“What!?” Jena hampir tersedak milkshake strawberry yang diminumnya
“kamu tuh baru kenal dia kayak dua detik yang lalu”
“ugh, kamu tuh lebay Jen”
“aku tadi kan ngobrol sama dia, and I think I know what kind of guy he is”
“tau? cuman gitu doang tau?”
“Well, seenggaknya aku ngobrol secara real sama dia, bukan online dating yang bahkan kamu gak tahu apa dia emang orang itu atau bukan, and I think he’s a nice guy”
“Oh, shut up Ly”
“I believe in love at first sight” Lyra tersenyum sendiri, lalu meneguk milkshake coklatnya
Jena ingin muntah mendengarnya “kamu kebanyakan nonton drama”
“I dont care, I like him Jen”
“okay, before you gone too far. Aku mau kamu cari tau dulu soal dia. Sekarang aku belum izinin”
“Jena, you’re not my mother”
“Okay, if you break up with him someday, don’t cry and lean on my shoulder”
Lyra diam membisu, kata-kata Jena seakan mematikannya.
“but Jen, can’t you see? He’s super cute and the way he talks just melts your heart”
“CAN’T YOU see? That was the poison, that was what makes you blind for him, he’s cuteness and stuff, ugh”
Lagi-lagi Lyra diam, karena perkataan Jena ada benarnya juga. Tapi bagaimana lagi, Lyra sudah jatuh hati padanya. Sulit untuk menolak perasaan itu.
“okay i’m sorry Ly. Aku dukung kamu kalau kamu emang mau sama dia. Tapi, jangan buru-buru ya”
“aku gak bisa janji sih”
Jena mendengus, lalu meneguk lagi milkshakenya, berasumsi kepalanya bisa dingin dengan meneguk minuman itu.
“Jen, what do you expect? If you fall for someone you don’t care about the bad things, you just wanna be with him”
Jena diam sambil menggigit sedotannya.
“Ly, I hate to say this but, you’re smart, pretty, and kind, and a good friend, and plus a cheerleader, you should know that at least you deserve someone equal to you”
Lyra tersenyum agak lama sambil menatap sahabatnya itu.
“ew ,what!?” Jena kesal melihat ekspresi Lyra.
“i’m sorry I can’t hear you, can you say that again please”
“no, you hear me clearly”
“I didn’t, say that again”
“kamu mau bikin milkshake aku kenalan sama jaket cheers kamu?”
“eits jangan dong”
“pulang yuk ah” ajak Jena
Lyra dan Jena pun pergi meninggalkan kedai milkshake itu. Pukul tujuh malam mobil Jena sampai di depan rumah Lyra.
“thanks for the ride, juga pujiannya”
“get out”
Lyra tertawa kecil.
“by the way, I think i’m gonna text him tonight”
Jena menatap Lyra seakan meyakinkan aksi temannya itu.
“kamu sendiri kan yang bilang aku harus cari tau dulu soal dia”
Jena menggeleng pasrah. Karena maksudnya bukan seperti ini, tapi sekarang sudah malam, ia juga lelah setelah tadi latihan baseball.
“kamu support aku kan”
“yeah just text him tonight”
“alright. Bye!! see you tomorrow”
“yap”
Lalu Jena membawa mobilnya pergi dari rumah Lyra.