“hei” Lyra yang baru selesai kumpul bersama anak cheers menghampiri Marvel.
“maap nunggu lama” katanya sambil memeluk Marvel
Marvel hanya tersenyum kaku. Ia bahkan tidak membalas pelukan Lyra.
“can we talk?”
“sure” Lyra melepas pelukannya. Perasaannya tak enak.
“remember our first date, at the movie?”
“yeah, ofcourse I mean”
Marvel diam sejenak, menarik nafasnya lalu mulai berbicara,
“Jena asked Ryan today about her physics book. Ryan said that her book was with George. But, Jena didn’t know. Cause turns out, that her phone was broken, when Ryan texted her that her book was with George. Can you explain, why is she ask us to go to the movie, right at the night when her phone was broken?”
Jantung Lyra serasa mau copot mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut Marvel. Ia tak pernah menyangka hari ini akan datang. Ia kira rahasia itu sudah terkubur dalam-dalam. Tapi ternyata tidak, takdir menggali kuburan itu kembali.
“you know, you better explain it to me right now, rather than I asked Jena directly right after this”
Lyra meneteskan air matanya.
“Yeah, I tricked you. And I used my own best friend to have you that night” Lyra tertawa kecil sambil meneteskan air matanya.
Marvel benar-benar tak menyangka Lyra memang melakukan itu.
“you know, waktu aku antar dia ke rs karena tulangnya patah, we stopped at a restaurant and she says nice things about you to me, she really love you as a friend”
Lyra tertawa kecil lagi sambil mengusap air matanya “I know, I was an evil bitch right?”
“but why Lyra?”
“because Marvel, aku tahu kalau Jena yang nanya kamu akan bilang iya”
“I know that you liked her!” air mata Lyra semakin deras
“I mean, liat aja cara kamu ngeliat dia, cara kamu curi pandang kalau ada dia, cara kamu diem-diem ngajak dia nonton basket. I’m not stupid. She is stupid, for not realizing about it at all”
Marvel mendengus, tak tahu harus berkata apalagi mendengar semua pernyataan Lyra. Ia memeluk perempuan itu, karena bagaimanapun ia sudah mau mengakuinya. He appreciate her for that.
“stop crying. Sebelum orang lain ngira aneh-aneh” Kata Marvel sambil mengusap kepala Lyra.
Air mata Lyra malah semakin deras. Karena ia tahu ini mungkin akan menjadi pelukan Marvel yang terakhir untuknya.
“so, we’re breakin up?” Tanya Lyra, suaranya masih sendu
“I don’t think it’s healthy to keep a relationship based on a bestfriend betrayal”
Lyra tertawa kecil, tapi hatinya tetap sedih.
“you know I’ll forgive you. But you have to tell her the truth. You can’t stay get along with her with this dirty secret”
“yeah, I’ll tell her. And I have to be ready to lose her too”
“no, I think she’ll forgive you and forget about it at all”
Lyra tersenyum kecil, mengelap air matanya, dan membawa tasnya.
“aku harus belajar buat ujian minggu depan, bye Vel”
Lyra pergi dan meninggalkan Marvel di lapangan basket.
TINGTONG
Jena melihat jam di meja belajarnya. Menunjukkan pukul tujuh malam lebih.
Siapa yang dateng malem-malem gini?
Ia melangkah menuruni tangga. Mendekati pintu lalu membukanya.
“M..Marvel?”
Ia celingukan mengecek dengan siapa Marvel datang.
“Aku sendiri”
“haha..yeah, I see”
“Ohya, by the way Lyra gak lagi disini”
“I’m not looking for her”
“you’re..not?” Jena bingung
“yeah, boleh belajar bareng?” Tanya Marvel sambil mengangkat buku matematikanya.
Jena semakin bingung, “s-sure. come in”
“air atau jus?”
“ada jus apa?”
“mmm..orange only”
“i’ll take juice”
Jena datang dari dapur sambil membawakan jus jeruk untuk Marvel.
“thanks” Marvel meneguk jus itu.
“by the way, sorry for ignoring you the past few days, I think I’m misunderstanding something” Kata Jena sambil tersenyum kaku
“I don’t think so”
“aku yang minta maaf, for ignoring you”
Dahi Jena mengerut, karena ia bingung dengan semua tingkah laku Marvel ini. Mulai dari ia tiba-tiba datang, bilang kalau Jena itu gak salah paham, dan dia meminta maaf padanya. Then why he ignored me?
“you know you should forgive me. You said it yourself, we’re friends right?”
Jena agak kesal mendengar perkataan Marvel. Ia mengambil bantal di sofa dan melemparkannya ke muka Marvel.
“AK!”
“no, we’re not” kata Jena sambil tertawa kecil