Loading...
Logo TinLit
Read Story - Drapetomania
MENU
About Us  

Disclaimer.

Warnings.

                                                                                             | Graphic Descriptions of Violence |

 

“Theo, turunkan itu.”

Pria itu tidak bergeming. Tangannya masih di posisi yang sama. Ia melangkah lebih dekat. “Oke, kau berlebihan,” balas Sara tak kalah sengit. “Letakkan pistol itu, Theo, sebelum ada yang terluka, oke?”

 “Jangan perlakukan aku seperti anak kecil.” tangan Theo gemetaran. Suara petir dari kejauhan, namun kilatnya terpancar di sekitar lorong gang. Theo menyadari sikap Sara ada yang berubah.“Aku tak mengerti. Apa sih masalahmu?”

“Kau, merobek isi perutnya dengan pisau bedah yang kecil itu tanpa cacat sekalipun!” Amarah Theo cukup membuat Sara terdorong ke belakang. “Kau melakukannya tanpa merasa bimbang. Aku mengenali keterampilan itu, Jelaskan padaku, bagaimana bisa gadis normal tahu menggunakan senjata? Kau ini apa, Sara?”

Sara menatapnya, tapi juga menghindari kontak mata, “Kau mengira aku ini apa? Katakan!.”

Ini adalah pertengkaran pertama mereka, sejak mereka bertemu di stasiun. Theo menyisir rambutnya dengan gusar. “Oke, Sara, kumohon, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi, aku merasakan rongga hitam di sini.”

Sara menutup bibirnya rapat-rapat. Urat-urat yang muncul di dahi Theo membuatnya sedikit takut. “Jangan membuat aku berpikir yang tidak-tidak.”

Sara merasa tersinggung. “aku mulai berpikir kau ini gampang termanipulasi imajinasimu, you’re such an annoying brat.” Sara menunjukkan gestur khas orang italia di tangannya. Theo meletakkan senjatanya, “sekarang kau yang berlebihan.”

Rahang yang kaku, Sara membelalakkan mata tidak percaya, “It’s a beautiful day, where, the blood surround me, I and you nearly get shot in the head and happy to kill him but I saved our life tragicallyso perfect!

Itu saja. Mereka terluka akibat mereka sendiri. Sara pergi karena Theo tidak percaya padanya, membuatnya sakit dan ingin segera melupakan rasa itu. Mereka melangkah mundur, menambah jarak, berujung saling memunggungi.

                                                                                        -------------------------------------

Hingga malam terjadi, Theo duduk bersilang kaki di depan patung, sendirian, menatap kosong orang-orang di sekelilingnya. Dia dulu, sebenarnya, pria muda yang memiliki segalanya. Fans yang mengaguminya, mentor yang menyayanginya, Lev, dan Nikita sudah seperti saudaranya.

Dan dia mencintainya.

Pertama ia tahu ketika Nikita bermain-main di taman. Sangat indah. Terlalu manis untuk menjadi kenyataan. Ia ingat senyumannya semakin lebar dan melebar. Walaupun mereka menyatakan cinta setiap saat di depannya.

Ia mungkin pria kekanakan. Benar. Namun kesabaran cintanya sangatlah arif. Ia tidak pernah berpikir mengambil Nikita dari Lev sekalipun. Ia bahkan mengakui, Nikita dan Lev pasangan terbaik  yang pernah ia jumpa. Theo tidak ingin menghancurkan itu. Never anyone, and anything.

Theo tidak tahu lagi, kemana harus pergi.

Keluar dari kenangan manisnya, Theo sadar dirinya tidak lagi sama seperti dunia mengenalnya. Ia ingin tetap dunia melihatnya tetap sama. Termasuk Sara, dan ia sudah mengacaukannya.

                                                                                        -------------------------------------

She still alone. Still not okay. Still surrender by his word.

Sepatu berwarna coklat moccanya ia pandangi terus, sembari memeluk kakinya. Duduk sendirian di halte, tanpa manusia berlalu-lalang, hanya ditemani rembulan dan berbagai bintang.

Jalanan gelap tidak aman untuknya, tidak untuk siapapun. Lampu jalan pun tidak membantu. Gelap bukan masalahnya, bayangan-bayangan hitam yang menekan dirinya. Tidak disangka mereka mengikutinya sejauh ini.

“Kau menjebak dirimu sendiri,” bisik suara yang membuat Sara seperti kehilangan kekuatannya

Ketegangan yang ia rasakan buat jantungnya berdetak kencang. Sara menahan rasa takutnya untuk menyelamatkan situasi. Sorot matanya terseok-seok mencari cahaya, bayangan hitam itu meraup semua cahaya, “mau lari kemana?”

Percuma Sara menghabisi dua bayangan, jika tumbuh lima. Sia-sia kedua tangannya melindungi kepalanya, nyatanya babak belur juga. Mereka sudah tahu keberadaanya. Insting bertahan hidup menjadi satu-satunya pegangan. Kekuatannya terkuras habis. 

Perkelahian yang sudah jelas siapa yang menang, sekujur badan Sara serasa menggigil. 

“Tenangkan dirimu, tsk,” ucap pada dirinya sendiri, mendongakkan kepalanya, menatap langit malam, Aliran darah tubuhnya serasa terhenti. Bernafas normal saja sulit.

“Huft...i–it’s just illusion, Sara...” berbisik pada dirinya sendiri. “i–it’s okay.

Itu nyata.

Perlahan nan lemah, Sara menekan tombol merah. Ia butuh pertolongan.

                                                                                        -------------------------------------

“Apa yang kalian lakukan membuang waktuku saja,” lalu terdengar tembakan yang membahana di seluruh gedung tak berpenghuni ini. Douglas berdiri di depan belasan pria yang bersimbah darah, dan bersiul puas.

 “Sinting, " ucap Darius lalu menyuruh orang-orangnya mengeluarkan microchip di tangan korban, untuk menghapus segala kemungkinan yang menjadi bukti. “Kau tidak seru.” Darius memutar bola matanya, apa yang seru dari membunuh. Orang ini sejatinya memang psikopat. 

Douglas melihatnya ikut mengambil chip itu. Douglas juga mengamati raut wajahnya yang tidak biasa. Ada ekspresi disana, Douglas tersenyum miring, “cih, dokter, Jangan naif,” Darius menoleh, bingung apa maksudnya.

I don’t wanna underestimate you but Darius, seriously? An doctor from asylum, get tender. it’s the same as being weak. It’s bring you to the death, we all know that.

Darius menggeram, “aku tidak tahu apa maksudmu tapi jangan panggil aku dengan sebutan itu.” Yang paling dia benci ketika ada yang memanggilnya seperti yang Douglas katakan.

Darius tidak menembak seperti yang baru saja Douglas lakukan, bukan bertarung seperti Theo. Keahliannya Gideon manfaatkan untuk bereksperimen, tabung organ menjadi pajangan di ruangan Darius.

Budak dipanggil, mereka pergi, kebanyakan tidak kembali. Malang bagi mereka yang terperangkap dan hanya melintasi negara untuk dijadikan barang tukar. Ungkapan mati di tabel operasi kurang tepat, malah mati membiru di tabung atau bahkan terbujur kaku di kasur tipis.

Darius sudah tidak lagi meringis, atau depresi. Ia sudah mati rasa, semakin lancar dan dinginnya ia memperlakukan ‘pasiennya’. Dari situ panggilan yang ia benci tersebut muncul.

“Relaks, dok. Aku tidak ingin kau berakhir seperti mereka, aku tidak ragu untuk melakukan itu sekarang.” Ia menunjuk ke arah kantung mayat. “Ingat kepada siapa kau bicara,” ucap Douglas mematikan. Darius mengumpat ribuan kali dalam kepalanya.

“Kau hanya tangan kanan Caesar kita.” Darius lebih mendekat. “Aku tak keberatan mengobok isi perutmu di mejaku, tanpa obat bius.” Namun Darius merasakan benda tajam di perutnya. Ia menunduk dan itu ternyata pisau kecil.

Back off, doctor.” Aura ketegangan masih ada disana. Douglas menghela napas, “aku juga kesal orang-orang nggak becus ini bisa kalah dari wanita, dan alat kejut listriknya. Aku tahu.” Tatapan Darius sedikit mereda.

Justru itu patut kusyukuri.

“Selama ada aku, semuanya akan berjalan lancar. Wanita itu, terluka ‘kan? Jadi kita hanya mengikuti jejak darahnya saja.” ucap Douglas tanpa melepas senyuman misteriusnya.

                                                                                        -------------------------------------

Pikirannya berkecamuk. Langkah kakinya langsung terhenti saat menemukan sosok di halte. Tanpa ragu Theo berlari untuk menghampiri sosok itu.

Theo langsung mengatupkan wajahnya. Ia memegang erat tali ransel itu, dan gemetaran. Theo melihat botol pil terselip di saku ransel Sara. Bodohnya dia. Bisa-bisanya ia meninggalkan Sara. Inilah akibat menahan egonya. Ia mampu merasakan dinginnya wajah gadis itu, “Sara. . . astaga ya tuhan. . .”

Sara bergumam tak jelas, lebam-lebam biru di pipinya, Theo sejak dulu memang tidak tahan melihat wanita terluka seperti ini. “Mereka . . .” Theo mendekatan telinganya ke mulut Sara, “tahu. . aku bersamamu.”

Theo tidak ingin ini terjadi. Selebihnya Sara menunjuk ponselnya. Sebuah alamat tertampang di layar, dan Theo membawa Sara pergi dari sana, ke alamat tersebut.

                                                                                        -------------------------------------

Lorong kecil yang berasap, sebuah pintu tunggal terbuka dan keluarlah satu wanita berpakaian putih dari atas ke bawah, gulungan rambut serta kartu identitas yang menggantung di lehernya, nampak seperti suster, dengan rokok menyala yang ia genggam.

Signora.” suara entah dari mana membuat sepuntung rokoknya terlepas dari jarinya.

“Siapa itu?!”

Muncullah seorang pria, berambut coklat, berjaket robek dan perlahan mendekati wanita itu sambil mengangkat kedua tangannya, lalu Theo pun berkata, ”Bila aku mengagetkanmu maaf, tapi aku butuh bantuanmu.”

“Temanku terluka parah, wanita yang bersandar di belakangku ini.” Terserah habis ini suster tersebut memanggil polisi atau agen federal sekalipun, Sara butuh pertolongan. “Aku mohon padamu.”

Mulut wanita itu berkatup rapat, kemudian ia menoleh orang di belakangnya. Orang itu menggangguk padanya.

“Seseorang bilang butuh pertolongan, tidak kukira harus meminjam suster juga.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kamu!
2197      860     2     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
Ghea
481      318     1     
Action
Ini tentang Ghea, Ghea dengan segala kerapuhannya, Ghea dengan harapan hidupnya, dengan dendam yang masih berkobar di dalam dadanya. Ghea memantapkan niatnya untuk mencari tahu, siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan ibunya. Penyamaran pun di lakukan, sikap dan nama palsu di gunakan, demi keamanan dia dan beserta rekan nya. Saat misi mereka hampir berhasil, siapa sangka musuh lamany...
Communicare
12334      1746     6     
Romance
Menceritakan 7 gadis yang sudah bersahabat hampir lebih dari 10 tahun, dan sekarang mereka dipersatukan kembali di kampus yang sama setelah 6 tahun mereka bersekolah ditempat yang berbeda-beda. Karena kebetulan mereka akan kuliah di kampus yang sama, maka mereka memutuskan untuk tinggal bersama. Seperti yang pernah mereka inginkan dulu saat masih duduk di sekolah dasar. Permasalahan-permasalah...
Panggil Namaku!
8838      2261     4     
Action
"Aku tahu sebenarnya dari lubuk hatimu yang paling dalam kau ingin sekali memanggil namaku!" "T-Tapi...jika aku memanggil namamu, kau akan mati..." balas Tia suaranya bergetar hebat. "Kalau begitu aku akan menyumpahimu. Jika kau tidak memanggil namaku dalam waktu 3 detik, aku akan mati!" "Apa?!" "Hoo~ Jadi, 3 detik ya?" gumam Aoba sena...
Romantice And Yearn
5209      1693     3     
Romance
Seorang gadis yang dulunya bersekolah di SMA Garuda Jakarta, kini telah menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia. Banyak kenangan yang ia jalani di masa SMA. Mulai awal ia masuk dan bertemu dengan lelaki yang bernama Ray. Hari-harinya selalu di warnai dengan kehadiran Ray yang selalu memberikan kejutan yang tak terduga hingga akhirnya jatuh hati juga pada Ray. Namun tak ada suatu hubungan yang ...
With you ~ lost in singapura
427      297     2     
Fan Fiction
Chaeyeon, seorang siswi SMA yang sangat berani untuk pergi menyusul Tae-joon di Paris. Chanyeol, seorang idol muda yang tengah terlibat dalam sebuah skandal. Bagaimana jika kedua manusia itu dipertemukan oleh sebuah takdir?
Young Marriage Survivor
3032      1092     2     
Romance
Di umurnya yang ke sembilan belas tahun, Galih memantapkan diri untuk menikahi kekasihnya. Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, Galih merasa ia tidak bisa menjalani masa pacaran lebih lama lagi. Pilihannya hanya ada dua, halalkan atau lepaskan. Kia, kekasih Galih, lebih memilih untuk menikah dengan Galih daripada putus hubungan dari cowok itu. Meskipun itu berarti Kia akan menikah tepat s...
My Sweety Girl
11622      2628     6     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...
Alicia
1419      681     1     
Romance
Alicia Fernita, gadis yang memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat protektif terhadapnya. Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya karena memiliki banyak kelebihan. Tanpa mereka semua ketahui, gadis itu sedang mencoba mengubur luka pada masa lalunya sedalam mungkin. Gadis itu masih hidup terbayang-bayang dengan masa lalunya. Luka yang berhasil dia kubur kini terbuka sempurna beg...
Piromaniak
5779      1683     5     
Romance
Dia merubah apiku dengan cahayanya