Marvel memegang boneka aneh milik Jena. Ia hendak mengembalikannya sekarang. Sebenarnya ia berniat langsung mengembalikannya setelah Jena mengumpulkan paper, tapi ia lupa.
Lyra yang sedang memberi minum untuk Jena memegang tangan sahabatnya itu. Kepalanya mengarah ke Marvel yang sedang berjalan mendekatinya. Lalu Jena membalikkan badannya.
“Marvel?”
Dahi Jena mengerut, bingung kenapa Marvel datang kemari.
“hai”
“mau ngembaliin ini” tangan Marvel memperlihatkan boneka aneh Jena
“no, i gave it to you. I mean it” kata Jena sambil memakai sepatu baseballnya karena ia akan latihan.
“no, aku gak berhak nyimpan ini. It’s your lucky charm”
“come on, take it. And by the way, boneka ini terlalu jelek untuk aku gantung di tas”
Lyra tertawa mendengar ucapan Marvel. Sebenarnya ia juga setuju kalau boneka itu kurang enak di pandang, hanya saja ia tak tega mengatakan itu pada Jena. Apalagi Jena bilang kalau itu lucky charm dia.
Berbeda dengan Lyra, Jena tersinggung mendengarnya. Ia pun mengambil lagi boneka kesayangannya itu.
“by the way ini temen aku, Lyra”
“Lyra, Marvel”
“Marvel, Lyra”
“hai” kata Marvel
“so, how exactly you guys know each other? Even your lucky charm was with him, something must be happened”
“ugh, ketemu dia itu karena kesialan. Aku males cerita”
“tadi pagi kita kesiangan, dan nunggu di ruang hukuman sejam. Aku ngebantu dia kabur dari sana buat ngumpulin paper biologi. Aku bilang Jena ada di wc ke Miss Adriene. And she gave me that ugly thing, sebagai imbalan”
“oh, Miss Adriene. Musuh bebuyutan Jena. I see why you don’t wanna tell haha” Lyra menyenggol sikut Jena.
Jena memutar bola matanya “bye, aku mau latian dulu” lalu berlari ke tengah lapang dan bergabung pemanasan dengan anak baseball lain.
“aku juga ada latian basket”
“oh okay”
“see you again, I guess”
“yeah, anyway, nice to know you Marvel”
Lalu Marvel tersenyum “nice knowing you too Lyra”
Mata Lyra tak bisa lepas dari Marvel saat ia pergi ke lapangan basket meninggalkan Lyra, bahkan senyumnya masih terpatri di wajahnya.
He’s cute.