SRET...SRET...
"Merepotkan, biasanya tidak seberat ini," ucap orang itu sambil menyeret sebuah plastik sampah berwarna hitam. Kemudia ia mengeluarkan barang yang adadi dalam plastik itu dengan hati-hati bak beling yang akan pecah jika ia cereboh saat memegangnya. Lalu ia menaruh barang itu di atas meja besi di tengah ruangan. Barang itu kembali bergerak setelah diam sejenak. Barang itu, meleok-leokan badannya ke kanan dan ke kiri, berusaha untuk kabur. Orang itu menatap hasil tangkapannya, ia melihatnya dengan wajah bangga. Sudah lama ia tidak melihat brang seperti ini, terakhir kali ia melihatnya, mungkin sekitar beberapa bulan yang lalu. Barang yang ia dapatkan ini seperti narkoba, yang sulit untuk di dapatkan tapi jika sudah ada ditangan kau akan melayang hingga langit ketujuh.
"Kau tahu, wajahmu itu..seperti kucing yang memohon untuk diberi makan. Aku tidak suka, jijik melihatnya." oceh orang itu. "Bagaimana kalau aku melakukan sedikit modifikasi dibeberapa tempat? Kujamin kau pasti akan menyukainya, malah akan meminta lebih padaku," lanjutnya. Lalu, ia membalikan badannya dan mengambil sebuah kotak perkakas. Menaruhnya di dekat mangsanya kemudian bertanya, "Kau lebih suka yang mana? Aku mencuci alat-alatku, atau kau mau langsung saja?" tapi lawan bicaranya tidak kunjung menjawab pertanyaannya. "Kurasa kau lebih suka jika aku mencucinya dengan alkohol, agar lebih higienis bukan?"
Orang itu segera melakukan apa yang ia bicarakan barusan, kemudian mencuci tangannya dengan sabun hingga bersih. Lalu, ia mengenakan sarung tangan latex dikedua tangannya, tak lupa mengambil sebuah pisau bedah karatan yang sebelumnya telah ia cuci dengan alkohol lalu mengasahnya sejenak. Setelah selesai ia menatap barang yang telah ia dapatkan, lalu menodongkan pisau itu kepadanya.
"Jadi, kita harus memulainya dari mana?"