Loading...
Logo TinLit
Read Story - Iblis Merah
MENU
About Us  

Hari dimana ujian ahli spiritual diselenggarakan pun tiba, seluruh peserta dari berbagai penjuru indonesia datang untuk mengikuti ujian ahli spiritual yang hanya diadakan 1 kali dalam setahun. "whoa... besarnya... " teriak seorang peserta yang baru saja masuk ke dalam wilayah markas besar ahli spiritual cabang kalimantan. peserta itu terlihat sangat senang melihat gedung besar tempat perkumpulan pertama ujian ahli spiritual, penampilannya yang mencolok dengan rambut panjang berwarna biru muda dan mata yang juga berwarna biru seperti kristal es. "kak putih lihat gedung ini hebat ya... besar dan halamannya luas... memang tidak setinggi markas pusat di jakarta, tapi ini juga terlihat hebat... bahkan ada anak yang seumuranku di sana..." ujar puji pada putih yang juga mengikuti ujian tahun ini. 

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya memperbolehkan peserta yang berumur 15 tahun ke atas untuk mengikuti ujian ahli spiritual, tahun ini ada perombakkan peraturan yang di deklarasikan oleh aria. dimana anak berumur 6 tahun ke atas yang sudah memiliki potensi sebagai ahli spiritual boleh mengikuti ujian ahli spiritual, "perombakkan aturan ujian kali ini cukup ekstreme ya... soalnya boleh melibatkan anak-anak juga..." ujar seorang pria tua berbadan kecil dan kurus yang membawa sebuah tongkat kayu di tangan kanannya. "kau itu terlalu sinis seperti biasa ya... kepala cabang kalimantan dendi lauzuar..." ujar zaenal menyanggah perkataan dendi. "huh... kau sendiri selalu seenaknya seperti biasa... menyerahkan tugas penting begini kepada anak-anak... ketua macam apa kau ini...?" dendi benar-benar terlihat tidak senang saat itu seperti orang tua angkuh yang setia pada pendiriannya. "hahaha... pikiranmu terlalu kolot temanku... suatu saat generasi mudalah yang menggantikan kita sebagai pemimpin... jadi akan lebih baik jika mereka bisa terbiasa dengan tugas-tugas seperti ini..." jawab zaenal dengan santai menanggapi perkataan ketus dari dendi. 

Tiba-tiba sebuah langkah kaki mendekat dari arah lorong ditengah percakapan zaenal dan dendi, "tap...tap... kalian ini selalu saja berdebat... guru... pak zaenal..." suara yang muncul dari sosok yang mendekat ke arah zaenal dan dendi berasal dari gadis bernama aria kurnia. "kau ini selalu seenaknya ya aria... apa kau lupa apa yang aku ajarkan soal ke displinan...?" ujar dendi pada aria dengan nada ketus, "aku ingat semuanya kok guru... hanya saja aku menerapkannya dengan cara lain..." jawab aria dengan tenang dan anggun sambil agak membungkukkan badannya juga menutup matanya sebagai tanda seorang murid yang menghormati gurunya. "hoooh... jadi kamu masih mengingat pelajaran sopan santun yang aku berikan ya..." dendi tetap tidak merubah nada bicaranya meski dengan muridnya sendiri. "aku ingat semua yang guru ajarkan.... mulai dari tatakrama, kesopanan, kedisplinan, kesenian dan juga teknik penggunaan kekuatan spiritual..." aria menjawab dengan nada lembut tanpa merubah posisinya yang agak membungkuk itu. 

Beberapa saat sebelum aria menjawab perkataan ketus gurunya sambil membungkukkan badannya, kanna terlihat sedang berjalan sambil melompat-lompat gembira karena pekerjaannya selesai. "nanana..... akhirnya bebas...." ujar kanna bersenandung ria, "aku ingat semua yang guru ajarkan.... mulai dari tatakrama, kesopanan, kedisplinan, kesenian dan juga teknik penggunaan kekuatan spiritual..." kanna melihat aria menjawab perkataan orang tua angkuh di depannya sambil membungkukkan tubuhnya. "tapi kau tetap tidak bisa melampaui tingkat tertinggi meski sudah mempelajari semua yang ku ajarkan padamu bukan...?" ujar dendi seenaknya dengan nada ketus serta ekspresi muka yang seakan menekan mental aria dan juga merendahkan harga diri muridnya itu. "oi... itu sudah kelewatan dendi..." zaenal sedikit memperingkatkan temannya yang sudah berlebihan itu, "...!" tiba-tiba sesosok bayangan wanita muncul di belakang dendi dengan mata yang bersinar karena amarah dan bersiap mengarahkan pukulan pada dendi. dendi merespond dengan cepat dan juga menggunakan gerakan sederhana untuk menahan pukulan itu, "cring...krezz...bzzztt....!" kilatan petir terlihat muncul dari belakang dendi. " ....! wuzttt....!" kepulan asap pun sedikit mengganggu pandangan di lorong gedung tua itu, "jadi kau gadis yang di gosipkan itu ya..." setelah kepulan asap sedikit memudar terlihat dendi yang sedang menahan pukulan kanna dengan tongkatnya.

Wajah kanna terlihat sangat marah saat itu, "tarik kembali ucapanmu barusan pada aria pak tua...!" nada bicara yang biasa lembut seperti anak kecil sekarang terasa garang seperti seorang wanita ganas. "kreekkek... hooo...!" terlihat tongkat dendi sedikit retak karena menahan pukulan kanna yang kuat itu, "kanna cukup...! hentikan...!" suara teriakan aria itu langsung membuat pukulan tangan kanna melemah. "dash...!" dendi memukul mundur kanna dengan tongkatnya, "kanna biarkan aku yang mengurus ini sendiri..." ujar aria sambil memasang senyuman lembut yang penuh akan kepalsuan pada kanna yang sedang emosi saat itu. "baiklah... tapi kalau ada apa-apa jangan sungkan bilang padaku ya... kita ini temankan...?" kanna terlihat mengalah kali ini karena baru kali ini dia melihat ekspresi teman baiknya seperti itu, "iya... aku pasti cerita nanti... sekarang tolong tinggalkan kami..." mendengar ucapan aria dengan nada lembut yang penuh dengan misteri dalam hatinya itu membuat kanna menurut dan langsung pergi meninggalkan lorong itu. 

Sebelum meninggalkan lorong kanna kembali melirik ke arah temannya itu dan melihat air matanya menetes melalui pipinya bagai sebuah embun pagi, namun penuh dengan rasa keputusasaan. "jadi itu yang namanya kanna, tuan putri penguasa halilintar benar-benar julukan yang cocok dengannya..." ujar dendi memuji kanna didepan muridnya itu, "oi muridmu juga punya julukan... aria si 1000 nama angin...." ujar zaenal yang lagi-lagi mencoba membela aria. "seribu nama angin...?" dendi terlihat tidak percaya dengan perkataan zaenal barusan itu, "itu memang bukan julukan yang di berikan oleh para ahli spiritual, tapi julukan itu sangat terkenal di kalangan serikat topeng bayangan..." lanjut zaenal menjelaskan pada dendi. "huh... ya terserahlah... intinya ada pesan dari keluarga utamamu aria... 3 bulan dari sekarang pulanglah... begitulah pesan dari ibumu..." ujar dendi sambil berjalan pergi meninggalkan lorong itu, "baik..." jawab aria dengan tatapan mata yang terlihat kosong dan wajah yang menunjukkan kepasrahan.

Sementara itu di sebuah aula besar semua peserta berkumpul, peserta ujian tahun ini di bagi menjadi 3 kelompok yang terpisah di 3 aula yang berbeda. "jumlah peserta kali ini cukup banyak ya..." ujar gandi yang menjadi pengawas untuk mengatur ketertiban peserta, "iya... dulu saat kita melakukan ujian tidak sampai sebanyak ini... apa lagi sekarang katanya di bagi menjadi 3 karena jumlah peserta yang terlalu banyak..." jawab pengawas di samping gandi yang tidak lain adalah aldi. "banyak peserta yang tahun lalu gagal mencoba lagi tahun ini... tapi banyak juga pendatang baru terutama anak-anak yang berpotensi karena peraturan baru yang di deklarasikan oleh kak aria..." ujar gandi menjelaskan situasinya, "ya ku harap banyak yang bisa lulus tahun ini... soalnya kita benar-benar kekurangan orang saat ini... aku saja sampai tidak bisa istirahat lebih dari 2 hari karena kekurangan orang berpangkat emas..." ujar aldi mengeluh karena dia terus menerus dapat misi tanpa henti dari serikat ahli spiritual. "ngomong-ngomong... untuk ujian terakhir tolong ya... lakukan sesuai rencana..." ujar gandi pada aldi yang berada di sampingnya, "tenang saja... serahkan padaku..." ujar aldi penuh semangat seperti biasa. 

Setelah semua peserta terkumpul tepatnya pukul 10 pagi, acara pembukaan pun dimulai dengan pidato dari kanna sang ketua penyelenggara ujian tahun ini. "ehem...! para peserta yang aku banggakan... ujian tahun ini akan dimulai dengan penuh kejutan jadi aku harap kalian bersiap untuk segala situasi... karena saat kalian mendapat surat izin ahli spiritual kalian akan mendapat misi yang bisa membahayakan nyawa kalian... siapa pun bisa saja mati saat menjalankan misi... termasuk juga diriku... tapi... jika kalian percaya akan kemampuan kalian sebagai ahli spiritual dan mengambil tindakan dengan tepat aku yakin kalian akan baik-baik saja dalam ujian kali ini..." mendengar pidato kanna itu seluruh pengawas yang berjaga di pintu aula langsung menatapnya dengan tatapan suram, seolah berkata "pidato dan tindakan jauh berbeda..." dengan penuh aura suram para pengawas melihat ke arah kanna yang sedang berpidato itu. 

Selanjutnya adalah main event dimana ujian pertama akan di mulai dengan aria sebagai orang yang memberikan informasi soal ujian pertama. "baiklah karena keseluruhan peserta kali ini sangat banyak saya terpaksa menjelaskan melalui siaran langsung lewat monitor besar ini... ujian tahap pertama sangat mudah, saat memasuki aula ini setiap peserta mendapatkan gelang dengan nomor urut peserta sebagai syarat masuk bukan...? digelang itu sudah berisi mantra yang bisa membaca level energi spiritual seseorang yang memakainya... dan cara mengaktifkannya hanya dengan membaca mantra sederhana... munculah wahai kekuatan tersembunyiku... begitu... gelang itu akan memancarkan warna berdasarkan besar energi spiritual seseorang... ada 5 tingkat... level tertinggi berwarna kuning keemasan... level kedua tertinggi berwarna biru muda.... level ketiga berwarna merah... level keempat rendah berwarna ungu... level terendah berwarna hijau.... karena aku tidak akan menjelaskannya berkali-kali mari kita langsung saja mulai ujian pertamanya... orang yang mendapat level keempat dan kelima harap memasuki pintu berwarna merah yang ada di sebelah kanan kalian... dan untuk yang mendapat level tiga ke atas... harap memasuki pintu hijau yang ada di sebelah kiri... sekian... bzzt....!" layarnya pun langsung mati pertanda ujian pertama dimulai.

Semua peserta pun serentak membaca mantra yang tadi disebutkan aria, "cing... cing...cing..."banyak gelang yang sudah memancarkan warnanya. kebanyakan memancarkan warna merah, ada juga yang memancarkan warna hijau dan biru muda. "woahh....." seorang gadis berambut biru yang terlihat masih anak-anak mendapat warna emas di gelangnya, "wow... peserta tahun ini ada yang menjanjikan ya..." ujar aldi sambil mencatat. mata gandi hanya tertuju pada satu orang saat itu, "muncullah wahai kekuatan tersembunyiku... cing...." keluarlah warna emas yang bahkan sangat terang dari gelang itu. "woah.....!" suara peserta yang terkesan pun terdengar menggema di seluruh aula itu, "jelaslah... kucing sialan itu saja makhluk gaib rank S... beruntung sepertinya kucing itu tidak mengalirkan seluruh energi spiritualnya ke tubuh nia... kalau iya bisa lenyap gelang itu..." ujar gandi bergumam sambil mencatat nama peserta yang memiliki level tinggi. para peserta pun mulai berkurang dan mengantri untuk memasuki pintu hijau dan merah yang sudah disediakan, dari keseluruhan, seperempat perserta memasuki pintu merah. sisanya berhasil masuk ke pintu hijau, "proses penyeleksian kali ini bukan hanya untuk mencari orang-orang kuat yang memiliki kemampuan bertarung, tapi juga orang-orang yang bisa menjadi support di barisan belakang..." ujar aria sambil tersenyum melihat hasil dari ujian pertama kali ini.

Para peserta yang memasuki pintu merah mendapatkan sambutan dari pihak administrasi, mereka langsung mendapatkan sebuah tes tulis di ruangan tersebut secara serentak untuk menentukan kualitas mereka. sedangkan yang memasuki pintu hijau di kumpulkan disebuah lapangan yang berada di pinggir hutan buatan, "wah banyak juga ya peserta yang lulus... aku harap mereka semua memiliki potensi yang besar di masa yang akan datang..." ujar sang pengawas yang menjadi penanggung jawab ujian kedua. "...!? ada yang menggunakan kursi roda apa tidak salah...?" tanya pengawas itu, "peserta no 1359 nia nurmala level energi spiritual emas +" jawab pengawas wanita yang ada di sampingnya. "emas +!? apa gak salah...!?" pengawas itu terlihat tidak percaya dengan data yang disebutkan oleh assistennya, "benar-benar emas+..." dirinya baru percaya saat melihat datanya dengan mata kepalanya sendiri. "pak sudah bisa dimulai ujiannya..." ujar asistennya itu mengingatkan sang pengawas, "oh iya..." pengawas itu langsung naik ke atas panggung yang sudah di sediakan. 

Para peserta yang tadinya saling mengobrol mendadak diam melihat pengawas bertubuh mirip seperti zaenal yang penuh dengan otot. "ehem.... pertama aku ucapkan selamat bagi kalian yang berhasil datang kesini... karena itu artinya kalian semua sudah lolos dari ujian tahap pertama... dimana kalian juga sudah di anggap cukup mampu menjadi seorang ahli spiritual di barisan depan... namaku agus supriadi karena aku tidak suka basa basi... langsung saja, ujian kedua akan di adakan hari ini... dengan batas waktu 7 hari... arenanya adalah hutan buatan yang ada di belakangku ini... ujian kali ini adalah ujian kelompok dimana kalian akan di kumpulkan menjadi sebuah kelompok yang terdiri dari 4 orang... pemilihan anggotanya berdasarkan mantra penentu takdir yang ada didekat pintu masuk hutan... alat itu akan memberikan nomor tim dimana siapa pun yang mendapat nomor yang sama akan menjadi satu kelompok... dan tenang saja tidak akan ada satu orang pun yang tidak ke bagian tim kok... karena jumlah peserta yang lulus ke tahap kedua ini berjumlah 2488 orang.... dengan kata lain semuanya pasti akan mendapatkan kelompok yang berjumlah 4 orang... dan syarat utama untuk lulus adalah mengambil batu kristal yang ada di tangan kelompok lain... yang berhasil mengumpulkan 8 kristal akan dinyatakan lulus ujian kedua..." mendengar itu seluruh peserta langsung kaget 8 kristal untuk 1 tim agar bisa lulus. itu artinya hanya sekitar 77 tim yang bisa lulus, atau dengan kata lain hanya sekitar 300 orang yang bisa masuk ke ujian tahap ke 3. "oh iya satu lagi... untuk makan dan minum kalian harus mencari sendiri di dalam hutan... karena di dalam hutam sudah di sediakan bahan makanan seperti ikan dan ayam liar hanya saja kalian harus memasaknya sendiri... karena itulah ujian kedua ini saya namakan survival game....!" 

Para peserta pun bergegas menuju alat undian yang sudah di pasangi mantra khusus, panitia menyediakan 15 alat undian untuk mempercepat pembagian kelompoknya. "15..." dua orang gadis yang mengambil nomor undian bersebelahan itu secara bersamaan menyebutkan nomor tim mereka. "eh..." kedua gadis itu sama-sama terkejut dengan hal yang terjadi barusan itu, salah satu dari gadis itu adalah nia dan seorang gadis kecil berambut biru panjang dengan mata sebiru kristal. "wah mereka sama-sama level emaskan... bakal susah nih..." ujar peserta yang mengeluh melihat nia berpasangan dengan sesama level emas, "246... 342..." para peserta meneriakan nomor undian mereka untuk menemukan rekan satu tim mereka. "15... siapa yang mendapat nomor 15 kesini....!" teriak gadis kecil berambut biru itu disamping nia, "yang dapat nomor 15 harap kesini..." nia ikut membantu berteriak di tengah kerumunan peserta itu. "kalian dapat nomor 15...?" tanya seorang pemuda yang memiliki gaya rambut emo yang sudah sangat ketinggalan jaman, matanya menggunakan riasan warna hitam di bawah matanya dengan postur tubuh yang kurus. "oi kalian 15 ya...." seorang pria berambut cepak dan berwajah tampan menghampiri mereka, "iya disini kelompok 15..." jawab nia dengan suara pelan pada kedua orang baru itu. "itu artinya kita sudah lengkap... perkenalkan namaku desta... " ujar pria yang berwajah tampan itu, dilihat dari postur tubuhnya dia terlihat seperti seorang mahasiswa bukan murid SMA seperti dirinya. "namaku sahril... tolong jangan terlalu berharap padaku dalam pertarungan..." ujar pemuda berambut emo yang terlihat seumuran dengan nia. "namaku aulia banyuni... umurku 12 tahun... mohon bantuannya..." ujar gadis kecil cantik berambut biru yang ada di samping nia. "namaku nia nurmala... aku tidak terlalu pintar dalam pertarungan... mohon bantuannya ya...." ujar nia ikut memperkenalkan diri.

Setelah setengah jam seluruh peserta akhirnya sudah berada di kelompoknya masing-masing, "oke karena semua peserta sudah mendapatkan kelompok masing-masing... saya akan menjelaskan aturan mainnya di dalam hutan ini... pertama kalian akan di kirim ke tempat-tempat yang berbeda di dalam hutan buatan seluas 100.000 hektar ini.... semua kegiatan kalian di dalam hutan akan selalu terpantau... dalam ujian dilarang membunuh... dilarang memperkosa... dilarang menganiaya lawan yang sudah tidak memegang kristal... jika kalian melanggar salah satu peraturan ini seluruh unit pengawas disini akan langsung memburu kalian... dan kalian juga langsung dieksekusi ditempat juga di anggap gagal dalam ujian... bukan cuma itu kalian juga tidak akan bisa mengikuti ujian ahli spiritual seumur hidup kalian jika kalian melanggar perarturan itu..." aura agus mendadak keluar dan membuat para peserta merasakan tekanan energi spiritual yang besar itu. "jadi ini tekanan energi spiritual ya...?" tanya nia, "iya... apa kau tidak terasa sesak atau merasakan tekanan kuat....?" tanya desta pada nia. "tidak... aku hanya merasakan udara di sekitar sini bergetar..." jawab nia dengan wajah polos, "hah...?" desta benar-benar kaget karena nia sama sekali tidak terpengaruh oleh tekanan itu. 

Setelah 3 menit agus menghentikan energi spiritualnya yang meluap-luap itu, "baiklah ujian kedua di mulai...! harap yang nomor timnya di panggil segera menuju sumber suara...!" ujar agus dengan penuh semangat. "nomor 1..." pemanggilan nomor urut pun dimulai, "menurutku kita harus berhati-hati dengan tim nomor 4 disana..." ujar desta sambil terus menatap kelompok nomor 4 yang terdiri dari 3 orang pria dan satu orang wanita. 2 pria di antara mereka terlihat memiliki tubuh yang kekar dan wajah yang sangar layaknya preman pasar, 'menurutmu bagaimana fira...?' ujar nia melalui telepati. 'whoam.... mereka semua itu lemah... bahkan bocah pengguna keris yang membantuku melawan dawala bisa mengalahkan mereka tanpa mengeluarkan keringat...' jawab fira melalui telepati. "ngomong-ngomong kucingmu itu terlihat santai sekali ya...?" ujar desta pada nia, "iya dia ini sangat suka bersantai di pangkuanku..." jawab nia sambil mengelus-elus fira yang sedang berbaring di pangkuan nia. "nomor 15... tim nomor 15..." pembicaraan mereka pun terhenti mendengar panggilan dari pengawas itu, "semuanya ayo..." desta seakan berperan sebagai pemimpin kelompok itu. 

Mereka pun berjalan mengikuti pengawas yang menunjukan jalan menuju pintu masuk yang akan nia, aulia, desta dan sahril masuki. "ini adalah pintu gerbang untuk memasuki hutan... silahkan masuk..." mereka berempat pun maju perlahan dan melewati pintu gerbang itu, "lah... ini... tengah hutan kan...?" desta kebingungan karena tiba-tiba saja mereka sudah berada di tengah hutan. "kak nia itu tadi gerbang teleportasi kan...?" tanya aulia pada nia dengan polos, "iya tadi itu mantra sihir tingkat tinggi untuk pemindahan jarak jauh..." jawab nia menjelaskan pada aulia dengan lembut. "...!" desta menyadari sesuatu, namun belum sempat mengambil tindakan tim mereka sudah di kepung oleh 4 orang pria yang muncul dari atas pohon. "korban pertama..." ujar salah satu dari 4 pria itu, namun belum sempat mereka menyerang nia dan kawan-kawannya sebuah api biru muncul dan melingkari tim nia. api biru itu menutupi penglihatan musuhnya, "roh air tolong bantu aku dan berikan kekuatan untuk mengalahkan musuh-musuhku..." 4 tombak air raksasa pun muncul di atas tubuh kecil aulia. nia yang mengetahui niat gadis kecil itu langsung menghilangkan api birunya, "hiat...! wuszzzhhh....! duar,.... boommm....!" efek serangan aulia itu sangat hebat dan mengenai ke 4 pria yang jadi musuh mereka secara telak. 

Melihat hal itu desta hanya bisa ternganga, musuh mereka langsung tidak sadarkan diri hanya dengan sekali serangan yang di lancarkan seorang anak kecil. "serangan barusan hebat banget sich aulia... belajar dimana...?" ujar nia sambil mencubit pipi aulia dengan gemas, "whoh... withu...wakhu...bwajwar...dwarhi... awuahku..." perkataan aulia jadi tidak jelas karena pipinya sedang dipermainkan oleh nia. "dari ayahmu ya... hebat banget sich kamu bisa niru ayahmu..." ujar nia menjawab perkataan aulia yang tidak jelas itu, "heh...!?kau ngerti...!?" desta dan sahril terlihat kaget nia bisa mengerti perkataan yang tidak jelas itu. "semua bahasa anak kecil seorang wanita itu harus tahu... soalnya wanita itu calon ibu tahu...!" ujar nia terlihat menegaskan sambil memeluk aulia dari kursi rodanya. 

Sementara itu di ruang kontrol utama yang berada di gedung markas besar cabang kalimantan, dendi dan zaenal terus memantau semua aktifitas yang ada di hutan melalui monitor. "hoo... tahun ini kita dapat banyak orang yang berbakat ya... hahaha..." ujar zaenal terlihat senang melihat pertarungan pertama nia dan kelompoknya. "hmmm... tidak ku sangka anak sekecil itu sudah memiliki potensi yang sangat besar..." dendi terlihat mulai terbawa suasana saat itu, "hohoooo.... katanya keputusan merubah aturan itu salah...?" ujar zaenal menggoda dendi yang terlihat mulai bisa menerima ujian tahun ini. "hah.... yang aku protes itu batas umur... karena ujian ini cukup berbahaya... aku hanya tidak ingin mencabut tunas yang belum matang..." dendi mengelak dengan berbagai alasan pada zaenal. "tapi... ada beberapa orang yang harus kita awasi dengan ketat juga... " ujar zaenal melihat ke salah satu monitor yang memperlihatkan sebuah tim yang terdiri dari 3 wanita 1 pria yang menggunakan baju super ketat berwarna hitam. 

siapakah mereka...? kenapa zaenal mewaspadai mereka? hanya waktu dan takdir yang bisa menjelaskannya.

besambung

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Telat Peka
1324      609     3     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...
Rain, Coffee, and You
535      376     3     
Short Story
“Kakak sih enak, sudah dewasa, bebas mau melakukan apa saja.” Benarkah? Alih-alih merasa bebas, Karina Juniar justru merasa dikenalkan pada tanggung jawab atas segala tindakannya. Ia juga mulai memikirkan masalah-masalah yang dulunya hanya diketahui para orangtua. Dan ketika semuanya terasa berat ia pikul sendiri, hal terkecil yang ia inginkan hanyalah seseorang yang hadir dan menanyaka...
SANTA GIRL
513      264     5     
Short Story
Ternyata! Santa itu nyata. Ada yang pernah melihatnya di Litlagea, uptown Loughrea. Bukan seorang kakek dengan kereta rusa, tapi seorang gadis kota yang kamu sukai.
Rinai Kesedihan
794      534     1     
Short Story
Suatu hal dapat terjadi tanpa bisa dikontrol, dikendalikan, ataupun dimohon untuk tidak benar-benar terjadi. Semuanya sudah dituliskan. Sudah disusun. Misalnya perihal kesedihan.
Melawan Takdir
1794      878     5     
Horror
Bukan hanya sebagai mahkota pelengkap penampilan, memiliki rambut panjang yang indah adalah impian setiap orang terutama kaum wanita. Hal itulah yang mendorong Bimo menjadi seorang psikopat yang terobsesi untuk mengoleksi rambut-rambut tersebut. Setelah Laras lulus sekolah, ayahnya mendapat tugas dari atasannya untuk mengawasi kantor barunya yang ada di luar kota. Dan sebagai orang baru di lin...
Lentera
886      608     0     
Romance
Renata mengenal Dimas karena ketidaksengajaan. Kesepian yang dirasakan Renata akibat perceraian kedua orang tuanya membuat ia merasa nyaman dengan kehadiran lelaki itu. Dimas memberikan sebuah perasaan hangat dan mengisi tempat kosong dihatinya yang telah hilang akibat permasalahan kedua orang tuanya. Kedekatan yang terjalin diantara mereka lambat laun tanpa disadari telah membawa perasaan me...
Cinta Tak Terduga
5192      1645     8     
Romance
Setelah pertemuan pertama mereka yang berawal dari tugas ujian praktek mata pelajaran Bahasa Indonesia di bulan Maret, Ayudia dapat mendengar suara pertama Tiyo, dan menatap mata indah miliknya. Dia adalah lelaki yang berhasil membuat Ayudia terkagum-kagum hanya dengan waktu yang singkat, dan setelah itupun pertemanan mereka berjalan dengan baik. Lama kelamaan setelah banyak menghabiskan waktu...
Attention Whore
234      193     0     
Romance
Kelas dua belas SMA, Arumi Kinanti duduk sebangku dengan Dirgan Askara. Arumi selalu menyulitkan Dirgan ketika sedang ada latihan, ulangan, PR, bahkan ujian. Wajar Arumi tidak mengerti pelajaran, nyatanya memperhatikan wajah tampan di sampingnya jauh lebih menyenangkan.
Story of Love
279      242     0     
Romance
Setiap orang memiliki kisah cintanya masing-masing. Ada perjalanan cinta yang sepahit kopi tanpa gula, pun ada perjalanan cinta yang semanis gula aren. Intinya sama, mereka punya kisah cintanya sendiri. Kalian pun akan mendapatkan kisah cinta kalian sendiri. Seperti Diran yang sudah beberapa kali jatuh tempo untuk memiliki kisah cintanya
ADITYA DAN RA
18826      3118     4     
Fan Fiction
jika semua orang dapat hidup setara, mungkin dinamika yang mengatasnamakan perselisihan tidak akan mungkin pernah terjadi. Dira, Adit, Marvin, Dita Mulailah lihat sahabatmu. Apakah kalian sama? Apakah tingkat kecerdasan kalian sama? Apakah dunia kalian sama? Apakah kebutuhan kalian sama? Apakah waktu lenggang kalian sama? Atau krisis ekonomi kalian sama? Tentu tidak...