Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dimensi Kupu-kupu
MENU
About Us  

Hari ini adalah hari keberangkatan Devina ke Solo. Sejak pagi aku sengaja tidak masuk sekolah karena sudah janji ke sahabatku itu untuk mengantarnya ke Bandara. Sejak tadi pula, dari berangkat bersama dari rumah Devina hingga kini sampai di Bandara tanganku tak pernah lepas dari dia.

Semakin sesak saja ketika tak terasa kami sudah sampai di ujung jalan. Gerbang terminal domestik itu sudah ada di depan mata kami. Waktu keberangkatan Devina tinggal satu jam lagi. Sahabatku itu menggenggam tanganku erat, sesekali juga menatap nelangsa Kakak laki-lakinya yang juga akan dia tinggalkan.

“Vin kalo udah nyampe Solo kabarin ya!” pintaku, Devina mengangguk. Tapi kemudian gadis itu menatapku dengan mata berkaca-kaca.

“Jangan nangis Vin, gue nangis juga nih nanti.”

Devina memelukku ditambah dia yang semakin terisak-isak. Aku mendapati Bang Denial juga sedang dipeluk dua orang tuanya. Mama Devina juga menangis. Meskipun perpisahan kami hanya sebatas Depok-Solo, tapi aku dapat merasakan rasanya ditinggal keluarga menetap di tempat yang jauh. Tapi kulihat Bang Denial masih mampu menjaga emosinya sehingga dia tidak menangis.

Akhirnya tangisku pecah juga. Suara isak tangisku dan Devina yang mendominasi.

Jam keberangkatan mereka ke Solo semakin dekat, rasanya belum rela menjalani LDR dengan sahabatku sejak SMP itu. Devina melepaskan pelukannya, beralih memeluk Kakak laki-lakinya sama erat.

“Jangan nakal disana!” ujar Bang Denial yang semakin membuat devina terisak dalam. “Nanti kalo libur, Abang nyusul ke Solo.”

“Bang Denial juga baik-baik disini, jangan nakal juga biar cepet wisuda,” ucap Devina terbata-bata disela tangisannya.

Aku menyaksikan adegan mereka dengan airmata meleleh-leleh, pasti rasanya berat kalau harus berpisah dengan saudara. Meskipun waktu di rumah sering merasa kesal atau bahkan sering bertengkar, aku pernah merasakan ditinggal Kak Ratih waktu dia harus menghabiskan banyak waktunya di kos-kosan dibanding di rumah.

Setelah mengucapkan banyak kalimat perpisahan dengan Kakaknya yang makin membuat mata sahabatku itu sembab, Devina memelukku lagi untuk terakhir kalinya. “Raras sayang Devina,” ucapku pelan.

“Too,” balas Devina sama pelannya. “Kalau ada yang nyakitin lo bilang ke gue ya Ras, jangan dipendem sendiri.” Itu kalimat terakhir dari Devina sebelum melepaskan pelukannya. Aku menjawabnya dengan anggukan pelan dengan senyum yang kupaksakan di antara tangisku yang masih belum bisa berhenti.

Devina mengambil koper kemudian berjalan ke dalam gerbang diapit dua orangtuanya. Sampai di dalam, gadis itu melambaikan tangan untukku dan Bang Denial yang masih berdiri kaku di tempat semula. Aku membalasnya, Bang Denial juga.

Hingga punggung ketiga orang itu lenyap dari pandangan, aku dan Kakak laki-laki Devina itu memutuskan untuk pulang. Aku nebeng mobil Bang Denial karena tadi kami berlima hanya membawa 1 mobil.

Hidupku di dimensi kali ini sungguh berbeda, aku tidak pernah menyangka kalau Devina akan dipindahkan ke Solo. Mungkin keputusan itu sudah dibuat Ayah Devina sejak dulu, tapi belum pernah terealisasikan. Tadi pagi aku juga dapat kabar dari Mama kalau Om Herman meninggal. Aku cukup pucat lagi saat mendengar bahwa laki-laki paruh baya teman ayah itu meninggal di waktu yang sama.

Mobil Bang Denial melaju di tengah padatnya jalan raya, aku yang duduk di sampingnya itu memperhatikan jalanan depan dengan seksama, sesekali juga mengobrol dengan calon dokter itu tentang sekolahku dan Devina. Hingga mobil berhenti di depan sebuah toko roti modern, aku turun dan mengucapkan terima kasih pada Bang Denial. Laki-laki terseyum sebelum mobilnya kembali masuk ke arus jalanan yang masih padat.

Kutatap toko roti mewah itu lama, aku memang sengaja minta diturunkan di toko roti milik Tante Riska. Niatku kesini adalah untuk membeli kue putu ayu kesukaanku dan Kak Ratih, setelah menyaksikan perpisahan Devina dan Bang Denial tadi, perasaanku jadi sensitif. Mungkin Devina meninggalkan salah satu sifatnya disini, yaitu mudah baper.

Kakiku mulai melangkah masuk ke toko roti milik tante Riska. Toko masih sepi, kemungkinan baru saja buka karena Tante Riska juga ikut melayat. sesekali aroma kayu manis menggelitik hidung. Kususuri satu-persatu rak tempat kue tradisional disana, roti buatan Mamaku juga ikut terekspos cantik. Setelah mengambil setidaknya 10 kue putu ayu kesukaanku dan meletakkannya ke keranjang, aku berniat membayar ke kasir sebelum seruan tante Riska yang datang dari pintu dapur menghentikan langkahku.

“Ras, main dulu sini! Tante pingin ngobrol sama kamu,” ucap wanita itu sambil berjalan menghampiriku. Aku tersenyum canggung.

“Ehm, iya Tan. Tante mau ngobrol apa?” tanyaku sambil mengikuti langkah Tante Riska yang menuntunku untuk duduk di salah satu kursi pengunjung disana.

“Kamu dari mana Ras?” tanya wanita itu sambil memperhatikan penampilanku yang tidak memakai seragam padahal bukan hari libur.

“Raras dari bandara Tan, ikut nganter temen pindahan,” jawabku. Kemudian aku mendapati seoarang pelayan perempuan datang ke meja kami dengan membawa dua gelas minuman serta sepiring kukis. Aku mengucapkan terima kasi sambil tersenyum.

“Ooh Tante kira kamu mana, soalnya rapi banget gitu.” Tante Riska tersenyum “Ayo diminum, mumpung masih dingin.”

Aku tertawa kecil lantas mengembil minuman dingin dari meja kemudian meminumnya. Rasa segar menjalari kerongkonganku dengan cepat.

“Gini Ras, sebenernya Tante itu penasaran sama Arja. Dia itu pulang maleeeem terus, jarang di rumah. Kalau ditanya bilangnya ‘urusan kampus Ma, biasalah BEM’ gitu terus jawabannya. Nah kamu kan sering keluar bareng Arja, jadi Tante mau nanya.” Tante Riska menatapku sebentar. “Bentar deh, Tante kasih liat sama kamu.”

Aku menelan ludah. Perasaanku seperti sedang ketahuan menghamili anak orang, apa-apaan ini? Aku kan perempuan. Kenapa Tante Riska membicarakan mengenai anaknya yang selalu pulang malam kepadaku? Laki-laki itu juga, kenapa tidak bilang sedang ada proyek Pegiat Biosintetiknya.

Tante Riska kembali dengan membawa ponsel pintar di tangannya, lantas menunjukanku sesuatu yang kontan membuatku menganga kemudian.

“Tante itu bingung, nggak tau apa-apa, Arja juga susah diajak ngobrol, tiba-tiba teman Tante kirimin kaya gitu. Itu beneran Ras?”

Aku memperhatikan screenshot artikel yang dikirim teman Tante Riska itu dengan seksama. Itu artikel tentang proyek pegiat biosintetik Kak Arja yang telah berhasil mendegradasi 50% PET di Bantar Gebang juga keberhasilannya mengembangbiakkan ideonella sakaiensis dengan baik.

Setelah sekian lama, akhirnya permasalahan plastik yang butuh jutaan tahun untuk melebur akhirnya mendapatkan jalan keluar. Itu kalimat terakhir artikel dengan foto Kak Arja beserta 7 orang temannya. Kak Arja berhasil. Aku menalan ludah susah payah, berkali-kali laki-laki itu berhasil, tapi apa kabar denganku?

“Kak Arja nggak bilang ke Tante Riska?” tanyaku setelah puas memperhatikan keberhasilan laki-laki ituu berulang kali.

“Duh, jangankan bilang yang ginian Ras, ngobrol aja kalau papasan di rumah aja. Itupun dia cuma bilang pagi Ma! Sore Ma!

Aku tertawa mendengar curhatan Tante Riska yang galau karena ditinggal anaknya yang sibuk dengan proyek. Lalu dengan senang hati kuceritakan semuanya tentang Kak Arja ke Tante Riska. Sesekali wanita itu menganga tidak percaya aktu kubilang kalau kerjaan anaknya gorek-gorek sampah di Bantar Gebang.

Respon Mama Kak Arja tentunya seperti yang kubayangkan, dari rautnya aku mendapati kalau dia bangga. Kemudian setelah aku berhasil menceritakan keseluruhannya, wanita itu dengan gesit menelpon suaminya heboh. Aku menunggu kegiatan telpon-menelpon itu sambil memakan kukis yang disuguhkan pelayan tadi.

“Ohiya Raras.” Suara Tante Riska yang tiba-tiba itu hampir membuatku tersedak.

“Iya?”

“Kemarin Arja ngirim gambar ke Tante, keren banget gambarnya. Nih! Jago deh kamu.” Wanita itu menunjukanku sebuah roomchat-nya dengan Kak Arja.

Arja

Skillnya 10 20 tuh sama Mama

Riska

Waduh, itu lukisan siapa Ja?

Arja

Raras, Ma

Riska

Enggak paham sama gambarnya, itu lukisan apa?

Arja

Itu teori chaos, kata Raras.

Riska

Chaos?

Arja

Iya. Teori kekacauan. Itu mungkin ngelukisnya pake mood buruk

Riska

Bisa gitu ya, bagus. Mama mah nggak ada apa-apanya.

Aku mengembalikan ponsel pintar Tante Riska dengan senyuman tertahan. Itu foto lukisanku yang diam-diam difoto Kak Arja tanpa sepengetahuanku. Lukisan abstrak  yang kuberi nama chaos karena isinya kekacauan, seperti yang sedang kualami saat itu.

Menit demi menit kemudian, aku menghabiskan waktuku untuk mengobrol panjang dengan Tante Riska. Hingga jarum jam menunjukkan pukul 3 sore, aku baru pulang dari sana dengan membawa sekantong kue putu ayu gratisan.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Secret World
3514      1237     6     
Romance
Rain's Town Academy. Sebuah sekolah di kawasan Rain's Town kota yang tak begitu dikenal. Hanya beberapa penduduk lokal, dan sedikit pindahan dari luar kota yang mau bersekolah disana. Membosankan. Tidak menarik. Dan beberapa pembullyan muncul disekolah yang tak begitu digemari. Hanya ada hela nafas, dan kehidupan monoton para siswa kota hujan. Namun bagaimana jika keadaan itu berputar denga...
Junet in Book
3295      1268     7     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
Cinta Kita Yang Tak Sempurna
4326      1692     0     
Romance
Bermula dari kisah awal masuk kuliah pada salah satu kampus terkenal di Kota Malang, tentang Nina yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang aktivis di UKM Menwa yang bernama Aftar. Namun Nina tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam memperhatikannya dan tulus mencintainya bahkan rela berkorban pada akhirnya, dia adalah Gio. Namun dipertengahan cerita muncul-lah Bayu, dia ad...
Secret’s
4193      1351     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
Stuck in the Labyrinth
5805      1575     4     
Fantasy
“Jay, Aku kesal! mengapa ayah tak pernah bilang padaku tentang hal itu? Setidaknya sebelum dia menghilang, dia memberi tahu ibu kemana dia akan pergi. Setahun lamanya aku menunggu kedatangannya, dan aku malah menemuinya di tempat yang sangat asing ini bagiku, aku tidak habis pikir Jay...” suara tangisnya memecah suasana pada malam hari itu. Langit menjadi saksi bisu pada malam itu. Jay menger...
Gue Mau Hidup Lagi
431      286     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
REMEMBER
4597      1374     3     
Inspirational
Perjuangan seorang gadis SMA bernama Gita, demi mempertahankan sebuah organisasi kepemudaan bentukan kakaknya yang menghilang. Tempat tersebut dulunya sangat berjasa dalam membangun potensi-potensi para pemuda dan pernah membanggakan nama desa. Singkat cerita, seorang remaja lelaki bernama Ferdy, yang dulunya pernah menjadi anak didik tempat tersebut tengah pulang ke kampung halaman untuk cuti...
SiadianDela
9002      2361     1     
Romance
Kebahagiaan hanya bisa dicapai ketika kita menikmatinya bersama orang yang kita sayangi. Karena hampir tak ada orang yang bisa bahagia, jika dia tinggal sendiri, tak ada yang membutuhkannya, tak ada orang yang ingin dia tolong, dan mungkin tak ada yang menyadari keberadaanya. Sama halnya dengan Dela, keinginan bunuh diri yang secara tidak sadar menjalar dikepalanya ketika iya merasa sudah tidak d...
Senja (Ceritamu, Milikmu)
6625      1648     1     
Romance
Semuanya telah sirna, begitu mudah untuk terlupakan. Namun, rasa itu tak pernah hilang hingga saat ini. Walaupun dayana berusaha untuk membuka hatinya, semuanya tak sama saat dia bersama dito. Hingga suatu hari dayana dipertemukan kembali dengan dito. Dayana sangat merindukan dito hingga air matanya menetes tak berhenti. Dayana selalu berpikir Semua ini adalah pelajaran, segalanya tak ada yang ta...
Coldest Husband
1572      807     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...