Read More >>"> How Precious You're in My Life (Kelas 7 Semester 1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - How Precious You're in My Life
MENU
About Us  

          Seminggu telah kulewati di kelas baru ini. Aku menemukan teman baru yang namanya adalah Tata dan Kania. Meskipun tempat duduk kami berjauhan, tetapi kami menyatu jika sudah berbicara satu sama lain. Daripada dengan Tika dan Kariza, aku tak pernah nyambung dengan omongan mereka. Tak lupa juga dengan Natia. Kami berempat mulai dekat, sama dua teman kami yang namanya Bila dan Lita. Ternyata, Bila adalah saudara dekat dari Afi. Oh my God, rasanya aku ingin bertanya-tanya padanya. Namun, aku tak bisa karena tak ada yang tahu tentang perasaanku.

          Meskipun tak pernah mengobrol lagi, aku tetap stalking BBM dan Twitter kamu, Raz. Setiap hari. Melihat obrolan-obrolan lama yang mungkin takkan pernah terjadi lagi. Tiba-tiba, kamu update status. Nama Afi hilang dari statusmu. Sebenarnya aku lupa, kala itu aku chat kamu untuk bertanya itu lagi atau enggak. Yang jelas, ketika besoknya masuk sekolah, Tika dan Kariza heboh dengan kabar tersebut. Ditambah Bila yang merupakan sepupu Afi. Mereka semua membicarakanmu. Pastinya aku tak ingin ketinggalan. Modal main hp atau mencatat tugas, aslinya aku benar-benar mendengarkan mereka dengan seksama.

          Mereka mengatakan bahwa kamu benar-benar putus. Lalu kamu sedang mengincar dua di antara mereka, yaitu Tika dan Kariza. Ternyata kamu mengincar Tika, teman sebangkuku. Lalu aku yang selalu ada di sisinya bisa apa? Protes? Dari sekian banyak cewek yang cantik kenapa kamu pilih yang duduk bersebelahan denganku? Araz, cukup. Ini sakit sekali. Lalu seminggu ini kamu benar-benar datang setiap hari untuk menggoda Tika. Mengintip di jendela, bersalaman setiap orang lewat di pintu masuk, asal masuk-masuk ke kelas saat ada guru.

          “Araz. Kamu nyari siapa sih? Sini masuk!” ujar salah satu guru yang risih karena kamu selalu mengintip dari jendela kelas.

          “Enggak, Pak.” Lalu kamu kabur begitu saja sambil tersenyum bahagia.

Iya, Araz. Aku bahagia melihatmu tersenyum seperti itu. Teruslah seperti itu.

Tiba-tiba Tika mengatakan kalau ia tak suka dengan Araz.

“Araz itu playboy” katanya.

Wow, aku rasa ini perbincangan yang tak bisa kulewati.

          “Mantan dia ada 17.” WAH GEWLA SEH.

Seriously?

          “Dia cerita katanya gak suka dikejar-kejar. Makanya dipacarin satu-satu, diputusin satu-satu juga. Biar gak dikejar-kejar lagi.” BUSET....

Aku rasa aku benar-benar salah kali ini. Itu jahat sekali.

          Ketika liburan, entah liburan apa aku lupa. Aku bertemu dengan 3 sahabatku saat SD, yaitu Safa, Intan, dan Zamia atau biasa dipanggil Mimi. Aku bercerita tentangmu. Of course, apalagi yang menarik untuk aku ceritakan selain tentangmu? Teman-temanku? Aku baru mengenal mereka seminggu, mana aku tau ada apa dengan mereka. Bodohnya, mereka membajak ponselku dan mengirim pesan padamu.

“Raz, lagi apa?”

“Kepo banget sih!”

Sebenarnya aku kesal. Kesal dengan mereka yang membajak hpku dan membajak kepada Araz. Namun, aku juga kesal pada Araz yang jawabannya sangat ketus.

Sorry. Itu dibajak.”

“Masa?”

I hate u.

“Demi Allah dibajak, Raz.”

Kamu ingat apa yang setelah itu kamu lakukan padaku? Iya, aku di-delcont. Kamu menghapusku dari daftar pertemananmu hanya karena aku dibajak. Aku marah, nangis, dan pulang saat itu juga karena ulah temanku. Aku menyadari kala itu aku bodoh. Sangat bodoh. Mengapa aku malah marah kepada mereka? Padahal mereka sudah memperlihatkanku bagaimana jahatnya dirimu. Lalu mengapa aku masih menyimpan harapan padamu? Bodoh.

Puncak permasalahanku denganmu itu ketika kamu ulang tahun. Karena aku tak lagi ada di kontak BBM-mu, jadi aku mengucapkanmu di Twitter. Jawabanmu masih biasa saja. “Makasih ya”. Lalu, saat sore harinya, aku melihatmu me-retweet postingan temen cewekmu yang berkata “Jadi playgirl kayaknya enak.” dan kamu menyaut “Astagfirullah -_-“ DANNN YAK. AKU SANGATLAH BODOH. SANGAT BODOH. Aku takkan memaafkan diriku yang ini sebenarnya. Aku malah menyautimu “Lo juga playboy Raz -_-“. Tak lama kemudian, kamu menyauti tweet-ku “Sotoy banget lu bego!” Jantungku tak henti-hentinya berdegup kala itu. Betapa bodohnya aku mengetik seperti itu. Aku kira itu hanya permasalahan sesaat, tapi ternyata sampai 3 tahun. Ini sumber masalahku denganmu. Masalah sesepele ini membuatmu membenciku selama 3 tahun. Lalu kamu memblokir Twitterku. Sampai sekarang loh, kamu belum unblock Twitterku. Mungkin karena kamu sudah tidak main Twitter lagi. Kalau kamu sedang buka Twitter, username-ku masih sama. Silakan di-unblock jika berkenan J.

For your information, Raz. Itu bukanlah unsur kesengajaan untuk mengataimu. Yeah, mana mungkin aku berani mengatai orang yang aku suka. Tujuanku pastinya adalah untuk bercanda. Kebetulan, aku sering melihat teman-temanmu yang berguyon tentang itu padamu. Lalu kamu membalas mereka dengan canda tawa keakraban. I want to try it. Aku mau mengobrol lagi denganmu seperti sebulan yang lalu. Ini hanya kesalahpahaman yang berujung fatal. Ekspetasiku adalah kamu menjawab “Haha anjir. Kagak-_-“ like the other answers. Namun, ekspetasi dan realita berbanding terbalik. Kamu memang membenciku, Raz.

Ternyata, itu bukanlah masalah pribadiku denganmu. Keesokan harinya, Tika dan Kariza tau akan hal itu. Mereka bertanya-tanya ada apa, lalu mereka juga bertanya apakah aku suka denganmu. Aku jawab tidak. Itu hanya iseng saja. Mereka juga bertanya bagaimana rasanya dikatakan seperti itu oleh Araz. Lagi-lagi aku menjawab biasa saja. Padahal aslinya, duuhhh sakit sekali. Bagaimana rasanya dibenci oleh seseorang yang kamu sayang? Iya, aku salah. Aku terima kamu katakan seperti itu, tetapi mengapa sampai separah ini? Namaku benar-benar hancur, Araz. Hancur lebur hanya karena tweet itu. Mereka berpikir aku mencari masalah dengan anak ketua komite. Ya mana aku tau kalau kamu anak ketua komite di sekolah kita. Lagipula, mau kamu anak ketua komite, anak kepala sekolah, anak guru agama, atau anak-anak yang lainnya, ya memang aku menyukaimu dan tidak ingin mencari masalah denganmu. Ini hanya salah paham.

Tika masih penasaran denganku yang tiba-tiba berbicara seperti itu denganmu. Ia terus bertanya apakah aku ada hubungan denganmu atau tidak. Ya, aku jawab tidak ada. Ia bertanya lagi apakah aku suka denganmu. Aku juga menjawab tidak. Karena jawabanku tidak memuaskan baginya, akhirnya ia bertanya padamu apakah kamu mengenalku atau tidak, aku ingat dan akan selalu ingat jawabanmu kala itu

“Oh, Emi? Yang kayak anjing itu ya?” Yeah, I’m like a dog and you are my shit.

Aku harus membencimu, Araz, seperti kamu membenciku.

          Setelah kejadian itu, aku benar-benar canggung kepada Tika. Untungnya, aku dekat dengan salah satu temanku yang bernama Tata. Dimulai dari lempar-lemparan boneka kuciran, sekarang kami akrab. Ia teman pertama yang dekat denganku. Akhirnya aku pindah duduk ke tempatnya, bertukar posisi dengan teman sebangkunya. Jadi, aku duduk dengan Tata di bangku deret keempat di barisan yang sama, sedangkan Tika duduk dengan teman sebangku Tata di kursiku yang kemarin.

          Sejak saat itu, aku benar-benar berusaha untuk membencimu. Untung kelas kita berjauhan, jadi kita jarang bertemu. Sekalinya bertemu, pasti sinis-sinisan. Kamu memberikan wajah yang sinis padaku, begitu pula aku. Namun, kenyataannya, tak ada setitik sinis yang aku berikan. Aku menyukaimu, bagaimana aku bisa sinis? Ini sangat menyiksaku, Raz. Seminggu sekali pun belum tentu bertemu, tetapi saat bertemu kita saling memberikan tatapan sinis. Sakit, tetapi tak ada yang bisa aku perbuat selain menjalankan drama ‘sok’ benci ini. Memang benar, lain di mata lain juga di hati.

          Hari kedua aku duduk dengan Tata, aku sangat bahagia. Baru kali ini aku benar-benar mendapatkan seorang teman yang nyambung. Di samping meja kami juga ada Kania yang duduk dengan Lita. Di belakang meja kami adalah Putra dan Ope. Di depan meja kami adalah Iwan dan Aryo. Sepertinya tak lama lagi aku akan berbicara tentang perasaanku padamu ke Tata. Anaknya cukup asik dan aku yakin ia takkan cepu. Aku dan Tata bermain kertas lipat. Tau gak? Yang kita lipat-lipat, terus ditulis di tengah-tengah antara lipatan dan kertas bawahnya, lalu pas kita luruskan, hanya titik titik yang ada di kertas. Di situ aku menulis makanan favorit, yaitu ‘bakso’, ‘pizza’, ‘tai ayam’. Minuman favorit ‘es teh’, ‘air comberan’, ‘es jeruk’. Lalu seterusnya sampai menulis pacar impian. Aku menulis ‘Dibay’ (Ini orang yang paling ngeselin di kelas.), ‘Geri’ (Kandidat raja MOS juga, lumayan lah.), ‘Araz’ Pasti aku menulis nama kamu di manapun aku bisa menulisnya. Lalu, Tata memilih titik-titik itu. Hasil yang ia dapatkan adalah Bakso, es jeruk, kandang kambing, ngambilin manga, dan Araz. Tiba-tiba, ia sangat gembira ketika pilihan terakhirnya adalah Araz.

          “Seneng banget, sih?” tanyaku sedikit heran.

          “Iya dong! Gue kan suka sama Araz!” bisiknya di telingaku.

....

Cobaan apa lagi ini?

Baru 2 bulan lebih loh aku menyukaimu, tetapi sangat banyak cobaan yang menimpaku. Benar firasatku pertama kali melihatmu itu tak enak. Baru awal saja sudah sesakit ini.

Ya Allah, jika menyimpan rasa pada Araz hanya membuatku sakit, lebih baik aku tak menyukaimu sama sekali. Tolong, hilangkan perasaan ini.

Aku tak mungkin bertengkar dengan teman dekatku yang baru saja aku kenal karenamu.

          Seiring waktu berjalan, aku tak bisa menutupi jika aku menyukaimu dengan Tata. Ia mengetahui bila aku suka denganmu karena tak sengaja menulis namamu di belakang bukuku. Entah mengapa, aku refleks menulis namamu. Di luar dugaanku bahwa Tata akan marah dan menjauhiku ternyata salah. Ia malah mendukungku menyukaimu. Ia jadi ada teman untuk mengobrol tentangmu, mencari info bersama, mengambil foto diam-diam bersama. That’s awesome and fun! Aku baru terpikir sekarang. Asik juga ya mempunyai teman yang suka dengan orang yang sama. Natia, Kania, dan Lita akhirnya juga tau. Hanya mereka-mereka saja yang tau.

          Kala itu, di kelasku terdapat kursi di sudut kanan belakang sendirian. Aku suka duduk di situ dan menatap seisi kelas. Andai saja kelasnya tidak dipisah, pasti aku bisa dengan jelas melihatmu sedang duduk di sana. Namun, kelas kita jauh sekali. Melihatmu dari kejauhan saja jarang. Sudah jarang lihat kamu, hampir sebulan lebih, tetapi rasa ini masih sama. Ingin rasanya aku berlari masuk ke kelasmu tanpa alasan, tetapi aku tak ingin melakukan tindakan bodoh lagi.

          “Ngapain sih, Mi? Liatin yang di corner aja.” ledek Natia.

          “Iya, kalo duduk di sini kenapa suka flashback sendiri ya? Sudut ke sudut. Pertama kali kita ketemu.”

          “Kayaknya gue punya lagu buat lo.” Ia mengambil ponselnya lalu menyetelkan lagu padaku.

Lagunya The Script – The Man Who Can’t Be Moved

Going back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag I'm not gonna move
Got some words on cardboard, got your picture in my hand
Saying, "If you see this girl can you tell her where I am?"

Some try to hand me money, they don't understand
I'm not broke I'm just a broken hearted man
I know it makes no sense but what else can I do
How can I move on when I'm still in love with you

'Cause if one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinkin' maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on our corner of the street
So I'm not moving, I'm not moving

Policeman says, "son you can't stay here"
I said, "there's someone I'm waiting for if it's a day, a month, a year"
Gotta stand my ground even if it rains or snows
If she changes her mind this is the first place she will go

'Cause if one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on our corner of the street
So I'm not moving, I'm not moving
I'm not moving, I'm not moving

People talk about the guy that's waiting on a girl
There are no holes in his shoes but a big hole in his world

Maybe I'll get famous as the man who can't be moved
Maybe you won't mean to but you'll see me on the news
And you'll come running to the corner
'Cause you'll know it's just for you
I'm the man who can't be moved
I'm the man who can't be moved

Keseluruhan liriknya memang tidak terlalu melambangkan keadaanku sekarang. Namun, some of the lyrics are on the point so much. "Going back to the corner where I first saw you.” Kelas kita memang ada di corner, kan? Ya gak corner banget sih. “Thinking maybe you’ll come back here to the place that we’d meet.” yeps, that’s why I’m always sit here and hoping you come back to this class, “And you’ll see me waiting for you on our corner of the class (ganti hehe).”, “How can I move on when I’m still in love with you?”, ‘I’m not moving”, 2 lirik itu gak usah ditanya apa hubungannya ya, hehe. Sudah sangat jelas. Jujur, memang ini yang aku rasakan jika duduk di kursi ini. Entah ada penunggunya mungkin. Penunggu yang tak bisa move on. Ya, aku yang selalu menunggu di situ, haha.

Sejak kemunculan lagu itu, tingkat kegalauanku terus bertambah sampai aku membuat satu buku curhatan tentangmu. Aku lupa apa saja isi dari buku tersebut karena buku itu hilang entah kemana. Yang pasti, aku menuliskan harapan-harapanku padamu.

Disapa Araz

Diucapin HBD sama Araz pas ulang tahun

Foto bareng Araz

Araz chat duluan

Araz minta maaf udah nyakitin

Araz peka kalo gue beneran sayang

Araz berubah jadi baik sama gue

Kurang lebih seperti itu. Kala itu sih, semua yang ada di situ terasa tidak mungkin dicapai. Ya, namanya juga harapan. Tidak ada yang pasti.

Ketika sedang maulid nabi, kami berkumpul di lapangan dan mengikuti kegiatan sampai habis. Kelas 79 pastinya berada di pinggir lapangan. Sebelah kelasku adalah perkumpulan ibu-ibu. Nah, waktu ketua komite disuruh memberikan sambutan, aku terus melihatnya. Mmmm, calon mertuaku? HAHAHA. Ustadnya meledek kalau Pak Fendi ini ganteng, kegantengannya 80%. Lalu aku membahas itu dengan teman di depanku, aku lupa siapa.

“Kegantengan bapaknya 80%, kegantengan anak terakhirnya 100% hahaha.”

Yang aku tau, kamu mempunyai 2 kakak. Kakak laki-laki yang berbeda 1 tahun, yaitu Ka Farit dan kakak perempuan yang entah berbeda berapa tahun, yaitu Ka Dalia.

          “Iya, Mi. Paham.”

          “Mana sih anaknya? Gak liat deh. Udah lama juga gak liat. Kan mau liat.”

          “Di ujung, Mi. 71 71.”

          “Jauh banget. Gak papa jauh, yang penting deket di hati, haha. Eh jauh sih. Jauh banget, haha.”

Lalu aku melihat ada seorang ibu yang melihat ke arahku dengan pandangan ingin tahu. Setiap aku berbicara tentangmu, pasti ia melihat ke arahku dan membuat aku risih.

          “Siapa sih ibu itu. Liatin gue mulu.”

          “Lo berisik kali, Mi. Diem apa diem.”

Sampai acara selesai, kepala sekolah menyuruh Pak Fendi dan istrinya maju ke panggung untuk berdansa bersama. Yang maju ke panggung adalah... ibu-ibu yang liatin aku dari tadi!

Shit! Itu ibumu? Yang dari tadi melihatku karena membicarakan tentangmu? OH MY GOD! HOW EMBARRASSED I AM! Gila! Ibumu itu melihat wajahku yang panik sambil tersenyum di panggung sana. ANNJIIIRRR. Takkan pernah lagi aku membicarakanmu di tempat umum.

Bicara tentang eskul, Tata masuk ke eskul PMR, sedangkan aku tadinya teater, tetapi keluar lagi karena jarang latihan. Tata sering mengajakku ikut PMR, namun aku tak tertarik dengan dunia medis. Lebih baik aku seperti Kania dan Natia, tidak ikut apa-apa, haha. Lita ikut cheers. Kalau Bila, aku lupa, tetapi sepertinya ia tak ikut apa-apa, padahal saudaranya si Afi ikut cheers. Hmm. Mantan anak cheers, gebetan anak cheers. Lalu kamu sendiri anak futsal. Futsal x cheers. Perpaduan sempurna ya. Kamu lagi dekat sama siapa ya? Keliatannya udah nyerah sama Tika. BTW, Tika akhirnya tau kalau aku dan Tata menyukaimu. Pastinya gara-gara kesalahan kami yang menyebut namamu keras. Teman bangku depanku dan belakangku juga tau. Ope dan Putra tau gara-gara kami main truth or dare, namun mereka asik. Aku takkan curiga pada mereka. Nah, yang aku takutkan adalah Iwan. Iwan itu eskul futsal bersamamu. Sebenarnya Iwan hanya tau aku yang menyukaimu karena namamu ada di mejaku. Lagipula, Tata tidak mau mengakui itu. Ya, mau bagaimana lagi. Kalau Iwan tau, aku bisa dapat informasi dari Iwan, kan?

Aku sangat dekat dengan Putra sekarang. Ada unsur nama kami yang sama, maka dari itu kami sering dijodoh-jodohkan. Putra juga sangat perhatian padaku. Selalu memarahiku kalau membeli teh kotak karena hampir setiap hari aku meminum itu. Meskipun aku sempat suka, aku masih menganggap perhatiannya itu sebagai teman.  Pokoknya, aku pernah menerima namanya di hatiku karena aku juga tidak melihatmu hampir 2 bulan ini. Lalu kamu juga sedang berpacaran, LDR sih, dengan seorang perempuan yang sangat cantik di sekolah lain, namanya Nafiyya. Seminggu aku berhasil move on kepada Putra. Seminggu. Pas seminggu. Setelah seminggu itu, rasa padamu kembali melekat pada jiwaku. Apalagi ketika Tika memberikan satu fotomu yang pertama kali aku dapatkan. Kamu sedang bermain biliar dengan baju berwarna biru muda. Sayang sekali, aku tak mempunyai fotomu itu karena saat itu, Tata berubah. Ia sedikit ‘menikung’. Tika mengirimnya pada Tata, namun Tata tidak pernah mengirim foto itu padaku. Banyak alasan yang ia berikan agar aku tak mendapatkan fotomu. Selain itu, diam-diam ia chatting denganmu. Ketika ketahuan olehku, ia malah menawarkan chat denganmu memakai BB-nya. Lebih baik aku add PIN BB kamu saja. Kita sudah baikan, kan? Sudah 3 bulan lebih masalah itu berlalu. 2 bulan sudah aku tidak melihatmu. Entah, setiap aku mau move on, barulah aku melihatmu. Jika aku tidak mau move on, aku tidak pernah melihatmu. Mungkin ditakdirkan untuk jangan move on kali ya? Setiap mau move on pasti ketemu mulu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Altitude : 2.958 AMSL
667      450     0     
Short Story
Seseorang pernah berkata padanya bahwa ketinggian adalah tempat terbaik untuk jatuh cinta. Namun, berhati-hatilah. Ketinggian juga suka bercanda.
Just a Cosmological Things
776      432     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Jikan no Masuku: Hogosha
3282      1202     2     
Mystery
Jikan no Masuku: Hogosha (The Mask of Time: The Guardian) Pada awalnya Yuua hanya berniat kalau dirinya datang ke sebuah sekolah asrama untuk menyembuhkan diri atas penawaran sepupunya, Shin. Dia tidak tahu alasan lain si sepupu walau dirinya sedikit curiga di awal. Meski begitu ia ingin menunjukkan pada Shin, bahwa dirinya bisa lebih berani untuk bersosialisasi dan bertemu banyak orang kede...
TENTANG WAKTU
1804      747     6     
Romance
Elrama adalah bintang paling terang di jagat raya, yang selalu memancarkan sinarnya yang gemilang tanpa perlu susah payah berusaha. Elrama tidak pernah tahu betapa sulitnya bagi Rima untuk mengeluarkan cahayanya sendiri, untuk menjadi bintang yang sepadan dengan Elrama hingga bisa berpendar bersama-sama.
Alex : He's Mine
2014      704     6     
Romance
Kisah pemuda tampan, cerdas, goodboy, disiplin bertemu dengan adik kelas, tepatnya siswi baru yang pecicilan, manja, pemaksa, cerdas, dan cantik.
Premium
Secret Love Story (Complete)
11121      1547     2     
Romance
Setiap gadis berharap kisah cinta yang romantis Dimana seorang pangeran tampan datang dalam hidupnya Dan membuatnya jatuh cinta seketika Berharap bahwa dirinya akan menjadi seperti cinderella Yang akan hidup bahagia bersama dengan pangerannya Itu kisah cinta yang terlalu sempurna Pernah aku menginginkannya Namun sesuatu yang seperti itu jauh dari jangkauanku Bukan karena t...
Chester Bennington: From Zero to Hero
531      354     0     
Short Story
Aku Chester Charles Bennington. Aku adalah pentolan grup band metal yang terkenal seantero dunia, Linkin Park dan juga penulis lagu. Ternyata perjuanganku hingga sukses tak seindah karierku saat ini. Banyak hal pahit yang kualami. Tak tanggung-tanggung aku pernah terjun ke barang haram! Penasaran dengan ceritaku? Baca saja kisahku!
Hatimu jinak-jinak merpati
526      345     0     
Short Story
Cerita ini mengisahkan tentang catatan seorang gadis yang terlalu berharap pada seorang pemuda yang selalu memberi kejutan padanya. Saat si gadis berharap lebih ternyata ...
the invisible prince
1510      807     7     
Short Story
menjadi manusia memang hal yang paling didambakan bagi setiap makhluk . Itupun yang aku rasakan, sama seperti manusia serigala yang dapat berevolusi menjadi warewolf, vampir yang tiba-tiba bisa hidup dengan manusia, dan baru-baru ini masih hangat dibicarakan adalah manusia harimau .Lalu apa lagi ? adakah makhluk lain selain mereka ? Lantas aku ini disebut apa ?
Salju yang Memeluk Awan [PUBLISHING IN PROCESS]
12197      1916     4     
Romance
Cinta pertamaku bertepuk sebelah tangan. Di saat aku hampir menyerah, laki-laki itu datang ke dalam kehidupanku. Laki-laki itu memberikan warna di hari-hariku yang monokromatik. Warna merah, kuning, hijau, dan bahkan hitam. Ya, hitam. Karena ternyata laki-laki itu menyimpan rahasia yang kelam. Sebegitu kelamnya hingga merubah nasib banyak orang.