1 tahun kemudian...
Hari ini adalah hari kelulusan gue serta sahabat-sahabat gue termasuk mendiang Sean. Pada hari ini juga lelaki yang selalu tersimpan dalam hati gue itu dilahirkan di dunia. Yap hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun Sean Andersons, yaitu seorang lelaki Cuek yang selalu bisa membuat gue bahagia dengan caranya yang ngga Biasa, dan dia juga adalah pacar gue yang pertama namun tidak berkesempatan menjadi yang terakhir.
Sayangnya gue ngga pernah bisa untuk merayakan ulang tahun bersama dia karena rasa sayang Allah terhadap dia jauh lebih besar dibandingkan dengan rasa sayang gue ke dia. Sepeninggal Sean gue benar-benar terpuruk. Gue selalu melihat ke arah bangku kosong yang ditinggalkan Sean dengan berjuta kenangan nya. Ditambah lagi setelah gue memutuskan untuk berpacaran dengan Daniel oppa atas permintaan Sean yang pengen gue bahagia, tapi mungkin itu adalah kesalahan buat gue. Gue juga jadi bahan gossip Siswi dari kelas lain yang tahu tentang kisah cinta gue dan Sean yang fenomenal itu. Mereka tidak hentinya memberikan penilaian buruk terhadap gue, karena gue bisa secepat itu lupa sama Sean yang bahkan namanya masih ada didalam absen kelas. Untunglah ada sahabat gue yang selalu setia bersama gue.
Setelah resmi mengikat gue menjadi seorang kekasih saat ulang tahun gue. Daniel oppa memutuskan untuk mengikuti Wajib Militer duluan setelah Wanna One disband karena kontraknya habis. Daniel bilang ke gue kalo dia tidak ingin anak-anaknya kelak memanggilnya dengan sebutan kakek. Dan karena alasan itulah Daniel selalu berada di Korea. Dia sangat sibuk apalagi dia sedang wajib militer jadi dia tidak bisa menghubungi gue dan di detik ini lah gue selalu merindukan setiap kenangan yang ditinggalkan Sean.
Meskipun Daniel menjanjikan kebahagiaan dan Kecukupan bagi Gue, Tapi rasa suka gue ke Daniel sama sekali belum berkembang. Perasaan gue ke dia masih stuck di situ aja, hanya sampai sebatas Seorang fans kepada seorang Idola. Gue ngga menyalahkan Daniel karena dia ngga bisa meluangkan sedikit waktu nya untuk gue dan mencoba membuat gue terkesan agar gue bisa cepat melupakan Sean dan rasa sakit ini. Terakhir Daniel meluangkan waktunya dan Video Call gue itu saat sebelum dia berangkat Wajib Militer, dan itupun dia cuma bilang kalo dia akan memilih untuk memimpin di perusahaan keluarganya yaitu Kang Corporation dan Daniel juga akan mengambil job sebagai model ataupun aktor. Yah sejauh ini gue masih belum yakin kalo Daniel masih mau melanjutkan hubungan kami sampai ke jenjang pernikahan. Gue yakin kalo Daniel pasti sudah mulai ragu karena disana pasti dia menemukan sosok perempuan seperti yang diinginkan nya. Tidak bisa dipungkiri jika wanita idaman Daniel adalah seorang Noona yang umurnya lebih tua dari Daniel, supaya bisa mengajarinya. Jadi sampai saat ini gue ngga berharap banyak pada Daniel. Tapi kalo dipikir-pikir lagi gue itu bisa loh ngajarin Daniel bahasa Indonesia
"Ci ayo! nama kita udah dipanggil untuk pengalungan mendali" Kata Nur sambil menarik tangan gue untuk naik ke atas panggung
"Iyah Nur" kata gue sambil berjalan menuju panggung dengan setelan kebaya simple tapi glamor gue.
Harusnya Sean mendampingi gue dengan Jas hitamnya dan dengan gagahnya dia Menggenggam tangan gue untuk memastikan bahwa gue aman saat menaiki panggung dan bersalaman dengan guru-guru.
Sean,,,,kamu dimana? gue kangen sama lo. Gue mohon hadir disini Sean. ~Batin gue
"Ci ayo jalan" ucap Soraya sambil mendorong gue agar berjalan karena gue sudah membuat antrian menjadi macet
"Aya,,," kata gue sambil menoleh ke arah Soraya sambil meneteskan air mata
"Iyah gue tau ci, sekarang lo harus bahagia yah. Gue yakin Sean pasti mengharapkan itu. Sekarang kan lo juga udah ada Kang Daniel" kata Soraya sambil berlinang juga air matanya. Gue tau Soraya juga merasakan hal yang sama dengan gue. Dia sama kehilangan nya seperti gue. Dia belum benar-benar move on dari Sean
"Tapi gue ngga yakin kalo Daniel akan menikahi gue Aya hiks,,,hiks" air mata gue udah saling balapan untuk membasahi pipi gue
"Kenapa lo berpikir begitu?"
"Daniel ngga pernah hubungin gue lagi"
"Udah jalan dulu sana"
"Gue ngga bisa Aya diatas panggung ada Mama nya Sean"
"Ya udah pasti bu Reka ada di atas panggung ci, dia kan guru juga"
"Iya gue tau" kata gue sambil menaiki tangga untuk menuju ke panggung
Gue berjalan sambil bersalaman dengan guru-guru gue dan ketika gue menghampiri bu Reka saat itu pembawa acara memanggil nama Sean Andersons dan tangis gue pun pecah di situ. Bu Reka langsung menarik gue ke dalam pelukan nya mencoba menenangkan gue. Dia bahkan ikut menangis
"Ikhlasin yah nak, percayalah kalo ini adalah yang terbaik untuk semua nya"
"Iya mih,,,eh bu"
"Kamu masih boleh memanggil mamih kok meskipun Sean ngga ada tapi kamu tetap sempat menjadi calon jodohnya anak mamih"
"Mih maafin aku, karena aku ngga bisa menjaga Sean yah"
"Itu semua sudah takdir nak, jadi jangan difikirkan lagi yah"
"Terimakasih mih karena mamih sudah melahirkan seseorang yang luar biasa seperti Sean untuk mewarnai hari-hari Cicy"
"Iya sayang"
Duarrrrr!!!
Suara kembang api mengejutkan kami semua. Gue melihat ke arah kembang api itu. Tapi di detik selanjutnya seseorang menutup mata gue dengan sapu tangan. Apa ini? Apa gue diculik di keramaian?.
"Ikutin pak Bambang yah ci" kata Seseorang sambil menggandeng tangan gue untuk menuruni tangga.
"Ini pak Bambang?"
"Iya, percaya sama bapak ikutin bapak yah"
"Saya mau di bawa kemana pak?"
"Ikut dulu yah"
Gue cuma mengikuti arahan dari pak Bambang karena gue sendiri bingung. Setelah gue menuruni tangga, gue rasa sih gue dibawa ke sebuah ruangan yang membuat suara gue nyaring. Dan gue yakin kalo gue di bawa ke aula sekolah. ini ada apa sih? Kemana semua keramaian yang tadi gue denger. Tapi Apa mungkin mau ada kejutan, apa Sean tiba-tiba ngga jadi meninggal gitu. Itu sih harapan gue yah.
"Pak ini saya mau dibawa kemana?"
"..."
"Pak kok saya di tinggal sendiri pak?" kata gue yang mulai panik karena ngga ada yang menuntun gue lagi. Dan akhirnya gue putuskan untuk membuka penutup mata gue.
Betapa terkejutnya gue ketika gue membuka mata gue yang gue lihat adalah kumpulan lilin yang di susun berbentuk tulisan "I Miss U" dan gue melihat bunga mawar merah yang bertaburan di lantai aula tersusun seperti sebuah jalan. Gue memutuskan untuk mengikuti ke mana mawar ini berhujung. Dan setelah gue ikutin jejak mawar itu gue berhenti di tengah lapangan dan melihat semua siswa dan siswi yang sedang berkumpul disana membentuk sebuah barisan. Gue menghampiri kesana karena kebingungan ditambah lagi sahabat gue masuk ke dalam barisan yang mirip seperti formasi. ketika gue berniat untuk menghampiri sahabat gue tiba-tiba sebuah musik dimainkan dan gue mendengar lagu Wanna One 'I Promise You' yang dinyanyikan secara langsung oleh...
"Daniel?" gue terkejut karena melihat Daniel dan sepuluh personil Wanna hadir di acara Graduation gue. Dan Daniel menghampiri gue dengan bouquet bunga mawar merah. Dia menyerah kan bunga itu sambil berlutut di hadapan gue. Gue masih melongo aja, karena gue sendiri bingung dengan maksudnya. Tiba-tiba seluruh siswa berhitung. Satu, dua, tiga... Dan mereka membentuk sebuah formasi dan formasi tersebut di sorot dengan drone dan di tampilkan di layar TV sekolah dna saat gue melihat itu gue baca tulisan yang terbentuk dari formasi tersebut.
"Steffania Chriestina Riccy, Will You marry me?" yah Kata-kata Daniel sama seperti kata yang di buat oleh Formasi siswa dan siswi
"Niel, kamu serius?"
"Apa kejutan ini masih kurang untuk menunjukan keseriusan aku padamu?"
"Tidak, tapi apa ini nyata?"
"Tentu saja, jadi bagaimana jawabanmu" Setelah Daniel bertanya gue pun melihat ke sekeliling gue dan melihat semua siswa dan siswi berteriak "Say Yes!!" dengan menarik nafas gue pun menjawab
"Bismillahirohmanirohim,,, Yes Daniel"
"What!? I can't heard you"
"Yes, I will be your wife and be the mother of your childrens Daniel"
"Thank you" Daniel langsung memakaikan cincin yang ada didalam Bouquet bunga tersebut. Lalu setelah itu dia menggendong gue dan memutar tubuh gue. Gue pun hanya bisa tersenyum bahagia. Sambil berulang kali memeluk Daniel.
"Cie nikah muda" ucap Soraya seraya menggoda gue
"Apaan sih"
"Selamat yah ci, mimpi kamu jadi kenyataan"
"Iya makasih yah Nur"
"Pengen deh kayak Cicy, dilamar begitu" ucap Yulis
"Dasar mata nikah!"
"Emang kamu ngga mau Nur?"
"Ya mau lah!"
"Sana minta sama William, minta cepet di nikahin" ucap Yulis yang langsung mendapat hadiah cubitan dari Soraya
"Udah sih ngapain nyebut nama seorang penjahat kayak dia" ucap Nur
Ketika kami semua sedang berbincang Tiba- tiba hujan turun dan akhirnya Daniel mengajak gue beserta 3 sahabat gue untuk masuk ke mobilnya dan Daniel berniat untuk mengajak gue ke tempat Desainer terkenal untuk fitting baju pengantin. Dan Daniel mengajak sahabat gue untuk ikut agar kami tidak canggung katanya.
Ketiga sahabat gue duduk dikursi paling belakang sedangkan Gue dan Daniel duduk di kursi Tengah. Gue melihat keluar jendela kaca mobil Daniel. Kita semua hening di didalam mobil. Gue ngga perduli meskipun Daniel menciumi tangan gue yang selalu dia genggam. Mata gue masih terfokus pada tetesan air hujan yang terus turun bersamaan dengan aliran air mata gue. Fikiran gue melayang ke memori hujan saat gue bersama Sean satu tahun yang lalu. Sekaligus kenangan terakhir gue bersama Sean.
>>>Flashback<<<
Saat itu hujan turun sedangkan gue dan Sean masih berkendara menggunakan motor alhasil kita basah kuyup dan tidak jauh dari tempat gue sekarang itu ada gubuk. Dan gue minta ke Sean untuk menghentikan motornya di gubuk itu karena gue udah kedinginan banget.
"Sean buruan masuk gue udah basah nih"
"Ambigu banget sih bahasa lo"
"Apa sih, orang gue ngomongnya kenyataan kok! ayo masuk berteduh dulu, Lumayan disini ada gubuk"
"Cii" sekarang muka Sean mulai serius
"Iyah" kata gue sambil ngebuka jaket gue yang udah basah karena kehujanan
"Cii..."
"Hmm?"
"Tatap gue dulu!"
"Apa sih?" kata gue sambil menatap Sean
"Gue cuma pengen lo tau kalo..."
"Gue tau gue cantik, makasih"
"Percaya diri banget sih lo!" kata Sean sambil menyentil kening gue
"Bodo!!emang gue ngga cantik gitu?"
"Iya sayang lo cantik kok, tapi Gue mau bilang kalo gue..."
"Gue tau kalo lo sayang sama gue, makasih"
"Ihs,,Ngalem sendiri aja dari tadi. Geli gue"
"Yaudah ayo kita put-"
Chup!
Kata kata gue di bungkam sama Sean dengan kecupan dibibir gue dan itu sedikit lebih lama. Ketika Sean merasa Yakin bahwa gue udah diem dia langsung menjauhkan wajahnya dari wajah gue
"Dengerin dulu sih kalo orang mau ngomong. ngerti?"
"..."
"Kenapa ngga jawab"
"Tadi disuruh diem, ngga jelas lo!" kata gue dengan mendengus kesal
"Yaudah dengerin yah..." suara Sean sekarang lebih halus
"Iya sayang"
"Gue cuma mau bilang kalo gue itu laki-laki normal" kata Sean yang disambut dengan tawa gue yang terbahak-bahak
"Tanpa lo ngomong juga gue udah tau kali, lo pacaran sama gue kan karena lo normal"
"Bocah banget sih lo itu! Gue serius ci"
"Maksud lo?"
"Maksud gue, gue itu laki-laki normal yang bisa tergoda kapan aja"
"Apa kata lo!?" kata gue sambil menyilangkan tangan di depan dada gue sambil perlahan menjauh dari Sean
"Iyah gue normal, bohong kalo gue ngga tergoda liat lo yang basah begini...Jadi jangan pancing gue yah....dan jangan keluarin kata-kata ambigu yang bikin gue berimajinasi"
"Sean lo mah gitu aja terus,lo ngegoda gue biar gue nya malu kayak biasanya gitu kan?"
"Ngga! Gue serius kali ini"
"Kok lo berubah sih Sean"
"Gue ngga berubah, kalo emang selama ini gue biasa aja ke lo itu karena...yah gue tahan...tapi gue ngga yakin sampe kapan pertahanan gue ini bisa bertahan"
"Oh" kata gue tanpa menatap Sean
"Udah? jawaban nya cuma Oh doang?"
"Terus mau lo kayak gimana lagi sih?"
"Kirain lo bakal bilang. Yaudah lakuin aja sesuka lo kalo emang pertahanan lo udah runtuh. Perasaan 99% cewek yang gue omongin kayak tadi jawaban nya akan begitu"
"Ya gue itu yang 1% itu. Lagian gue ngga mau lah ngerusak hidup gue sendiri"
"Yah kan siapa tau kita ada jodoh ci, kapan lagi bisa mencicipi jodoh"
"Kalo kita ngga jodoh gimana? Gue rusak duluan dong. Kan kasian suami gue nanti nya"
"Gimana perasaan lo yang sesungguhnya sama gue sih?"
"Ya gue baru sadar kalo ternyata gue suka dan sayang sama lo, setelah..."
"Setelah apa?"
"Setelah gue merasa cemburu saat lihat lo sama Soraya ciuman" kata gue sambil menunduk sedih. Dan detik selanjutnya Sean menarik dagu gue dan menghadapkan wajah gue ke wajahnya. Jarak kita sangat dekat. Hanya tersisa ruang beberapa senti antara wajah kita. Bahkan gue bisa merasakan hembusan nafas Sean dengan aroma Mint
"Maafin aku yah sayang, semua itu aku lakuin bukan karena keinginan aku kok. Itu semua karena aku juga cemburu waktu melihat video kamu dicium sama Kang Daniel "
"Tapi niat Daniel itu baik Sean, dia mau kita atau bahkan calon suami aku bisa berciuman dalam artian dengan melumat bibir masing-masing. Daniel cuma bikin janji aku terpenuhi doang kok"
"Sama aja aku nya sakit sayang,,,ehm tapi berarti sekarang kamu bebas dari janji itu dong? Kan Kang Daniel udah kasih kamu first kiss nya"
"I-iya sih" gue gugup karena gue tau mengarah kemana pembicaraan dia saat ini
"Boleh dong aku minta jatah aku?" kata Sean sambil mendekatkan tubuhnya lebih dekat dengan gue
"Ngga ah! Terakhir aku dicium sama Daniel aja bengkak nya sampe 2 hari"
"Kok kamu gitu sih? Aku ngga mau tau, aku mau nya sekarang"
"Yaudah tapi-"
Sean langsung mengecup bibir gue meminta persetujuan tapi gue nya malah memalingkan wajah gue dan membelakangi dia
"Kenapa!?" tanya Sean dengan nada kesalnya
"Aku ngga bisa Sean"
"Apa alesan nya!?"
"Aku ragu, kamu juga kasar banget lagi jadinya. Entah karena hormon kamu yang meningkat atau karena emang sifat kamu yang sebenarnya itu kasar"
Grep!
Sean meluk gue dari belakang dan mengistirahatkan kepalanya diantara ceruk leher gue
"Maafin aku yah, aku cuma kelepasan tadi. Abis aku kesel masa iya dengan semudah nya kamu mencium Kang Daniel tapi kamu susah buat mencium aku"
"Ya lo seharusnya ngertiin posisi gue lah, kalo ke lo itu jantung gue kayak mau meninggalkan singgasana nya karena berdegup terlalu cepat jadi ngga mudah buat gue. Sedangkan sama Daniel mungkin gue belum sesuka itu sama dia sampe akhirnya gue biasa aja" kata gue sambil gue berbalik dan memeluk dia balik
"Aku dan kamu, jangan Gue dan lo lagi yah manggilnya" ucap Sean sambil Mengelus rambut gue
"Kata kamu kita manggilnya seketemunya aja" kata gue sambil mendongak ke atas untuk melihat wajahnya
"Sekarang ngga. Aku lebih suka kalo panggilan nya aku kamu" kata Sean sambil sesekali mengecup bibir gue singkat
"Oh oke"
"Jadi gimana?Mau dilanjutin ngga?"
"Apa nya?"
"Yang tadi, kita kan mau reka adegan antara kamu sama Daniel" kata Sean sambil mendekatkan wajahnya ke gue dan hidung kita juga sudah saling menyentuh
"Eh Sean, hujan nya udah berhenti tuh. Anterin aku pulang yuk. Takut mama aku udah nungguin"
"Ck! Gagal lagi deh" kata Sean sambil menunjukan wajah sedih nya. Gue sih cuma terkekeh karena ekspresi dia yang ngga bisa di kendalikan
Gue dan Sean akhirnya memutuskan unuk pulang ke rumah gue. Dan Sepanjang perjalanan menuju rumah gue entah kenapa bawaan nya pengen banget manja-manjaan sama Sean. Alhasil gue meluk Sean dari belakang dan yang dipeluk cuma senyum-senyum aja terus bilang
"Tumben peluk-peluk. Biasanya disuruh pegangan pinggang atau jaket aku aja susah malah lebih milih pegangan sama jok motor"
"Emang ngga boleh yah?"
"Ya boleh lah, apa sih yang ngga boleh buat malaikat dan bidadari ku ini"
"Idih kalo aku bidadari kamu berarti kita cuma bisa berjodoh nya di surga doang dong"
"Ya ngga tau juga yah, lagian kalo kamu dikasih pilihan berjodoh dengan Kang Daniel atau aku kamu milih siapa?"
"Kalo untuk saat ini mah aku pasti milih kamu lah, tapi ngga tau kedepan nya karena kan aku bakal tinggal selama Setengah tahun bareng Wanna One"
"Hmm ternyata kamu belum sesuka itu sama aku yah"
"Aku suka, sayang dan cinta kok sama kamu. Karena kamu sudah menjadi kebiasaan baru yang paling aku senangi sekarang dan berada disisi kamu itu sudah menjadi candu bagi aku. Aku kecanduan semua hal tentang kamu"
"Apa kamu yakin tentang hal itu?"
"Iya aku yakin, dan aku ngga tau bagaimana aku jika tanpa kamu disisi aku"
"Ci, terimakasih untuk perasaan kamu tadi. Sebenernya awalnya aku senang karena kamu masih belum mau aku menjadi jodoh kamu karena kamu bergantung pada takdir Allah. Tapi setelah pernyataan kamu yang barusan aku jadi sedih deh. Sekarang jadinya kayak kamu bergantung sama aku yah. Aku takut, Bagaimana kalo ternyata aku ngga di izinin berjodoh sama kamu ci? Apa kamu akan sedih?"
"Sean kamu ngomong apa sih ngga jelas Banget, udah pasti aku bakalan sedih lah. Apa kamu udah ada niatan untuk cari pengganti aku yah"
"Bukan begitu sayang, aku cuma ngga mau kalo kamu sedih. Saat tau ternyata kita ngga berjodoh"
"Yaudah sih ih lihat nanti aja. Jangan mikirin kemungkinan dulu"
"Iya sayang"
~
Gue dan Sean udah sampe di depan Rumah gue dan saat gue hendak masuk ke rumah gue, Sean narik tangan gue
"Ci sini dulu deh"
"Apa?"
"Aku masih kangen sama kamu" Kata Sean sambil turun dari motor dan berhambur ke pelukan gue
"Kayak nya bakalan kangen banget sama pelukan kamu yang menghangatkan ini ci"
"Kamu masih kangen sama aku kan? Ayo masuk ke rumah aku, aku kenalin sama kedua orang tua aku"
"Kamu emang udah cerita tentang aku ke keluarga kamu?"
"Udah dong"
"Aku pengen banget sih, tapi aku ada urusan penting. Aku harus menemani Mama aku untuk pergi ke psikiater untuk bertemu William"
"Yah sayang banget yah, tapi kenapa hati aku ngga enak yah Sean.aku pengen terus sama kamu"
"Uh udah deh ngga usah mulai lebay nya deh" kata Sean sambil mengacak rambut gue.
"Yeh lebay gini juga kamu nya sayang kan?"
"Iya bukan cuma sayang tapi cinta mati sama kamu" kata Sean sambil tersenyum manis
"Yaudah hati-hati di jalan yah"
"Yaudah aku pamit yah, good night sayang. Jangan mimpiin aku, takut iu mimpi buruk"
"aish! Kalo kamu amsuk ke mimpi aku itu pastinya kamu jadi mimpi terindah aku sayang"
"Yaudah ah nanti aku nginep nih disini. gara-gara ngga bisa ninggalin kamu"
"Yaudah hati-hati sayang. Utamakan keselamatan"
"Iya bawel" kata Sean sambil beranjak pergi menuju ke motor nya tapi sebelum dia sampai ke motornya gue menahan tangan nya dan membuat dia berbalik menghadap gue dengan wajah kebingungan nya
"Apa lagi say-" sebelum Sean menyelesaikan kata-kata dia gue langsung mengalungkan tangan gue ke lehernya dan tanpa meminta izin oleh si pemilik bibir gue langsung melumat bibir Sean dengan lembut. Sean masih terdiam membeku tapi di detik selanjutnya Sean mulai terbuai dengan permainan gue dan akhirnya dia membalas ciuman gue. Bahkan dia menarik tengkuk gue. Setelah cukup Lama dan kami sama-sama kehabisan oksigen kami pun melepaskan tautan bibir kami. Dan dengan deru nafas yang tidak beraturan kami hanya tersenyum setelah mengingat apa yang telah kami lakukan tadi.
"pacar aku udah mulai nakal sekarang yah" ucap Sean sambil tersenyum manis. Entah kenapa gue melihat senyuman Sean kali ini tuh lebih manis dari biasanya dan juga kelihatan sangat tulus
"Aku cuma kasian aja sama kamu, dari tadi mukanya melas terus gara-gara ngga berhasil cium aku di gubuk"
"Udah yah aku pulang dulu, takut ke maleman ke rumah sakitnya"
"Iya" kata gue yang masih diem di tempat
Chup!
Sean mencium bibir gue sekilas lalu menaiki motor ninjanya dan langsung pergi. Gue masih diam di tempat sampai Sean benar-benar Menghilang dari pandangan gue
>>>Flashback End<<<
#####
Daniel menarik kepala gue dan menidurkan nya di bahu lebarnya. Dia juga tidak henti menggenggam gue sepanjang perjalanan
"Ci kita mulai sesuatu yang baru yah, aku ngga minta kamu buat melupakan masa lalu kamu. Aku hanya minta kamu untuk mempersilahkan aku untuk mengukir kisah masa depanmu" kata Daniel sambil menidurkan kepalanya di atas kepala gue
"Iya niel, dan aku mohon sama kamu tolong bantu aku untuk mencapai mimpi kita yah"
"Iya sayang"
"Niel bisa ngga kalo kamu ngga manggil aku sayang?karena itu mengingatkan aku sama Sean"
"Yaudah istriku"
"Yha! Kita belum menikah"
"tapi Soon kita akan menikah Istriku"
"I love you"
"I love you too"
"Hey! Kita jadi obat nyamuk disini" ucap Nur kesal
"Yha! Cepat cari pendampingmu, mengganggu suasana saja" ucap Daniel
"Daniel oppa jahat" ucap Melisa dengan manja
"Hey,,,jangan bicara hal buruk tentang suamiku"
Akhirnya kami pun tertawa sepanjang jalan
######
~THE END~
FYI : sebenernya cerita ini belum lengkap sepenuhnya, kematian Sean pun masih menjadi misteri kan? Dan juga keseruan bareng anggota Wanna One belum saya ungkap semua. Tapi karena Deadline nya sudah hampir habis dan saya masih di buru dengan tugas akhir sekolah jadi saya mengakhiri ceritanya sampai sini tapi jika memang nanti saya menang ataupun tidak menang saya akan melanjutkan ceritanya dan mencoba untuk mengajukan kepada penerbit setelah merevisi. Atau mungkin akan saya ikut sertakan dalam lomba selanjutnya. Saranghae pembaca Setia!!
Yg ini sudah memenuhi syarat untuk dikirim ke publisher. Coba aja thor kirim naskah nya kalo di acc kan royaltinya lumayan bisa untuk jajan. Tinggal revisi dikit trus masukin chapter pengungkapan kenapa Sean Dead udadeh selese. Tapi yg Cerita author yg baru jangan di stop. Itu juga menarik ko
Comment on chapter Cold Boy