1
Sepulang sekolah, bau sedap dari masakan ibu serasa mengundang perut yang tadinya udah kenyang jadi lapar lagi, ummm yummy. Aku langsung ke dapur menemui ibu. Aku ingin langsung menyantap masakannya tapi ibu langsung menegurku, katanya baju seragam diganti dulu. Ohiya, saking tergoda dengan masakan ibu, jadinya lupa semuanya ;D
2
Di ruang makan, ada aku, ibu dan ayah. Ayah baru saja pulang kerja dan tentunya bernasib sama denganku, lelah dan lapar. Disana juga ada Bi Iyah yang membantu ibu menyiapkan sajian makanan. Kami menyantap masakan ibu bersama-sama.
3
Selesai itu, aku langsung menuju ke kamar untuk beristrahat. Sambil itu mengecek handphone dan sebuah pesan dari Ray.
“Rara”
“Iya”
“Lagi apa?”
“Istrahat”
“Ohiya, ganggu ngga?”
“Ngga kok. Ohiya, kata Rian kamu itu se-grup band dengan dia?”
“Iya, emang Rian bilang gitu?”
“Tadi siang”
“Mmh, iya aku emang se-grup band dengannya, sewaktu ada seleksi pembentukan grup band angkatan baru, aku ikut begitupun dengan Rian, dan kami pun lolos”
“Kamu tau namaku dari mana?”
“Dari bungkusan krupuk yang aku beli 5 hari yang lalu”
“Ihh”
“Canda Rara hehe, aku tahu dari Rian, teman kelasmu sendiri, trus aku cari tau akun twittermu setelah itu meminta nomor handphone.”
“kamu jago yah, bisa tau semuanya”
“oh iya dong, ini salah satu usaha lohh”
“usaha apa coba?”
“usaha banyakin kontak handphone;D”
“Ih rese’ banget loe”
“Piss Rara cantik”
Aku memang belum mengenal Ray, tapi dari cara berbicaranya lewat pesan singkat itu, kelihatan bahwa ia adalah orang yang humoris, dan friendly. Tapi ahh aku ngga boleh menyimpulkan secepat itu. Ia masih terasa asing bagiku, orang yang aku kenal lewat social media dan belum pernah tertangkap oleh penglihatan mataku sebelumnya.
4
Esok hari, aku memberanikan diri untuk melihat orang yang bernama Ray itu, siapa sih dia? Bagaimana wujud dari Ray? Rasa penasaran itu aku simpan hingga aku telah tiba di sekolah. Dan hari itu, ada faktor yang membuatku sampai terlambat kesekolah, akhirnya aku dengan tergesa-gesa bergegas melaksanakan solat dhuha, daaaaaannn brukkkk! Tak sengaja aku menabrakseorang lelaki yang tidak sama sekali aku kenali tapi sepertinya seangkatan denganku, karena baju yang dikenakannya sama dengan warna baju yang aku kenakan.
“Ma ma maaf, aku buru-buru, maafffff”
Aku langsung pergi dengan membawa muka malu, tak memikir siapa orang yang aku tabrak itu, yang jelas aku sudah minta maaf, dan aku sempat melihat kalau orang itu hanya tersenyum melihatku, mungkin itu berupa ejekan versi dia. Aku tergesa-gesa juga karena factor guru yang masuk jam pertama adalah guru yang killer, serammm!
5
Di kelas. Pada akhirnya, aku tetap terlambat, dan tidak sempat melaksanakan solat dhuha karena guru killer itu sudah berada dalam kelas. Jadinya, dapat hukuman lagi. Berdiri ditengah lapangan upacara sambil hormat ke bendera Sang Merah Putih dimana panas yang begitu terik. Ya Ampuun! Ditambah lagi, didepan dadaku tertulis “Saya tidak akan terlambat lagi”, jadi bahan tertawaan satu sekolah.
6
10 menit telah berlalu, akumasih berdiri ditengah lapangan upacara, hingga ada seorang lelaki yang menghampiriku dan membawa sebotol air mineral, namun aku tak mengenalinya dari jauh. Ia mengenakan baju yang warnanya sama denganku. Setelah beberapa meter dari tempatku berdiri, aku memerhatikan ternyata orang itu adalah orang yang aku tabrak tadi. Mengapa dia sebaik itu, padahal tadi pagi aku menabraknya tanpa sengaja. Akhirnya, dia pun sampai dan memberikan sebotol air mineral itu kepadaku. Awalnya aku tak ingin menerimanya, tapi dia tetap memaksaku menerimanya.
“Ta tapi..”
“Ambil aja”
“ Yaudah. Makasih yah”
Aku duduk di atas rerumputan, bersama dengan orang itu. Suasana hening, hingga dia memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.
“Kamu Rara ‘kan?”
“Iya. Kok tau?”
“Tuh, papan namanya tertulis, Riyanti Putri Mansyur”
“Tapi, kamu tau nama panggilanku dari mana?”
“Aku Ray.”
Haa? Orang ini adalah Ray, berarti yang aku tabrak tadi adalah Ray, yang membawakan sebotol air mineral ini adalah Ray. Seketika aku tidak dapat berkata-kata lagi. Orang yang membuatku penasaran 3 hari yang lalu sudah berada didepan mata. Setelah itu, dia langsung pergi dari lapangan upacara, sepertinya ingin kembali ke kelas lagi. Berarti dia keluar kelas hanya untuk membawakanku sebotol air mineral. Kenapa dia bisa tau kalau aku terlambat, siapa yang memberitahukannya? Aku simpan dulu pertanyaan ini, aku segera bergegas masuk ke kelas karena waktu hukuman yang diberikan guru killer itu telah usai. Dan aku sudah lelah disertai mood yang kurang baik.