Nia yang ingin berkumpul dengan rekan satu timnya yang dia perintahkan menjauh, tiba-tiba di kagetkan oleh seorang gadis berambut hitam pendek yang muncul di hadapannya. "eh... sial banget nasibku....!" gadis itu langsung mengeluarkan pisau belatinya dan mengarahkan ke arah nia, "tunggu...! aku sedang tidak ingin bertarung saat ini... bisakah kau menyarungkan pisau mu dan membiarkanku pergi...?" tanya nia mengajak gencatan senjata. 'kenapa kau berkata seperti itu...? harusnya kau sendirian juga bisa mengalahkan gadis itu...' tanya fira pada nia melalui telepati. 'kalo boleh jujur aku tidak mau melawan musuh yang sedang kebingungan seperti ini...' jawab nia sambil tersenyum ke arah fira, 'baiklah, lakukan sesukamu... aku mau tidur dulu...' ujar fira sambil memejamkan matanya di pangkuan nia.
Gadis yang ada di depan nia itu tidak menurunkan senjatanya, meski tangannya terus gemetar sambil mengacungkan pisaunya ke arah nia. "jadi kamu tetap mau bertarung...?" tanya nia dengan memasang mimik wajah serius sambil menatap tajam ke arah gadis itu, "eh... itu... wushhh.....!" belum sempat gadis itu menyelesaikan kata-katanya, sebuah angin hitam yang amat kencang berhembus di area itu. "ini...." nia kesulitan menahan kursi rodanya saat angin itu berhembus, "hoooo... ngejar 1 kelinci muncul kelinci lainnya.... dapet buruan tambahan kita kali ini..." ujar seorang pria yang turun dari pusat hembusan angin hitam tersebut. 'oohhh... tidak salah lagi mereka adalah orang-orang terkuat di antara peserta lain di hutan ini...' ujar fira yang langsung terbangun setelah kemunculan angin hitam itu, "siapa kau...!? apa mau mu...?" nia bertanya pada ke empat orang yang berada di pusat angin itu. "mau ku simple... kalian berdua akan kujadikan mainan untuk celuritku ini..." ujar pria itu sambil mengacungkan celurit hitamnya yang menghilangkan angin hitam yang mengelilingi mereka. pria itu tidak lain adalah zaki kurnia adik sepupu aria, usianya seumuran dengan nia dan dia memiliki bakat yang luar biasa.
Mendengar jawaban zaki itu nia langsung bersiap bertarung dan membuat 3 manusia api biru dengan golok dari api biru di tangan kanan mereka. "hooo.... ada kelinci yang mau melawan rupanya... kalian bertiga urus perempuan cacat itu... biar aku bersenang-senang dengan yang satunya..." ujar zaki pada tiga orang pengawalnya, "oi-oi... aku jadi tidak enak harus melawan seorang gadis lumpuh yang rapuh ini..." ujar pengawal yang menggunakan dua pedang panjang. "ini tugas kita... jadi apa boleh buat... kalau kalian tidak mampu biar aku yang membereskannya..." ujar pengawal wanita satu-satunya di tim zaki, "kalau ini tugas, maka harus di selesaikan dengan sempurna..." ujar pengawal yang bertubuh besar dan membawa gada dari besi yang sangat besar. 'kirim salah satu prajurit apimu ke arah utara untuk meminta bantuan teman-temanmu nia... mereka memang kuat tapi bukan berarti mereka lebih kuat dari pria aneh pengguna golok yang tadi menyerang kita...' ujar fira sambil kembali tertidur di pangkuan nia dengan tenang. 'baik...' nia langsung mengirim salah satu prajurit api birunya untuk pergi menghampiri rekan satu timnya, "oi-oi apa yang perempuan ini coba lakukan...?" ujar pria yang menggunakan 2 pedang sambil memasang kuda-kuda. "dia sepertinya meminta bantuan ayo habisi sebelum bantuan yang merepotkan datang.... tombak es penghakiman....!" ujar perempuan itu sambil mengeluarkan sebuah tombak raksasa yang terbuat dari es. tombak yang sangat cantik berkilau dan juga mematikan itu langsung di arahkan pada nia, "wushh... bushhhh..! cting... shhh.....slash...!" salah satu prajurit api biru nia menahan tombak itu dengan goloknya. saat golok itu bersentuhan dengan tombak es besar itu keluar sebuah asap akibat api bertemu dengan es, "tidak mungkin... slashhh....! booom....!" tombak raksasa itu terbelah menjadi dua akibat tebasan prajurit api biru buatan nia dan potongan tombak es itu menghantam pohon besar yang ada di belakang nia.
Seakan tidak mau membuang waktu dan memikirkan strategi lain, pengawal yang berbadan besar menghantamkan gadanya pada prajurit api biru itu. "demm... criiing....! sshhh....!" gada pria itu dapat ditahan oleh prajurit api biru dan gada besi besar yang ia tahan perlahan mulai memanas dan meleleh. "wushh... tap... apa-apaan api buatan itu...!? tidak hanya memiliki panas yang hebat tapi juga memiliki tekstur padat yang seharusnya tidak dimiliki api..." pria besar itu kebingungan. "clang...cing... tang... tang... wushh... slashh...!" semetara pria yang menggunakan 2 pedang sedang sibuk menahan prajurit api biru yang satunya, "oi... buruan lah kalian habisin itu makhluk api jadi-jadian itu... aku sudah menahan yang satu ini lho... tang...shh.. clang...!" pria yang menggunakan 2 pedang memiliki keahlian yang lumayan hebat dalam berpedang, sehingga bisa menahan prajurit api biru nia dengan berbagai macam trick dan seni bela dirinya. "darah dibayar darah... prajurit dilawan dengan prajurit... keluarlah pasukan es gaibku... ssshh...." sebuah kepulan asap dingin keluar dari sekitar wanita pengawal pengguna es itu. satu per satu prajurti es yang terlihat seperti kesatria full armor dari abad pertengahan hingga akhirnya 10 kesatria es pun muncul, "kesatria esku habisi prajurti api biru itu dengan seluruh kekuatan kalian..." ujar wanita pengawal itu pada pasukan kesatria es yang dia panggil.
Sementara itu gadis yang menggunakan belati sedang berhadapan dengan zaki, baru sebentar gadis itu sudah mengalami banyak luka tebasan kecil. "hahaha.... memang paling mengasikkan saat dimana aku bisa memberikan luka dengan tebasan celurit ini..." ujar zaki sambil mejilat ujung celurit hitamnya yang sudah terkena noda darah gadis malang yang menjadi korbannya itu. zaki benar-benar menikmati setiap tebasan yang dia lancarkan pada gadis itu, "tap... bukk...!" zaki memegang salah satu tangan gadis itu dan memojokan gadis itu ke salah satu pohon besar yang ada di sekitarnya. "waktunya sentuhan akhir..." ujar zaki sambil mengarahkan celuritnya ke arah wajah gadis itu, "tuingg.....booommm...!" tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh ke arah zaki yang sedang ingin melukai wajah gadis yang menjadi targetnya itu. "hah....! siapa yang berani menggangguku...!" ujar zaki sangat kesal karena kegiatannya terhenti akibat sesuatu yang jatuh di dekatnya itu, "...!" dia melihat sesuatu yang terjatuh di dekatnya itu adalah salah satu pengawalnya yang memiliki badan besar dengan senjata gada besi.
Di tempat nia bertarung kedua pengawal yang tersisa sudah terlihat kewalahan menghadapi dua prajurit api biru nia, seluruh kesatria es buatan salah satu pengawal itu pun sudah ambruk semua kebanyakan sudah meleleh atau hancur. "apa-apaan gadis ini... dia kuat sekali..." ujar pengawal yang menggunakan 2 pedang kembar di tangannya, "dia membuat kita tidak bisa mendekati dirinya hanya dengan 2 buah boneka api buatannya ini... sudah jelas kalau gadis ini bukan orang sembarangan..." sahut sang wanita pengawal yang menggunakan kekuatan es. "dan lagi sepertinya kalau pun kita bisa mendekatinya belum tentu kita bisa menyerangnya..." ujar pengawal pengguna 2 pedang, "...! burrsshhh....! slashh...slashh... slashh... wushh...cling...!" tiba-tiba seseorang yang memiliki aura membunuh yang sangat kuat muncul di belakang nia dan membuat perisai api gaib nia aktif. pria itu menebas seluruh perisai api gaib nia hingga hilang tak tersisa dengan angin hitam, "beraninya kau mengganggu kesenanganku....!" ujar zaki yang menatap nia dengan tatapan penuh amarah. zaki terlihat menyeret tubuh pengawalnya yang pingsan hanya dengan satu tangan, "bersiaplah menemui ajalmu...! wushhh..... ssshhh....." angin hitam mulai mengitari tubuh zaki dan melapisi celurit hitam miliknya.
Nia yang sudah terpental oleh serangan dadakan zaki tadi langsung bersiap mengeluarkan seluruh tenaganya, "habisi seluruh musuhku... wahai naga air.... wurrshhh.... duar.... warghhh....!" sebuah naga raksasa yang terbuat dari air tiba-tiba muncul di belakang zaki. "itu kan.... wurrrhshh... bleebeebbbebebeb....." belum sempat zaki menyelesaikan kata-katanya tubuhnya sudah di sambar oleh naga besar yang terbuat dari air itu, "durrshshhh....!" naga itu langsung melanjutkan serangannya ke arah pengawal zaki yang sedang terpojok. "uwaa..... bleeebebebebebeb....!" teriak kedua pengawal itu secara bersamaan, "doooomm....!" naga air raksasa itu hancur saat menabrak 3 batang pohon raksasa yang saling berdekatan. "syukurlah kami tepat waktu...." suara seorang pria terdengan dari arah naga air itu muncul, "kerja bagus aulia... sepertinya mereka semua kecuali nia kena telak oleh serangan itu..." sambung suara itu. pria itu tidak lain adalah desta dan 2 teman satu timnya aulia dan sahril, "kakak... hug...." aulia berlari ke arah nia dan langsung memeluknya. "kakak gak apa-apa kan...?" aulia terlihat sangat khawatir pada nia, "gak apa-apa kok... kakak kan kuat, hehehe...." ujar nia dengan nada bicara yang imut agar aulia tidak khawatir padanya. "kami tadi mendapat pesan dari prajurit api biru buatan kakak... makanya kami segera kemari berdasarkan arah yang di tunjukkan oleh prajurit api biru itu..." ujar aulia menjelaskan pada nia kenapa mereka bisa sampai di situ.
Nia akhirnya bisa berkumpul dengan teman satu timnya saat itu, "...!" tiba-tiba suasana kembali menjadi tegang dan udara menjadi berat saat zaki bangkit. "arrghhh... siapa sangka... ada salah satu anggota keluarga banyuwangi yang ikut dalam ujian ini... hah...!?" ujar zaki yang langsung kaget melihat sosok aulia yang merupakan seorang anak kecil di hadapannya, "tunggu sebentar... biar ku pastikan siapa yang tadi menggunakan jurus naga air...?" tanya zaki yang kebingungan melihat anggota kelompok nia itu. "aku..." jawab aulia dengan polosnya, "aaapaaa...!? seorang anak kecil....!?" zaki kaget sekali saat mengetahui yang menggunakan teknik turun temurun dari keluarga banyuwangi yang terkenal itu adalah seorang anak kecil. "apa ada masalah kalau dia masih anak-anak...?" tanya desta sambil maju dan seolah berusaha melindungi nia dan aulia di belakangnya, desta mengeluarkan aura ancaman seperti yang sering di keluarkan oleh seekor hewan liar yang sedang mencari alasan untuk menyerang. "hm... oh jadi kau pemimpinnya... seperti kali ini aku terpaksa mundur... 4 lawan satu itu terlalu berat, bahkan untuk diriku... apa lagi lawannya orang-orang seperti kalian... sebagai ganti kalian yang telah membiarkan aku pergi aku akan memberikan salah satu kristal yang kami kumpulkan..." ujar zaki sambil membopong kedua teman satu timnya yang pingsan dan melempar sebuah kristal yang merupakan syarat lulus ujian itu.
Melihat kejadian itu dendi yang berada di ruang monitor terlihat sangat kesal, "alah... sayang sekali ya tim unggulan mu hampir semuanya tumbang... dan sepertinya muridmu yang di sana jauh lebih bijaksana dari kelihatannya... dia memilih untuk M U N D U R karena situasi tidak mendukung..." celetuk gandi mengejek dendi dengan wajah yang benar-benar menjengkelkan. "apa-apaan ini...! bagaimana bisa keluarga banyuwangi mengikuti ujian kali ini...!? di tambah lagi dia bisa satu tim dengan gadis berkursi roda itu...?" dendi terlihat protes dengan keadaan yang ada di area ujian. "lah... bukankah kau yang bilang sendiri semuanya tergantung sama takdir... begitu juga dengan pengelompokkan tim 15 ini..." ujar gandi dengan senyuman yang menjengkelkan seolah berkata (kena kau...!). " huh...! ini tidak adil... aku mau mencari angin segar dulu... brukk....!" ujar dendi dengan kesal menggerutu sambil meninggalkan ruangan dan membanting pintu ruang monitor itu. "pfft... pffft... hahahahaha....!" seluruh staff di ruang monitor itu tertawa setelah melihat tingkah dendi, "hahaha... tidak ku sangka aku bisa melihat wajah kesal khas dari guruku itu lagi..." ujar aria yang juga ikut tertawa. "aduh perutku sakit... aku tidak bisa berhenti tertawa.... gandi apa kau memang sudah merencanakan ini semua...?" tanya aria pada gandi sambil memegangi perutnya yang sakit akibat terlalu banyak tertawa. "aku tidak begitu merencanakan ini semua... aku hanya mendengar info ada beberapa pengawas yang terkena suap... namun aku tidak tahu siapa pengawas yang menerima suap itu... itulah sebabnya aku pikir akan terjadi hal yang tidak di inginkan saat ujian... dan untuk berjaga-jaga aku juga sedikit memanipulasi pengelompokkan tim nia... benar saja bukan... ada yang ikut memanipulasi pengelompokkan tim juga..." ujar gandi menjelaskan pada aria apa yang sudah ia lakukan sebelumnya. "huh...!?" aria kaget dengan apa yang di lakukan gandi dalam ujian kali ini, dia saja yang bertugas sebagai wakil ketua panitia pelaksana ujian saja tidak mengetahui apa pun soal pengawas yang terkena suap itu.
Sementara itu nia yang timnya berhasil mengumpulkan kedelapan kristal di beri petunjuk dan arahan melalui kristal yang sudah terkumpul itu. "selamat kalian berhasil lulus ujian tahap kedua... untuk ujian tahap ketiga akan di adakan di tempat berbeda yang berada di gedung markas besar ahli spiritual cabang kalimantan..." ujar suara yang keluar dari ke delapan kristal itu. "beruntung sekali ya kita mendapatkan kristal cuma-cuma dari gadis yang pingsan itu..." ujar desta sambil berjalan menuju pintu keluar hutan bersama nia dan yang lainnya, "tapi aku masih merasa tidak enak karena kita harus mencuri kristal dari orang yang sedang pingsan..." ujar nia sambil memeluk aulia yang ada di pangkuannya. "aku sih yang penting lolos ujian..." celetuk sahril sambil mendorong kursi roda nia, "kalau aku yang penting kita semua baik-baik saja..." ujar aulia tidak mau kalah mengutarakan perasaannya. "ahh... iya kita pasti akan baik-baik saja aulia...!" ujar nia sambil memeluk aulia dengan erat, "yah... yang penting kita semua lolos ujian tanpa ada yang terluka... nah sudah sampai neh..." ujar desta karena melihat pintu keluar hutan dari kejauhan.
Di pintu gerbang keluar hutan itu sudah ada pengawas yang bertugas untuk mengecek luka dan juga kristal yang di dapatkan oleh tim nia. tim nia nyaris lulus tanpa luka sedikit pun saat itu, "ujian ketiga akan di lakukan 5 hari lagi... kalian ini tim tercepat yang berhasil mengumpulkan 8 kristal... selagi menunggu ujian ke tiga di mulai kalian bisa beristirahat di ruangan yang telah kami sediakan untuk peserta... nona ini akan mengantar kalian ke kamar masing-masing..." ujar sang pengawas sambil menujuk ke seorang wanita yang menggunakan baju kemeja hitam dan rok ketat ala wanita kantoran. "mari ikuti saya..." ucap wanita itu dengan sangat sopan kepada nia dan anggota timnya, ruangan yang di maksud berada di gedung terbesar milik markas besar ahli spiritual cabang kalimantan itu. "yoo..." sapa gandi saat melihat nia memasuki aula gedung itu, "gandi..." ujar nia terlihat salting karena bertemu gandi secara tiba-tiba. "nona biar yang satu ini aku yang antar..." ujar gandi pada wanita berkemeja rapih itu, "baik..." ujar wanita itu sambil merundukkan badannya pada gandi. "hmm..." desta terus menatap ke arah gandi saat itu, "jadi kalian teman 1 timnya nia ya...? perkenalkan namaku gandi... teman satu kelas nia..." sapa gandi dengan ramah pada sahril, aulia dan desta. "oh iya... sampe lupa yang ku pangku ini aulia yang di belakangku sahril dan yang ada di samping aku ini namanya desta..." ujar nia makin terlihat salah tingkah. "kak dia pacar kakak ya...?" ujar aulia dengan polosnya kepada nia, "eh itu.... gimana ya... anu..." wajah nia memerah saat dia kebingungan menjawab pertanyaan aulia yang begitu polos. "pffft... kamu ini ada-ada saja dek... kakak nia mana mau sama aku..." celetuk gandi sambil menahan tawa, "tapi kak gandi keliatan ganteng... cocok kalau sama kak nia..." mendengar perkataan aulia itu membuat wajah kedua remaja SMA itu memerah. "eh itu ya... aku sampai lupa... nia dan aku ada urusan soal peralatannya jadi aku pinjam dia dulu ya..." ujar gandi agak tergagap karena perkataan aulia barusan. "oh pemeriksaan peralatan ya... kalau begitu kami duluan ya kasian si mba yang nganter kami nunggunya kelamaan..." ujar desta sambil menurunkan aulia dari pangkuan nia. "dadah ka... bye... sampai jumpa..." ujar teman-teman satu tim nia saat mereka berpisah di aula gedung itu, "ada apa gandi...? sampai mau mengantarku ke kamar secara pribadi begini...?" tanya nia karena penasaran dengan tingkah gandi itu. "aku hanya ingin mengucapkan selamat karena sudah berhasil lolos dari ujian kedua... padahal di ujian kedua adalah ujian yang benar-benar menyeleksi orang-orang yang berpotensi sebagai ahli spiritual..." ujar gandi menjelaskan sambil mendorong kursi roda nia, "benarkah cuma itu...?" nia mencoba memancing gandi untuk mengatakan semuanya seolah dia tahu gandi sedang menyembunyikan sesuatu. "ketahuan ya...? sebenarnya aku ingin kamu berhati-hati jika melawan pria bernama zaki... dia memiliki kemampuan individual yang luar biasa..." gandi menjelaskan dengan memasang wajah serius.
Fira langsung terbangun mendengar percakapan gandi dan nia itu, 'tenang saja bocah... kalau aku turun tangan... dia pasti hanya terlihat seperti bocah ingusan biasa saja....' ujar fira melalui telepati agar bisa langsung mengirim perkataannya ke dalam otak gandi. "yah, aku tahu tidak ada peserta yang bisa mengalahkan dirimu pada ujian kali ini... tapi bukankah perjanjian kita itu, dirimu tidak boleh membantu nia kecuali nyawa terancam bukan...?" ujar gandi mengingatkan soal perjanjian yang telah mereka buat sebelum mengikuti ujian ahli spiritual tahun ini. 'ya memang benar sich begitu perjanjiannya...' fira seakan tidak bisa mengelak dari perkataan gandi barusan, "nah sebagai gantinya... aku ingin kau menggunakan benda itu pada ujian selanjutnya nia..." ujar gandi pada nia. "eh...!? maksudmu benda yang itu...? tapi aku belum terlalu mahir mengontrol kekuatannya..." nia merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri saat itu. "tenang saja kalau itu kau aku yakin bisa..." ujar gandi meyakinkan nia soal kemampuannya sendiri, "baiklah akan aku usahakan..." nia terlihat menghela nafas karena tidak bisa menolak permintaan gandi itu. "nah gitu donk... ngomong-ngomong kita sudah sampai di depan kamarmu nih..." ujar gandi pada nia saat sampai di depan pintu ruangan yang terbuat dari kayu dengan hiasan ala batik indonesia. "makasih ya udah mau ngantar aku sampai sini..." ujar nia pada gandi, "sama-sama lagi pula aku memang ingin bicara denganmu jadi anggap ini pelayanan dariku yang seorang pengawas juga..." ujar gandi sambil tersenyum pada nia.
nia dan kawan-kawannya pun mendapat istirahat 5 hari karena telah berhasil menyelesaikan ujian sebelum waktu yang di tentukan. selama 5 hari selain beristirahat nia juga melakukan latihan seara intensif di area latihan, fasilitas untuk latihan peserta yang lolos lebih awal di ujian kedua juga ada. 2 hari kemudian ada satu tim yang masuk ke dalam gedung utama itu, mereka tidak lain adalah tim zaki yang sebelumnya pernah di pukul mundur oleh tim nia.
apa yang menunggu mereka di ujian ketiga? sementara perputaran takdir terus berlanjut dan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
bersambung