Djong POV
Namaku Djong dan untuk suatu alasan saya tidak bisa memberitahu nama lengkapku kepada anda. Saat ini saya sedang membuntuti nadia dan laki-laki mencurigakan itu.
Kenapa saya bilang mencurigakan?
Baiklah kembali ke beberapa jam sebelum saya bertemu anak laki-laki itu dihutan.
Saya melakukan aktifitas seperti biasanya. Di pagi hari membantu ibu di sawah dan saat sore hari diam-diam berlatih di hutan.
Saat ini saya adalah pendekar pedang tingkat 3.
Walaupun saya baru berusia 9 tahun saya cukup kuat untuk mengalahkan orang-orang dewasa di kota ini. Yah walaupun saya bilang kota, sebenarnya saya tinggal di pinggiran kota.
Untuk lebih jelasnya lagi tingkatan pendekar dibagi menjadi 10. Tingkat 1-3 adalah pendekar normal, 4-6 dikategorikan sebagai pendekar kuat. Tingkat 7-9 adalah para pendekar ahli dan tingkat 10 adalah pendekar berbahaya.
Anda bertanya-tanya bagaimana anak berusia 9 tahun bisa berada di tingkat 3? Bakat? Jenius? Tidak tidak.. anda salah. Lebih tepatnya saya berada di tingkat 3 saat saya berusia 5 tahun dan sudah 4 tahun berlalu sekarang sejak insiden 'itu'.
Baiklah saat ini bukan itu yang ingin saya bicarakan
Seperti yang saya katakan saya berlatih diam-diam di hutan dan itu adalah rutinitas harian saya. Saat saya melihat keatas, langit sudah gelap jadi saya berencana kembali. Saat ingin kembali ke rumah, tiba-tiba saya merasakan aura jahat dan berbahaya dari kedalaman hutan.
Saya memberanikan diri dan bergegas ke arah aura jahat karena saya sangat familiar dengan aura tersebut. Saat semakin dekat dengan sosok yang mengeluarkan aura jahat berwarna kemerahan tersebut.
Saya mengeluarkan pedang dan menyelinap ke balik pohon untuk mengintip orang yang mengeluarkan aura itu. Sialnya, karena terlalu fokus pada aura itu tanpa sadar saya menyentuh bunga tidur..
***
Ketika tersadar saya langsung panik dan mencari pedang saya, tetapi yang saya sentuh di samping saya adalah anak laki-laki berambut hitam yang sedang tertidur.
Laki-laki ini tidak mengeluarkan aura keberadaan sama sekali, mirip seperti bayi. Saya melihat kearah langit, melihat bintang saya menyadari ini belum lama sejak saya pingsan.
Mecoba mengingat apa yang terjadi.. saya sangat yakin sedang mendekati aura jahat yang familiar tersebut sebelum tiba-tiba kesadaran saya menghilang. Aura jahat yang saya dekati adalah aura yang sama yang dikeluarkan penyelamat saya 4 tahun yang lalu, itulah aura yang dikeluarkan oleh ayah nad..
"Jadi kau sudah bangun Djong.."
Tiba-tiba saya mendengar seseorang berkata dengan suara dingin dibelakang saya.. Ya seperti yang saya kira itu adalah ayah nadia.
"Paman.. kamu masih hidup.. Nadia sangat mencemaskanmu.."
itulah kata-kata pertama yang keluar dari mulut saya
"......."
Ayah nadia hanya terdiam tanpa ekspresi lalu berkata
"Bocah lemah segera bawa bocah rambut hitam ini kerumah dan katakan kepada Emili anak ini adalah penyelamat paman. Tapi jangan katakan apapun kepada nadia"
"Apa yang sedang terjadi paman?" tanya Djong dengan khawatir
"Jangan banyak bertanya dan lakukan apa yang paman katakan"
Sahut ayah nadia dengan nada datar
"Tapi paman siapa anak ini? saya tidak merasakan aura ataupun kekuatan sihir dari tubuhnya. Bagaimana mungkin dia menyelamatkan paman?"
Saya mengeluarkan kata-kata itu karena saya benar-benar tidak mengerti apa maksud paman.
"Ingatlah kembali 4 tahun yang lalu, apa kau pikir orang biasa tidak bisa menjadi penyelamat?" dengan nada ejekan paman menjawab saya
Setelah mendengar kata-kata itu raut wajah saya berubah menjadi sedih.. Orang biasa yang dimaksud paman adalah ibu kandung saya.
Ya, ibu saya hanya orang biasa yang berjuang dengan keras untuk menyelamatkan nyawa anaknya.. Itulah saat pertama kali saya bertemu dengan paman dan setelah itu saya diangkat sebagai anak oleh Emili.
Saya rasa orang di depan saya akan marah jika mendengar saya diangkat menjadi anaknya. Jadi untuk saat ini saya hanya diam saja dan tetap memanggilnya paman. Saat saya sedang berpikir, saya melihat paman pergi kembali kearah hutan.
"Paman tunggu! bagaimana keadaan tubuhmu?! saya merasakan aura di tubuh paman bertambah gelap dan jahat dibandingkan 4 tahun yang lalu"
"Heh, kau pikir siapa paman! Paman adalah salah satu pendekar terkuat di dataran ini! Lebih baik kau lakukan tugasmu dengan benar untuk meyakinkan nadia bahwa ayahnya telah mati dan tubuh ayahnya telah dimasuki iblis jahat! Yang lebih penting, pastikan nadia memasuki akademi sihir!"
Setelah mengatakan itu sosok paman menghilang di kegelapan malam dan walaupun masih banyak yang ingin saya katakan, karena aura paman sudah benar-benar lenyap saya bergegas membawa anak itu kembali kerumah lalu menyampaikan pesan paman kepada ibu.
***
Keesokan harinya saya bangun dengan sangat bersemangat!
Hari ini adalah hari dimana saya mengawal nadia sebagai pangeran yang akan menjaganya dari tatapan dan mulut jahat para warga kota Lamp! Ya hari ini adalah jadwal rutin untuk pergi ke kota pusat, ini adalah hari untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari!
Tapi sebuah suara menghancurkan kebahagiaan ini!
"Djong hari ini aku akan menemani Utha berkeliling di pusat kota jadi kamu tidak perlu menemaniku belanja karena sudah ada yang akan membawakan barang belanjaan!"
Kata-kata Nadia ini adalah awal kebenciaan saya terhadap laki-laki rambut hitam yang telah mencuri pekerjaan saya sebagai pangeran penjaga nadia. Tapi saya masih tetap tersenyum karena ayah nadia telah mempercayakan saya untuk menjaga dan membimbing nadia hingga sukses di akademi sihir! khehehe jadi hari ini saya tetap menjaga nadia walaupun hanya dari bayang-bayang~
Saat sedang membuntuti kedua orang itu tiba-tiba terdengar suara
" Griik!! Griik!! "
***
Sudut Pandang Utha
"Segarnya.."
Saat ini aku sedang mencuci muka dengan air yang ada di tampungan kayu. Sepertinya orang-orang di dunia ini menggunakan air yang di tampung dari hujan untuk mandi.
Sebelumnya aku bertanya di mana sabun dan shampo kepada nadia. Tapi nadia bahkan tidak tahu istilah sabun dan shampo. Aku dengan tidak berdaya memasuki tempat mandi.
Yang mengejutkanku adalah air hujan ini bahkan lebih jernih dari pada air minum yang pernah kulihat dikehidupan sebelumnya. Bahkan hanya mengguyur air ini ketubuh, aku merasa lebih segar dan bersih daripada saat memakai sabun dan shampo.
Bagaimanapun ini novel yang dipenuhi sihir, tidak aneh jika air hujannya juga mengandung sihir. Aku menganggukan kepala untuk meyakinkan diri sendiri.
Rencananya aku dan nadia akan pergi kekota. Tapi sebelum pergi kekota nadia menyuruhku mandi dan memberikanku beberapa pakaian ganti. Hanya ada 1 lelaki seumuran disini, tentu saja itu pakaian milik djong.
Dalam novel orisinalnya, ayah nadia menghilang saat nadia berumur 5 tahun. Di cerita aslinya djong mencoba menghibur nadia saat ayahnya menghilang. Sejak saat itu djong menjadi teman masa kecil nadia.
Saat membaca novel itu aku sama sekali tidak tertarik dengan ini. Karena kupikir djong hanya semacam tetangga dan karena rumah mereka dekat mereka di anggap teman masa kecil.
Tapi setelah melihat djong tinggal di rumah yang sama, aku menjadi penasaran apa yang sebenarnya terjadi saat ayah nadia meninggalkan rumah? dimana dia saat ini?
Di novel FFS, Nadia memasuki akademi sihir karena ingin menjadi kuat agar suatu hari dapat menemukan ayahnya yang hilang, tapi di bagian tengah cerita sang ayah ditemukan sudah lama meninggal. Jadi aku hanya berfikir ayahnya hanyalah penduduk desa c*.
Nah mari sisipkan itu untuk nanti. Prioritas saat ini adalah menikmati novel yang nyata ini.. maksudku beradaptasi di dunia ini dan jika mungkin, menemukan cara untuk kembali kedunia asalku..
Setelah selesai mandi aku berpikir sambil mengenakan pakaian. Akhirnya aku membuat kesimpulan. Aku yakin aku sudah meninggal atau dipindahkan kedunia lain yang mirip novel FFS. Jika dilihat dari penampilan dan tinggi, seharusnya saat ini aku belum berusia 10 tahun, mungkin aku seumuran dengan nadia.
Aku mengingat saat tadi berkaca, rambut dan mataku berwarna hitam dengan wajah anak kecil imut. Aku merasa cukup tampan walaupun tidak dapat menandingi para karakter di novel Five Fairy Secret, terutama sang pangeran yang diilustrasikan sebagai orang yang 'sempurna'.
Selanjutnya aku tidak mengalami masalah bahasa, aku bertanya-tanya dan berpikir tapi tidak ada jawaban yang cukup masuk akal saat ini jadi mari singkirkan dulu.
Walaupun ini cukup menyedihkan, aku bahkan tidak tahu apakah aku bereinkarnasi dan punya keluarga di dunia ini atau aku hanya tiba-tiba di pindahkan ke tubuh ini. Hanya satu yang pasti, aku ditaruh dihutan oleh dewa dunia ini dan di tinggalkan..
Tapi dari yang kutahu tidak ada dewa di dunia ffs. Jadi apakah dewa dunia ini adalah sang penulis? hah.. tentu tidak mungkin dewa dunia ini adalah sang penulis. Tapi itu membuatku teringat kembali.
Aku benar-benar kecewa karena tidak dapat membaca akhir dari cerita FIVE FAIRY SECRET!
"Huft.." aku mendesah
Desahan itu karena aku menyadari bahwa penyesalan terbesarku di kehidupan sebelumnya adalah karena aku tidak dapat membaca jilid terakhir sebuah novel. Aku hanya bisa tertawa dalam hati.
Saat aku berjalan untuk menemuin nadia, suara merdu yang dipenuhi semangat terdengar dari depanku
"sudah kukira kamu akan cocok memakai pakaian djong! kamu bahkan lebih layak mengenakan pakaian itu daripada djong kyahaha"
"haha" aku hanya tersenyum kecut
Saat ini aku bertanya-tanya dalam hati, apakah gadis cilik ini benar-benar wanita cantik nan anggun seperti yang ada di novel?
Yah itu biasa terjadi saat gadis kecil yang enerjik berubah menjadi lebih tenang saat dewasa. Saat ini aku hanya mengangguk untuk meyakinkan diri sendiri.
"Mari pergi kekota"
Ketika nadia berkata begitu ia menarik tanganku dan berjalan keluar menuju pusat kota.
"Tunggu, apa kamu tidak mengunci pintunya?"
"Ah benar aku hampir lupa"
Sambil tertawa kecil wajah nadia tersipu malu.
Setelah mengunci pintu, nadia menaruh kunci di bawah pot. Hal ini membuat aku bertanya-tanya apakah disini ada istilah maling dan pencuri??
***
Kami sedang dalam perjalanan menuju kota pusat.
Hanya ada pepohonan dimana mana.. dan sesuatu di tanganku sungguh membuat risih, jadi aku membuka percakapan
"Nadia tidak perlu memegangi tangaku. Aku bukan anak kecil"
"Tapi kata ibu anak yang hilang ingatan akan selalu merasa ketakutan kemana pun dia pergi?"
"Pemikiran yang aneh. Lihat wajahku, apakah aku terlihat ketakutan?"
Sesaat setelah aku berbicara, suara memekik yang menakutkan terdengar dari samping.
" Griik!! Griik!! "
Tiba tiba sesosok bayangan muncul dari semak-semak. Sosok itu membuatku kaget.
"kyahaha Utha wajah kamu terlihat ketakutan!" Teriak nadia dengan bangga.
***