Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sekretaris Kelas VS Atlet Basket
MENU
About Us  

SMA Negeri Hijau, sekolah di Jakarta yang menjadi kebanggan para guru di sana. Dengan penampilan luar yang begitu adem dan asri membuat sekolah ini menyandang gelar sebagai sekolah Adiwiyata. Suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri bisa bersekolah di SMA Negeri Hijau ini.

Jam istirahat pertamanya menjadi momen favorit yang dinanti-nantikan siswa di sana. Ketika momen itu tiba, mengisi perut di kantin menjadi pilihan mereka. Dan kedai bakso Mbak Santi selalu yang paling ramai.

Tetapi Amira, bintang dari cerita ini menjadi satu-satunya anak 11 IPA 5 yang keluyuran di koridor sekolah. Dibandingkan ngerumpi hal yang tak berfaedah ia lebih memilih keluyuran, menurutnya lebih realistis walaupun terlihat kurang kerjaan. Sampai sepasang matanya menangkap pemandangan tak sedap di lapangan basket.

Di lapangan itu, terlihat segerumbulan murid yang tengah panik. Ada yang berteriak heboh dan ada juga siswi bertubuh pas-pasan alias pendek yang lompat-lompat nggak jelas. Pemandangan yang sungguh menjengkelkan.

Dilihat dari jumlah forum yang heboh ialah kebanyakan anak cewek. Ditambah dengan wajah-wajah panik mereka yang terkesan lebay membuat Amira yakin kalau objek yang digerumbuli adalah cowok. Dan karena kuping Amira tidak sengaja mendengar nama Gilang disebut-sebut, dirinya tambah yakin kalau kehebohan itu diciptakan oleh makhluk tengil dengan sejuta kegilaannya. Gilang.

“Tuh anak kenapa lagi sih? Kagak punya malu banget,” gerutunya.

Mata gadis itu juga menangkap beberapa anggota PMR yang membawa tandu. Astaga, Amira ingin mengumpat dengan keras.

Minggir-minggir!”

Kak, cepat tolongin Kak Gilang. Kasihan dia.”

Ya ampun, wajahnya pucet banget.”

Gue rela ngelakuin apapun asalkan Kak Gilang bisa sembuh.”

Kuping Amira panas mendengar celotehan tak berfaedah adik-adik kelas itu. Ingin sekali ia berteriak di depan mereka, ‘Woy! Dia cuma acting!’

Amira heran. Mengapa orang-orang peduli banget sama sosok tengil Gilang? Apa sih, hal positif yang dapat mereka tiru dari sosok manusia bernama Gilang itu?

Tepat saat Amira memandang wajah Gilang, mata gadis itu melotot. “Anjir, mereka semua pada buta apa? Jelas-jelas si Gilang baru aja melek!”

Sesampainya di UKS, Gilang masih belum sadarkan diri. Petugas kesehatan langsung sigap menangani pasien ini. Selain mereka bersyukur karena mendapat pasien yang ganteng, mereka juga bisa menyentuh tubuh si pasien itu.

Hmm, kesempatan dalam kesempitan.

“Dia cedera nggak, Sus?” tanya seorang anggota PMR pada suster khusus di SMA ini. Suster ini masih muda, namanya Diana.

“Nggak ada yang lecet, kok. Mungkin dia kecapekan, biarin dia istirahat dulu.” Semuanya mengangguk dan meninggalkan Gilang di kamar itu sendiri.

Amira yang entah kenapa jadi bego, memutuskan mengikuti anggota PMR tadi ke UKS. Dan diam-diam gadis itu menguping lewat jendela samping kamar pasien yang gordennya tertutup. Ia menyeringai mengetahui keadaan UKS mulai sepi.

“Eh Sus. Sini, deh.” Amira memanggil suster tadi yang kebetulan sedang membuang sampah keluar.

“Ada apa?” tanya Suster itu.

“Anda di panggil ke ruang TU. Katanya ada hal penting.” Suster itupun mengangguk dan langsung pergi meninggalkan UKS.

“Selfie dulu, ah.”

Amira menyeringai, tidak terkejut sama sekali mendengar sebuah suara dari ruang UKS. Gadis itupun mulai berjalan masuk sambil mengendap-endap.

“Sudah gue duga, si Gilang cuma acting. Oke, siap-siap aja lo masuk hot news,” gumamnya cekikikan.

Gadis itu mengeluarkan android-nya dan menyiapkannya di aplikasi kamera. Ia mendekat ke ranjang Gilang yang tirainya tertutup. Dengan gerakan sangat cepat, Amira membuka tirai itu.

Ckrek ckrek ckrek

“WOY! KURANG AJAR LO!”

“Bakalan viral lo bentar lagi. Hahahaha, bye, kudanil.” Amira pun langsung kabur.

Fuck! Njiirr, bangsat banget si Amira.” Gilang panik.

Cowok itu tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi sebentar lagi. Apakah yang akan terjadi pada hidupnya kali ini? Apa yang akan diperbuat oleh si kunyuk Amira itu?

Gilang frustasi. Ia segera keluar dari UKS dan memakai sepatunya.

Eh eh, ada notif nih, bentar deh.”

Siapa yang update, ya?” suara cewek adik kelas terdengar di kuping Gilang yang baru selesai memasang sepatu.

Eh? Kak Amira kelas IPA 5 itu bukan, sih? Ini nih.”

Jantung Gilang semakin bergemuruh mengalahkan suara gendang India yang membuat tegang itu.

Buka-buka. Siapa tahu ada berita penting,” suruh temannya.

Dengan kecepatan seperti pembalap, Gilang terjun ke tempat dua adik kelas yang tengah ngerumpi itu. Tanpa babibu lagi ia segera merebut ponsel yang ada digenggaman cewek bernama Saina tersebut.

“Eh, gue pinjem HP lo bentar, ya.” Seketika Saina tersenyum manis menunjukkan lesung pipitnya. Tak lupa juga dengan mengangguk-anggukan kepalanya antusias.

Idih, batin Gilang.

Begitu Gilang melihat notifikasi yang muncul di instagram, mulutnya menganga seketika. Sekarang, jantungnya semakin bergemuruh mengalahkan mesin disel yang ada di sawah.

Ini diluar ekspektasinya.

“Amira, lo bener-bener nyari mati....” geramnya dengan rahang bergetar.

“BUAHAHA. Anjir Gilang kocak banget.”

“Ini beneran kak Gilang? Anjay, mukanya tolol banget, ya.”

Gilang melotot dengan mulut terbuka. Bagaimana mungkin adik kelas yang biasanya muji-muji dirinya sekarang malah ngatain dia tolol? Kan kurang ajar.

Ada apa dengan adik-adik kelas ini Ya Tuhan? batin cowok itu yang mulai merasakan ketenaran dan kegantengannya sedang dipertaruhkan akibat ulah rivalnya itu.

Loh, loh. Tadi kan Kak Gilang pingsan.”

Dia udah sadar? Kok selfie-selfie begini.”

Saina kembali merebut hapenya sambil cengengesan.

“Ini Kak Gilang?” tanya Saina polos sambil menunjukkan layar hapenya.

Gilang meraup wajahnya sendiri dengan kasar kemudian langsung cabut dari sana disertai muka merah padam. Jika dalam animasi, mungkin saat ini ada kepulan asap tebal dan api yang membara di atas kepala cowok itu.

“Mana Amira?” tanyanya pada cowok berkacamata yang kebetulan lewat.

“Nggak tahu.”

“Woy! Lihat Amira nggak?” tanyanya lagi pada cewek yang lagi baca buku di depan kelas.

“Enggak.”

“Eh bro! Lihat Amira kunyuk nggak?”

“Cari aja di WC, palingan lagi hijrah.” Gilang langsung menampol pipi Elvan si Ketua Kelasnya itu.

Mata Gilang yang sudah tajam seakan diasah lagi hingga sorot tajamnya tampak jelas. Beberapa siswa yang melihatnya jadi termundur kaget, antara tersihir karena ketampanan Gilang atau ketakutan karena sorot tajam matanya. Terlebih siswa perempuan yang langsung berbisik saling bertanya, ‘Pangeran kita kenapa yak?

“Woy, Amira brengsek! Keluar lo! Hedepin gue kalau berani!” Gilang berteriak di dalam kelasnya. Teman-temannya yang sibuk menyalin PR jadi terganggu karena kedatangannya.

“Ngapain lo nyari gue? Mau minta tanda tangan?” Amira muncul dari belakang Gilang. Cowok itupun langsung berbalik dan menyentil dahi Amira berkali-kali.

Cetakk cetakk cetakk

“Adoh, adoh! Lo apa-apaan sih?!” Amira mundur dan mengelus dahinya.

“LO YANG APAAN?! Maksud lo apa nyebarin foto gue di instagram? Ngajak gelut lo?”

Gilang mendorong bahu Amira membuat tubuh gadis itu oleng dan langsung jatuh. “Gue kan bantuin lo biar tambah terkenal,” jawabnya masih dengan posisi duduk di tanah.

“Halah, bilang aja lo pengen image gue hancur, kan? Iri kan lo sama kefamous-an gue?” Gilang menyisir rambutnya dan mengibaskannya layaknya artis iklan shampo.

“Dih, songong. Kutu lo tuh, terbang,” ucap Amira langsung bangkit kemudian bergidik ngeri.

Gilang tambah melotot. “Enak aja lo ngatain gue kutuan. Gue ini rajin keramas, ya.”

Amira mencibir. “Bodoh amat.”

Ck, motif lo nyebarin foto gue apa sih?!”

“Lo sih! Sukanya mengincar jabatan orang lain. Kalau lo masih ngebet pengen jadi sekretaris, ya jangan salahin gue kalau aib lo tersebar kayak tadi!” balas Amira berapi-api.

“Itu nggak adil. Mending kita bersaing secara sehat!” protes Gilang tak terima dengan ucapan Amira.

“Gue bersaing secara sehat, kok. Kan lo nggak ada lecet apapun. Malahan lo yang tadi main fisik ke gue! Nyentil-nyentil dahi segala.” Gilang tercengang mendengarnya.

“Kapan sih gue kasar sama lo?” tanyanya santai.

“He, lo itu selalu kasar sama gue, ya. Lo selalu bentak gue, nyinyirin gue, pokoknya lo tuh nggak bisa halus ke gue!”

Tanpa aba-aba, Gilang melangkah mendekat ke Amira hingga tubuh gadis itu menabrak tembok depan kelas. Ini nggak ada tempat yang kerenan dikit gitu? Ribut di depan kelas, njirr.

“Kasaran mana sama lo yang selalu mukul gue, jahatan mana sama lo yang selalu nimpuk gue, kejaman mana sama lo yang hobi ngejambak rambut gue? Hah?” tanya Gilang.

Sekarang, Amira yang bungkam.

Tet teett

“Minggir! Udah bel.” Amira mendorong dada bidang Gilang namun cowok itu nggak bergerak sedikitpun.

Lagi-lagi tanpa aba-aba dan bunyi peluit, Gilang mencondongkan tubuhnya sampai wajahnya hanya berjarak sepuluh centi dari wajah Amira. Mengharuskan gadis itu menahan napas karena ia terkejut bukan main.

“Gue bakal ngedapetin jabatan sebagai sekretaris di kelas. Gue nggak akan nyerah.” Gilang menepuk puncak kepala Amira kemudian berbalik dan masuk ke kelas.

“Gue nggak akan ngebiarin lo ngerebut posisi gue, Gilang Raynaldi Kudanil.” Amira pun juga masuk ke kelas.

Kalau kalian bertanya-tanya mengenai hasil jepretan Amira yang membuat Gilang sampai ngamuk, akan lebih detail jika kalian membaca paragraf selanjutnya.

Ekspresi utama Gilang pastinya lagi kaget karena Amira buka tirainya tiba-tiba. Matanya melotot dan mulutnya terbuka lebar dengan ujung bibir kiri terangkat. Hidungnya terlihat lebih besar dan tangannya masih pose peace.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Hei cowok...I like you
822      528     1     
Romance
Hei cowok...i like you, kalimat itulah yang keluar dari mulut cewek berwajah pas-pasan kepada cowok berparas tampan yang wajahnya gak kalah cakep dengan cowok-cowok korea.
Love Escape
10209      1946     3     
Romance
Konflik seorang wanita berstatus janda dengan keluarga dan masa lalunya. Masih adakah harapan untuk ia mengejar mimpi dan masa depannya?
I have a dream
317      257     1     
Inspirational
Semua orang pasti mempunyai impian. Entah itu hanya khayalan atau angan-angan belaka. Embun, mahasiswa akhir yang tak kunjung-kunjung menyelesaikan skripsinya mempunyai impian menjadi seorang penulis. Alih-alih seringkali dinasehati keluarganya untuk segera menyelesaikan kuliahnya, Embun malah menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama teman-temannya. Suatu hari, Embun bertemu dengan s...
Midnight Sky
1632      809     2     
Mystery
Semuanya berubah semenjak kelompok itu muncul. Midnight Sky, sebenarnya siapa dirimu?
DEVANO
698      431     1     
Romance
Deva tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Mega bisa begitu berpengaruh untuk hidupnya. Dan untuk pertama kalinya setelah hari itu, Dio-mantan sahabatnya, ikut campur dalam urusannya. Padahal, biasanya cowok itu akan bersikap masa bodo. Tidak peduli pada semua yang Deva lakukan. Ternyata, pertemuan itu bukan hanya milik Deva. Tapi juga Dio di hari yang sama. Bedanya Deva lebih berun...
Find Dreams
265      218     0     
Romance
Tak ada waktu bagi Minhyun untuk memikirkan soal cinta dalam kehidupan sehari-harinya. Ia sudah terlalu sibuk dengan dunianya. Dunia hiburan yang mengharuskannya tersenyum dan tertawa untuk ratusan bahkan ribuan orang yang mengaguminya, yang setia menunggu setiap karyanya. Dan ia sudah melakukan hal itu untuk 5 tahun lamanya. Tetapi, bagaimana jika semua itu berubah hanya karena sebuah mimpi yan...
Gagal Menikah
4856      1625     4     
Fan Fiction
Cerita ini hanya fiktif dan karanganku semata. Apabila terdapat kesamaan nama, karakter dan kejadian, semua itu hanya kebetulan belaka. Gagal Menikah. Dari judulnya udah ketahuan kan ya?! Hehehe, cerita ini mengkisahkan tentang seorang gadis yang selalu gagal menikah. Tentang seorang gadis yang telah mencoba beberapa kali, namun masih tetap gagal. Sudut pandang yang aku pakai dalam cerita ini ...
Kenangan Masa Muda
6872      1905     3     
Romance
Semua berawal dari keluh kesal Romi si guru kesenian tentang perilaku anak jaman sekarang kepada kedua rekan sejawatnya. Curhatan itu berakhir candaan membuat mereka terbahak, mengundang perhatian Yuni, guru senior di SMA mereka mengajar yang juga guru mereka saat masih SMA dulu. Yuni mengeluarkan buku kenangan berisi foto muda mereka, memaksa mengenang masa muda mereka untuk membandingkan ti...
ATHALEA
1382      620     1     
Romance
Ini cerita tentang bagaimana Tuhan masih menyayangiku. Tentang pertahanan hidupku yang akan kubagikan denganmu. Tepatnya, tentang masa laluku.
Survival Instinct
284      236     0     
Romance
Berbekal mobil sewaan dan sebuah peta, Wendy nekat melakukan road trip menyusuri dataran Amerika. Sekonyong-konyong ia mendapatkan ide untuk menawarkan tumpangan gratis bagi siapapun yang ingin ikut bersamanya. Dan tanpa Wendy sangka ide dadakannya bersambut. Adalah Lisa, Jeremy dan Orion yang tertarik ketika menemui penawaran Wendy dibuat pada salah satu forum di Tripadvisor. Dimulailah perja...