Read More >>"> BACALAH, yang TERSIRAT (Sadar, Tapi,,) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - BACALAH, yang TERSIRAT
MENU
About Us  

LXVI

Suatu hari,

Ketika tidak ada rasa canggung lagi.

 

“Mas, udah belajar belum?”

“Udah, dek manis.”

“Yang rajin lo ya kalo belajar.”

“Iya, adek,, Kamu juga harus rajin belajar biar bisa kuliah.”

“Amin,, Mohon bantuannya ya, mas.”

“Pastilah,, Mas usahakan.”

 

Meletakkan hp. Yono senyum – senyum sendiri.

Tiba – tiba, “Wezz,, yang udah deket aja sama Erin.”

“Iya dong, Yono gitu,”

“Lha trus Niken gimana?”

“Halah,, nggak penting lagi. Ini aja udah dua minggu nggak WA nan.”

Bertanya – tanya, “Lha dianya nggak komplain atau gimana?”

“Enggak tuh, Emang orangnya kayak gitu, Rasanya aku pacaran sama Niken kayak nggak pacaran. Nggak ada feel sama sekali.”

“Lha kalo sama yang ini?”

“Haha,, kalo sama yang ini aku masih greget. Aku masih belum bisa ndapetin dia.”

“?? Tumben kamu lama banget dapet kesempatan dari cewek.”

Sambil Yono mengerjakan tugas sekolahnya.

“Iya nih,, Aku juga bingung. Baru kali ini aku lama banget ndapetin kesempatan buat senang – senang.”

“Lha kira – kira dapet nggak?”

“Pastilah, dapet,, Orang dia juga udah nggak canggung lagi.”

“Haha,, Ati – ati lo sama ortunya. Ntar kena libas kamu.”

“Haha,, nyantai aja, Kalo sama cewek macam gini aku mesti cari aman.”

Membuka lembaran halaman buku. “Mana lagi nih yang mesti dikerjakan?”, tanya Yono, masih tampak bersemangat.

“Itu, yang halaman 25.”

“Tinggal ini aja kan?”

“Kayaknya sih iya.”

 

Langit kembali ceria.

Dewi rembulan tampak tersenyum lembut.

Bintang – bintang bekerlap – kerlip, ikut menyemarakkan siklus baru sang dewi.

 

 

 

LXVII

Tuntas, tugas sekolah Yono.

Berkat ridho allah dan greget dirinya kewajiban itu telah gugur.

Yono tidak menyangka kemustahilan itu terjadi.

Padahal dirinya terkenal sangat malas dan tidak disiplin di kalangan guru – guru sekolahnya.

 

“Tringing, tringing,” Sebuah pesan diterima hp Yono.

Melihat layar hp. “Huuhh,,”

Dirinya tampak malas membacanya.

Tapi terpaksa dibaca juga oleh nya.” “Hai, Yon,, udah lama kamu nggak WA aku,”

Juga terpaksa membalas, “Iya, sorry, Ken,, Aku lagi sibuk nih,”

“Oh, kamu bisa sibuk ya, Yon?”

“Iya, aku sibuk nih,”

“Btw, kamu sibuk apa sih?”

“Aku kan udah kelas 3, Ken. Ya sibuk belajar,”

“Oh, kamu udah tobat ya sekarang?”

“Ken, baiknya katakan aja, Ada hal penting apa kamu WA aku?”

“Enggakk, aku pingin tau aja kok kamu jarang WA aku lagi.”

“Oh ya, mungkin karena sibuk akunya.”

“Apa aku masih penting buat kamu?”

“Ya kamu ngerasanya gimana?”

“Ya nggak tau, Aku kan tanya kamu,”

“Ya anggep aja kamu masih penting buat aku.”

“Kamu serius nggak sih? Atau kamu pingin kita putus?”

“Ya terserah kamu, Aku lagi nggak pingin mikirin itu sekarang.”

“Apa kamu masih marah karena yang kemarin itu?”

“Menurut kamu gimana?, Aku perlu marah nggak sama kamu?”

“Ya harusnya enggak sih, Tapi kan aku tau kamu kayak gimana.”

“Mm,, ya udah, Mungkin kamu lebih baik kayak begitu aja mulai sekarang.”

“Kok kayaknya kamu nggak serius sama hubungan kita ini,”

“Baiknya kamu nggak usah serius – serius, orang kamu nggak mau diseriusin.”

“Ini ngarahnya ke sana lagi ya?”

“Ya menurut kamu kemana?, Apa itu penting sekarang?”

“Jadi kamu udah nggak cinta aku lagi?”

“Nggak tau juga sih, ilang begitu aja.”

“Yon, kalo kamu mau putus, bilang dong! Nggak kayak gini caranya,”

“Ohh, Ya udah, Aku tak bilang, Kita putus aja ya mulai sekarang,”

“?? WHATT?! Kamu kok brengsek banget sih!”

“Ken, sorry ya,, Aku sibuk nih sekarang, Malem,,”

 

Setelah itu sempat beberapa kali Niken mengirim pesan ke Yono.

Tapi laki – laki itu tidak mengacuhkannya.

 

Lama kelamaan Yono merasa terganggu dengan pesan – pesan itu.

Akhirnya, akun WA Niken diblock oleh dirinya.

 

 

 

LXVIII

Esok harinya,

Di taman bunga sekolah.

 

“Jangan kayak gitu, Ken,, Yang sabarlah,,”

“Iya, Ken,, kamu yang sabar. Mungkin Yono bukan jodoh kamu.”

“Aku udah sabar, Udah nrima, Tapi sikapnya itu lo yang bikin aku masih kesel., Dia tu kayak nggak ngehargai aku banget.”

“Mungkin itu perasaan kamu aja, Dengan berkata seperti itu mungkin Yono nggak ingin memperkeruh suasana.”

“Iya, toh kamu katanya juga nggak nyaman pacaran sama Yono.”

“Iya, Vonn, Iya,, tapi nggak lewat WA juga dong ngomong putusnya, Jadinya malah nggak enak gini kan.”

“Ya udahh, kamu pinginnya sekarang gimana wes?”

“Ya nggak tau, Kayaknya juga percuma ngomong sama dia.”

“Nha, kamu sendiri sadar kalo itu percuma, Kok masih kamu harapkan gitu?”

“Von, aku tu nggak ngarepin Yono, Aku cuma pingin dia ngehargai aku, Kalo pun iya, putus baik – baik lah,”

Menghela nafas. Nirmala meneguk minumnya.

“Kamu tu ya gitu, Orang bagus – bagus dapet yang kaya, sengaja mbok lepasin gitu,”

“Maksud kamu apa sih, Mal?! Aku sengaja gimana?”

“Ya itu, sok – sokan pake prinsip kamu.”

“Eh, gila! Ya iyalah, pacaran pake prinsip, Emang kamu menclok sana menclok sini.”

“Udahh, Udahh, Malah pada berantem sendiri sih?!”

Kesal, karena dihina Niken, Nirmala meninggalkan taman bunga.

Menghela nafas. “Ya ampunn, kok malah jadi tambah runyam gini?”, keluh Wanda.

“Sabar, Wann, Kuatkan dirimuu,”

Sambil Vonni menepuk – nepuk pundak temannya.

 

 

 

LXIX

Mamat masuk ke dalam kelas.

Melangkah ke mejanya. Laki – laki itu melihat Vonni.

 

Cewek cantik itu sedang tidak cantik.

Auranya berantakan, termasuk suasana hatinya.

 

Setelah ada di hadapan cewek itu,

“Kenapa, Von? Wajahmu runyam gitu,”

“Udahh, Pergii, Aku lagi males.”

“Ada apa sihh,? Kasih tau aku,”

“Nggak pa – pa, Bukan urusan kamu,”, sahut Vonni.

“Ohh, Ya udah,,” Mamat berlalu dari hadapan cewek itu.

 

Waktu pun berlalu,

Tibalah saatnya untuk mengakhiri KBM.

 

Tampak oleh mata, penghuni kelas IPS 1 sangat senang dengan kenyataan itu.

Mereka, satu demi satu dengan antusias meninggalkan ruang kelas.

Tersisa Vonni dan seorang laki – laki tampan di dalamnya.

 

Mamat menoleh ke belakang. Melihat tampilan cewek itu.

Masih seperti beberapa jam yang lalu mimik Vonni.

Laki – laki itu menjadi semakin penasaran. “Vonni kenapa sih?”

“Apa aku melakukan sesuatu yang bikin dia kesal ya?,”

Tiba – tiba Vonni beranjak dari kursinya.

“Von, Von,”, panggil Mamat, sedikit khawatir.

Tapi cewek itu terus berlalu saja, keluar dari ruangan.

 

 

 

LXX

Malam hari pun tiba,

Tampak dewi rembulan sedang menghibur kegundahan seseorang dengan senyumnya.

 

Mamat masih memikirkan Vonni.

Dirinya terus bertanya – tanya, “Kenapa Vonni bersikap seperti itu?”

Laki – laki itu takut jika sikap Vonni tadi ada hubungannya dengan dirinya.

Tapi Vonni juga tidak memberikan jawaban apapun.

Semakin bingung dan resahlah laki – laki itu.

 

“Von, kamu masih marah?, Aku minta maaf ya kalo aku tadi bikin salah,”

Lalu, Mamat mengirimkannya.

Tidak lama pesan balasan dari Vonni tiba,

“Salah apa, Mat? Enggak kok, Aku cuma lagi males aja,”

“Oh ya, Alhamdulillah, kalo nggak ada.”

“Ya,”, balas cewek cantik itu.

 

Mamat sedikit lega.

Tapi dirinya masih bertanya – tanya, “Sebenarnya Vonni kenapa sih?”

 

Saat sedang terlarut dalam pikiran – pikiran, sebuah pesan masuk ke hp Mamat.

Laki – laki itu membacanya, “Mat, udahh, kamu belajar aja, Nggak usah mikirin yang enggak – enggak,”

Bergumam, “Kok Vonni tau ya kalo aku lagi mikirin dia?,”

Membalas, “O iya, Enggak kok, Ini aku lagi baca bahasa inggris.”

“?? Nggak usah bohong, Sejak kapan kamu seneng baca bahasa inggris?”

“Hehe,,”, balas Mamat.

 

 

 

LXXI

Suatu siang,

Ketika sedang merajut cinta.

 

Tampak mesra. Hubungan Yono dengan Erin.

Mereka layaknya pengantin baru, terlihat begitu lekat.

Telapak tangan Yono dan Erin saling genggam.

Juga sepasang mata mereka saling berlarian, mencari rona.

Binar – binar cinta tak pelak mulai bermunculan.

Membuat akal sehat mereka terilusi oleh bayang – bayang kasih.

 

“Hak, yang,,” Yono hendak menyuapi kekasihnya.

Erin tidak mau. “Malu, mas, Banyak orang.”

“Biarin aja, Anggep aja mereka nggak lihat.”, bujuk Yono.

Sambil malu – malu, cewek itu membuka mulutnya.

“Gimana? Ada yang ngelihatin gak?”

Sejenak Erin melihat sekeliling. “Kayaknya enggak, mas.”

“Iya kan, Mereka itu sibuk sama urusannya sendiri, Nggak mungkin nyempetin lihat kita berdua.”

“Tapi kan,, malu, mas.”

“Haha,, tapi kamu suka kan aku suapi,”

Erin menjadi tersipu.

“Coba mas lihat wajah malumu,”

“Ih, mas Yono,, bikin aku tambah malu aja deh,”

 

Saat mereka tengah asyik menyatukan pikiran dan rasa,

Tiba – tiba, “Ohh, ternyata begini ya, Yon?!”

Terkejut. “Niken?”

“Jadi kamu mutusin aku gara – gara cewek ini?!”

Menghela nafas. “Iya,”

“Kamu beneran tega ya, Yon. Kurang baik apa aku buat kamu?!”

Laki – laki itu beranjak dari kursinya.

“Ken, lebih baik kamu pergi aja dari sini, Hubungan kita udah selesai.” Yono menjadi agak emosi.

“Oh, Oke,! Tanpa kamu suruhpun aku juga mau pergi,”, ucap Niken, marah. “Dek, aku peringatin ke kamu ya, Cowok ini buaya, Jangan percaya sama omongannya!”

“Ken, kamu nggak usah fitnah gitu ya,!”

“Emang bener kan?! Setelah kamu nggak berhasil ndapetin aku, kamu cari cewek yang lebih mudah buat kamu tipu.”

“Maksud kamu apa sih, Ken?! Nggak terima kamu udah nggak jadi pacar aku?”

“Ih, sorry ya,, Aku malah beruntung bisa putus dari kamu, Cowok buaya,”

Mantan kekasih Yono pun berlalu meninggalkan tempat itu.

Menghela nafas. Laki – laki itu menjadi sedikit khawatir.

Takut jika Erin terhasut oleh ucapan Niken.

 

Laki – laki itu kembali duduk di kursinya.

Tampak pada mata Yono jika kekasihnya menjadi bingung.

“Dek Erin, maaf ya yang barusan, Itu tadi mantan mas. Mas udah putus kok sama cewek tadi.”, ucap laki – laki itu.

Erin tampak berkaca – kaca.

“Apa saya yang udah bikin hubungan mas Yono sama mbak tadi putus?”

“Oh, enggakk, Enggak kok, Bukan kamu penyebab kami putus. Memang si Niken udah nggak bisa sejalan sama pemikiran mas, jadinya kami sering beda pendapat gitu.”

Erin tidak menyahut. Hanya mendengarkan saja.

“Baiknya itu nggak usah kamu pikirin ya, Apa yang dikatakan Niken itu semua bohong. Mas bener – bener cinta kok sama kamu.”

“Iya, mas.”, sahut Erin, menurut saja.

“Alhamdulillah,, makasih ya, dek.”, ucap laki – laki itu.

 

 

 

LXXII

Malam hari tiba,

 

Mungkin akal ini sudah demam.

Sakit dengan semua kenyataan itu.

Menderita oleh kabar – kabar yang didengar.

Tapi ego ini tak hendak lari ataupun menghindar.

 

Aku pasrah saja dengan semua fakta – fakta yang tersirat.

Untuk apa aku harus melepaskan sesuatu yang menyenangkan?

Sungguh aku belum menginginkannya,

Aku masih ingin merasakan kehadirannya.

 

Selesai. Sekali lagi Erin membacanya sekilas.

Meninggalkan diary itu. Dirinya beranjak dari kursi.

Tampaknya Erin hendak berkaca.

“Apa aku ini sudah cantik?”

“Apa aku cukup menarik buat mas Yono?”

Terbayang sosok cewek tadi siang.

“Aku sama mbak nya yang tadi cantikkan siapa ya?”

Erin mulai coba – coba menonjolkan fisiknya.

 

 

 

LXXIII

Esok harinya,

Wanda dan teman – temannya berkumpul di gazebo sekolah.

 

“Lha trus kamu kemarin gimana, Ken?”

“Ya ngomel – ngmel lah, Kesel sama sikapnya.”

“Lha pacarnya itu gimana reaksinya?”

“Tu cewek diem aja sih, kayak udah pasrah aja.”

“Aku jadi kasihan sama tu cewek.”

“Ya kalo cewek itu bisa mikir, harusnya dia minta putus aja.”

“Tapi dari cerita kamu tadi kok cewek itu rasa – rasanya aneh ya,”

“Aneh gimana?”

Sambil Niken menyendok es krim itu.

“Ya aneh aja, Nggak merasa terkejut, syok atau kesel gitu.”, sahut Wanda.

“Mungkin udah dipelet tu cewek.”

Sekonyong – konyong Vonni menyela,

“Mm,, bener, Mal. Makanya Niken masih suka gitu sama Yono.”, canda cewek itu.

“Ih, enggak ya, Von. Aku udah benci banget sama tu cowok. Pingin tak ilangin dianya dari dunia.” Tampak aura Niken meletup – letup.

Nirmala melihat temannya tengah berpikir keras. “Ada apa, Wan?”

“Oh, enggak,, Aku cuma lagi ngkhayal aja.”

“Oh, asal nggak ngkhayal jorok aja sih,”

“Ih, apa sih, Mal? Kamu itu yang sukanya ngkhayal jorok.”

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Petrichor
4109      1380     2     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
320      219     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Kamu!
1855      702     2     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
Rêver
5500      1642     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
THE WAY FOR MY LOVE
406      311     2     
Romance
Mencintaimu di Ujung Penantianku
4184      1142     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Sanguine
4424      1448     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
ALVINO
4140      1839     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
in Silence
392      268     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
complicated revenge
17277      2761     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."