Loading...
Logo TinLit
Read Story - I'm Possible
MENU
About Us  

Sejak Julian pulang sehabis mengantarkan Kinan semalam, fikirannya terus dipenuhi dengan wajah Kinan. Rasanya tidak adil dengan suasana hatinya seminggu belakangan ini. Bahkan ketika diperjalanan ke kampus siang ini, rasanya ia hanya ingin membalikan arah mobilnya untuk bertemu Kinan.

Julian duduk dicafe kampusnya setelah menyelesaikan 1 mata kuliah. Menunggu kedua temannya ditemani iced Americano. Padahal beberapa hari ini ia terus menghindari area umum setelah selesai mata kuliah, ia hanya akan pulang ke rumah dan keluar dimalam hari. Namun semuanya berubah begitu cepat diluar dugaannya, meski begitu ia masih bisa menikmatinya.

Terlihat kedua temannya masuk dan langsung memesan minuman, tidak lama kemudian mereka duduk bersama Julian. Tatapan kedua temannya benar-benar membuatnya tidak nyaman.

Jay meletakkan tas dan minuman dengan perlahan, namun matanya terus memperhatikan Julian yang duduk dengan wajah cuek.

“Ga balik? bentar lagi pasti Sheina dateng sama temen-temennya”.

“Namanya juga tempat umum”. Cuek Julian sambil berkutik dengan ponselnya.

“Udahan galaunya?”.

Julian hanya melihat Jay dan tersenyum sekilas.

Sementara Kenzo melihat ada yang berbeda dari sikap Julian. Setelah Julian putus dengan Sheina, Julian terus menghindar dan tidak lagi ikut berkumpul disini karna pasti Sheina dan teman-temannya juga duduk dicafe ini cukup lama. Menurut Kenzo, Julian dan Sheina adalah dua orang yang saling melengkapi selama 3 tahun terakhir. Mereka hampir tidak pernah bertengkar secara serius dan banyak waktu untuk bertemu.

Setahu dirinya, Julian dan Sheina sempat tidak nyaman satu sama lain sejak mereka sama-sama memiliki partner dalam tugas. Hal sepele yang membuat hubungan mereka semakin jauh dan Sheina tidak mau melanjutkannya lagi.

Sejak putus, Julian menghindari tempat dimana mereka akan bertemu, seperi taman dan cafe. Tapi tiba-tiba hari ini Julian mengirimi pesan untuk kembali berkumpul dicafe dan bersantai. Kenzo dan Jay pun tadi sempat tidak percaya dan cepat-cepat datang ke cafe.

“Semalem lu nyamperin kemana?”, tanya Julian.

“Ke Coffee break, kenapa? lu nyesel ga ikut?”. Semalam Kenzo dan Jay harus menemui pacar mereka dan sudah mengajak Julian, namun ia tidak mau dan memilih stay dicafe sendirian.

“Nanti malem mau kemana?”.

“Enaknya kemana? ke cafe lagi apa sekalian ke Gor, lumayan banyak yang jual makanan”, Kenzo tiba-tiba terfikir untuk ke gor lagi setelah sekian lama mereka tidak makan disana dan mengobrol hingga tengah malam.

“Puncak?”, sahut Julian. Hal itu membuat kedua temannya langsung menolaknya mentah-mentah. Mereka berfikir Julian akan kembali mengajaknya ke tempat aneh yang dipenuhi dengan preman seperti 2 tahun lalu. Padahal Julian hanya ingin mengembalikan lagi moodnya supaya fikirannya benar-benar tenang dan lebih fokus dikampus.

Julian duduk dengan sangat santai sambil melanjutkan obrolannya dengan Kenzo dan Jay, sepertinya malam ini mereka akan pergi ke Coffee Break untuk bertemu pacar Kenzo yang bernama Dara dan Zee pacar Jay.

Menurut Julian, Dara dan Zee memiliki sifat yang hampir sama dengan Kinan. Mereka sama-sama tidak berlebihan dan sepeti remaja-remaja pada umumnya. Pakaian mereka sopan, tidak kasar, dan senang bercanda. Mungkin bedanya, Kinan sedikit lebih pendiam dan tidak bisa menyeimbangkan mereka dalam hal senang berkumpul dan bersosial media.

Kenzo menatap Julian seperti memberi kode untuk melihat ke arah kanannya. Saat ia menoleh ternyata Sheina dan teman-temannya barus aja duduk dan Sheina nampak melihat ke arah Julian. Namun dalam sesaat Julian menghindari tatapan Sheina dan kembali mengobrol dengan santai.

Julian merasa sedikit aneh, mengapa rasanya sudah baik-baik saja. Ia sama sekali tidak merindukan ataupun ingin melihat wajah Sheina lagi. Meskipun Sheina selalu terlihat cute dan menarik. Selain itu Sheina juga terlihat baik-baik saja.

Jay tersenyum pada Julian, “Gimana? ga pengen ngajak balikan? apa jangan-jangan udah balikan? keliatannya lu udah ga segalau kemaren”.

“Engga. Udahlah...”. Julian mengambil ponselnya dimeja dan berfikir untuk menghubungi Kinan, ia pun segera mencari kontaknya. Beberapa kali ia menghubunginya namun tidak diangkat, mungkin saat ini Kinan sedang sibuk membantu Bibi nya.

“Ju…”. Seseorang memanggilnya dan suara itu sudah tidak seharusnya ia dengar. Mereka bertiga menoleh, Sheina datang menghampiri.

Julian membenarkan posisi duduknya dan melihat Sheina dengan tatapan yang tidak biasa. Apa maksudnya ia datang seperti itu, Julian bahkan malah merasa tidak nyaman.

Sheina duduk dan menyapa mereka. “Gabung ya”.

Kenzo tersenyum, “Temen-temen lu kemana?”.

“Udah pada pulang duluan, tapi gue masih ada tugas kelas”.

Tidak terlihat banyak perubahan ekspresi Julian, ia masih seperti tadi. Ia terus berkutik dengan ponselnya. Sementara Sheina masih mengobrol dengan Jay dan Kenzo.

Ponsel Julian berdering, panggilan masuk dari nomor tidak dikenal.

“Halo…”.

“Julian, ini Kinan. Aku pake handphone Bibi An”.

Julian sudah menyadarinya saat pertama mendengar, moodnya menjadi sangat bagus namun ia tidak mengekspresikan nya.

“Ok, kenapa?”.

“Kamu selesai kuliah sibuk ga? Aku mau masak sesuatu buat kamu”.

“Engga, udah selesai dari tadi.  Aku kesana sekarang ya?”. Beruntung Kinan menelfonnya duluan, jadi ia tidak perlu menyiapkan alasan untuk meminta bertemu.

“Yaudah kalo gitu aku masak sekarang. Hati-hati ya”.

Julian sedikit tersenyum, “Ok...”. Ia pun mengambil tas dan ponselnya.

Sedari tadi mereka juga beberapa kali memperhatikan Julian yang sedang bertelepon. Sedikit terheran dan penasaran dengan siapa Julian bicara, menggunakan kata ‘aku’.

“Gue duluan..”. Julian sudah berdiri dan bersiap untuk pergi.

“Kemana? tar malem jadi?”. Tanya Jay.

“Nanti gue kabarin lagi”. Setelah itu Julian langsung berjalan keluar.

Sementara itu mereka terus melihat Julian hingga hilang dari pandangan. Sebenarnya Sheina lah yang paling penasaran. Julian tampak seperti sedang berbicara dengan perempuan, sebab gaya biacaranya berbeda. Ia tidak sepeti itu jika berbicara dengan laki-laki.

“Julian deket sama cewek lain?”, Sheina benar-benar ingin memastikan hal ini, meskipun nalurinya mengatakan tidak.

“Maksudnya ‘cewek lain’?”, Kenzo  sedikit kurang setuju dengan bahasa Sheina.

“Maksud gue, Julian udah deket sama cewek lagi?”.

Jay menggelengkan kepalanya, “Ga mungkin. Seminggu terakhir sejak lu putusin Julian, dia masih ga bisa terima”.

Sheina mengangguk. Namun ekspresinya berubah menjadi tidak senang.

Kenzo memperhatikan Sheina dengan seksama, aneh. Jelas Sheina lah yang memutuskan hubungan tapi sekarang ia sangat penasaran dengan Julian.

Disisi lain, Julian sangat senang bisa bertemu dengan Kinan. Ia bahkan sempat berhenti di sebuah toko roti untuk membelikan 5 macam roti isi, kue tart dan berbagai jenis coklat untuk Kinan.

Hampir setengah jam perjalanannya, akhirnya Julian sampai didepan kedai. Ia turun dari mobil dan langsung berjalan masuk sambil membawa beberapa paper bag dari toko roti.

Julian menyapa Kinan dan Bibi An, mereka juga menyambut Julian dengan sangat hangat. Terutama senyuman Kinan.

“Kinan, ini buat kamu sama Bibi”. Julian menyodorkan paper bag tersebut. Kinan menerimanya dan sedikit membuka untuk melihat isinya.

Kinan tersenyum, “Coklat? kamu harusnya ga perlu repot-repot. Aku mau bales budi dengan masakin kamu, tapi kamu malah beliin aku ini”.

“Lain kali kamu harus temenin aku jalan-jalan. Mau?”.

Kinan tersenyum dan mengangguk, kemudian berjalan masuk dan mengambil masakannya. Ia membuatkan sup ikan dan capcay.

“Kamu bisa masak? atau ini Bibi yang masak?”.

“Masakan Bibi jauh lebih enak dari pada ini”. Kinan menyerah dan duduk dihadapan Julian.

Kinan benar-benar lucu dan sangat natural. Ia cantik bahkan tanpa menggunakan make up sedikitpun, karna wajahnya putih dan alisnya tebal alami.

“Bercanda”, Julian tersenyum.

Kinan mulai mengambilkan piring dan nasi untuk Julian. Ia menyadari masakannya terlalu sederhana untuk Julian, namun ia memasaknya dengan sepenuh hati untuk berbalas budi atas kebaikan Julian kemarin. Ia juga tidak bisa menggunakan banyak bahan-bahan di kedai karna merasa tidak enak dengan Bibi meskipun Bibi telah menyuruhnya untuk membuatkan daging panggang.

“Kamu ga makan? trus Bibi mana?”. Tanya Julian sambil mulai mengambil makanannya.

“Aku sama Bibi udah makan siang tadi berdua. Sekarang kamu coba dulu”.

“Ok....”. Julian mulai mencoba nasi dengan sup dan capcay. Begitu menyuap, Julian langsung menyukai masakan Kinan. Masakan ini sudah lama tidak ia rasakan semenjak Ibunya pergi ke Shanghai dan pembantu dirumahnya selalu masak-masakan modern untuk ia dan Ayahnya.

“Aku serius, ini enak banget. Kapan kamu belajar bikin ini?”. Julian nampak makan dengan lahap.

“Aku ga perlu belajar lagi, dari kecil aku tinggal di Bandung sama Bibi Mun dan Paman. Kita juga buka kedai disana, dan aku udah bantuin mereka masak sejak kelas 4 SD”.

Ia selalu teringat hal itu, dimana sebelum kelas 4 ia hanya diperbolehkan untuk mencuci daging, beras, dan sayur. Dan setelah kelas 4 ia baru diperbolehkan mengupas dan memotong sayuran. Mereka sangat mencintai dan menjaga Kinan dengan baik.

“Pantesan..”, Julian benar-benar semakin kagum dengan Kinan.

“Pantesan apa?”, tanya Kinan penasaran dengan apa yang akan Julian ucapkan.

‘Idaman’ Batin Julian.

“Maksud aku pantesan rasanya enak, ternyata kamu udah jago dari kecil”.

Mereka berdua tertawa dan melanjutkan mengobrol dengan sangat seru bahkan sampai tertawa lepas. Bibi An yang sedang memasak untuk pesanan pun ikut bahagia dan bersyukur melihat Kinan mempunyai teman yang sangat baik.

“Mama kamu lebih sering masak apa dirumah?”, tanya Kinan.

“Mama udah 5 tahun ngurus bisnisnya di Shanghai, China. Setahun pulang cuma 3 atau 4 kali dan ga pernah masak. Yang masak Mbak yang kerja dirumah, masakan modern”. Julian sangat tenang ketika menceritakan hal ini, bahkan sangat nyaman.

“Mama kamu wanita hebat. Yang terpenting masih ada keluarga yang ngerawat kamu sampai sekarang”.

Julian telah menyelesaikan makan nya, setelah minum ia melanjutkan ceritanya pada Kinan.

“Disini ada Papa, dia kerja dari pagi sampe malem, aku punya kakak perempuan yang kuliah di Jakarta juga tapi lebih sering pulang ke apartemen soalnya lebih deket. Mungkin karena aku cowok jadi ga terlalu kesepian karna bisa kumpul sama temen kapan pun, dan justru lebih nyaman dirumah yang sepi trus tenang”.

“Sekarang kamu juga kenal aku. Teman kamu bertambah”. Kinan mengerti perasaan Julian, ia tidak memiliki suasana keluarga yang baik, jadi kemungkinan terbesarnya adalah menghabiskan waktu dengan teman-temannya.

“Aku tau. Jangan pernah pergi dan inget, aku butuh kamu”. Julian menatap Kinan dengan intens dan merasakan detak jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.

Kinan sangat senang, Julian bisa menganggapnya seperti itu. Dan artinya Julian percaya ia adalah orang baik dan patut untuk dibutuhkan. Kini Kinan pun juga berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi untuk Julian.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Cheossarang (Complete)
22070      2000     3     
Romance
Cinta pertama... Saat kau merasakannya kau tak kan mampu mempercayai degupan jantungmu yang berdegup keras di atas suara peluit kereta api yang memekikkan telinga Kau tak akan mempercayai desiran aliran darahmu yang tiba-tiba berpacu melebihi kecepatan cahaya Kau tak akan mempercayai duniamu yang penuh dengan sesak orang, karena yang terlihat dalam pandanganmu di sana hanyalah dirinya ...
A - Z
3080      1045     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Premium
Secret Love Story (Complete)
11472      1670     2     
Romance
Setiap gadis berharap kisah cinta yang romantis Dimana seorang pangeran tampan datang dalam hidupnya Dan membuatnya jatuh cinta seketika Berharap bahwa dirinya akan menjadi seperti cinderella Yang akan hidup bahagia bersama dengan pangerannya Itu kisah cinta yang terlalu sempurna Pernah aku menginginkannya Namun sesuatu yang seperti itu jauh dari jangkauanku Bukan karena t...
November Night
388      278     3     
Fantasy
Aku ingin hidup seperti manusia biasa. Aku sudah berjuang sampai di titik ini. Aku bahkan menjauh darimu, dan semua yang kusayangi, hanya demi mencapai impianku yang sangat tidak mungkin ini. Tapi, mengapa? Sepertinya tuhan tidak mengijinkanku untuk hidup seperti ini.
Bintang Biru
3050      1084     1     
Romance
Bolehkah aku bertanya? Begini, akan ku ceritakan sedikit kisahku pada kalian. Namaku, Akira Bintang Aulia, ada satu orang spesial yang memanggilku dengan panggilan berbeda dengan orang kebanyakan. Dia Biru, ia memanggilku dengan panggilan Bintang disaat semua orang memanggilku dengan sebutan Akira. Biru teman masa kecilku. Saat itu kami bahagia dan selalu bersama sampai ia pergi ke Negara Gingsen...
AVATAR
8085      2277     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
Starlight and Integra
8921      2118     8     
Fantasy
Siapakah sebenarnya diriku? Apa saja yang sebenarnya disembunyikan oleh orang-orang di sekitarku? Dimana kekeasihku Revan? Mungkinkah dia benar-benar telah tewas saat peristiwa pelantikan prajurit itu? Atau mungkinkah dia ditangkap oleh Kerajaan Integra, musuh kerajaanku? (Roselia Hope, warga Kerajaan Starlight)
Flower With(out) Butterfly
441      305     2     
Romance
Kami adalah bunga, indah, memikat, namun tak dapat dimiliki, jika kau mencabut kami maka perlahan kami akan mati. Walau pada dasarnya suatu saat kami akan layu sendiri. Kisah kehidupan seorang gadis bernama Eun Ji, mengenal cinta, namun tak bisa memiliki. Kisah hidup seorang gisaeng yang harus memilih antara menjalani takdirnya atau memilih melawan takdir dan mengikuti kata hati
Junet in Book
3333      1288     7     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
I'il Find You, LOVE
6219      1697     16     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.