh,” jawabnya hendak nyelonong pergi.

“EH? Jangan berlagak lupa.” Amira menarik lengan Gilang membuat cowok itu langsung menghadap ke arahnya.

“Apaan?” tanya Gilang.

“Kamis kemarin kita kan udah saling sepakat.” Gilang menaikkan satu lagi alisnya berlagak bodoh. “Apa perlu gue ingetin lagi, hah?” tanya Amira.

Gadis itu menghela napas panjang karena Gilang terus-terusan bersikap menjengkelkan.

“Satu, lo kalah main sama gue. Jadi, lo harus nurutin kemauan gue selama lima hari. Dua, kita udah sepakat kalau setiap pagi lo harus nyapa gue dengan sangat halus. Tiga, lo nggak boleh bentak-bentakin gue. Empat, semua hal yang berhubungan dengan kesekretariatan cuma hak gue doang.” Amira menatap Gilang yang sepertinya menahan marah.

“Cuma itu kan? Gue udah tau,” jawab Gilang.

“Lima.”

“Kemarin kan cuma empat,” protes Gilang.

“Gue lupa bilang karena angkot orange gue keburu lewat. Yang kelima... berhubung gue jarang sarapan....” Gilang menatap Amira was-was. Perasaannya mulai tidak enak.

“Apaan, buruan?!” tanya Gilang tak sabar.

“Selama lima hari ini lo harus bawain gue bekal buat makan istirahat pertama.”

Gilang melotot dengan mulut terbuka.

***

Saat ini, cowok yang sedang meratapi kesialannya itu tengah menghibur diri di rooftop sekolah. Sebentar saja. Dia hanya ingin melampiaskan kekesalannya pada langit.

“Dia kurang ajar kan? Seenak jidat aja dia ngasih peraturan nggak masuk akal kayak begitu. Menurut dia gue ini apaan? Bener-bener bangsat si Amira itu.”

Gilang menatap langit dengan marah.

“Gue nggak mau jadi babunya Amira. Padahal kan gue pengennya dia yang kalah, biar bisa gue suruh-suruh. Kenapa malah gue yang jadi baby siter-nya dia?”

“Karena alam udah memutuskan begitu pe’a.” Sebuah suara muncul di belakang Gilang.

“Ngapain lo?” tanya Gilang terkejut.

“Salah sendiri, sih. Sok-sok nantangin, udah gitu punya niat jelek lagi. Untung Tuhan itu benar-benar adil. Sekarang, Dia mau bikin lo jadi baik sama gue. Yahh, walaupun cuma lima hari, sih. Tapi nggak apa,” ucap Amira. Gilang pun tambah lesu dan langsung menidurkan tubuhnya di atap sekolah itu.

“Terus lo ngapain kesini? Kalau butuh kan tinggal telfon doang,” tanya cowok itu melirik Amira dari sudut matanya.

“Pulsa gue abis.”

Cih, bikin malu.”

Dih, apa urusannya? Kalau pulsa gue abis kan tinggal nyari lo aja. Sekarang kan udah ketemu, nih.” Amira berucap senang. Sedangkan tampang Gilang tambah kusut layaknya kulit jeruk yang udah busuk.

“Oke, lo mau apa? Buruan bilang!”

Amira mengeluarkan sebuah buku kecil yang mirip seperti diary. Tetapi, itu bukan buku diary melainkan buku catatan biasa.

“Nih, bikinin gue puisi yang bag-

What The Hell?! Ogah!”

“Gue belum selesai ngomong!”

Gilang langsung berdiri dan berkacak pinggang menatap Amira dari atas sampai bawah.

“Gue udah bilang ogah! Pokoknya gue nggak mau! Lo ngejebak gue banget sih, mana bisa gua bikin gituan??” Gilang menunjukkan tampang memelasnya, tetapi tidak mempan bagi Amira.

“Halah alesan. Pokoknya bikinin, tema-nya KCR.”

Alis Gilang tertaut dan mulutnya tampak komat-kamit. “A-apaan dah KCR?”

“Kisah Cinta Remaja.”

IDIH. OGAH!” Gilang pun langsung kabur dari sana meninggalkan Amira yang ngomel-ngomel.

“Gilang! Woy!”

***

Sore ini, Amira masih setia di kelasnya karena tugas sebagai sekretaris menumpuk. Banyak sekali dokumen penting dan tugas-tugas yang berhubungan dengan data kelasnya. Masih mending kalau dikumpulkannya besok atau lusa. Lah ini! Setelah magrib Amira harus setor ke BK. Yang mana artinya, ia harus ke rumah Bu Lusi untuk memberikan langsung flashdisk berisi data penting itu.

“Udah jam empat,” gumamnya.

Secepat mungkin ia menyelesaikannya agar dirinya tidak bertemu dengan malam. Ia memang tidak bermasalah dengan malam, tetapi kalau sendirian di jalan saat malam, itu yang masalah.

“Ahh, akhirnya kelar. Capek banget gue.” Ia membereskan buku-buku dan laptopnya. Setelah selesai ia kembali menatap jam di tangannya. “Buset, jam lima.”

Amira terperangah dan ia langsung bergegas keluar dari kelasnya.

“LAMA.”

“Huwaa!”

Amira terkejut melihat sosok tinggi berdiri di hadapannya. Ia menatap cowok itu dari atas sampai bawah dengan perasaan tidak tenang.

“Lo Gilang?” tanyanya.

“Hadeh, buruan balik! Ditungguin dari tadi, lama lo.” Amira berusaha melepas tarikan tangan Gilang yang memaksanya berjalan cepat.

“Heh! Jangan-jangan lo bukan Gilang. Tuh cowok nggak mungkin masih ada di sekolah di jam segini. Tuh anak palingan udah molor di kamarnya.” Gilang berhenti dan menatap Amira dengan jengkel.

“Opini lo ngawur.” Cowok itu menyentil dahi Amira membuat cewek itu meringis.

“....”

“Kenapa lo diem?” tanya Gilang.

“Ternyata lo beneran Gilang. Tuh cowok emang hobi banget nyentil dahi gue.”

Gilang tertawa singkat. “Heh, lo mau pulang atau mau nginep disini?” tanyanya.

“Lo tadi nungguin gue?” tanya Amira balik.

“Cerewet banget sih lo? Ini tuh udah mau gelap, ayok pulang!” Gilang menarik lagi tangan Amira menuju parkiran.

“Eh! Gue butuh penjelasan yang lebih detail. Lo kenapa masih disini? Kan lo nggak ada tugas apapun. Terus kenapa lo ngajakin gue pulang? Gue bisa naik angkot!” oceh Amira di sepanjang koridor.

“Bawel astaga.”

Amira cuma mendengus.

Begitu sampai di parkiran, Gilang segera memakai helm dan jaket biru dongkernya.

“Buruan naik! Mendung noh,” suruh Gilang.

Amira masih diam sambil mengamati sekitarnya. Di parkiran ini hanya tersisa satu motor siswa yaitu milik Gilang dan beberapa motor lain di deretan parkiran guru. Gadis itupun memandang Gilang sambil mengangkat satu alisnya. “Lo mau nganterin gue pulang?”

Gilang mengumpat dan langsung membuka kaca helmetnya. “Kalau lo nggak segera naik, gue tinggal!” Bersamaan dengan itu suara guntur terdengar keras membuat Amira refleks menjerit dan gelagapan naik ke atas motor Gilang.

“Lo kedinginan nggak?” tanya Gilang kemudian.

“Nggak.”

Cowok itu menghela napas dan melepas jaketnya kemudian menaruhnya ke belakang.

“Lo budek?” tanya Amira.

“Pakai, cepet! Lo cewek.” Amira mendengus kemudian segera memakai jaket itu.

Perjalanan pulang mereka ditemani oleh suara guntur yang bersahutan. Namun, sedari tadi tetes hujan belum ada yang jatuh ke bumi. Di atas sana hanya terlukis langit mendung yang membuat langit sore bertambah gelap.

Hal itu pun membuat Amira berpikir.

Kayaknya, bentar lagi hujan pertama setelah musim kemarau akan datang, deh, batinnya.

Keheningan menyelimuti keduanya. Tidak ada yang melempar percakapan atau sekedar batuk untuk mencairkan suasana. Keduanya sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing.

Kenapa gue tadi nungguin dia, ya? Gue udah nggak waras? batin Gilang.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Move On
208      174     0     
Romance
"Buat aku jatuh cinta padamu, dan lupain dia" Ucap Reina menantang yang di balas oleh seringai senang oleh Eza. "Oke, kalau kamu udah terperangkap. Kamu harus jadi milikku" Sebuah awal cerita tentang Reina yang ingin melupakan kisah masa lalu nya serta Eza yang dari dulu berjuang mendapat hati dari pujaannya itu.
Nobody is perfect
12139      2173     7     
Romance
Pada suatu hari Seekor kelinci berlari pergi ingin mencari Pangerannya. Ia tersesat, sampai akhirnya ditolong Si Rubah. Si Rubah menerima si kelinci tinggal di rumahnya dan penghuni lainnya. Si Monyet yang begitu ramah dan perhatiaan dengan si Kelinci. Lalu Si Singa yang perfeksionis, mengatur semua penghuni rumah termasuk penghuni baru, Si Kelinci. Si Rubah yang tidak bisa di tebak jalan pikira...
November Night
335      234     3     
Fantasy
Aku ingin hidup seperti manusia biasa. Aku sudah berjuang sampai di titik ini. Aku bahkan menjauh darimu, dan semua yang kusayangi, hanya demi mencapai impianku yang sangat tidak mungkin ini. Tapi, mengapa? Sepertinya tuhan tidak mengijinkanku untuk hidup seperti ini.
Story Of Me
3192      1148     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
You Can
994      630     1     
Romance
Tentang buku-buku yang berharap bisa menemukan pemilik sejati. Merawat, memeluk, hingga menyimpannya dengan kebanggaan melebihi simpanan emas di brankas. Juga tentang perasaan yang diabaikan pemiliknya, "Aku menyukainya, tapi itu nggak mungkin."
Sweet Sound of Love
476      314     2     
Romance
"Itu suaramu?" Budi terbelalak tak percaya. Wia membekap mulutnya tak kalah terkejut. "Kamu mendengarnya? Itu isi hatiku!" "Ya sudah, gak usah lebay." "Hei, siapa yang gak khawatir kalau ada orang yang bisa membaca isi hati?" Wia memanyunkan bibirnya. "Bilang saja kalau kamu juga senang." "Eh kok?" "Barusan aku mendengarnya, ap...
The War Galaxy
11258      2330     4     
Fan Fiction
Kisah sebuah Planet yang dikuasai oleh kerajaan Mozarky dengan penguasa yang bernama Czar Hedeon Karoleky. Penguasa kerajaan ini sungguh kejam, bahkan ia akan merencanakan untuk menguasai seluruh Galaxy tak terkecuali Bumi. Hanya para keturunan raja Lev dan klan Ksatrialah yang mampu menghentikannya, dari 12 Ksatria 3 diantaranya berkhianat dan 9 Ksatria telah mati bersama raja Lev. Siapakah y...
Perfect Love INTROVERT
9214      1723     2     
Fan Fiction
Kenangan Masa Muda
5727      1617     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
THE WAY FOR MY LOVE
412      317     2     
Romance