Hujan yang menyapu seluruh jalan kota Surabaya. Membuat mereka berdua terhenti dalam suatu tempat. Dinginnya begitu menyengat hingga ke kulit.
Gadis yang bersama Vanno terlihat menggigil. Bibirnya membiru karena cuaca terlalu begitu dingin. Vanno langsung memberikan mantelnya untuk gadis yang di sebelahnya.
Dia adalah Nesya gadis yang berparas cantik. Usia gadis itu lebih tua dari Vanno. Namun, usia tidak akan menghalangi cinta mereka. Mereka juga memiliki keyakinan yang berbeda.
Cinta memang aneh dan berlabuh begitu saja. Dia datang tanpa kata permisi. Bahkan dia tidak berbentuk apapun. Tidak mempunyai alasan untuk terjatuh dalam cinta. Cinta memang misterius dan tidak akan pernah terprediksi oleh kita bahkan cinta hakikatnya itu memang tinggi. Cinta akan terasa lebih indah kalau tidak ada sebuah alasan.
“Berapapun butiran yang terjatuh. Itu seperti berapa besar cintaku padamu. Seakan sebuah tanya yang terkunci akan perasaan. Kita sudah lama bersama hingga melewati beberapa musim. Tuhan, bisakah kau sampaikan isi hati ini untuk dia.” Batin Vanno.
Nesya terlihat tersenyum memandang Vanno. Vanno merasa tersipu malu. Namun, sampai sekarang Nesya masih belum juga menceritakan kisah cinta di masa lalunya. Vanno khawatir akan patah hati tuk yang pertama kalinya.
Hujan mulai reda. Nesya menatap Vanno dengan tajam. Seakan dia tahu apa yang sedang ia pikirkan kali ini.
“Hujan telah berhenti, namun sebuah tanyaku telah mengusik hatiku. Tuhan, ada apa dengan aku kali ini. Mengapa aku merasa begitu takut mendengarkan kenyataan terburuk. Tuhan, bukannya diri ini terlalu pengecut dalam menerima kenyataan. Hati ini terlalu rapuh untuk pertama kali jatuh cinta dan tidak ingin pertama kali untuk patah hati.”
Akhirnya, Vanno mengantarkan Nesya untuk pulang. Di tengah perjalanan motor vespa milik Vanno tiba-tiba ngambek. Mungkin aja lagi ngambek karena sang pemilik jatuh cinta kepada gadis lain.
“Aduh, kenapa kamu pakai mendadak mogok begini.” Keluh Vanno dalam batin.
“Kenapa, Van? Motor kamu mogok?” Ujar Nesya.
Vanno hanya menyengir begitu saja. Ia tidak tahu masalah mesin. Dia merasa tidak enak hati dengan Nesya.
“Van, boleh aku coba perbaiki motor vespa kamu?” Ujar Nesya.
“Loh, memang kamu bisa?” Tanya Vanno.
Nesya hanya tersenyum saja melihat Vanno. Dia terus mengotak-atik motor vespa butut milik Vanno. Beberapa saat kemudian motor milik Vanno selesai diperbaiki.
Vanno merasa terkejut karena Nesya berbakat menjadi montir dadakan. Ia semakin kagum dengan kelebihan yang dimiliki gadis itu. Dia seakan bisa menempati hatinya.
“Van, ayo kita balik.” Kata Nesya.
Vanno tersenyum seakan mengiyakan. Nesya menaikin vespa diboncengi oleh Vanno. Dan, Vanno langsung mengas vespanya. Seakan angin sepoi-sepoi di malam hari menambah suasana romantis diantara mereka. Aroma hujan yang telah pudar.
***&&&***
Semalaman Vanno duduk terdiam mengingat semua kenangan bersama Nesya seharian. Dia menatap sebuah langit, tiba-tiba ada bintang jatuh. Dia yang dulu merasa tak percaya tentang mitos yang mengatakan apabila meminta sebuah permohonan akan terkabulkan. Seakan Vanno mengiyakan mitos tersebut.
Vanno mencoba memejamkan matanya sejenak, “Semoga kita akan selalu bersama.”
Vanno menatap layar ponselnya. Dia membuka galeri ponselnya yang di dalamnya ada beberapa foto dia saat bersama dengan Nesya. Dia merasa dirinya terbang begitu saja.
***&&&***
Aku berjalan dalam sebuah rasa….
Terkadang aku menginginkan kamu di sini
Jatuh cinta untuk yang pertama kalinya
Dengan kamu…..