Read More >>"> Iblis Merah (Mustika Putih part 4 ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Iblis Merah
MENU
About Us  

Siang itu risa kembali membeli sayuran dari tukang sayur yang sebelumnya, saat dia melihat wanita yang keluar dari panti asuhan untuk membeli sayur risa langsung teringat kejadian semalam. "anu... Mba boleh nanya sesuatu tidak?" risa bingung bagaimana harus menyapa wanita itu untuk memulai pembicaraan, "eh iya ada apa ya?" wanita itu menjawab dengan nada canggung. "sebelumnya perkenalkan dulu nama saya risa, saya dan 2 orang teman saya yang menyewa rumah ini. " risa memperkenalkan dirinya sesopan mungkin. "ah saya lia penguruh dari panti asuhan yang ada disana." ujar lia memperkenalkan diri sambil menunjuk kearah panti asuhan yang berseberangan dengan rumah sewaan risa. "ada yang ingin saya bicarakan soal beberapa hal dengan mba lia, bisa tidak saya berkunjung ke panti asuhan sore nanti?" risa langsung ke inti tujuannya menyapa lia saat itu. "eh itu tidak masalah sich, memang hal apa yang mau kamu bicarakan dengan saya?" lia penasaran dengan perkataan risa itu. "saya tidak bisa membicarakannya didepan umum." mendengar itu lia pun terpaksa berhenti bertanya soal itu dan langsung mengatur waktu kunjungan dari risa. “baiklah bagaimana dengan sore ini? Sekitar jam setengah 4?” tanya lia untuk memastikan waktunya tidak bentrok dengan kesibukan risa, “ok jam setengah 4 sore nanti.” Setelah menyetujui waktu pertemuan risa langsung membayar belanjaannya dan masuk kedalam rumah.

Risa kembali memasak untuk makan siang gandi dan aldi yang masih tertidur saat itu, setelah 1 jam seluruh masakan risa akhirnya matang dan siap disuguhkan. “ok tinggal taruh di meja makan…” risa langsung membawah satu persatu makanan dari dapur ke meja makan, “ikh…!” risa kaget merasakan hawa keberadaan yang mengerikan muncul. gandi dan aldi sudah berada dibelakangnya dengan liur yang menetes dari pinggir bibirnya saat melihat masakan risa, “kalian ini! liat makanan aja udah kaya liat hewan buruan. gak usah pake mancarin aura begitu napa! aku tuh sensitive sama aura spiritual tau!” risa protes karena merasakan aura spiritual mereka yang meluap-luap ketika melihat masakannya. “habisnya aroma masakanmu itu selalu membuat kami tidak tahan.” jawab gandi sambil memasang wajah polosnya, “iya aku setuju ama gandi. kali ini kamu masak apa aja neh?” tanya aldi pada risa. “lihat aja sendiri, aku masak tempe goreng+sambel terus ada juga sayur asem dan ikan teri goreng. ini semua cuma masakan ala kampung tahu.” ujar risa sambil menunjukan makanan yang ada di meja makan.

Bagi gandi dan aldi meski hanya masakan ala kampung tapi masakan risa lebih kaya rasa, “kalo di bandingin sama mie instans yang sering kami beli. Ini jauh lebih sehat dan juga lebih terasa kenyangnya.” Ujar aldi menentang perkataan risa yang menganggap masakannya hanya masakan ala kampung yang tidak bernilai. “iya bener banget, yang kaya begini sich udah kelas mewah buat orang-orang kaya kita yang selalu kerja bagai kuda tanpa lelah. ya gak di?” gandi mengutarakan perasaannya yang selama bekerja menjalankan misi dari serikat selalu memakan makanan instan yang rasanya begitu-begitu saja.”yoi banget! Ayo ah makan laper neh!” mendengar seruan aldi itu risa dan gandi langsung mengambil tempat duduk masing-masing dimeja makan itu. Mereka bertiga langsung menyantap makanan itu dengan lahap, dalam sekejap seluruh makanan yang ada di meja makanan itu pun habis.

Risa tersenyum senang melihat aldi dan gandi memakan masakannya dengan lahap, “oh iya. Aku baru ingat tadi aku ketemu dengan pengurus panti asuhan di depan rumah saat sedang belanja sayur.” Ujar risa mengingat kejadian tadi ketika belanja. “eh terus?” tanya gandi penasaran, “terus aku bikin janji buat ngobrol empat mata dengannya nanti jam setengah 4 sore.” Jawabab risa membuat gandi dan aldi sontak kaget. “ehhh!? Kalo gitu kita harus putuskan siapa yang akan datang ke sana menemani risa. Soalnya mustahil untuk kita bertiga datang kesana berbarengan karena itu terlalu mencurigakan.” gandi selalu berpikir dengan tenang dalam mengambil setiap keputusan, dia pikir kalau mereka bertiga langsung mendatangi panti asuhan itu akan menimbulkan kecurigaan. Gandi selalu dapat diandalkan soal ketenangannya dalam mengambil keputusan, aldi yang pernah berkerja sama saat ujian ahli spiritual sangat mengetahui hal itu. “ok terus siapa saja yang akan datang kesana?” aldi menyetujui saran gandi itu karena dia pikir itu yang terbaik untuk misi kali ini.

Sore itu tepat pukul 15:30 WIB, gandi dan risa mendatangi panti asuhan yang menjadi target misi mereka saat itu. Saat mereka membunyikan bel tak lama seorang wanita membukakan pintu gerbang panti asuhan itu, wanita tersebut tidak lain adalah lia pengurus panti asuhan yang membuat janji dengan risa. Lia memiliki rambut hitam sepundak dengan paras yang cantik layaknya seorang gadis dengan mata coklatnya yang bulat dan kulit sawo matang yang ia miliki memiliki khas tersendiri. “ayo silahkan masuk.” Sapa lia dengan ramah pada kedua tamunya itu, “ya terima kasih.” Sahut risa dengan senyuman yang tidak kalah ramah dan mereka pun mengikuti lia masuk ke dalam panti asuhan itu. Panti asuhan itu terlihat kecil halamannya hanya cukup untuk menjemur pakaian dan gedungnya pun tidak begitu besar. Di dalam gedung itu hampir seluruhnya di buat dari kayu, anak-anak yang terlihat mondar-mandir di dalam gedung kecil itu juga terlihat lusuh.

Pandangan gandi seketika mengarah pada seorang anak yang memiliki aura spiritual yang keluar dari tubuhnya. Pemandangan yang cukup mengejutkan anak yang terlihat masih sangat muda itu memancarkan aura spiritual sekuat itu. “ada apa?” risa menegur gandi yang terus menatap anak yang sedang menyendiri itu. “itu…!?” risa terkejut melihat energy spiritual yang keluar dari tubuh anak itu, “ah anak itu bernama puji haryanto, dia anak yang selalu menyendiri. Penyebabnya karena ia memiliki sedikit masa lalu yang kelam soal keluarganya.” Ujar lia menjelaskan pada gandi dan risa yang terus menatap puji. Gandi memang tertarik dengan anak itu, tapi pertama dia harus membicarakan masalah yang ada pada lia.

Gandi dan risa memasuki sebuah ruangan yang terlihat seperti kantor dengan lemari yang berisi banyak arsip dan buku. Setelah mereka bertiga masuk lia menutup pintu ruangan itu, “silahkan duduk.” Gandi dan risa langsung mengambil posisi tempat duduk di sofa yang berada di ruangan itu. Sebelum duduk lia merapihkan beberapa arsip yang berserakan di meja kecil yang ada di tengah ruangan. “maaf kalau tempatnya berantakan.” Ujar lia sambil menaruh arsip tersebut ke dalam lemari, “tidak masalah kok.” Jawab gandi dengan ramah. “ok langsung ke pokok permasalahan. Apa yang ingin kalian bicarakan padaku?” ujar lia setelah duduk di sofa yang berhadapan dengan gandi dan risa. “pertama-tama perkenalkan nama saya gandi dan yang ini risa, anda pasti sudah kenal dengannya.” Gandi terlebih dahulu memperkenalkan dirinya. “ ya saya sudah kenal dengan mba risa. Nama saya lia nurmala pengurus panti asuhan ini, panggil saja saya lia.” Lia memperkenalkan diri dengan sopan. “kami berdua dari perwakilan komunitas peneliti hal-hal gaib. Mba lia mungkin tidak percaya tapi saya bisa melihat yang namanya makhluk gaib.” Lia tertawa mendengan ucapan gandi itu, “pffffttt…. Hal-hal gaib ? makhluk gaib ? ini sudah zaman modern kalian masih percaya sama yang begituan?” lia benar-benar tidak percaya mereka meminta waktunya hanya untuk membahas hal yang ia anggap tidak pernah ada.

Gandi tersenyum melihat reaksi dari lia, gandi pikir sangat wajar bagi orang normal menganggap hal gaib di zaman modern ini adalah sesuatu yang taboo. “risa…” seolah mengerti maksud dari perkataan gandi risa langsung mengubah dirinya ke bentuk gaib, “lah…. Mba risa kemana?” lia yang sibuk tertawa tidak sempat melihat risa saat menghilang dengan wujud gaibnya. “risa ada disini. Tepat disebelah saya.” Ujar gandi dengan senyuman lebarnya. Lia benar-benar bingung dan penasaran kebohongan macam apa yang dibuat gandi, dia mencari ke bawah meja dan di belakang sofa tempat gandi duduk. Namun dia tidak menemukan risa dimana pun, “sudah nyerah?” tanya gandi dengan senyuman yang menjengkelkan. Lia sangat kesal dengan senyuman gandi yang seolah menghinanya, “ok aku nyerah!” dengan wajah yang amat kesal akhirnya lia menyerah mencari risa. “ok kalau gitu penjamkan matamu sebentar.” Lia mau tidak mau menuruti perkataan gandi. Saat lia memejamkan matanya gandi menyentuk kelopak matanya yang tertutup dengan kedua jarinya dan mengalirkan energi spiritual dalam jumlah kecil ke matanya.

“ok sekarang buka matamu.” Perlahan lia membuka matanya, alangkah terkejutnya dia melihat risa di hadapannya. Namun yang membuatnya terkejut itu karena lia melihat tubuh risa yang berada di samping gandi melayang di udara. “apa yang kau lakukan padaku!?” lia terlihat kebingungan melihat fenomena gaib di hadapannya itu, “aku hanya membuka mata bantinmu kok.” Gandi menjelaskan sambil tersenyum jahat pada lia. “huh…. Sial kalo begini sich mau gak mau aku harus percaya….” Lia menghela nafas, kejadian di depan matanya tidak bisa di pungkiri dimana dia melihat risa melayang di udara. “lalu apa permasalahan yang ingin kalian bicarakan? Kalian datang kesini pasti karena suatu masalah bukan…?” ujar lia sambil kembali duduk di sofa. Gandi pun mulai menceritakan inti permasalahannya, dimana kemungkinan besar ada sekelompok dukun yang ingin mengincar mustika yang berada di tangan salah satu anak yang tinggal di panti asuhan itu. Gandi juga mengutarakan kalau kemungkinan besar anak tersebut adalah puji haryanto soalnya dia memiliki aura spiritual yang terlalu besar dan juga mencolok untuk anak seusianya.

Mendengar itu lia cukup kaget bukan hanya karena ada orang jahat yang mengincar panti asuhannya, tapi juga adanya benda mistis yang sangat berharga seperti mustika di pegang oleh salah seorang anak di panti asuhan itu. “lalu bagaimana tindakan yang harus di ambil untuk melawan orang-orang ini?” lia langsung menanyakan cara terbaik untuk keselamatan panti asuhannya. “sebenarnya kami sendiri tidak tahu pasti apa yang menjadi target orang-orang itu, tapi perkiraan kami target utama mereka adalah pemilik mustika yang ada di panti ini. kami berencana memancing mereka malam ini, namun ada hal yang lebih berbahaya yang menghalangi kami saat ini. makhluk gaib bernama buto kampa yang menguasai hutan yang ada di dekat sini sangat kuat dan dia sangat marah pada kami yang mengganggu rencananya. Dia berencana untuk membawa macan putih yang muncul dari mustika di panti ini untuk di jadikan istrinya, jujur saja nyawaku sendiri hampir melayang tadi malam karena berhadapannya dengan si buto kampa itu.” Gandi menjelaskan situasinya pada lia serinci mungkin agar mudah di pahami.

Mendengar itu lia menjadi sedikit pusing karena tidak begitu mengerti apa yang di katakana oleh gandi, tapi dia tahu inti dari penjelasannya ada seseorang yang menghalangi rencana gandi untuk menghentikan para dukun. “aku akan memikirkan sesuatu soal masalah ini jadi tenang saja. ngomong-ngomong aku ingin bertemu dengan anak bernama puji tadi.” Gandi mencoba menenangkan lia yang terlihat gelisah. “oh boleh nanti anaknya saya panggil ke sini, tapi mohon maaf sebelumnya nih. Saya harus mengurus pekerjaan harian di panti, jadi saya tidak bisa menemani.” Lia langsung bergegas meninggalkan ruangan itu dan memanggil puji untuk menggantikannya. Tak lama setelah lia meninggalkan ruangan itu, masuklah seorang anak kecil bertampang jutek yang terlihat tidak senang. Tinggi anak itu kira-kira 137 CM dan gandi pikir mungkin umurnya kisaran 9 sampai 11 tahun, dia menatap rendi dengan mata sinisnya dengan rambut hitam cepak membuat dirinya makin terlihat menjengkelkan.

Gandi pikir wajar kalau seorang anak penyendiri tidak senang bila tiba-tiba di panggil, “apa mau kalian dariku!?” mendengar perkataan dengan nada tinggi itu membuat gandi menjadi sedikit kesal. “kami hanya ingin berbicara beberapa hal denganmu, perkenalkan namaku gandi dan kau pasti bisa melihat gadis yang melayang di sampingku bukan? Dia bernama risa.” Sontak perkataan gandi itu membuat puji kaget. “ba-bagaimana kau tahu aku bisa melihatnya!?” puji terlihat panik karena gandi mengetahui kemampuannya. “tentu saja aku tahu soalnya aku juga bisa melihatnya, sekarang kita sudah berkenalan jadi bisakah kau memanggil nona macan putihmu itu?” ujar gandi sambil memasang senyuman seperti seorang penjahat. Puji terlihat amat gugup dengan keringat yang bercucuran melihat ekspresi gandi itu, “tenang saja tuan, mereka bukan orang jahat…” tiba-tiba sosok yang cantik jelita muncul dari belakang tubuh kecil puji.

Sosok cantik jelita itu tidak lain adalah wanita jelmaan macan putih yang tadi malam di selamatkan oleh gandi dan aldi. “kak putih ngapain muncul!?” puji protes atas kemunculan wanita itu, “mereka ini adalah penyelamatku tadi malam tuan…. Sungguh tidak sopan kalau saya tidak menunjukan diri saya…” puji kembali kaget mendengar itu karena remaja mencurigakan dengan senyuman yang seperti seorang penjahat di hadapannya itu adalah penyelamat sang macan putih. “eh mereka!?” puji menoleh kearah gandi dengan tatapan yang seorang berkata itu tidak mungkin, “biar ku pertegas saja ya kami di sini untuk membawa dirimu dan macan putihmu ke Jakarta. Soalnya tempat ini sudah tidak aman buat kalian, apalagi kami belum mengetahui tujuan sebenarnya para dukun yang sering menyerang ke tempat ini. oh iya bisakah kau duduk? aku dari tadi pegal harus menoleh kearah pintu untuk berbicara denganmu.” Puji menuruti kata-kata gandi dan duduk di sofa yang berhadapan dengan gandi.

Gandi benar-benar tidak percaya anak kecil yang di hadapannya bisa memiliki sebuah mustika sakti yang bahkan memunculkan makhluk gaib macan putih yang kemungkinan berada di rank A. “kami berencana untuk mengakhiri ini semua malam nanti, agar kau bisa berangkat ke Jakarta besok siang. Di Jakarta kau akan mendapat fasilitas seperti pendidikan yang layak dan tempat tinggal, namun aku butuh kekuatan dari macan putihmu untuk rencanaku nanti malam.” Gandi menjelaskan pada puji dengan tatapan yang amat serius. Puji terlihat terus memikirkan sesuatu wajahnya terlihat bingung, ‘wajar sich kalau dia bimbang untuk meninggalkan tempat ini, berhadapan dengan anak kecil memang merepotkan ya… kak riana… sekarang aku tahu apa yang kau rasakan dulu…’ ujar gandi dalam hatinya. “kau mungkin tidak bisa menjawabnya sekarang, ku berikan waktu sampai jam 7 malam ini. aku akan menunggu di depan gerbang panti asuhan ini, tapi aku harap kau tetap meminjamkan macan putihmu itu malam ini.” gandi pun beranjak dari tempat duduknya. Saat gandi hendak membuka pintu ruangan itu untuk keluar, “aku mengerti, ku titipkan kak putih padamu malam ini dan sampai ketemu nanti malam.” Gandi tersenyum mendengar perkataan puji yang setuju untuk bekerja sama.

Sementara diwaktu yang sama di dalam hutan sekumpulan orang bertopeng hitam sedang mengelilingi buto kampa yang terkurung dalam sebuah lingkaran sihir. Diantara mereka ada 1 orang yang menggunakan topeng merah terlihat tersenyum di balik topeng merahnya. “dengan ini kita akan bisa mendapatkan mustika putih itu hahahaha…..” pria bertopeng merah itu terlihat amat senang karena berhasil menangkap buto kampa. Setelah cahaya yang mengitari hilang lingkarang sihir hitam yang mengitari buto kampa mengecil dan menempel pada keningnya. “mantra sihir pengendali berhasil di tanamkan…” ujar salah satu orang bertopeng hitam itu melapor pada pengguna topeng merah. “kalau begitu malam ini kita akan menyerang…!” jawab pria bertopeng merah itu dengan penuh semangat.

Sementara itu di rumah sewaan gandi terlihat gemetar melihat sebuah surat dari markas pusat yang di terima oleh aldi. “kalo begini sich namanya gawat.” Ujar rendi sambil terus melihat ke arah surat itu, “mereka bilang kita harus menanganinya sendiri, soalnya saat ini ahli spiritual peringkat emas semuanya sedang menjalankan misi masing-masing.” Aldi menjelaskan bagian dari surat yang di baca gandi itu. “kalau sudah begini mau tidak mau kita lakukan sebisa kita….! Sial….! Aku tak mengira tujuan mereka bukan hanya mengambil mustika itu….!” Gandi langsung melempar kertas surat itu dan pergi menuju kamarnya. Di dalam kertas yang terjatuh itu terlihat sebuah tulisan, “tujuan dari para dukun itu bukan hanya mustika yang ada di panti asuhan itu, tapi juga raja genderuwo buto kampa yang merupakan makhluk gaib rank S. tertanda zaenal ketua serikat ahli spiritual.” Begitulah bagian surat yang terlihat saat kertas itu jatuh ke tanah.

Tidak seperti malam-malam sebelumnya, gandi malam itu membawa seluruh persediaan darah yang dia miliki. “risa kau jaga rumah ini… aku dan aldi akan memeriksa hutan….” Ujar gandi yang sedang mengencangkan tali sepatunya. “baik…. Serahkan saja rumah ini padaku, tapi panggil aku kalau kau terdesak.” Mendengar itu gandi mengacungkan jempolnya pada risa. Malam itu sesuai janji gandi dan aldi menemui puji di depan panti asuhan sebelum pergi ke hutan, “aku titipkan kak putih…” puji masih terlihat ragu meminjamkan macan putihnya itu pada gandi dan aldi. “tenang saja akan ku jaga macan putihmu dengan baik.” Aldi berusaha menenangkan puji yang terlihat ragu itu. Tanpa membuang waktu mereka langsung pergi menuju hutan dengan cepat, mereka menghilang dengan cepat dari pandangan puji. “kuharap mereka dapat memegang perkataan mereka.” Saat puji ingin menutup gerbang panti asuhannya, “booom…..! cingggg…..!!” suara yang amat keras terdengar dan bersamaan dengan itu sebuah cahaya tipis berwarna ungu terlihat mengelilingi hutan. “itukan….!” Puji yang terkejut langsung berlari ke arah hutan sebelum sempat menutup pintu gerbang panti asuhannya.

Di sisi lain gandi, putih dan aldi yang berada di dalam cahaya tipis itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. ‘sial kalau begini kekuatan aldi tidak akan bisa di gunakan untuk melarikan diri….’ Gandi terlihat berpikir keras saat itu. “gandi kalau begini kita tidak bisa melakukan pelarian darurat.” Ujar aldi sambil menjajal kekuatannya dengan menyentuh bayangan pohon, “iya aku tahu…! Penghalang ini membatasi antara hutan ini dengan dunia luar, ini penghalang tingkat tinggi yang sedikit berbeda dari penghalang ketika insiden saat smp…” ujar gandi sambil menggigit kuku jempolnya. “baiklah untuk saat ini mari kita cari pusat dari penghalang ini….” Gandi memberi komando pada putih dan aldi, “oke…!” jawab putih dan aldy lalu mereka pun pergi menuju pusat hutan yang merupakan pusat penghalang itu. Suasana hutan yang sebelumnya terasa sunyi bercampur kegelapan malam saat itu berubah menjadi suasana yang amat mengerikan dan mencekam dengan aura energi spiritual yang bertebaran dimana-mana.

Gandi berjalan di barisan terdepan sedangkan aldi berjaga di bagian belakang untuk jadi bantuan dan putih berjaga di barisan tengah untuk mengawasi bagian belakang juga bagian depan. “….!!” Gandi memberi isyarat untuk berhenti pada putih dan aldi, dia merasakan energi spiritual yang begitu mengerikan dari arah depan. Sesosok bayangan muncul sambil berjalan ke arah gandi, “itu….!” Gandi terkejut dia melihat buto kampa dalam wujud pria tampan. Namun berbeda dari sebelumnya dimana wajah buto kampa terlihat amat elegan dan berkelas, saat ini matanya berwarna merah dengan darah yang keluar dari pinggiran kelopak matanya. Mulutnya yang terlihat penuh liur dan juga taring panjangnya membuatnya terlihat mengerikan, “tidak bisa di maafkan…. Mereka sampai membuatnya seperti ini…!” gandi mengepalkan tangannya dengan keras karena emosi melihat kondisi buto kampa. 

Kepalan tangan gandi tiba-tiba mengeluarkan darah bersamaan dengan itu gandi terdengar melapalkan sebuah mantra dengan suara yang amat pelan seperti berbisik. Darah yang keluar dari kepalan tangan kanan gandi tidak langsung jatuh ke tanah melainkan terkumpul menjadi sebuah gumpalan bola darah. Setelah beberapa saat gumpalan darah itu berubah menjadi sebuah lingkaran sihir berisi tulisan-tulisan kuno dan langsung memancarkan cahaya merah yang amat terang, “aku akan menahannya, kalian berdua pergilah ke pusat penghalang ini…!” ujar gandi memerintahkan aldi dan putih sambil mengangkat tangan kanannya. “baiklah, kami akan pergi duluan…. Jangan sampai mati ya….” Aldi terlihat menyetujui perkataan gandi dengan terpaksa, “tenang saja aku pasti kembali hidup-hidup….” Gandi tersenyum mendengar perkataan aldi barusan. Aldi tau dirinya hanya akan jadi beban untuk gandi jika terus berada di situ, akhirnya putih dan aldi meninggalkan gandi yang berhadapan dengan buto kampa yang sedang di kendalikan.

Lingkaran sihir di tangan kanan gandi kembali menggumpal menjadi bola darah kecil, “mari kita akhiri semuanya malam ini…! Glek…!” gandi menelan bola darah yang ada di tangan kanannya. Beberapa saat kemudian muncul sebuah energi spiritual yang amat besar dari tubuh gandi, “burshhhhhh…..!” kornea mata gandi mengecil dan berubah menjadi hitam berpadu dengan bola matanya yang merah. Tidak hanya itu pelahan tanduk merah besar tumbuh di kening gandi, seluruh kulitnya berubah warna menjadi merah dan kuku tangannya memanjang. Setelah selesai berubah bentuk tiba-tiba buto kampa menghilang dan muncul di belakang gandi, dia langsung menebaskan pedang besarnya untuk membelah gandi. “slash….! Tap…..!!” namun gandi menahan pedang besar yang di ayunkan dengan sangat kuat itu dengan tangan kirinya. Buto kampa terlihat terkejut serangannya dapat di tahan oleh gandi dengan mudah, tanpa buang waktu gandi langsung memutar badannya dan menedang tubuh buto kampa sampai terbentur batang pohon besar. “wushh.,. doom….! Kreket……! Brakkk…!” Benturan tubuh buto kampa membuat pohon itu rusak dan tumbang, gandi tersenyum melihatnya dan memainkan pedang buto kampa yang tertinggal di tangannya.

Sementara itu di bagian luar penghalang puji baru saja sampai di pinggiran hutan, “ini kan… penghalang seperti waktu itu….!” Puji mengingat bagian masa lalunya. Dimana penghalang yang sama seperti penghalang yang digunakan dalam hutan menjadi awal penyebab dirinya menjadi sebatang kara. Puji mengeluarkan kalung yang dia gunakan dan menggenggam batu leontin yang berwarna putih itu, “ayah… ibu… berikanlah aku kekuatan…” batu leontin itu pun bersinar dan energi spiritual puji meningkat dengan sangat pesat. Puji menyentuh penghalang tipis itu dan sebuah percikan cahaya kecil muncul, “criiing….! Rezzztttt….!!” Puji menekan penghalang itu dengan kuat alhasil percikkan cahaya itu makin besar akibat benturan antara kekuatan spiritual. “cringgg….nnnnngggg…” puji akhirnya berhasil masuk ke dalam penghalang setelah bersusah payah menerobos. “kak putih ku mohon tetaplah selamat….!” Puji langsung bergegas masuk ke dalam hutan sambil terus menggenggam leontinnya itu.

Dari kejauhan terdengar suara benturan keras di area dalam hutan, puji terus memberanikan dirinya untuk memasuki hutan itu lebih dalam. Sementara itu gandi terus menerus menahan serangan-serangan berat yang dilancarkan oleh buto kampa dengan pedang besarnya. “wusshhh… doom…!” kedua tangan buto kampa sudah berubah menjadi lebih besar dari sebelumnya, kekuataan serangan buto kampa semakin lama semakin kuat. “slash….. jap….duar….” gandi memilih menghindari serangannya kali ini sehingga pedang buto kampa membentur tanah, ‘kalau begini terus efek mantra darah iblis akan habis duluan… aku harus memikirkan cara untuk menahannya tanpa bertarung…’ gandi terus memikirkan cara untuk menghentikan amukan buto kampa itu. “kresh….” Tiba-tiba dari arah semak-semak puji muncul di tempat pertarungan gandi dan buto kampa itu. Seketika itu juga pandangan buto kampa tertuju pada puji, “bodoh apa yang kau lakukan disini!” mata gandi terbelalak melihat kecerobohan puji itu.

Dengan cepat buto kampa mengubah arah serangannya ke arah puji, ‘gawat gerakannya lebih cepat dari sebelumnya… kalau begini bisa gawat….’ Gandi berbicara dalam hatinya ketika ingin menghentikan serangannya pada puji. “jrebbbb….. cratt….” Darah pun menetes di tanah ketika serangan buto kampa berhasil di lancarkan, “heh bocah sialan…. Apa kau… uhukk.. baik-baik saja…” gandi berhasil menahan serangan buto kampa. Tangan gandi saat itu berlumuran darah dan perutnya tertusuk cukup dalam, mulutnya juga mengeluarkan darah menandakan lukanya cukup fatal. “cepat pergi dari sini…! Aku akan menahannya….!” Gandi berteriak sambil menahan pedang besar buto kampa, “tapi…. Kau terluka parah.” Puji terlihat gemetaran melihat luka yang di alami gandi. “cepat…lah bocah sialan…uhh… “ gandi terlihat menahan rasa sakit akibat menahan pedang yang sedang berusaha di tarik oleh buto kampa. Sambil menahan air matanya puji berlari ke arah pusat hutan. “bagus dengan begini… aku akan menahanmu sebisaku….!” Buto kampa terlihat amat tidak senang dengan perbuatan gandi itu. “…!” tiba-tiba buto kampa melepas pedangnya dan memukul gandi tepat di bagian wajahnya, “buukkk….wushhh..brukk…brakk…” gandi terhempas dan menghantam tanah beberapa kali. “uhuk… uhukk… sepertinya kali ini aku sudah benar-benar membuat perhatiannya kembali tertuju padaku… sial…” gandi bergumam sendiri setelah terhempas pukulan buto kampa.

Gandi langsung berdiri dan menarik pedang buto kampa dari tubuhnya, “argghhh…..! jab… !” setelah menahan rasa sakit yang amat besar pada lukannya akhirnya gandi berhasil menarik pedang besar itu. “majulah buto kampa…!” seketika itu juga gandi langsung maju menerjang buto kampa. Sementara itu di markas mereka risa terlihat sedang menghubungi seseorang dengan smartphone aldi yang memang sengaja di tinggal di rumah, seketika itu juga risa mendapatkan pertanda tentang keadaan gandi waktu itu. “gandi….!” Risa langsung mencoba mengaktifkan kontraknya untuk bisa menuju lokasi gandi saat itu, namun “Eh… apa ini…! Aku tidak bisa terhubung dengannya…!” risa kebingungan saat dia tidak bisa mengaktifkan kontraknya. Risa langsung keluar rumah dan melihat sebuah penghalangan berwarna ungu melingkari seluruh hutan tempat gandi berada. “jadi itu penyebabnya…!” risa langsung terbang menuju penghalang tersebut.

Sementara itu di bagian tengah hutan aldi dan putih melihat sebuah cincin dengan hiasan batu akik berada di dalam lingkaran sihir yang menjadi pusat penghalang yang mengelilingi hutan. Di pusat hutan itu tidak memiliki begitu banyak pohon seperti area pinggiran hutan, malah area pusat itu terlihat seperti tanah lapang berukulan kecil. “oh… kita kedatangan tamu rupanya…” seorang pria bertopeng merah muncuh dari balik pepohonan. Pria bertopeng merah itu menggunakan pakaian khas seorang dukun yang serba hitam dan juga blangkon khas jawa di kepalanya. “putih hati-hati orang ini kuat….” Aldi terlihat amat mewaspadai pria bertopeng merah itu, “tidak perlu kau beri tahu pun aku sudah tahu… soalnya aura hitam pekat itu benar-benar terlihat mengerikan…” putih dapat melihat aura hitam yang sangat dasyat keluar dari pria bertopeng merah itu.

Aldi dan putih terlihat amat berhati-hati dalam mengambil tindakan saat berhadapan dengan pria bertopeng merah itu. “jadi kau macan putih dari mustika itu ya…” perkataan pria bertopeng merah itu membuat seluruh tubuh putih merinding. Dia bisa mengetahui siapa putih hanya dengan melihatnya dan lagi terlihat jelas sekali pria bertopeng merah itu juga mengincar putih. Dalam sekejap pria bertopeng merah itu menghilang dan muncul di belakang aldi dan putih, “sial…! Putih…!” teriak aldi saat melihat tangan pria bertopeng merah itu mencoba menyentuh putih. “booomm…. Duar….! Brak…! brukk…” Seketika itu juga aldi terdiam karena tidak tau apa yang terjadi barusan, secara tiba-tiba pria bertopeng merah itu terpental dan mematahkan sebuah batang pohon lalu terjatuh. “jangan berani-beraninya kau menyentuhku dengan tangan menjijikan itu….!” Wajah putih terlihat amat bengis saat dia merasa kesal. Aldi yang baru pertama kali melihatnya seperti itu telihat kebingungan, aldi tahu kalau putih itu makhluk gaib tingkat tinggi hanya saja dia tidak menyangkat dia bisa membuat pria bertopeng merah itu terpental seperti itu.

“whoops…! aku lupa ada aldi disini…!” putih berbicara sendiri dan wajah bengisnya kembali berubah menjadi wajah putih yang tenang seperti biasanya. “gak apa-apa anggap aja aku gak ada…” ujar aldi sambil tersenyum pada putih, “adududuh…. Sakit juga pukulannya. Tidak kusangka kekuatan fisiknya sehebat ini…” ujar pria bertopeng merah itu kembali berdiri. Aldi kembali terkejut karena pria bertopeng merah itu pasti bukanlah manusia biasa karena bisa langsung bangkit setelah terhempas seperti itu. “sepertinya aku harus serius mulai sekarang…” tekanan energi spiritual yang amat dahsyat keluar dari pria bertopeng merah itu. “wush… pertama-tama aku harus menyingkirkan yang lemahnya dulu…!” aldi amat terkejut melihat pria bertopeng itu langsung berada di hadapannya. “…!” namun tiba-tiba pria itu menghilang, “sial… sulit juga ya melawan jelmaan mustika putih…” ternyata pria itu menghidari pukulan putih yang di arahkan padanya.

Tanpa disuruh lagi aldi mengambil inisiatif menggunakan bayangannya untuk bersembunyi, “kalau aku bertarung secara terang-terangan aku hanya akan jadi penghambat putih.” Aldi bergumam sendiri setelah bersembunyi di dalam bayangan. “cih…jadi dia bisa menggunakan bayangan ya….” Pria bertopeng merah itu terlihat kesal karena tidak bisa menyerang aldi yang bersembunyi dalam bayangan. “kau lihat kemana….” Tiba-tiba putih sudah berada di sampingnya yang sedang berada di tengah udara, “….!” Pukulan kedua putih pada wajah pria bertopeng itu pun mengenainya secara telak. “brukk….greesshhhh… tap… ” pria bertopeng itu langsung bangkit kembali saat terpental menghantam tanah terkena pukulan putih. “beemm….” Pukulan ketiga putih tidak berhasil mengenai pria bertopeng merah itu, “wushh… tap… pengahalang ya…” putih menyadari pria itu menahan serangannya dengan penghalang yang cukup kuat. “kekuatan fisikmu memang luar biasa, tapi keahlianku itu kekuatan mantra dan sihir… jadi kita sedikit berbeda…” ujar pria bertopeng merah itu dengan santai pada putih. “kalau begitu….!” Tiba-tiba udara di sekitar putih terlihat seperti bergetar dan tanah pijakannya pun retak, “aku tinggal menggunakan energi spiritualku untuk bisa menembus penghalangan itu….!” Saat mata putih terbuka yang terlihat bukanlah mata manusia lagi melainkan mata hewan liar yang buas.

Putih langsung menerjang dengan kecepatan penuhnya dan menghantamkan pukulannya pada pria bertopeng merah itu. “booommm….!” Suara pukulan itu terdengar seperti sebuah ledakan yang amat besar, “eh…!? Kamu….!?” Putih amat terkejut melihat sosok yang menahan serangannya itu. Sosok itu tidak lain adalah buto kampa yang sedang di kendalikan, “hahahahaha….! Kau datang tepat waktu buto kampa….! Sekarang tangkap gadis jelmaan macan putih itu….!” Pria bertopeng itu amat senang dengan kemunculan buto kampa. Sebaliknya aldi dan putih terlihat amat terkejut melihat datangnya sosok buto kampa yang seharusnya di tahan oleh aldi. “tidak mungkin....! kalau dia ada disini itu artinya… gandi…” aldi bergumam sendiri sambil melihat kearah pedang buto kampa yang berlumuran darah, “putih kita harus menghabisi buto kampa, jika kita membiarkannya dia hanya akan di manfaatkan oleh para dukun sialan itu…” ujar aldi berbicara melalui bayangan putih. “aku tau…! Tapi bagaimana caranya menghabisi buto kampa di area kekuasaannya sendiri…!? Sedangkan aku sendiri berada jauh dari mustikaku…” putih sangat mengetahui dirinya tidak sebanding dengan buto kampa jika berada di area kekuasaannya.

Tanpa menunggu persiapan putih buto kampa langsung melancarkan serangannya dengan brutal, “slash…doom… slash…slash…” putih terus menghidari serangan pedang buto kampa itu. ‘pukulan dengan kekuatan penuhku dapat di tahan dengan mudah olehnya… apa yang harus ku lakukan untuk melawannya… andai saja mustika putih ada disini…’ putih terus berpikir sambil menghindari serangan ganas dari pedang buto kampa. “ehh… kyaa…! Booommm…!” putih terkena salah satu tebasan pedang besar buto kampa dan tubuhnya langsung menghantam tanah dengan keras. “argh… sial…! …!” tiba-tiba buto kampa langsung berada di hadapan putih yang baru saja bangkit, “wushh… brak….!” Tubuh putih kembali terpental. Tanpa buang waktu buto kampa kembali melancarkan serangan ketiganya tanpa ampun kearah putih yang masih terbaring, “slash… duar…. Krekekkk…. ….!” Serangan buto kampa hanya menghantam tanah kosong dimana seharusnya disitu tubuh putih terbaring. “tepat waktunya ya….” Aldi muncul keluar dari bayangan bersamaan dengan putih, “mana mungkin aku hanya diam dan melihat rekanku terus di serang seperti itu…” aldi melanjutkan perkataannya. “makasih ya… sekarang kau bisa sembunyi lagi karena serangan buto kampa sangat mematikan untuk seorang manusia sepertimu.” Ujar putih ketika kembali berdiri.

Saat aldi mendengar perkataan putih itu dia jadi teringat masa lalunya saat ujian bersama gandi, “tetaplah bersembunyi dan berikan aku bantuan… kau lebih berguna didalam bayangan…” aldi memejamkan matanya dan masuk kembali ke dalam bayangannya. Namun kali ini aldi di dalam bayangannya tidak hanya bersembunyi, “…!” buto kampa menyadari dirinya tidak bisa bergerak. Pukulan putih kali ini berhasil mendarat tepat di wajah buto kampa yang sedang kebingungan karena tidak bisa bergerak, “bush… drak…brukk…kressshhh…” buto kampa terpental akibat pukulan putih. Kekita dia bangkit lagi-lagi kakinya tidak bisa digerakan, namun kali ini pukulan putih berhasil ditahan oleh buto kampa dengan pedangnya. “kresshh….” Tubuh buto kampa hanya terdorong ke belakang setelah menerima pukulan kuat dari putih itu, “graaa…..!” buto kampa tiba-tiba berteriak dan terlihat sangat marah.

Tubuh buto kampa langsung menggeliat-geliat dan ototnya bertambah besar dengan cepat, burung-burung di seluruh hutan pun berterbangan karena panik merasakan kekuatan buto kampa yang meningkat drastis. “jadi ini sosoknya yang sebenarnya…” aldi benar-benar terlihat pucat setelah melihat wujud asli buto kampa melalui bayangannya. Kulitnya terlihat berubah menjadi hitam pekat dan wajahnya bagaikan moster yang mengerikan dengan taring besar yang menjulang keluar dari mulutnya. “apa yang harus aku lakukan melawan monster seperti ini…” gumam putih sambil terus melihat kearah buto kampa yang menampakan wujud aslinya sebagai raja genderuwo. Buto kampa terlihat akan mengayunkan pedangnya yang juga ikut membesar itu, “booomm….duarr….. burshhh….” Benturan pedang besar buto kampa dengan tanah amat terasa dan getarannya seperti sebuah gempa.

“ciiinnggg…..” sebuah cahaya putih yang amat terang terlihat dari balik pedang buto kampa itu, “tuan puji…!” puji terlihat terus menggenggam erat leontin tempat mustikanya berada dan membuat penghalang untuk menahan serangan buto kampa itu. “kak putih ayo lakukan itu…” ujar puji saat menoleh ke arah putih, “eh… tapi tuan…” putih terlihat gelisah mendengar perkataan puji itu. “kita tidak punya pilihan lain selain itu saat ini…!” puji berteriak pada putih agar bisa mengerti situasi saat ini. “baiklah jika memang tidak ada pilihan lain….” Putih langsung berlutut di hadapan puji dan mereka pun langsung berciuman. “hah….!?” Aldi yang mengamati dari bayangan terlihat kaget dengan apa yang mereka lakukan itu, tubuh mereka berdua tiba-tiba mengeluarkan cahaya putih yang amat terang. Setelah beberapa saat cahaya mereka berdua pun menyatu menjadi satu cahaya yang amat terang dan menyilaukan mata. “…!” buto kampa merasakan pedang besarnya didorong dari bawah dengan kekuatan yang amat besar, “wushhh…” sesuatu terlihat meluncur ke arah buto kampa dari kepulan debu di sekitar pedang besarnya. “rasakan ini…! Boom…” pukulan yang sangat terasa melancar dari sosok misterius itu, “arrghh….! Duarr….” Buto kampa terlihat amat kesakitan merasakan pukulan itu dan terjatuh. 

Tanah kembali bergetar hebat saat tubuh buto kampa terjatuh, sosok yang membuat buto kampa terjatuh itu mendarat di dada buto kampa. Aldi pun melihat sesosok macan putih penuh otot yang berdiri dengan dua kaki dan berdiri seperti seorang manusia, “jangan bilang itu…!” aldi melihat macan yang terlihat seperti manusia itu dan langsung menyadari bahwa itu adalah sosok putih dan puji yang menyatukan raga mereka. “jadi ini yang membuat pikiranmu di kendalikan…” suara macan itu terdengar seperti dua suara yang di campur menjadi satu, macan putih itu menyentuh lingkaran sihir yang berada di keningnya. “arrghhh…!” buto kampa terlihat kesakitan saat lingkaran sihir itu di sentuh oleh macan putih itu, “bertahan lah…!” lingkaran sihir itu pun mengeluarkan cahaya putih dan terangkat dari kening buto kampa. Saat macan putih itu mengepalkan tangannya dengan kuat lingkaran sihir yang ada di tangan kanannya itu terlihat hancur menjadi pecahan kecil dan menghilang. Tubuh buto kampa pun perlahan kembali mengecil dan kembali ke wujud manusia tampannya, “baiklah selanjutnya kau…” macan putih itu menunjuk ke arah pria bertopeng merah yang sedari tadi hanya berdiri melihat. “hahahahaha…..kau pikir dengan menghancurkan lingkaran sihir itu semuanya telah berakhir…!?” perkataan pria bertopeng merah itu membuat macan putih itu menoleh ke arah buto kampa.

Tubuh buto kampa yang tidak sadarkan diri mengeluarkan aura hitam pekat yang sama dengan aura pria bertopeng merah itu, “apa yang sebenarnya kau lakukan padanya…!?” macan putih itu terlihat panik. “urrghhh… bushhh….” Tiba-tiba sebuah pukulan keras di terima oleh macan putih itu dari buto kampa yang tiba-tiba bangkit. “mustahil… kekuatannya bertambah…!?” macan putih itu terlihat bingung karena kekuatan buto kampa malah semakin bertambah kuat. “hahahahaha…. Bantai mereka semua buto kampa…! Tapi sebelum itu izinkan aku melakukan sesuatu pada macan putih itu..” pria bertopeng itu terlihat mulai membaca mantra, “….!” Sebuah lingkaran sihir berwarna hitam pun muncul di hadapan macan putih itu. “ciiinnngg…..” tiba-tiba tubuh macan putih itu bersinar dan membuat penyatuan raga mereka kembali terpecah, puji dan putih pun kembali terpisah.

Namun saat mereka terpisah buto kampa tidak menyerang mereka melainkan berlari ke arah pepohonan tempat aldi bersembunyi dalam bayangannya. “gawat…! Dia menyadarinya…!” belum sempat aldi melarikan diri tubuhnya sudah di tarik keluar dari bayangan oleh buto kampa. “uaaa….buukkk….” aldi terlempar dan terjatuh di tengah tanah lapang itu, “oh…jadi disitu kau bersembunyi selama ini…” pria bertopeng merah itu terlihat kagum buto kampa bisa menyadarinya. Buto kampa dengan cepat mengambil pedangnya yang tergeletak di tanah dan langsung mengarahkan tebasannya pada aldi yang belum sempat berdiri itu, “gawat….” Aldi memejakan matanya saat serangan buto kampa hampir mengenainya. “tang…..!” suara benturan besi pun terdengar saat aldi memejamkan matanya, “waduh-waduh…. Ternyata benar ada lawan yang merepotkan disini ya…” seorang pria menggunakan jubah merah tiba-tiba muncul dan menahan serangan buto kampa. “mu…mustahil… kenapa… kau ada disini…?”suara pria bertopeng merah itu terlihat gemetaran, “bukankah kau bilang tidak akan memihak pada golongan mana pun!?” sambung pria bertopeng merah itu sambil berteriak.

Sosok yang muncul itu tidak lain adalah hans informan terpecaya milik serikat ahli spiritual, “sayang sekali…. kali ini aku hanya membantu seorang teman lama… jadi ini tidak termasuk memihak golongan ahli spiritual…” ujar hans sambil tersenyum dan mendorong mundur buto kampa. “hmmm… itu tipikal mantra untuk mengendalikan pikiran ya… namun karena lingkaran sihirnya sudah lenyap pikirannya lepas kendali… kalau begitu…” dengan sangat cepat hans bergerak dan muncul berada tepat di belakang buto kampa. Menyadari hal itu buto kampa dengan cepat menjauh dari hans, “hooo… dia cepat sekali ya… tapi saying sekali lawannya aku… jeb…jebjebjebjeb…” sebuah jarum hitam muncul dari bawah tanah tempat buto kampa menghidar dan berhasil dengan mudah menusuk tubuh buto kampa. “arghhh….!” Tubuh buto kampa pun bergejolak dan membesar dengan cepat, “oh berubah jadi besar ya….!” Hans terlihat sangat tenang meski melihat wujud asli buto kampa dengan kekuatan yang berlipat ganda itu. Tiba-tiba sebuah halintar dari langit menyambat tepat ke arah buto kampa, “jger….! Arrghhh….” Buto kampa terlihat amat kesakitan karena petir itu. Anehnya kilatan petir itu tidak langsung hilang dari kepalanya, namun malah merubah arahnya dan menyerang wajah buto kampa.”uarghhh…” buto kampa kembali berteriak dan terjatuh, “kamu ini ya hans seneng banget main-main sama musuh…” sesosok wanita cantik berjalan menghampiri hans. Sosok itu sangat di kenal oleh aldi suara yang sangat dia kenal, seorang gadis bertubuh tinggi sekitar 170 cm hidung mancung juga kulitnya yang putih berpadu dengan mata birunya yang berbalut dengan rambut pirang panjang yang amat mencolok itu.

Gadis itu tidak lain adalah kakak perempuan aldi yang baru saja pulang dari luar negeri. “kau sendiri tidak kenal ampun seperti biasa kana…” hans menjawab perkataan gadis itu, “ti…tidak mungkin… bagaimana kau bisa ada di Indonesia…!?” pria bertopeng merah itu terlihat makin ketakutan melihat gadis yang baru saja menumbangkan buto kampa. “jadi ini yang namanya serikat dukun topeng bayangan….?” Kanna langsung berada di hadapan pria bertopeng merah itu dalam sekejap. “hikkk….!” Pria itu terlihat amat ketakutan, orang yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan buto kampa sampai terlihat ketakutan seperti itu saat melihat kana. “jangan mendekat…!” pria bertopeng merah itu langsung mundur dan mengeluarkan sebuah mantra yang memunculkan kabut hitam yang menghalangi pandangan kana. “aduh-aduh masih aja ada orang bodoh yang berpikir bisa melarikan diri dari kana…” hans mengoceh saat melihat tindakan pria bertopeng merah itu, “ya namanya juga manusia, jika mereka takut akan kematian menurutku itu hal yang wajar…” setelah berbicara seperti itu kanna langsung menghilang hanya bekas sengatan petirnya saja yang tersisa dari tempat kanna menghilang. “jgeeerr….!” Sebuah petir yang amat besar muncul tidak jauh dari pusat hutan itu, sebuah halilintar yang cahayanya amat terang itu terus menyambar dan bergerak mengitari hutan itu. 

Petir besar yang terus menyala-nyala itu membuat sebagian besar hutan itu terbakar dan lagi petir itu terus bergerak mengelilingi hutan, "keras kepala banget sich...! jangan lari terus lah...!" kanna terus mengejar pria bertopeng merah itu dengan terus mengeluarkan kilatan petir dari tubuhnya yang juga terus menghancurkan hutan disekitarnya. "kau gila ya...!? kali aku tertangkap oleh mu dengan seluruh petir besar yang mengalir dari tubuhmu itu sudah bisa di pastikan aku bakal mati...!" pria bertopeng merah itu terus menghindari kanna dengan seluruh kemampuannya. Namun kanna yang sebal karena tidak bisa mengenainya dengan serangan jarak dekat akhirnya memusatkan seluruh petirnya tangan kanannya dan menembakan laser biru dari seluruh energi petir tersebut. "kcemm.... boooommmm....!" pria bertopeng merah itu terkena serangan tembakan petir milik kanna secara telak, tapi bukit yang berada di jalur tembakan kanna juga terkena serangan itu dan lenyap seketika. “hua… dengan begini misi selesai…” kanna terlihat menyeret tubuh hangus pria bertopeng merah yang menggunakan blangkon itu, “lalu bagaimana kau menjelaskan soal yang ada di belakangmu dan juga soal seluruh hutan yang berantakan ini…?” tanya hans sambil menunjuk ke arah bukit yang lenyap dan hutan yang terbakar di belakang kanna. “ahh… itu… biar kakek zaenal aja yang urus… hehehe….” Ujar Kanna sambil tersenyum polos melihat bukit yang lenyap dan juga kebakaran hutan itu, “kasiannya zaenal tugasnya pasti berat…” hans langsung mengirim pesan singkat melalui handphonenya pada zaenal.

Sementara itu di bagian sisi lain hutan gandi terlihat berlumuran darah dan bersandar di akar pohon besar bersama dengan risa yang terus berusaha menyembuhkannya. “gawat… kalau begini gandi bisa mati…!” luka gandi tidak kunjung sembuh saat risa menggunakan energi spiritualnya. “ah disitu rupanya…!” sesosok pria muncul saat risa sedang kesulitan. Siapakah dia teman atau lawan…!?

 

Bersambung… 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Masa Lalu di Balik Bola Kristal
664      413     0     
Short Story
Sekarang aku mengerti. Tidak ada lagi alasanku untuk menolak memenuhi permintaan Livi. Aku mengerti. Andai aku terbidik panah beracun itu, pasti saat ini akulah yang sedang berada dalam kondisi sekarat.
Rihlah, Para Penakluk Khatulistiwa
13505      2337     8     
Inspirational
Petualangan delapan orang pemuda mengarungi Nusantara dalam 80 hari (sinopsis lengkap bisa dibaca di Prolog).
Looking for J ( L) O ( V )( E) B
1976      800     5     
Romance
Ketika Takdir membawamu kembali pada Cinta yang lalu, pada cinta pertamamu, yang sangat kau harapkan sebelumnya tapi disaat yang bersamaan pula, kamu merasa waktu pertemuan itu tidak tepat buatmu. Kamu merasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari dirimu. Sementara Dia,orang yang kamu harapkan, telah jauh lebih baik di depanmu, apakah kamu harus merasa bahagia atau tidak, akan Takdir yang da...
Le Papillon
1803      834     0     
Romance
Victoria Rawles atau biasa di panggil Tory tidak sabar untuk memulai kehidupan perkuliahannya di Franco University, London. Sejak kecil ia bermimpi untuk bisa belajar seni lukis disana. Menjalani hari-hari di kampus ternyata tidak mudah. Apalagi saat saingan Tory adalah putra-putri dari seorang seniman yang sangat terkenal dan kaya raya. Sampai akhirnya Tory bertemu dengan Juno, senior yang terli...
Abnormal Metamorfosa
1845      625     2     
Romance
Rosaline tidak pernah menyangka, setelah sembilan tahun lamanya berpisah, dia bertemu kembali dengan Grey sahabat masa kecilnya. Tapi Rosaline akhirnya menyadari kalau Grey yang sekarang ternyata bukan lagi Grey yang dulu, Grey sudah berubah...Selang sembilan tahun ternyata banyak cerita kelam yang dilalui Grey sehingga pemuda itu jatuh ke jurang Bipolar Disorder.... Rosaline jatuh simpati...
Our Tears
2364      984     3     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
Tanda Tanya
369      255     3     
Humor
Keanehan pada diri Kak Azka menimbulkan tanda tanya pada benak Dira. Namun tanda tanya pada wajah Dira lah yang menimbulkan keanehan pada sikap Kak Azka. Sebuah kisah tentang kebingungan antara kakak beradik berwajah mirip.
Shut Up, I'm a Princess
637      430     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
Mendadak Pacar
7819      1550     1     
Romance
Rio adalah seorang pelajar yang jatuh cinta pada teman sekelasnya, Rena. Suatu hari, suatu peristiwa mengubah jalannya hari-hari Rio di tahun terakhirnya sebagai siswa SMA
A promise
507      320     1     
Short Story
Sara dan Lindu bersahabat. Sara sayang Raka. Lindu juga sayang Raka. Lindu pergi selamanya. Hati Sara porak poranda.