Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reuni SMA
MENU
About Us  

Tepat pukul 17.30 gue sampai di rumah. Di sambut dengan kejailan abang gue yang nimpuk kepala gue pake bola basket. Mungkin dia berharap gue bakal marah dengan ulahnya itu. Tapi tidak sama sekali, karena hari ini gue males bercanda bersama sang abang gue yang jail. Gue langsung masuk ke kamar gue. Dan membenamkan wajah gue ke dalam selimut setibanya di atas kasur.

Nama gue Alea Nirvana Sandara gue anak kedua di keluarga gue. Nama bokap gue Kevin Mario Hermana, dia itu orang Jerman. Nama Hermana di belakang namanya adalah nama Indonesia yang di kasih sama my grandpa (mertuanya-ayah nyokap gue) yang seorang asli Indonesia. Sementara nyokap gue namanya Marriesa Steva dia blasteran Inggris-Indonesia. Yang artinya gue adalah peranakan Jerman-Inggris-Indonesia. Dan abang gue tersayang bernama Areas Nirvana Hermana. Gue lahir di Manchester-Inggris,  28 Juli 1992. Sementara abang gue lahir di Jerman. Karena setelah menikah, orangtua gue tinggal di Jerman. Nah setelah abang gue berumur 2 tahun mereka pindah ke Inggris, kemudian lahirlah gue. Sekitar umur 5 atau 6 tahun barulah gue dan keluarga pindah, tepatnya menetap di Indonesia. Bokap gue adalah satu-satunya WNA di keluarga gue. Karena sampai sekarangpun dia masih bolak-balik Jakarta-Berlin. Setiap liburan, kita sekeluarga pasti pergi ke kampung halaman bokap gue, Jerman. Tapi gue tidak fasih berbahasa Jerman. Beda sama abang gue. Karena memang dia itu pintar, dia bahkan bisa 5 bahasa, selain Indonesia dan Inggris. Yaitu Jerman, Korea, Jepang, Belanda dan Spanyol. Makanya sekarang dia bekerja di luar negeri. Dulu dia sudah direkrut perusahaan asing bahkan sebelum dia lulus kuliah. Dan sekarang dia jadi dosen di Harvard University.

Selesai mandi gue melanjutkan pekerjaan gue yang tertunda, yaitu tugas. Beginilah kesibukan anak kuliah. Setiap dosen ngasih tugas. Tiap hari oleh-oleh dari kampus itu ya tugas. Dan saat itulah handphone gue berdering kembali. Satu-satunya orang yang akan menelpon gue di saat-saat seperti ini adalah Sela. Tapi saat gue liat handphone gue ternyata panggilan telpon yang masuk adalah Tommi -_-. Kenapa gue masang emot itu. Karena gue males mengangkat telpon dari anak alien yang hidup di bumi, Tommi.

“hallo!” gue jawab datar.

“yaelah jawab telpon males-malesan banget. Lagi ngapain?”

“gue lagi sibuk mau ngerjain tugas Mmi, kenapa?”

“tugas apaan? Bangga banget punya tugas aja mau dikerjain.”

“maksud lo? Ya iyalah kan namanya juga tugas ya harus dikerjain lah.”

“oooo ok!”

Hening......

“sebenernya lo mau apa?”

“engga itu soal reunian, lo mau dateng ga?”

“oh itu, ga tau, kenapa?”

“yaelah, dateng dong Al. Kapan lagi kita ngumpul-ngumpul bareng. Lagian emang lo ga kangen sama gue?”

“apaan sih lo! Lagian kenapa semua orang nyuruh gue buat ikut reunian sih!”

“pokoknya lo musti dateng. Tiada kesan tanpa kehadiranmu deh.”

“lebay banget, paling lo cuman mau ngehina gue. Lo kangen ngehina gue kan?”

“nah itu lo tau,”

Setelah hampir setengah jam gue ngobrol panjang lebar sama ni anak alien. Akhirnya tu anak alien bilang kalo dia ada urusan. Biasa masalah cewek. Jadi dia harus tutup telponnya. Baguslah, gue pusing mendengar suara dia yang mirip seperti penyiar radio.

Tommi: temen satu kelas gue. Orangnya cerewet walaupun cowok. Termasuk playboy. Dulu di SMA dia sering ngehina gue karena gue tidak kunjung punya pacar. Hobbynya adalah ngomong ga jelas kayak penyiar radio yang tidak didengar. J kadang asyik sendiri sama apa yang dia omongin. Sering ngelucu tapi dia selalu ketawa sendiri saat bikin joke. Miris ga tuh??

            Keesokan harinya...

            Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang. Hari dimana reuni angkatan SMA gue di gelar. Sebenarnya sekarang sudah jam 8 siang, tapi gue masih meringkukkan diri gue di kasur kesayangan. Tapi tiba-tiba terdengar suara dari balik pintu kamar gue.

“Al! Al!?” itu suara abang gue.

“ape?”

“lu kagak mau bangun? Ada Sela tuh di bawah. Buruan turun!” lalu terdengar suara langkah kaki menuruni tangga.

“Ampun deh tu anak!”

Guepun wake up dari kasur kesayangan dan berjalan menuruni anak tangga ke lantai bawah menghampiri Sela. Sela sudah terlihat rapih dengan baju yang bernuansa biru muda. Cerah bener!

“baru juga jam 8!”

“Alea ini itu udah siang buat pergi ke salon. Yu ah, nanti ngantri lagi!” belum sempet gue ngomong sesuatu Sela langsung narik gue.

“ih apaan si! Acaranya itu baru jam 7 malem. Ngapain kita ke salon jam 8 PAGI?” gue nyolot sambil melepaskan tangan gue dari pegangannya Sela.

“ya ampun Al, kan udah gue bilang kalo kita ke salonnya nanti, bisa-bisa kita ngantri. Udah yu capcus!”

“ya udah kalo gitu gue ga pergi.”

“ih kok gitu sih,”

“iya lo aja yang nyalon. Gue ngga. Lagian ini kan cuman acara reuni. Ga perlu ke salon  lah.” Gue memperlihatkan muka gue yang super b to the t.

“euh, ya udah deh. Kalo gitu gue jalan sendiri. Bye!” Sela langsung cabut dari rumah gue.

            Dan guepun kembali lagi ke kamar gue. Dan saat itulah abang gue kesayangan datang menghampiri gue.

“apa?” muka gue agak nyolot sama tu anak yang tiba-tiba masuk ke kamar gue tanpa mengetuk pintu.

“jadi lu beneran gak ikut?”

“iya, kenapa si semua orang sewot banget sama acara gue. Kan ini acara gue. Gue juga yang nentuin gue ikut atau enggak.” Makin nyolot ngejelasinnya.

“ya engga, gue kan cuman nanya de. Ga nyelow banget si!” Areas langsung keluar dari kamar gue.

Setelah di tinggal sendirian oleh Are gue pun berpikir lagi, apakah gue harus pergi atau tidak. Karena setelah gue renungkan apa yang mereka katakan tentang reuni itu ada benarnya. Dan akhirnya guepun memutuskan untuk pergi. Ya keputusan gue adalah ikut.

Sekarang sudah pukul 11 siang. Dan gue bingung karena satu hal. GUE BERANGKAT SAMA SIAPAAAAAAAAAA!

“Al! Al!” suara Are teriak-teriak memecahkan lamunan gue tentang dengan siapa gue pergi ke reuni.

Guepun turun ke lantai bawah. Dengan keadaan masih belum mandi gue menghampiri Abang gue. Tapi dia tidak ada di dapur dan juga di ruang tengah. Gue memutuskan untuk kembali ke kamar gue. Tapi,

“Al! al!” suara teriakan Are terdengar di luar rumah.

“tu anak dimana si? Terus kenapa lagi musti tereak segala.” Gue berjalan menghampiri suara Areas. Gue membuka pintu depan rumah gue dan mendapati abang kesayangan gue sedang mengobrol dengan orang yang tidak asing. Viko.

Viko : dia cowok super ganteng, putih, tinggi, kalo udah senyum makin ganteng. Dia satu kampung sama gue. Rumah kita hanya terhalang oleh 10 rumah. Dan kami sudah satu sekolah sejak kami TK sampai keluar SMA 5 tahun yang lalu. Dan dia cowok yang gue suka sejak TK sampai sekarang :-D.

Gue berdiri tepat di depan Viko. Dia tepat ada di depan gue. Dengan wajah cengo yang belum mandi gue hanya diam.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
FLOW in YOU (Just Play the Song...!)
3401      970     2     
Romance
Allexa Haruna memutuskan untuk tidak mengikuti kompetisi piano tahun ini. Alasan utamanya adalah, ia tak lagi memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti kompetisi. Selain itu ia tak ingin Mama dan kakaknya selalu khawatir karenanya. Keputusan itu justru membuatnya dipertemukan dengan banyak orang. Okka bersama band-nya, Four, yang terdiri dari Misca, Okka, dan Reza. Saat Misca, sahabat dekat A...
Kembali Utuh
779      465     1     
Romance
“Sa, dari dulu sampai sekarang setiap aku sedih, kamu pasti selalu ada buatku dan setiap aku bahagia, aku selalu cari kamu. Begitu juga dengan sebaliknya. Apa kamu mau, jadi temanku untuk melewati suka dan duka selanjutnya?” ..... Irsalina terkejut saat salah satu teman lama yang baru ia temui kembali setelah bertahun-tahun menghilang, tiba-tiba menyatakan perasaan dan mengajaknya membi...
With You
2584      971     1     
Fan Fiction
Kesan pertama yang dapat diambil dari seorang Jevano ketika pertama kali bertemu adalah laki-laki berparas tampan dengan aura dingin dan berwawasan luas, tapi sayangnya Jevano tidak peka. Tampannya Jevano itu lengkap, manis, ganteng, cool, dan ga bikin bosen. Bahkan kalau dilihat terus-terusan bikin tambah sayang. Bahkan perempuan seperti Karina yang tidak pernah tertarik dengan laki-laki sebelum...
Silent Love
137      128     0     
True Story
Diam kan bukan berarti aku nggak se-suka itu sama Atlas. Aku mencintainya bertahun-tahun, dalam diam. Nggak banyak yang tau tentang itu karena pada awalnya pun, aku nggak pernah membayangkan kalau cintaku akan terbalaskan. Tapi kenapa semakin kesini hatiku semakin hancur? Apalagi semenjak aku tau semuanya tentang Atlas. Bahkan membantunya untuk mengambil hati semua cewek yang ingin dia kencani...
Sad Symphony
376      272     0     
Short Story
Aku ingin kamu ada dalam simfoni hidupku. Tapi kamu enggan. Aku bisa apa?
Kinanti
1635      730     1     
Romance
Karena hidup tentang menghargai yang kamu miliki dan mendoakan yang terbaik untuk masa nanti.
Reminisensi
0      0     0     
Fan Fiction
Tentang berteman dengan rasa kecewa, mengenang kisah-kisah dimasa lampau dan merayakan patah hati bersama. Mereka, dua insan manusia yang dipertemukan semesta, namun bukan untuk bersama melainkan untuk sekedar mengenalkan berbagai rasa dalam hidup.
AVATAR
7949      2243     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
Secret Love
348      234     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...
Bulan
743      442     5     
Short Story
Ketika Bulan mengejar Bintangnya kembali