Loading...
Logo TinLit
Read Story - Can You Love Me? Please!!
MENU
About Us  

"Pak Adrian tidak akan mengatakannya pada Ibuku kan, aku janji tidak akan bolos lagi pak"

Kata Mysha menatap Adrian penuh harap. Memikirkan Ibunya mengetahui bahwa hari ini ia tidak masuk dan malah keluyuran apalagi bersama seorang pemuda pasti ia bisa di bunuh oleh Ibunya. Belum lagi memukirkan hukuman apa yang akan diberikan oleh sang guru.

"Aku tidak akan mengatakannya"

Mendengar ucapan Adrian membuat semangat Mysha kembali pulih. .

"Benarkah! Pak Adrian memang..."

"Tapi kau harus menuruti seluruh perintaku sebagai gantinya"

"Orang yang paling baik"

Kata Mysha lirih. Senyum lebarnya langsung luntur saat mendengar perkataan Adrian yang memotong ucapannya tadi. Baru juga mau berterimakasih dan menganggap Adrian sangat baik namun terhenti setelah mendengar lanjutan perkataan Adrian. Sensei macam apa dia batin Mysha kesal Mengerucutkan bibirnya.

Adrian yang melirik Mysha melihat gadis itu sedang mengerucutkan bibirnya tersenyum namun sangat tipis sehingga Mysha tak dapat melihatnya. Mengetahui bahwa Mysha pasti sedang kesal dan tidak terlalu suka dengan ucapannya akhirnya ia kembali bertanya dengan nada mengejek.

"Apa kau tidak mau?"

"Tentu saja aku mau Guruku yang baik hati! Tapi sepertinya kebaikan Bapak berkurang detik ini"

Setelah melontarkan kalimatnya Mysha berjalan mendahului Adrian dengan hentakan kaki kesal tak memperdulikan Adrian yang masih menatapnya.

"Pak Adrian tidak berniat untuk singgah kan? Jadi aku duluan ya pak!!"

Mysha mengibaskan rambutnya dengan kesal kemudian berjalan memasuki rumahnya, saat sampai didepan pintunya ia membalikkan badannya dan melihat apakah Adrian sudah masuk rumahnya atau belum. Dan ternyata Adrian masih Setia menatap Mysha, Mysha yang ditatap jadi salah tingkah karena ketahuan bahwa walau sedang kesal ia masih saja memperhatikan Adrian.

"Kenapa Pak Adrian masih disitu? Menatap dengan intens lagi. Pak Adrian terpesona akan kecantikanku ya.."

"Maaf Nona tapi kau sama-sekali bukan tipeku"

Kata Adrian santai berbalik berjalan memasuki rumahnya meninggalkan Mysha yang terbengong tak percaya.

"Hah! Bukan tipenya? Isshh..awas saja dia, tidak akan lama lagi pasti pak Adrian akan klepek-klepek padaku! Huh"

Gumam Mysha dengan kepercayaan diri tingkat tinggi sambil membuka pintunya dan berjalan masuk.

"Aku pulanggg..."

"Selamat datang. Bagaimana sekolahmu?"

"Ehh..anuu itu..tentu saja sangat baik sekaligus menyenangkan Ibu"

"Hmm..lalu kenapa kau baru pulang"

"Ahh...itu karena...karena Pak Adrian memberikan pelajaran tambahan tadi"

"Benarkah? Baguslah kalau begitu aku akan berterima Kasih padanya nanti, karena sudah repot-repot membantumu dalam urusan belajar. Ibu yakin nilai UN mu nanti akan bagus"

Mati aku "hehehe...yaa begitulah ibu. Tapi sebaiknya Ibu tidak perlu repot begitu, biar aku yang mengatakannya pada Pak Adrian nanti"

"Ehh...kenapa? sekalian kan Ibu bisa bertanya tentang perkembanganmu"

"Tidak usah Ibu! Karena.. Hmm.. "

Mysha mulai berfikir apa yang akan dia katakan pada Ibunya. Agar untuk saat ini mereka tidak saling bertemu. Bisa sajakan Adrian malah memberi tahu Ibunya. Walaupun ia tau pak Adrian pasti akan menepati janjinya tapi tetap saja kan.

"Ahh.. Aduhh.. Aku capek sekali habis belajar sepanjang hari, Ibu aku minta maaf mungkin lain kali kita bicara yaa.. Aku lelah"

Karena tidak tau mau mencari bahan yang cocok akhirnya Mysha melancarkan rencana B nya yaitu menghindar dari sang Ibu dengan alasan capek. Mysha tersenyum kepada Ibunya kemudian berjalan melewati Sang Ibu dan segerah naik kekamarnya dengan cepat.

"Haaa...hampir saja"

Helaan nafas Mysha diikuti dengan tubunya yang dijatuhkan keatas kasur.

"Sebaiknya aku pergi mandi"

Lanjutnya setelah beberapa saat tiduran dikasur. Berjalan kearah mejanya yang berada didekat jendela, menaruh tasnya kemudian berniat berjalan mengambil handuknya namun terhenti saat melihat Adrian diseberang rumahnya sedang fokus pada lembaran kertas diatas meja dekat jendelanya entah apa yang ia kerja. Yang pasti berkaitan dengan pekerjaan sekolah.

"Eehh...itu Pak Adrian. Jadi selama ini kamar Pak Adrian berada tepat diseberang kamarku...aduh ini yang dinamakan takdir!!" Gumam Mysha senang berjalan mendekat kearah jendela kamarnya.

"Aduh bagaimana supaya Pak Adrian bisa melihatku? Mysha ayo berfikir...berfikir...hmmm..aha!..aku tau!"

Mysha dengan cepat berjalan kearah mejanya membuka laci yang ada disana dan mengambil sesuatu didalamnya.

"Kau memang jenius Mysha. Tidak sia-sia aku membeli ini"

Memuji dirinya sendiri kemudian kembali menuju jendela dan menggeser kaca yang menjadi penghalang udarah dingin masuk. Menyalakan senter kecil yang berada ditangannya kemudian menyenter wajah Adrian. Sedangkan ditempat Adrian yang merasa terusik dengan cahaya yang menggangu kegiatannya menolehkan wajahnya kesamping dan yang ia lihat sekarang adalah Mysha yang tersenyum lebar sambil melambai-lambaikan tangannya.

Adrian menatap heran Mysha yang sedang mengambil kertas dan menulis sesuatu di kertas itu. KITA MEMANG DITAKDIRKAN BERSAMA. Tulis Mysha pada kertas atau lebih tepatnya buku gambar itu dengan tulisan super besar agar Adrian dapat melihatnya. Menunjukkan pada Adrian dengan senyum cerah yang terpancar diwajahnya cantiknya.

"Dasar" gumam Adrian tersenyum tipis kemudian melakukan hal yang sama dilakukan Mysha. Mengambil kertas yang berada didepannya ikut menulis sebuah rangkaian kalimat. SEBAIKNYA KAU BELAJAR, AKU AKAN BERTANYA PADAMU BESOK. Tulis Adrian kemudian menunjukkan pada Mysha.

Melihat apa yang ditulis Adrian membuat senyumannya hilang terganti dengan muka kesal. Ia kembali mengambil kertas dan spidol dan kembali menulis. MYSHA.A12 PASTI PAK ADRIAN INGIN ID LINEKU KAN JADI AKU KASIH. Mysha kembali mengangkat kertas yang sudah ditulisinya.

Adrian hanya mendengus namun tetap menulis id line yang diberikan Mysha. Setelah menulis ia kembali menatap sakura yang teryata sudah menaikkan kertasnya kembali.
PAK ADRIAN TUNGGU YA AKU DIPANGGIL IBUKU. Adrian yang melihatnya mengangkat tangannya dan mengisyaratkan untuk cepat pergi menemui Ibunya.

Setelah menganggukan kepalanya Mysha kemudian berlari keluar kamarnya tak lupa dengan ciuman jauh yang diberikan pada Adrian sebelum ia beranjak dari sana. Sedangkan Adrian melebarkan senyumnya setelah Mysha tak terlihat lagi olehnya. Entah mengapa ia sangat senang apabila bertemu Mysha.

***


"Ada apa Ibu?"

"Ibu mau membawa ini ke rumah Adrian dulu sebagai tanda terima kasih. Tolong jaga masakan ibu ya"

“Biar aku saja Ibu!!”

“Ehh...bukannya kau lelah habis belajar, tak apa kau istirahat saja biar Ibu yang membawakannya”

“Tidak apa-apa Ibu. Aku sudah tidak lelah lagi, biar aku saja Ibu! Ibu yang seharusnya istirahat”

“Baiklah kalau begitu. Ini samapaikan salam dan ucapan terima kasih ibu ya”

“Siap Bos! Kalau begitu aku ganti baju dulu ya bu”

Mysha langsung mengambil kotak yang berada ditangan Ibunya kemudian berjalan cepat menuju kamarnya.

"Kyaaa..aku akan kerumah Pak Adrian! Aku harus memakai baju bagus nih"

Gumamnya berjalan kearah lemari pakaiannya kemudian memilih-milih pakaian terbaiknya. Setelah sekian lama memilih akhirnya ia menemukan yang cocok. Memakainya dan bejalan menuju cermin besar yang tak jauh darinya menatap dirinya kemudian tersenyum.

Sepertinya baju yang ia pilih sudah cocok. Dengan cepat berbalik mengambil kotak berisi kue yang ia taruh dimejanya tadi berjalan keluar kamarnya

"Kau mau kemana?"

“Mau kerumah Pak Adrian lah bu”

“Kau seperti mau pergi jalan-jalan saja, rumah Adrian kan cuman beberapa langkah dari sini”

"Ibuku yang cantik, biarkan anakmu ini terlihat cantik didepan Pak Adrian yang Ganteng"

"Haa...terserah kau lagipula mungkin kau hanya akan berdiri diluar rumahnya"

“Ibu jangan bicara begitu dong. kalau begitu aku pergi dulu Bu"

"Hmm"

Setelah pamit Mysha kemudian berjalan keluar rumahnya dan berjalan kearah rumah Adrian. Tak sampai 2 menit Mysha telah sampai tepat didepan pintu rumah Adrian. Mengecek sesaat penampilannya sebelum menekan tombol bel didepannya.  

Tingg...toongg..tiingg...

Lama menunggu dan tak sabar kembali bertemu Adrian. Mysha terus menekan tombol bel hingga sang pemilik membukannya.

Krieett


Pintu rumah Adrian terbuka dan menampilkan wajah kesal pemuda tersebut sepertinya ia terganggu dan sangat kesal akibat ulah gadis didepannya yang sekarang tersenyum lebar menatapanya. Menelusuri penampilan Gadis itu dari atas hingga bawah. Sepertinya gadis itu tadi tak berpakaian seperti ini. Namun tak ingin memikirkannya ia kembali menatap Mysha.

"MY DESTINY" Teriak Mysha girang tak lupa dengan senyuman cerahnya yang tak pernah luntur. Membuat Adrian hanya menatapnya malas menghafal bagaimana sifat gadis didepannya itu.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Pak Adrian tidak membiarkanku masuk? Seharusnya Bapak mempersilahkan tamunya masuk kerumah iya kan"

"langsung saja apa yang kau inginkan"

"Aiissh.. Baikalah TADAAA, ini pemberian dari Ibuku sebagai tanda terima Kasih karena sudah mengajarku dengan baik" Kata Mysha bersemangat setelah memperlihatkan kotak makanan yang ia sembunyikan dibelakangnya sedari tadi.

"Hn...terima kasih...kau boleh pulang sekarang, jangan lupa belajar"

Setelah mengambil kotak kue yang berada ditangan Mysha dan mengucapkan terima kasih Adrian kemudian berniat kembali menutup pintu rumahnya namun ditahan oleh tangan Mysha yang sekarang telah memegang pintu rumah Adrian.

"TUNGGU PAK ADRIAN! Pak Adrian tidak mempersilahkanku masuk? Aku hanya berdiri disini tidak masuk? Padahal aku sudah ganti baju demi Pak Adrian"

Kata Mysha cemberut sambil menatap sepatunya. Adrian yang melihat tingkah lucu Mysha hanya dapat menahan senyum gelinya. Setelah beberapa saat Adrian kembali berusha bersifat cuek dan tak peduli.

"Itu bukan urusanku"

"Eeehh...JAHAT!! Pak Adrian tidak tau berapa besar perjuangnku kesini...hikss..."

Mysha langsung mengangkat kepalanya menatap Adrian sekilas kemudian ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya berpura-pura menangis.

"Memang berapa besar perjuanganmu hmm?"

"Hikss...SANGAT BESAR PAK...hikss"

"Benarkah..aku kira kau hanya berjalan beberapa langkah kesini, lihat rumah kamu hanya disebelah rumahku. Apa itu yang disebut perjuangan?"

"Hikss...Pak Adrian tidak tau ya kalau langkahku untuk berjalan kerumah Bapak itu sangat berharga tau hikss. Huuff..lagipula udaranya semakin dingin, apa sensei tetap tidak mau membiarkanku masuk? Hikss..kasihanya aku hiks..hiks..hiks.."

Adrian hanya menatap Mysha yang masih saja berpura-pura menangis jika terus begini bisa jadi ia akan dituduh yang tidak-tidak. Ia akhirnya hanya dapat menghelah nafas dan menyuruh gadis didepannya masuk

"Aktingmu sangat bagus bocah. Jika kau ingin masuk, masuklah kalau tidak mau sil.."

Mysha yang mendengar perkataan Adrian mendadak berhenti menangis kemudian langsung mengangkat kedua tangannya keatas dengan gembira sambil tersenyum lebar.

"Jika pak Adrian memaksa, baiklah aku masuk ya..permisi"

Kemudian dengan cepat mendorong tubuh Adrian dan  berjalan memasuki rumah pemuda didepannya. Sedangkan Adrian yang masih berdiri memegang pintunya terus menatap punggung Mysha yang berjalan mendahuluinya dengan senyum yang jarang di perlihatkan nya.

"Pak Adrian silahkan masuk jangan sungkan"

Lanjut Mysha yang berbalik menatap Adrian yang masih Setia berdiri ditempatnya. Sambil melambai-lambaikan tangannya dengan semangat pada Adrian tak lupa dengan senyum lebarnya yang masih Setia menghiasi wajah cantiknya.

"Dasar"gumam Adrian tersenyum menutup pintunya kemudian berjalan mengikuti Mysha yang sudah kembali berjalan didepannya.

***


Mysha yang baru masuk kedalam rumah Adrian langsung berjalan melihat seluruh isi rumah Adrian tanpa sungkan. Layaknya Mysha sudah sering kesini.

"Apa Pak Adrian tinggal sendiri?"

"Hn"

Mysha langsung berhenti melihat-lihat isi rumah Adrian kemudian menatapnya dengan cemberut karena perkataan Adrian yang membingungkan bagi untuknya. Melipat kedua tangannya didepan dada sambil menatap Adrian yang juga sekarang sedang menatapnya heran.

"Hn, itu apa Pak Adrian? Iya atau tidak"

"Iya Mysha Adreena Putri, aku tinggal sendiri"

"Benarkah!  Apa Pak Adrian tidak kesepian? Dan lagi apa Pak Adrian tidak takut?"

"Tidak"

"Waahh..Pak Adrian hebat tidak merasa kesepian dan takut kalau aku jadi Pak Adrian aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidup yang akan kulewati"

Gumam Mysha kembali melanjutkan acara melihat-lihatnya meninggalkan Adrian yang sedang memerhatikan setiap gerakannya.

"Hn"

Jawab Adrian lirih dan tentu Mysha tak dapat mendengarnya. Adrian hanya menatap Gadis yang tiba-tiba masuk dalam hidupnya. Membuat kerusuhan dimana-mana, membuat hidupnya perlahan berubah. Ya memang ia sama sekali tidak takut hanya dengan tinggal dirumah ini. Ia tidak takut akan makhluk halus seperti Mysha ia hanya takut jika dirinya kembali kesepian. Mungkin jika Mysha tidak ada ia juga tak dapat memikirkan apa yang akan terjadi padanya. Bisa saja ia akan stres berat atau bahkan mengakhiri hidupnya. Seperti yang sering dilakukannya dulu.

"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu ya Pak Adrian, sudah larut malam"

Pamit  Mysha setelah puas melihat isi rumah Adrian dan mengetahui jam sudah menunjukkan bahwa malam semakin larut. Berniat berjalan kearah pintu keluar namun terhenti saat tangan kekar mengganggam tangannya erat.

"Ehh.. Ada apa Pak Adrian? Aku tidak mengambil apapun. Sumpah!"

Lanjut Mysha panik membuat Adrian baru menyadari apa yang dilakukannya dengan segera melepaskan tangannya kemudian berpikir apa yang akan diucapkannya. Entah kenapa ia merasa ingin Mysha selalu berada disisinya menemaninya. Ia merasa senang jika ada gadis itu disampingnya, merasakan kehidupan yang sebenarnya. Entahlah ia tidak mengerti. Setelah lama berfikir ia akhirnya mengetahui apa yang akan diucapkannya ia kemudian menyeriangai menatap menatap Mysha.

"Kau tidak lupakan dengan hukumanku"

"Apa..apa? Memang aku dapat hukuman? Sejak kapan?"

"Kau tidak ingat? Atau pura-pura tidak ingat?"

Mysha kemudian berfikir. Apa yang telah membuatnya bisa dihukum? Kapan ia dihukum? Dan akhirnya Ia kembali mengingat kejadian tadi  saat dimana dirinya bolos bersama Gilang.  dengan cepat ia tersenyum lebar, sebaiknya Ia berpura-pura lupa saja.

"Hmm...sepertinya Pak Adrian salah ingat deh.."

"Tepat pada pukul 16:20 hari rabu di perempatan jalan kau dan Gilang baru pulang setelah seharian bolos bersama. Ahh...bagaimana jika ibumu tau soal ini yaa.."

“AHAA...hahahaha..aku baru ingat, maafkan aku Pak Adrian! Hmm...tapi hukumanku bisa di cansel gak?”

"Tidak!”

“Ckk..yaudah apa hukumannya Pak Adrianku”

"Bagus! Nah mulai besok dan seterusnya setiap pagi kau harus datang membangunkanku dan menyiapkan sarapan. sepulang sekolah kau harus bersihkan rumah ini dan siapkan makan dan kau kuajar disini saja kemudian malam kau menyiapkan makan malamku. "

"EEHHH... itumah namanya perbudakan lagipula kalau pagi aku harus berangkat sekolah Pak Adriaaannn... Mana sempat aku melakukannya. Lagipula mamaku pasti gak setuju!"

Mendengar alasan Mysha dengan cepat Adrian mengambil ponsel yang terletak tak jauh darinya lalu menghubungi seseorang. Membuat Mysha menatap sang Guru heran.

“Begini Tante mulai besok dan seterusnya sepertinya Mysha akan lebih banyak menghabiskan waktu dirumahku untuk keperluan perkembangan Mysha dan persiapan Unnya. Gak apa-apa kan Tante?”

Setelah mengatakan hal tersebut Adrian kemudian memencet tombol speaker dan mengarahkannya pada Mysha.

“Ohhh...tentu saja dong, yaudah didik Mysha yang benar ya nak Adrian”

“Tentu tante”

ohh..iya Mysha kan ada disana kamu sekalian tanya dia”

“Belum tante”

“Ahhh..Kamu tanya aja dia, kalau tidak mau biar tante yang urus ok”

“Iya tante kalau begitu aku beritahu Mysha dulu ya tante”

“iya sayang”

Klikk..

Setelah ponselnya mati dan Puas dengan apa yang didengar Adrian ia kemudian menatap Mysha dengan senyum mengejek sedangkan Mysha hanya menatap tidak percaya. Habis sudah, ia tak memiliki alasan lagi. Terpaksa ia harus menuruti permintaan pemuda didepannya.

"Dan lagi, kau tak perlu khawatir jika kau akan terlambat kesekolah karena menyiapkan sarapan untukku. Kau tinggal bangun pagi mandi ganti baju dan sarapanlah disini dan aku akan mengantarmu kesekolah jadi kau tidak akan telat"

"Tapiiii... Pak Adriannn... Nanti aku dilihat murid sekolahan...dan kalau dilihat fans Bapak nanti aku dibunuh oleh mereka"

"Tenang saja aku akan menurunkanmu saat akan sampai sekolah. Mudahkan?"

"Aaiiss.. Terserah Pak Adrian! Inimah namanya perbudakan tapi tak apalah lagipula aku akan bertemu calon suami setiap hari. Tapi tetap saja ini namanya perbudakan aku akan tersikasa tapi... Ahhhh sudahlah aku pusing. Terserah.. Aku mau pulang selamat malam Pak Adrianku, mimpikan aku yaa"

ini akan jadi sangat menarik batin Adrian tersenyum melihat Mysha yang sekarang sudah berjalan keluar rumahnya setelah mendengar pintu tertutup barulah ia berjalan keluar rumahnya dan mengunci pintunya. Kemudian kembali berjalan kearah kamarnya sambil tersenyum lebar.

***


"Ahh...dingin...dingin.. "

Kata Mysha menutup pintunya sambil memeluk tubuhnya yang kedinginan.

"Eehh...kau sudah pulang Mysha, bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana Ibu? "

"Apa yang dikatakan Adrian? "

"Makasih"

"Hanya itu? Ohiya kau belajar dirumah Adrian mulai besok yaa"

"Iya aku tau!"

"Baguslah kalau begitu. Apakah.."

"Aahhh...ibu aku kedinginan aku mau masuk kamar dulu ya, tidur selamat malam ibu"

Kata Mysha berjalan melewati Ibunya yangs edang menatapnya heran.

"Ada apa dengannya?"Tanya Ibu sakura pada dirinya sendiri kemudian dengan cepat kembali bertanya sebelum sang putri tak terlihat lagi.  

"Kau tidak lapar?" lanjutnya bertanya pada sang putri. Mumpung ia sedang memasak banyak.

"Sudah kenyang"

"Memangnya kau sudah makan? Kau makan apa?"

"Makan angin"

"Memangnya angin bisa dimakan dan membuat kenyang?"

"Bisa Ibu,  jika Ibu menikmatinya maka angin itu akan sangat enak. Cobalah sendiri Ibuku sayang"

"Memangnya aku gila" Gumam Ibu Mysha menatap heran sang putri yang bebicara aneh. Dan akhirnya hanya mengangkat bahu dan berjalan kembali kedapur.

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • dilanwilya

    ceritanya lucu bangettt...aku suka.
    lanjutannya ditunggu terus

    Comment on chapter Datangnya cinta?
  • dilanwilya

    Hahaha... Myshanya kegatelan

    Comment on chapter Pertemuan
  • dilanwilya

    nice

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Kainga
1153      680     12     
Romance
Sama-sama menyukai anime dan berada di kelas yang sama yaitu jurusan Animasi di sekolah menengah seni rupa, membuat Ren dan enam remaja lainnya bersahabat dan saling mendukung satu sama lain. Sebelumnya mereka hanya saling berbagi kegiatan menyenangkan saja dan tidak terlalu ikut mencampuri urusan pribadi masing-masing. Semua berubah ketika akhir kelas XI mereka dipertemukan di satu tempat ma...
Dont Expect Me
517      391     0     
Short Story
Aku hanya tidak ingin kamu mempunyai harapan lebih padaku. Percuma, jika kamu mempunyai harapan padaku. Karena....pada akhirnya aku akan pergi.
Melawan Tuhan
2861      1084     2     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...
Ruang Suara
188      130     1     
Inspirational
Mereka yang merasa diciptakan sempurna, dengan semua kebahagiaan yang menyelimutinya, mengatakan bahwa ‘bahagia itu sederhana’. Se-sederhana apa bahagia itu? Kenapa kalau sederhana aku merasa sulit untuk memilikinya? Apa tak sedikitpun aku pantas menyandang gelar sederhana itu? Suara-suara itu terdengar berisik. Lambat laun memenuhi ruang pikirku seolah tak menyisakan sedikitpun ruang untukk...
Without Guileless
1145      658     1     
Mystery
Malam itu ada sebuah kasus yang menghebohkan warga setempat, polisi cepat-cepat mengevakuasi namun, pelaku tidak ditemukan. Note : Kita tidak akan tahu, jati diri seseorang hingga kita menjalin hubungan dengan orang itu. Baik sebuah hubungan yang tidak penting hingga hubungan yang serius
Rela dan Rindu
8719      2224     3     
Romance
Saat kau berada di persimpangan dan dipaksa memilih antara merelakan atau tetap merindukan.
Can You Be My D?
79      73     1     
Fan Fiction
Dania mempunyai misi untuk menemukan pacar sebelum umur 25. Di tengah-tengah kefrustasiannya dengan orang-orang kantor yang toxic, Dania bertemu dengan Darel. Sejak saat itu, kehidupan Dania berubah. Apakah Darel adalah sosok idaman yang Dania cari selama ini? Ataukah Darel hanyalah pelajaran bagi Dania?
Pensil Kayu
390      261     1     
Romance
Kata orang cinta adalah perjuangan, sama seperti Fito yang diharuskan untuk menjadi penulis buku best seller. Fito tidak memiliki bakat atau pun kemampuan dalam menulis cerita, ia harus berhadapan dengan rival rivalnya yang telah mempublikasikan puluhan buku best seller mereka, belum lagi dengan editornya. Ia hanya bisa berpegang teguh dengan teori pensil kayu nya, terkadang Fito harus me...
Konfigurasi Hati
459      326     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angka—rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logika—karena hati pun punya rumusnya sendiri.
API DI DEPAN MATA
525      372     0     
Short Story
cerita ini menceritakan kisah seorang anak yang bekerja untuk membantu ibunya untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya, dirinya harus bertahan sementara kakaknya selalu meminta uang dari ibunya.