“Resentment is like drinking poison and then hoping it will kill your enemies ~ Nelson Mandela”
KOREA, MARET 2019.
EXPO Science Park Daejon, studio terbesar di Korea yang menyediakan berbagai macam lokasi setting drama dan film populer Korea telihat sangat ramai. Seorang pria dengan baju pengawal tiba-tiba mengeluarkan pistol ke arah seorang dokter perempuan yang tengah menangani seorang pasien pria berkebangsaan Arab. Para tentara sedari tadi berada di depan sang dokter perempuan langsung siap siaga mengambil pistol yang berada di samping.
“Mundur.” Ujar Sang dokter kepada rekan sejawat yang ikut menangani pasien tersebut.
“Baiklah, aku mengerti. Aku tidak akan mencobah mengubah aturan yang kalian berikan. Akan tetapi begitu kami mengangkat tangan, dia akan meninggal.” Ucap sang dokter membuat kepala pengawal itu bingung sekaligus ketakutan.
“Apa kau... bisa menyelamatkannya?" Tanya seorang tentara yang merupakan kapten tim kepada sang dokter.
"Apa? Aku tidak akan bisa menjamin hal itu, Tapi, dia mengalami..." Belum sempat sang dokter menyelesaikan kalimatnya, kapten tentara langsung menyela.
"Aku tidak perduli dengan diagnosismu itu. Jawab! Apa kau bisa menyelamatkannya? Jawab aku sebagai dokter." Desak sang kapten.
"Aku bisa menyelamatkannya." Ucap Sang dokter yakin.
"Kalau begitu, selamatkan dia." Kata sang kapten tentara yang langsung mengarahkan pistolnya kearah para pengawal pasien arab tersebut.
“Apa yang kau lakukan.” Teriak sang pengawal marah sambil membalas mengacungkan senjata kearah para tentara.
Kapten tentara itu tidak perduli, bahkan komando dari pangkalan pusatpun iya tidak perdulikan. Sang dokter beserta tim medispun membawa masuk pasien ke dalam ruang operasi diiringi teriakan dari kepala pengawal yang tentu saja dihalangi oleh para tentara.
(Scenes of DOTS dramas, episode 3)
“Oke cut, kerja bagus semuanya. Kita istirahat 30 menit.” Teriak seorang pria lantang, sutradara dari drama yang baru saja di lakukan pengambilan gambar.
Semua pemain yang terlibatpun membubarkan diri. Begitu pula dengan sosok dokter pemeran utama, Krystal Jung. Dia berjalan perlahan menuju ke kursi, mendudukan pantatnya di sana lalu melihat ponsel miliknya sekilas.
Senyum masam langusng terbit di bibirnya ketika melihat pemberitaan yang menjadi trending topik seluruh dunia sejak sebulan lalu. Apalagi jika bukan berita mengenai pernikahan Kim Jongin, aktor sekaligus pewaris utama Kim Company yang sangat tersohor.
Krystal mendengus kesal, dia semakin sebal karena namanya juga ikut terseret dalam berita pernikahan tersebut. Memangn sudah pasti namanya akan ikut tersesert mengingat semua orang sudah tidak asing dengan kedekatan Jongin dan Krystal, bahkan keduanya dieluh-eluhkan pasangan paling sempurna.
“Aku tidak tahu. Kenapa kau tanyakan padaku. Aku tidak perduli.” Ucap seorang wanita beraras cantik dengan keras kepada sesorang yang tengah diajaknya bicara di telefon.
Wanita itu membungkuk singkat menyadari jika tindakannnya sudah menganggu kenyamanan orang lain. Jessica Jung nama wanita cantik itu. Dia adalah manager sekaligus kakak kandung dari Krystal.
“Kenapa Kau dan Jongin selalu membuatku pusing. Ini sudah sebulan tetapi media tidak pernah berhenti membahas hubunganmu dengan Jongin dan istrinya.” Ujar Jessica setelah mendaratkan pantatnya di kursi samping Krystal.
“Bagaimana aku bisa tahu soal itu!!. Aishh, kenapa aku yang harus berada di peringkat tiga.” Seloroh Krystal sebal.
“Bagaimana aku bisa tahu soal itu.” Balas Manager Jung menirukan nada bicara Krystal.
“Eonni.” Ucap Krysta dingin dan datar.
“Kenapa? Kalian merepotkan. Nanti dia akan kemari.” Ujar Jessica, menyampaikan pesan yang dia dapat dari orang yang dia telfn tadi.
“Eoh, maksud Eonni, Jongin?” Tanya Krystal, wajahnya berubah ceria mendengar nama yang akrab di pendengarannya itu.
“Kau pikir siapa lagi. Ini sangat merepotkan, aku bukan tukang pos kalian!! Aishh.” Sungut manager Jung kesal.
Krystal hanya memandanga wajah kakaknya itu datar. Perubahan raut wajah Krystal yang sangat cepat dan begitu hidup memang menjadi kelebihan Krystal dalam hal berakting.
“Ara..ara..kalian yang berkencan tetapi aku yang selalu di repotkan. Intinya Jongin akan menumpang berangat ke Jongno-ju nanti malam. Dia akan datang sebelum syutingmu berakhir.” Krystal yang semula memasang wajah dingin langsung tersenyum lebar.
“Hilangkan senyum bodoh itu.” Seru manager Jung.
“Aku tidak perduli.” Jawan Krystal riang sambil berjalan untuk melanjutkan syuting.
Dia harus segera menyelesaikan syutingnya sehingga tidak memuat Jongin terlalu lama untu menunggu. Lelaki berkulit tan itu sangat tidak suka menunggu.
-- ?à?? --
“Kenapa tidak kau ceraikan saja si Nerd itu. Dia benar tidak berguna, hanya parasit dalam hidupmu.” Jongin hanya diam mendengar omelan manager Nam yang sedari tadi masuk dipendengarannya.
Saat ini dirinya beserta manager Nam dan Park Jiyeon (make up artis) tengah berada di van perusahaan menuju ke area lokasi syuting drama Jongin.
“Oppa, bagaimana bisa kau berbicara seperti itu kepada Eonni. Mereka baru menikah satu bulan dan kau menyurruh mereke bercerai.” Kali ini Jiyeon yang bicara.
“Anak kecil dilarang ikut campur. Aku membicarakan fakta. Memang benar dia hanya seorang parasit yang mengancam karir Jongin.” Seru Manager Nam sinis.
“Tapi Sungrin Eonni orang yang sangat baik hati. Lihatlah Jongin Oppa sekarang, dia terlihat lebih manusiawi semenjak menikah dengan Sungrin eonni. Itu menandakan dia tidur nyenyak di rumah.” Jelas Jiyeon.
“Apa katamu!!” Ucap Jongin dengan mata yang sudah menatap Jiyeon dingin.
“Kenapa oppa menatapku seperti itu? Apa tebakanku benar?” Tanya Jiyeon.
“Jelas tidak mungkin.” Balas manager Nam.
“Kenapa kau bisa menebak sepeti itu?” Kali ini Jongin yang bertanya dengan nada dingin.
“Itu karena Oppa akhir-akhir ini lebih menyukai tidur di apartmentmu sendiri daripada di rumah istirahat perusahaan dan juga oppa sebulan ini tidak lagi mengkonsumsi obat tidur setiap malam.” Jelas Jiyeon.
Jongin bernafas lega mendengar jawaban Jiyeon. Setidaknya mereka tidak tahu jika kenyataannya memang selama ini Jongin selalu tidur sambil mendekap erat tubuh Sungrin. Baginya aroma tubuh Sungrin adalah obat tidur yang sangat manjur. Meski saat terbangun Jongin tidak pernah menemukan Sungrin disisinya. Entah wanita itu pindah ke kamarnya ketika Jongin masih tertidur atau bangun terlebih dahulu, Jongin tidak tahu.
“Itu karena aku mengatur jadwalnya dengan baik, bukan karena wanita parasit itu.” Debat Manager Nam.
Perdebatan dua orang itu terus berlanjut sementara Jongin hanya diam sambil menutup matanya, dia sudah terbiasa mendengar celotehan dua orang ini apalagi semenjak sebulan terakhir.
“Aku benar-benar tidak mengerti alasan apa yang membuatmu mau menikahinya. Perjdohan? Jangan bercanda, kau dulu menolak tegas Krystal yang akan di jodohkan denganmu dan lebih memilih karir, tapi kau langsung mengiyakan perjodohan degan wanita Nerd itu. Aku tidak paham.” Ucap manager Nam bingung sekaligus geram.
“Tentu saja, Sungrin Eonni sangat baik dan pengertian sementara Si Krystal itu hanya memanfaatkan kepopuleran Oppa, dia itu rubah betina.” Ejek Jiyeon.
“Park Jiyeon.” Bentak Jongin.
“Maaf.” Cicit Jiyeon pelan.
“Dasar anak kecil.” Ejek Manager Nam.
“Kau juga Hyung. Kalian diamlah.” Perintah Jongin.
Dua orang yang agaikan Tom and Jerry itupun akhirnya diam meski mata merka mengisyaratkan bahwa pertempuran belum selesai. Jongin melihat telfon miliknnya dan menemukan sebuah pesan yang sepertinya membuatnya tidak bisa pulang malam ini. Sepertinya dia membutuhkan obat tidur untuk malam ini.
“Setidaknya aku sudah mengambil jatahku.” Batin Jongin.
“3×25 Watt ≠ 75 Watt, Sebuah bola lampu berukuran 75 watt kelihatan bersinar lebih terang dibandingkan dengan tiga buah bola lampu 25 Watt yang dinyalakan bersamaan ~ Clifford Warren”
Boleh kasih masukan Sob? Itu Prancis. Nggak pakai 'e'.
Comment on chapter Mama