Hari jumat di Pulau Bali, Rendi terbangun karena teriknya matahari menembus kaca ruangan mereka.
“gila gue tidur dilantai?” ucap Rendi secara tiba-tiba dan terkejut, padahal dia baru saja bangun. Rendi membangunkan Dela. “Dela bangun”
“huh? Kenapa Rendi? Ini masih pagi banget.” Ucap Dela masih setengah sadar.
“gila, hotel gue bayar mahal dan gue tidur dilantai.” Gerutu Rendi yang merasa sangat sial.
“huftt... Rendi kamu kenapa sih?” ucap Dela yang sudah duduk di kursi.
“Dela kita bobo di kamar yuk?” ajak Rendi yang sudah berdiri,
“kok bobo lagi, inikan udah jam 7 pagi. Mandi gih biar kita jalan-jalan.” Ucap Dela melangkah kekamar untuk mandi.
Rendi masih merdecak tidak percaya sambil berkeliaran di kamar hotel menendang bantal dan bergerak hiperaktif memukul-mukul kasur sampai akhirnya Dela selesai mandi.
“sayang kamu kenapa?” tanya Dela sambil memilih baju dari tas belanjaan kemarin dan meliat Rendi lompat-lompat diatas kasur.
“olah raga sayang.” Balas Rendi. Dela menunjukkan ekspresi bingung.
“dihotel ini kan ada Gym? Ngapain di atas kasur?” tanya Dela lagi yang kini memandangi Rendi .
“huhh... akhirnya. Hahaha gak papa Del.” Ucap Rendi sambil turun dari atas kasur dan pergi mandi.
Akhirnya Rendi selesai mandi, Dela mengenakan dress pantai berwarna putih, hot pants biru, sling bag nanas, sendal jepit, dan kacamata kuning. Rendi mengenakan celana pendek berwarna pastel cream, kaos putih, sendal jepit, kaca mata hitam, dan Clutch bag hitam.
“gila-gila kita kok bisa jodoh gini sih del? Sama-sama pake baju putih, padahal ga janjian.” Ucap Rendi sambil memasukkan dompet dan mengambil kunci mobil.
“hahahhah, kamu bawa power bank yah.” Ucap Dela sambil melangkah ke ruang tamu.
“WHAT?” teriak Rendi yang melihat Dela yang terkena paparan sinar matahari. “kamu ga ada baju lain Del, itu transparant tau, Bra kamu warna hitam. Kelihatan.” Ucap Rendi.
“wwkkwkw santai Ren, ini Bali Island, di Semarang kan ga boleh make baju kayak gini. Jadi harus memanfaatkan lokasi.” Ucap Dela.
“ga boleh, yang boleh lihat ya gue doang, kalo dipantai baru boleh eh ga boleh juga.” Ucap Rendi sambil memilih baju-baju di kantong belanjaan kemarin “Pake ini ajah.” Kata Rendi lagi sambil memberi dress floral ke Dela. Dela hanya menatap Rendi datar dan pergi ke closet untuk ganti baju. Mini dress floral berwarna putih dengan bunga-bunga warna kuning.
“okay good, you look so cute” ucap Rendi sambil menarik tangan Dela berjalan menuju restaurant hotel untuk sarapan. Restauran di hotel ini cukup menarik memiliki konsep out door dan in door, Rendi memilih out door, karena cuacanya sangat bagus, pemandangan yang di sajikan juga cukup bagus, hamparan laut dan pantai, restoran yang memiliki konsep pantai ini sangat cantik dengan kolam renang, warna-warna pastel, dan bar yang sangat ikonic dengan dominan bambu. Tenda-tenda disepanjang kolam berenang dan meja lesehan yang dibuat seperti ayunan disertai bantal-bantal yang lucu.
“humhh makan apa yah?” ucap Rendi sambil membolak-balik menu. Rendi dan Dela duduk dimeja pinggir kolam menghadap lautan.
“aku makan sandwich sama jus tomat.” Ucap Dela langsung sambil mengambil beberapa foto.
“gue makan apa yah? Humhh nasi goreng deh mbak sama teh hijau.” Ucap Rendi kepada pelayannya.
“baik mas, terimakasih.” Ucap pelayan itu lalu meninggalkan Rendi.
“kita kok ga makan yang all you can eat? Bukanya biasanya restoran sarapannya gitu ya?” tanya Dela. “sini selfie dulu.” CKREK 20 kali
“iya sih del, tapi itu buat restoran yang di dalam, inikan dah beda, ini kaya beach clubnya mereka gitu.” Ucap Rendi.
“owhh gitu. Ren, kamu pasti habis banyakkan buat kesini? Nanti biaya diluar, aku yang bayar yah.” Ucap Dela sambil memegang tangan Rendi.
“humh? Hahaha engga kok Del. Ya udah loe juga gak papa.”
“kamu sih, nginep dikamar dan hotel biasa kan bisa, kenapa yang harus 10 juta satu malam.”
“karena ini jalan-jalan pertama kita, gue Cuma pengen buat lo senang ajah Del, walau ini buat duit tabungan gue setahun habis.” Ucap Rendi pelan sambil menunduk dan tiba-tiba “wkwkwk ya kali tabungan setahun. Gue sebenernya dapat voucher, pas ada seminar gitu, gue jawab pertanyaan yah dapet, diskon 50%.”
Dela hanya tertawa mendengar Rendi yang berbicara dan berekspresi sangat lucu sambil memakan, makanan yang sudah datang.
Selesai sarapan Dela dan Rendi memutuskan untuk pergi ke daerah Kintamani, untuk mengunjungi Danau Batur salah sau objek wisata dataran tinggi yang dimiliki Bali selain Danau Bedugul. Hari mulai semakin siang dan cuaca lumayan tidak mendukung, mendung dan gerimis-gerismis mulai menetes sepanjang perjalanan. Jam sudah menuju ke angka dua, akhirnya Rendi dan Dela memutuskan utntuk singgah di warung makan pinggir jalan yang menunjukan pemandangan Gunung Batur. Rendi dan Dela berlari-lari dari mobil ke warung tersebut.
“gila dingin banget Ren, kita ga bawa apa-apa lagi.” Ucap Dela sambil menggosok-gosok kedua tangannya.
“duduk sini laa.” Ucap Randi sambil menarik kursi di salah satu meja yang menghadap gunung tersebut. “kita minum teh dulu yah, biar hanget, atau jahe?” tanya Rendi.
“Aku mau jahe Ren.” Ucap Dela.
“okay sayang.” Ucap Rendi sambil mengelus kepala Dela dan memesan minuman serta makanan.
“kita kok sial gini yah, dah jauh-jauh datang. Ujan. Huft. Lo kedinginan yahh” ucap Rendi sambil memegang pipi Dela.
“hahaha kok sial sih, ini first trip kita loh.”
Rendi hanya menghela nafas dan memandang gunung Batur yang terlihat sangat segar karena hujan dan untungnya tidak ada kabut. Dela mulai meminum teh jahe yang baru saja diantarkan dan memakan sate lilit seperti orang yang kelaparan. Rendi memandangi Dela yang menyeruput tehnya.
“kayanya sekarang tujuan utama hidup gue bukan jadi dokter spesialis dalam yang terkenal lagi deh tapi ngelihat Dela senyum bahagia kaya ga ada beban kaya gini.” Ucap Rendi dalam hatinya
Jam 7 malam pun tiba, waktu dihabiskan Rendi dan Dela diwarung makan tersebut karena hujan tak kunjung berhenti dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke hotel.
Diapartemen Figo sedang ada Tara dan Axel yang sangat gabut.
“gila Dela pergi liburan kita kaya orang yang ga jelas.” Ucap Figo sambil menghanyutkan badannya diatas sofa.
“kita nyusul yuk.” Uca Axel sambil tetap fokus memegang hp nya.
“gia lo, nyusul. Ngapain kesana kalo minggu balik, cape-capein badan doang.” Ucap Tara.
“wkwkwkkw bilang ajah lo ga suka lihat mereka berduaan.” Ucap Figo sambil tertawa di susul Axel.
“terserah lo deh, ke tempat lu ajah xel. Disana kita lebih berfaedah buat nyuci mata.” Ucap Tara sambil berdiri dan melakukan stretching karena sudah terlalu lama duduk.
“boleh juga, kuy. Gue juga ada urusan sih sebenarnya.” Ucap Axel.
Sementara Dela dan Rendi masih terjebak di kawasan Kintamani, macet yang sangat panjang terjadi karena adanya longsor akibat hujan yang terjadi cukup lama sejak tadi siang. Untuk memutar kendaraanpun tidak memungkinkan karena ruas jalan yang tidak teralu besar, kendaraan yang dari sisi lain juga memadati dan jurang di satu sisi jalan. Rendi melirik jam tangannya yang menunjuk jam 9 yang berarti mereka telah terjebak selama 2 jam dimacetnya jalan.
Suasana didalam mobil cukup tenang, hanya terdengar lagu-lagu Ed Sheren dari playlist mobil dan ac mobil yang sudah mati sejak ada dikawasan Kintamani dan jendela mobil Rendi yang terbuka sedikit untuk sirkulasi udara. Dela tertidur sejak satu jam lalu. Rendi memegang tangan Dela yang membuat Dela terbangun.
“dingin banget Ren, sumpah.” Ucap Dela pelan sambil melipat tangannya dan mencoba meringkuk.
“lo terbangun gara-gara dingin? Sabar yah, masih macet del, lo sih tadi make bajunya seksi-seksi gini.” Ucap Rendi sambil mencoba menggoda-goda Dela dan mencolek-colek pinggangnya.
“ini kan kamu yang milih monyet.” Ucap Dela dengan mata yang masih menutup.
“duh, emang ada monyet yang bisa nyetir? Ehh engga, berarti lo pacarnya monyet dong hahaha.” Ucap Rendi sambil tertawa dan Dela sudah duduk nomal memandangi Rendi tertawa.
“huhh, aku ga tau kamu sebenarnya monyet, maafkan aku. Aku akan merubahmu jadi manusia yang layak.” Ucap Dela sambil memegang pipi Rendi dan mencium bibirnya.
Deg... deg... deg... jantung Rendi sangat berdetak cepat dan membuat pipinya panas.
“wess, manusia pacar aku diam yah, jangan kaya monyet lagi, aku mau bobo, kamu bobo ajah gih, kayanya ga bakal jalan sampe pagi.” Ucap Dela sambil mengatur posisi tidur dan Rendi masih terpaku. Rendi hanya tersenyum dan memutuskan untuk tidur.
Sekitar jam 2 pagi Dela terbangun dan melihat tak ada perubahan pergerakan kendaraan. Rendi masih tertidur pulas, Dela sangat kedinginan dan mulai menggigil, Dela mengepal tangannya sangat kuat dan pindah kekursi belakang dan mencoba untuk kembali tidur. Dela mencoba kembali tidur namun tetap dinginnya membuat Dela tidak sanggup, permukaan wajah Dela mulai pucat dan bibirnya membiru. Dela mencoba mengatur pernafasannya dan akhirnya Dela pingsan dan jatuh ke bawah kursi.
Waktu sudah menunjuk pukul 4 suara klakson mobilpun terdengar ramai dan membangunkan Rendi. Rendi yang tersentak langsung menghidupkan mobilnya dan menjalankannya.
“Dela bangun udah jalan.” Ucap Randi sambil berusaha fokus menyetir karena baru bangun. Rendi melirik Dela dan matanya melotot melihat Dela tak ada. Rendi kebingungan dan tak bisa menghentikan mobil karena padatnya jalanan. Namun akhirnya Dela bangun karena mendengar Rendi yang sangat berisik.
“Dela, lo kok bisa disitu?” ucap Rendi sambil melihat kaca Spion dalam mobil dan melihat Dela beranjak dari tempat dia pingsan tadi malam dan duduk di kursi.
“Tadi malam kedinginan jadi pindah, ga nyadar juga tidurnya dibawah. Huhh badan aku sakit semuaa.” Ucap Dela sambil menguap dan menekan-nekan bahunya. Dela beranjak dan pindah ke kursi depan.
“kuy bobo dihotel biar ga pegel-pegel.” Ucap Rendi sambil fokus menyetir dan tiba-tiba teriak frustasi dan memukul-mulul stir mobil.
“kamu kenapa Ren?” tanya Dela bingung.
“del loe tau ga? Kita ga bobo di hotel kan hari ini?” ucap Rendi dengan sangat jelas.
“iya kita bobo di mobil.” Ucap Dela lagi.
“tuh kann, buat apa kita mesen hotel Dela, kemarin gue bobo di lantai dan sekarang di mobil. Huft duit gue” ucap Rendi dengan ekspresi yang sepertinya sangat sial.
“wkwkkwkwk ya ampun, kamu kok lucu banget sih.” Ucap Dela. “ntar next vacation aku bayarin deh lebih mewah dari hotelnya kamu.” Ucap Dela sambil mengelus pipi Rendi.
“bukan gitu del, Cuma ahh sudah lah. Duitnya bisa dibalikin ga ya?”
“hahhahaha dasar monyet.” Ucap Dela sambil tersenyum dan tertawa memandang kearah keluar jendela. Udara pagi terasa sangat segar untuk dinikmati.
“Thanks God, udah ngirim Rendi ke kehidupan aku. Aku bersyukur disetiap jalan ku bersamanya. Thank you so much.” Ucap Dela dalam hatinya sambil menghirup udara dalam-dalam.
Sesampainya dihotel Rendi langsung berlari kekamarnya dan menghempakan tubuhnya dikasur.
“akhirnya... tidur dikasur ya Tuhan.” Ucap Rendi.
“kita ga jalan lagi?” tanya Dela sambil merapikan barang-barangnya dan masuk ke toilet.
“jalan Del, Cuma siangan yah. Mau bobo dulu, tadi malam ga puas banget.” Ucap Rendi sambil mengatur posisi nyaman.